Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI: SIKLUS KONVERSI

Disusun oleh :

Oktavia Safitri (C1C017043)

Shafira Khairunisa (C1C017075)

Dhita Krisdarmayanti (C1C017086)

Dosen Pengampu : Irwansyah, DR.,SE, M.Si. Ak., CA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Sistem informasi: Perspektif Akuntan”.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak menemui kendala, tapi kendala tersebut
dapat penulis atasi karena dapat masukan yang berarti dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu Dr. Irwansyah, M.Si, Ak, CA selaku dosen
Sistem Informasi Akuntansi, kepada orang tua serta kepada teman-teman yang telah membantu
penulisan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri.

Bengkulu, oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

I.I Latar Belakang 4


I.II Rumusan Masalah 4
I.III Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5

II.I Pengertian 5
II.II Jenis siklus konversi 8
II.III Pembelian dalam lingkungan tradisional
II.IV Kegiatan pokok siklus konversi 10

BAB III PENUTUP 16

III.I Kesimpulan 16
III.II Saran
III.III Pertanyaan 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang
begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan dituntut
untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan
eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk
membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi
yang akurat, relevan dan tepet waktu sehingga keputusan yang tepat dapat dibuat yang
disesuaikan dengan system informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan
demikian, pengelolaan system informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan.Oleh karena bentuk operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran sistem
informasi akuntansi juga beragam bentuknya.
Misal suatu perusahaan manufaktur akan memerlukan sistem informasi akuntansi yang dapat
menghasilkan informasi biaya produksi dan besarnya harga jual produk, jenis produk, kuntitas
dan kualitas produk, biaya-biaya yang berhbungan dengan produk misal biaya pembelian bahan,
biaya transportasi pengantaran, dan sebagainya.
Sistem informasi juga diperlukan dalam pengadaan bahan baku untuk kelancaran proses
pembelian bahan baku dari pemasok serta kepada pembeli. Prosedur pembelian bahan baku
melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar pelaksanaan pembelian
bahan baku dapat diawasi dengan baik. Salah satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan
dalam prosedur pembelian bahan baku adalah lemahnya pengendalian intern pada sistem dan
prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka setiap
perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian
intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi perusahaan.
Lingkup (scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk tujuan
akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas dan
tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen.Menurut Bodnard dan
Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia
dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.Menurut Baridwan (1996:4)
sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
menggolongkan, mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan
untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan
kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ). Untuk tujuan eksternal biasanya
didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh otoritas. Misal penyajian laporan keuangan untuk
publik, sehingga dibutuhkan sistem informasi akuntansi keuangan.
Sebaliknya manajemen sering pula membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi

4
akuntansi manajerial.Dalam pembahasan ini akan di bahas tentang salah satu dari empat siklus
transaksi dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat kegiatan bisnis.
I.II Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
1.Bagaimana gambaran tentang siklus konversi yang berpengaruh terhadap sistem informasi
suatu bisnis
2.Bagaimana proses dalam siklus Produksi
3.Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan berbisnis di kelas dunia?
4.Bagaimana mengatasi masalah- masalah yang dihadapi selama proses bisnis berjalan?

I.III Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1.Memahami tentang gambaran siklus konversi secara keseluruhan
2.Memahami proses-proses yang ada dalam siklus produksi
3.Mengerti tentang hal apa saja yang mempengaruhi keberhasilan bisnis kelas dunia
4.Mengerti tentang solusi masalah-masalah yang dihadapi selama bisnis berjalan

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.I PENGERTIAN SIKLUS KONVERSI

Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan
data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input, seperti bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997).

Siklus konversi berisi transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang atau
pelayanan dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah bahan, tenaga kerja,
dan ongkos eksploitasi.

PERUSAHAAN KELAS DUNIA

Perusahaan kelas dunia adalah perusahaan yang telah mencapai standar tinggi dan telah mengalami
perubahan fundamental dari bentuk serta manajemen tradisional. Mencapai kelas dunia membawa
implikasi signifikan bagi akuntansi dan sistem informasi akuntansi. Inforrnasi tradisional tidak cukup
mendukung kebutuhan kelas dunia, sehingga perusahaan ini membutuhkan berbagai metode
akuntansi baru dan sistem informasi baru yang:

1.Menunjukkan apa saja hal yang menjadi perhatian pelanggan ( seperti kualitas dan layanan)

2.Mengidentifikasikan berbagai produk yang menguntungkan

3.Mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan

4.Mengidentifikasikan berbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk

5.Mendorong adopsi aktivitas serta proses bernilai tambah dalam perusahaan dan mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah

6.Secara efisien mendukung berbagai pengguna melalui informasi keuangan dan nonkeuangan

LINGKNGAN MANUFAKTUR TRADISONAL

Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem: sistem produksi dan sistem akuntasi biaya.
Sistem Produksi(production system) melibatkan perncanaan, penjadwalan, dan pengendalian
produk fisikdi sepanjang proses produksi. Sistem Akuntansi Biaya(cost accounting
system) memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi.

C.SISTEM PRODUKSI

6
Tergantung dari produk yan diproduksi, perusahaan menggunakan salah satu dari berbagai metode
produksi berikut ini:

Pemrosesan berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian yang


berkelanjutan berbagai produk standar. Biasanya, dibawah pendekatan ini perusahaan
mencoba menyimpan persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan untuk
memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Perkiraan penjualan bersama dengan informasi
tingkat persediaan saat ini adalah pemicu proses ini.

Pemrosesan batch menghasilkan bebagai kelompok (batch) yang berbeda. Tiap barang
dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Ini
adalah metode produksi yang paling umum. Metode ini digunakan untuk memproduksi
berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan komputer.

Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang berbeda


sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan penjualan, bukan oleh
tingkat persediaan yang menurun.

A. DOKUMEN DALAM PEMROSESAN BATCH

Berbagai dokumen yang memicu serta mendukung aktivitas batch, antara lain:

Prakiraan penjualan (sales forecast) menunjukkan perkiraan permintaan barang jadi


perusahaan dalam suatu periode tertentu. Fungsi pemasaran biasanya menghasilkan
perkiraan permintaan tahunan berdasarkan produk.

Jadwal produksi (production schedule) adalah rencana dan otorisasi formal untuk memulai
produksi. Dokumen ini menjelasakan berbagai produk yang akan dibuat, jumlah yang akan
dirpoduksi dalam tiap batch, serat jadwal produksi untuk memulai serta menyelesaikan
produksinya.

Daftar kebutuhan bahan baku ( bill of material-BOM) yang menspesifikasikan berbagai jenis
dan jumlah bahan baku serta berbagai subperakitan yang digunakan dalam memproduksi
sebuah unit barang jadi. Kebutuhan bahan baku untk seluruh batch ditetapkan dengan
mengalikan BOM denganjumlah barang dalam batch.

Lembar proses kerja (route sheet) menunjukkan alur produksi suatu batch produk yang
harus didikuti selama proses produksi. Secara konseptual lembar proses kerja ini sama
dengan BOM.

Perintah kerja, atau perintah produksi (work order/production order) dibuat berdasarkan
BOM dan lembar proses kerja untuk menspesifikasikan bahan baku dan produksi (mesin,
perakitan, dll) untuk tiap batch.

7
Lembar perpindahan (move ticket), mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiaptempat kerja
serta mengotorisasi perpindahan pekerjaan atau batch dari satu tempat kerja ke tempat
berikutnya.

Permintaan bahan baku (material requistion) mengotorisasi karyawan gudang untuk


mengeluarkan bahan baku (dan superakitan) ke orang-orang atau tempat kerja dalam
proses produksi.

B. PROSES PRODUKSI BATCH

Tahap ini melibatkan dua prosedur: spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku dan
operasional (materials and operations requirement)serta penjadwalan produksi.

Membuat kebutuhan bahan baku untk sebuah batchdalam perincian produk tertentu adalah
menganalisis apa yang dibutuhkan dibandingkan apa yang tersedia dalam persediaan bahan baku.
Determinan utama untuk permintaan bahan baku dan kebutuhan operasioanl adalah prediksi
penjualan, laporan status persediaan, dan spesifikasi teknis untuk barang jadi.

Ketika memproduksi batch yang nonstandar atau produk yang berdasar pesanan spesifikasi bahan
baku dan operasi bisa saja jadi sangat penting karena kebutuhan analisis terperinci yang dibutuhkan
untuk membuat BOM dan lembar proses kerja. Hal lain yang juga dihasilkan dari tahap perencanaan
dan pengendalian produksi adalah permintaan pembelian (jika dibutuhkan) untuk tambahan bahan
baku.

Prosedur kedua yang dilakukan di bawah tahap perencanaan dan pengendalian produksi adalah
penjadwalan produk. Jadwal untuk operasi produksi tersebut dibuat oleh staf administrasi
penjadwalan produk dan didasarkan pada informasi yang diberikan dalam BOM serta lembar proses
kerja. Perintah kerja, lembar perpindahan, dan permintaan bahan baku yang dibuat oleh staf
administrasi bagian penjadwalan tersebut berpindah melalui berbagai tempat kerja sesuai dengan
lembar proses kerjanya.

Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf gudang sebagai ganti
dari permintaan bahan baku. Sebagai bukti bahwa tahap produksi ini telah selesai, sebuah salinan
dari lembar perpindahan dikirimkan kembali ke bagian perencanaan dan pengendalian produksi
untuk memperbarui file perintah kerja terbuka. Setelah menerima lembar perpindahan
terakhir, file perintah kerja terbuka akan ditutup. Sdperti yang dapat diperkirakan, tempat kerja juga
memiliki peran penting dalam pencatatan biaya jam kerja tenaga keja, pekerjaan ini ditangani oleh
para supervisor.

Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian perseidaa, yang memiliki 3 fungsi
penting dalam proses produksi:

Memicu keseluruhan proses dengan menyediakan laporan status persediaan bahan baku
dan barang jadi bagi perencanaan dan pengendalian produksi.

8
Personel bagian pengendalian persediaan secara terus menerus terlibat dalam
pembaruan record persediaan bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku,
permintaan tambahan bahan baku, dan lembar pengembalian bahan baku

Setelah menerima perintah kerja dari tempat kerja yang terakhir, bagian pengendalian
persediaan akan mencatat produk yang jadi dalam record persediaan barang jadi

C. MODEL EOQ

Tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk meminimalkan biaya persediaan dengan tetap
memastikan bahwa terdapat persediaan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan
saat ini. Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah model jumlah
pesanan ekonomi (economic order quantity). Akan tetapi model EOQ didasarkan pada asumsi yang
tidak selalu mencerminkan kenyataan ekonomi.

Tujuan dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan. Parameter penting dalam model
ini adalah biaya penggudangan dan biaya pemesanan. Figur dibawah ini menggambarkan hubungan
antara berbagai biaya ini dengan jumlah pesanan. Ketika jumlah pesanan naik, jumlah kegiatan
pemesanan menurun, hingga menyebabkan biaya total per tahun untuk memesan menurun. Akan
tetapi, ketika jumlah yang dipesan naik, rata-rata persediaan yang dimiliki akan naik,hingga
menyebabkan biaya penggudangan persediaan tahunan total akan naik.

Persamaan berikut ini digunakan untuk menghitung EOQ

Dimana:Q = jumlah pesanan ekonomi

D = permintaan tahunan dalam unit

S = biaya tetap untuk memasukkan tiap pesanan

H = biaya menyimpan atau penggudangan per unit per tahun

Titik pemesanan ulang (reorder point-ROP) biasanya dihitung sebagai berikut:

ROP = I X d

dengan : I = waktu tunggu

d = permintaan harian (permintaan total/jumlah hari kerja)

9
3.SISTEM AKUNTANSI BIAYA

Subsistem akuntansi biaya dalam siklus konversi mencatat berbagai pengaruh peristiwa yang terjadi
dalam proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi produksi dimulai ketika bagian
perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan dari perintan kerja yang asli ke bagian
akuntansi biaya.

Ketika bahan baku dan tenaga kerja ditambahkan di sepanjang proses produksi,berbagai dokumen
yang mencerminkan peristiwa-peristiwa ini mengalir masukke bagian akuntansi biaya. Penerimaan
lembar perpindahan yang terakhir untuk suatu batch menandakan selesainya proses produksi.

4.PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TRADISIONAL

A.OTORISASI TRANSAKSI

Berikut ini menjelaskan prosedur otorisasi transaksi dalam siklus konversi:

Dalam lingkungan manufaktur tradisional, aktivitas produksi diotorisasikan oleh bagian perencanaan
dan pengendalian produksi melalui perintah kerja yang formal. Dokumen ini mencerminkan
kebuthan produksi, yang merupakan selisih antara perkiraan permintaan atas produk (didasarkan
pada perkiraan penjualan) dan persediaan baran jadi yang dimiliki.

Lembar perpindahan ditandatangani oleh suprvisor tiap tempat bekerja untuk mengotorisasi
berbagai aktivitas di tiap batchdan untuk perpndahan produk melalui berbagai tempat kerja

Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi staf gudnag untukj
mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja

B.PEMISAHAN TUGAS

Tujuan pengendalian lainnya adalah untuk memisahkan penyimpanan catatan dengan penyimpanan
aktiva. Berikut ini pemisahan yang berlaku:

Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan bahan baku (raw
material- RM) dan barang jadi (FG). Akivitas ini tetap dipisahkan dari fungsi penyimpanan bahan
baku di gudang dan dari penggudangan barang jadi, yang memiliki kewajiban penyimpanan
untukberbagi aktiva ini

Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang dalam proses seharusnya dipisahkan dari tempat
kerja dalam proses produksi.

Terkhir untuk mempertahankan independensi fungsi buku besar sebagai tahap verifikasi,
departemen buku besar (genegral ledger) harus terpisah dari departemenn yang mencatat buku
pembantu berbagai akun. Oleh karenanya, departemen GL secara organisasional terpisah dari
pengendalian persediaan dan akuntansi biaya.

10
C.SUPERVISI

Berikut ini adalah prosedur supervisi yang berlaku dalam siklus konversi:

Supervisor dlam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam proses produksi.

Supervisor juga mengamati dan melihat kembali aktivitas pencatatan waktu kerja.

D.PENGENDALIAN AKSES

Siklus konversi memungkinkan akses langsung dan tidak langsung ke aktiva.

Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi mempengaruhi berbagai jenis
pengendalian akses yang dibutuhkan

Perusahaan seringkali membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti gudang , tempat kerja
produksi dan gudang barang jadi. Metode pengendalian yang digunakan meliputi kartu identifikasi,
petugas keamanan, peraltan pengamatan, dan berbagai sensor serta alarm elektronik.

Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses. Untuk mendapatkan
tambahan jumlah akan membutuhkan otorisasi khusus dan dokumentasi formal.

Akses Tidak Langsung ke Aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan dapat dimanioulasi melalui akses
ke berbagai dokumen sumber yang mengendalikannya. Dalam siklus konversi,berbagai dokumen
yan penting meliputi permintaan bahan baku, permintaaan tambahan bahan baku, dan kartu kerja
karyawan.

E.PENCATATAN AKUNTANSI

Tujuan dati teknik pengendalian ini adalah untuk membuat audit untuk tiap transaksi. Dalam siklus
konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar biaya, lembar perpindahan,
lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP dan file persediaan barang jadi.

F.VERIFIKASI INDEPENDEN

Berbagai tahapan verifikasi siklus konversi dilakukan berikut ini:

Bagian akuntansi biaya merekonsiliasi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja yang diambil dari
permintaan bahan baku dan lembar pekrjaan dengan standar yang telah ditetapkan.

Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi yang penting melalui pemeriksaan perpindahan
total produk dari WIP hingga barang jadi.

Terakhir, auditor internal dan eksternal secara berkala akan memverifikasi persediaan bahan baku
dna persediaan barang jadi yang dimiliki melalui perhitungan fisik.

G.LINGKUNGAN MANUFAKTUR KELAS DUNIA

11
Dalam dua dekade terakhir ini, proses menufaktur mengalami banyak perubahan radikal karena
perusahaan ingin mencapai status kelas dunia.

H.FLEKSIBILITAS PRODUKSI

Para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka menginginkannnya dengan


segera dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik dasar bagi
produsen tradisional, yang orientasi pada lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya,
menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungna ini.

Sebaliknya, para pesaing kelas dunia memenuhi berbagai tantangan konsumerisme modern
mealalui sistem produksi fleksibel. Mencapai fleksibilitas produksi(manufacturingflexibility)
menggabungkan 4 karakteristik:

Reorganisasi fisik pabrik

Otomatisasi proses produksi

Pengurangan persediaan

Kualitas produk yang tinggi

I.REORGANISASI FISIK FASILITAS PRODUKSI

Proses produksi tradisional cenderung berubah sedikit-sedikit selama beberapa tahun menjadi
aktivitas yang berurutan. Produk bergerak dan mundur serta melintasi ruang pabrik, serta naik dan
turun mealalui berbagi aktivitas yang berbeda. Ketidakefisienan yang inheren dalam tata letak
pabrik tradisional menambah biaya penanganan,waktu konversi dan bahkan persediaan dalam
proses produksi. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur di sepanjang garis fungsional,
terdapat tendensi adanya kecurigaan antar karyawan.

J.OTOMATISASI PROSES PRODUKSI

Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik. Melalui penggantian
tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan kernanya menjadi
lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung pada karakteristik operasi
lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan kualitas.

PRODUKSI TRADISIONAL

Linkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing dikendalikan
oleh seorang operator. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi berbagai bagian fungsional,
seperti pencampuran, pemotongan,dan pengelasan.

TEKNOLOGI YANG BERDIRI SENDIRI

12
Teknologi yan berdiri sendiri menggambarkna lingkungan dengan keberadan otomatisasi dalam
bentuk (pulau) yan terpisah-pisah dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional. teknologi
yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yan Dikendalikan Numerik Komputer (Computer
Numerical Controlled- CNC) yang dapat melakukan beberapa operasi dangan keterlibatan manusia
yan lebih sedikit. Mesin CNC berisi berbagai program komputer untuk semua bagian yang diproduksi
oleh mesin tersebut.

PENYEDEHANAAN PROSES

Penyederhanaan proses berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak fisik produksi di lantai
pabrik.Berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap
dari awal hingga akhir di satu lokasi.

PRODUKSI YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN KOMPUTER

Produksi yang diintegrasikan dengan komputer adalah lingkungan yang terotomatisasi penuh. Pabrik
CIM diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja manusia dalam proses
produksi.

Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis. Banyak perusahaan dapat meningkatkan


produktifitas da profitabilitasnya dengan mengganti forklif beserta operator manusianya dengan
sistem penyimpanan dan penarikan otomatis. Manfaat operasional dari teknologi AS/RS ini jika
dibandingkan dengan sistem manual meliputi penurunann kesalahan, perbaikan, pengandalian
persediaan, dan biaya penyimpanan yang lebih rendah.

Robotica.Melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang digunakan dalam lingkungan
berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekrjaan berbahaya dan monoton yang cenderung dapat
menyebabkan kecelakaan.

DESAIN BERBANTUAN KOMPUTER

Para teknisi menggunakan desain berbantuan komputer (computer aided design –CAD) untuk
mendesain produk yang lebih baik secara lebih cepat. Sistem CAD meningkatkan produktivitas
teknisi, meningkatkan akurasi dengan otomatisasi pekerjaan desain yang berulang, memungkinkan
perusahaan untuk menjadi lebih responsif pada permintaan pasar, dan menghubungkan sistem CAM
dan MRP II, serta lingkungan eksternal.

Teknologi CAD telah sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal denganakhir. Hal ini
memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya secara cepat dengan perubahan dalam
permintaan pasar. Komunikasi ini juga memungkinkan produsen kelas dunia untuk menerima
spesifikasi desain secara elektronik dari para pelanggan dan pemasoknya untuk dipertimbangkan.

PRODUKSI BERBANTUAN KOMPUTER

13
Produksi berbantuan komputer (computer aided manufacturing-CAM) berfokus pada pabrik dan
penggunaan komputer untuk mengendalikan proses produksi secara fisik. Kini, CAM mebrikan
presisi, kecepatan, dan pengendalian yang lebih baik daripada proses produksi oleh manusia. Tujuan
dibalik CAM adalah untuk menggantikan tenaga kerja melalui otomatisasi. Sistem CAM memonitor
dan mengendalikan proses produksi serta urutan pekerjaan malalui penggunaan pengendali proses,
pengendali numerik, dan perlengkapan robot. Beberapa keuntungan dari penggunaan sistem CAM
yaitu peningkatan produktivitas proses, perbaikan perkiraan biaya dan waktu, perbaikan
pengawasan proses, perbaikan kualitas proses, penurunan waktu penyetelan, dan pengurangan
biaya tenaga kerja.

MRP II, EDI, dan ERP

Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resources planning-MRP II) adalah perluasan
dari konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut sebagai sistem perencanaan permintaan
bahan baku (materials requirements planning-MRP). MRP hanyalah versi otomatis dari proses
perencanaan dan pengendalian proses produksi yang tradisional.

MRP II adalah sistem dan filosofi untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas seluruh perusahaan.
Oleh karenanya, MRP II menggabungkan berbagai teknik untuk melaksanakan perencanaan
produksi, memberika umpan balik, dan mengendalikan proses. Sejumlah manfaat dari sistem MRP II
yang sangat terintegrasi, dalam hal-hla berikut ini:

Ø Perbaikan layanan pelanggan

Ø Pengurangan investasi pada persediaan

Ø Peningkatan produktivitas

Ø Perbaikan arus kas

Ø Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang

Ø Bantuan dalam mengelola perubahan

Ø Fleksibilitas dalam proses produksi

MRP II telah berubah perlahan menjadi piranti lunak canggih yang disebut sistem perencanaan
sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP). ERP dapat menghitung kebutuhan
sumber daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan konfigurasi produk,
memungkinkan perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk, dan memonitor
produksi di pabrik.

Selain itu, ERP menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, pengadaan, dan pengeluaran kas
bersama dengan kemampuan pelaporan keuangan serta manajerial penuh. Perusahaan kelas dunia
akan memiliki sistem ERP yang dapat berkomunikasi secara eksternal dengan para pelanggan dan

14
pemasoknya melalui pertukaran data elektronik (electronic data interchange-EDI). EDI adalah
elemen penting dalam banyak sistem perdagangan elektronik.

5,PENGURANGAN PERSEDIAAN

Simbol dari perusahaan kelas dunia adalah keberhasilannya dalam menggurangi persediaan.
Perusahaan kelas dunia hanya memiliki persediaan untuk beberapa hari atau kadang hanya untuk
beberapa jam.

A.SISI BURUK PERSEDIAAN

ada 3 alasan penting mengapa perusahaan lebih baik mengurangi persediaanya:

Persediaan membutuhkan biaya. Persediaan mewakili investasi dalam bahan baku, tenaga kerja,
dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.

Persediaan menyamarkan masalah produksi.

Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan produksi.

B.BAGAIMANA PERUSAHAAN DAPAT MENGURANGI PERSEDIAAN

Perusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi just-in-
time (JIT). JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi yang sebelumnya
dijelaskan, melalui penyederhanaan proses serta pengurangan persediaan.

C.KUALITAS PRODUK

Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas dunia. Pertama, kualitas
yang buruk sangat mahal untuk perusahaan, Kedua, kualitas adalah dasar persaingan produsen kelas
dunia.

3.BAGAIMANA PERUSAHAAN DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS

Maelalui deteksi masalah secara dini, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik situasi
tersebut. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian kualitas akhir proses yang tradisional.
Produsen dapat menemukan, walaupun terlambat, bahwa seluruh batch cproduknya harus dibuang.

Pengendalian proses secara statistik (statistical process control) adalah metode untuk
mengendalikan sistem produksi otomatis.

5PERUBAHAN DALAM TEKNIK AKUNTANSI

A,APA YANG SALAH DALAM INFORMASI AKUNTANSI TRADISIONAL?

Berikut adalah berbagai kelemahan sistem akuntansi tradisional yang paling banyak disebutkan:

15
Alokasi Biaya yang Tidak Akurat. Sistem akuntansi tradisional tidak secara akurat menelusuru biaya
ke produk dalam proses. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, tenaga kerja langsung adalah
komponen yang jauh lebih besar dalam harga pokok produksi daripada dalam lingkungan CIM. Di
pihak lain, overhead merupakan elemen biaya yang jauh lebih signifikan dalam produksi
berteknologi tinggi. Agar alokasi tradisionalbenar, maka harus ada hubungan langsung antara tenaga
kerja dengan teknologi. Ketika pul biaya besar dan metode alokasi bersifat ambigu, kesalahan
perhitungan dalam membebankan tenaga kerja akan mekin besar dalam perhitungan overhead.
Tanpa informasi biaya yang akurat, perusahaan tidak dapat:

Berfokus pada pasar yang menguntungkan

Melayani pelanggan yang mengntungkan

Secara akurat mengukur biaya desain produk

Secara akurat mengukur biaya desain proses

Ketinggalan Waktu. Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada dasarnya adalah
data historis. Akan tetapi, para manajer pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan informasi
segera mengenai penyimpangan yang abnormal. Mereka harus mengetahui secara real
time kerusakan mesin atau robot yang tidak terkendali. Informasi setelah kejadian adalah terlalu
terlambat dan tidak berguna.

Orientasi Keuangan. Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai


mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi menggunakan nilai uang
sebagai unit standar pengukuran dalam perbandingan antar berbagai bagian yang dievaluasi.
Keputusan untuk menghubungkan berbagai area fungsional dan tingkat manajemen yang berbeda
dalam perusahaan membutuhkan informasi yang pada dasarnya tidak sama. Kebutuhan ini meliputi
fungsionalitas produk atau proses, peningkatan kualitas produk, dan penurunan waktu pengiriman.
Berbagai usaha untuk memaksa agar data ini masuk ke dalam ukuran keuangan biasa dapat
membiaskan masalah dan mendorong timbulnya keputusan yang kurang baik.

Penekanan Pada Biaya Standar. Akuntansi yang konvensional menekankan pada biaya standar dan
analisis varian. Tujuan yang mendasari konvensi ini tidak lagi relevan dalam lingkungan manufaktur
yang baru, seperti yang dapat dilihat , metode produksi modern banyak menggunakan modal dan
mengasumsikan tingkat kecacatan nol dalam bahan baku dan proses. Dalam situasi ini, varian
tradisional tidak penting. Ketika cacat, penyimpangan, atau aktivitas tidak terkendali terjadi, para
manajer perlu mengetahuinya dengan segera.

16
B.BAGAIMANA CARA MENGATASI MASALAH-MASALAH INI?

Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemukan solusi atas berbagai masalah ini melalui
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC). ABC adalah sistem informasi
yang memberi para manajer informasi mengenai berbagai aktivitas dan objek biaya. Kita pertam-
tama mendefinisikan istilah ini:

Aktivitas (activity)menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan. Membuat pesanan


pembelian, mempersiapkanproduk untuk pengiriman, atau mengoperasikan mesin bubut adalah
contoh aktivitas.

Objek biaya(cost object) adalah alasan untuk melakukan kativitas. Alasan ini meliputi produk, jasa,
pemasok, dan pelanggan.

Tahap pertama dalam pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas. Biaya aktivitas kemudian
dibebankan ke objek biaya terkait melalui penggerak aktivitas. Faktor ini mengukur konsumsi
aktivitas oleh objek biaya. ABC mengalokasikan biaya ke produk secara lebih akurat daripada
metode tradisional. Untuk menekankan perubahan perbedaan yang mungkin terjadi antar berbagai
metode ini. Melalui informasi biaya yang lebih baik, perusahaan dapat secara lebih baik
menganalisis keputusan yang penting.

6.PERUBAHAN DALAM PELAPORAN INFORMASI

A.MANAJEMEN AKTIVITAS

Manajemen aktivitas harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk perbaikan.
Terdapat dua tujuan dasar yan mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:

Para manajer harus harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas yang menghasilkan
manfaat maksimal

Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki berbagai faktor yang paling penting bagi para
pelanggarnya.

Mengevaluasi Aktivitas Produksi. Kebutuhan informasi mengenai informasi telah mengarahkan pada
perkembangan generasi kedua ABC. Dimensi yang vertikal adalah model pembebanan biaya.
Dimensi ini menunjukkan dahulu alokasi biaya ke aktivitas baru ke objek biaya. Dimensi horizontal
adalah model proses. Dimensi ini mencerminkan kebutuhan perusahaan akan kategori informasi
baru mengenai penyebab timbulnya aktivitas dan pengukuran kinerja untuk berbagai aktivitas
tersebut.

Mengidentifikasi Aktivitas yang Tidak Penting. Aktivitas tidak penting tidak menambah nilai dan
seharusnya ditiadakan. Contohnya, dalam lingkungan produksi tingkat cacat nol, aktivitas
pengendalian kualitas tradisional pada akhir proses menjadi tidak penting. Begitu pula, dalamlatar

17
belakang ini, aktivitas akuntansi tradisional untuk menghitung varian penggunaan bahan baku dan
akuntansi untuk menghitung pembuangan tidak meiliki nilai bagi perusahaan.

Mngidentifikasi penggerak biaya Pengurangan aktivitas yang tidak penting tergantung pada
identifikasi penggerak biaya secara tepat. Penggerak biaya (cost driver) adalah penyebab timbulnya
biaya. Para manajer tidak dapat mengelola aktivitas yang tidak penting kecuali mereka memahami
tekanan penggeraknya.

Membandingkan aktivitas dengan baku mutu. Dalam menilai tambahan nilai aktivitas, para manajer
sering kali membandingkan berbagai aktivitas utama dengan aktivitas yang sama di perusahaan
tersebut atau di perusahaan lain. Hal ini disebut sebagai penentuan baku mutu (benchmarking).

Membuat hubungan antara aktivitas utama. Koordinasi yang efektif membutuhkkan informasi yang
menghubungkan pegambilan keputusan dan ukuran kinerja denga faktor kunci keberhasilan (critical
succes factor-CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang begitu penting hingga kegagalan
dalam memenuhi salah satu diantaranya akan menyebabkan perusahaan gagal. Walaupun CSF
dapat berbeda antar perusahaan, berbagai kategori umum berikut ini berlaku di kebanyakan
perusahaan.

v Kualitas produk.

v Kualitas proses

v Layanan pelanggan

v Manajemen sumberdaya dan

v Fleksibilitas

B.SISTEM INFORMASI KELAS DUNIA

Kunci dari sistem informasi kelas dunia (world class information syste-WCIS) adalah integrasi semua
komponen fungsi dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang mengikat berbagai sistem
bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya bedasarkan aktivitas, perecanaan
bahan baku, peremcanaan kapasitas, pengendalian persediaan, daftar kebutuhan bahan baku,
jadwal produksi induk, perkiraan, entri pesanan, CAD, CAM, dan saluran komunikasi EDI.

7.KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI TRADISIONAL

Lingkungan produksi tradisional, teknologi umumnya digunakan secara tidak beraturan dan tanpa
rencana. Hasilnya adalahberbagai teknologi berdiri sendiri yang tidak terintegrasi dan sering kali
dapat diintegrasikan hanya dengan biaya yang tinggi. Teknoogi informasi yamg digunakan, oleh
produsen tradisional biasanya akan terdiri atas sebuah mainframe yang nmenangani berbagai fungsi
utama akuntansi. Mainframemungkin akan memiliki beberapa jenis perhitungan biaya pekerjaan
dan sistem pengendalian persediaan untuk barang jadi dan bahan baku. Akan tetapi dalam banyak
lingkungan produksi traadisional, sistem akuntansi biaya tetap dalam komputer pribadi (personal

18
computer-PC) terpisah. Produsen tradisional menggunakan PC untuk mengatasi masalah bisnis
independen, dam konektivitias ke mainframe melalui jaringan adalah hal terakhir yang diperkirakan
dan dianggap menyulitkan. Sistem informasi produsen tradisional dangat tergantung pada transaksi
berbasisi kertas, yang harus dimasukkan dan dimasukan kembali ke komputer sejalan dengan
perpindahan dokumen kertasnya dari satu bagian ke tempat kerja, atau ke bagian berikutnya.
Jaringan telekomunikasi produsen tradisional biasanya dibatasi untuk lingkungan internal
perusahaan.

SAP: CONTOH SISTEM INFORMASI KELAS DUNIA

SAP AG adalah perusahaan jerman yang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf Jerman, oleh bebrapa
karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk menciptakan paket bisnis
terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri manufaktur.

SAP R/3

Produk terpenting SAP disebut sebagai SAP R/3. ini adalah sistem berbasis klien atau server (jenis
khusus dari arsitektur jaringan) yang beroperasi di bawah sejumlah sistem operasi dan konfigurasi
jaringan. SAP R/3 bekerja dalam berbagai platform peranti keras. Arsitektur R/3 adalah struktur
hierarkis. Dasarnya adalah lapisan pertama dalam dasar tempat R/3 dibuat. Basis datanya, yang
dapat didistribusikan di antara berbagai komputer, adalah lapisan terakhir dalam sistem tersebut.
R/3 ,menyediakan model bisnis siap pakai yang mendukung ratusan proses bisnis yang diatur dalam
4 kategori umum berikut ini:

Keuangan

Logistik

Sumberdaya manusia

Pendukung proses bisnis

5.LINGKUNGAN TANPA KERTAS

Dokumen kertas akan dicetak, ditangani, dan disimpan hanya jika benar-benar dibutuhkan. Sebagian
dari pengurangan kertas berasal dari penggunaan otomatis data sumber secara ekstensif, terrutama
dengan kode baris. Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki dampak signifikan atas sistem
pengendalian internal perusahaan. Hasilnya adalah bukti pengendalian akan dapat ditemukan dalan
format yang dapat dibaca oleh mesin dan yang dapat berada di lokasi yang tidak menembus berbagi
batasan organisasional tradisional.

19
TRANSAKSI OTOMATIS

Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan penjualan atau persediaan yang jatuh
di titik pemesanan ulang, transaksi akan secara otomatis dijalankan oleh sistem MRP dan
ditranmisikan melalui EDI. Dengan tidak adanya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan
transaksi, kekhawatiran akan pengendalian terpusat pada validitas, kelengkapan, dan akurasi
berbagai transaksi yang dihasilkan secara otomatis.

PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN JARINGAN.

WCIS akan didesain disekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan
atau mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur jaringan dapat melibatkan
distribusi basis data atau tanggung jawab pemrosesan transaksi di antara berbagai pengguna di
beberapa lokasi. Teknologi terdistribusi memiliki berbagai implikasi dalam hal akurasi dan
konsistensi catatan akuntansi.

20
BAB III

PENUTUP

III.I Kesimpulan
Beberapa materi yang telah disampaikan yaitu menempatkan subjek sistem informassi
akuntansi dari perspektif akuntan. Materi ini dibagi menjadi empat bagian umum, bagian pertama
membahas lingkungan informasi perusahaan. Bagian kedua berkaitan dengan dampak struktur
organnisasi terhadap SIA. Bagian ketiga mengkaji evolusi berbagai model sistem informasi. Dan
bagian terakhir akan membahas peran akuntan sebagai pengguna, desainer dan auditor SIA.

III.II Saran
Penulis menyadari akan kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu pemakalah
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar kesalahan yang sama tidak terulang
kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi


, Edisi Kedua; Yogyakarta : Akademi Manajemen. Perusahaan YKPN.

Mulyadi, 2005. Sistem Informasi Akuntansi


, Edisi Ketiga; Jakarta : Bagian penerbitan Salemba Empat.

La Midjan, 2006.Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat

Sumber Lainnya

21
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan siklus konversi?
2. Sebutkan aktifitas produksi batch?
3. Apa yang dimaksud dengan ABC dan MPR?
4. Apa yang dimaksud dengan fleksibilitas fakturing?
5. Kenapa perusahaan harus mengurangi persediyaan?
Jawab ;
1. Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input,
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk
dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997).
2. Rencana produksi dan pengendalian,kebutuhan bahan baku dan
operasional,penjadwalan produksi,tempat kerja dan gedung
penyimpanan,pengendali persediaan
3. ABC adalah metode dari pengalokasian biaya ke produk dan jasa untuk
mendukungrenCana dan pengendalian yang lebih baik.
MPR adalah pengotomatisian renCana produksi dan sistem pengendali yang
digunakan
4. mengurangi pengaturan "aktu menjadi minimum, yang akan memperbolehkan mereka
untuk memproduksi banyak produk yang berbeda dengan cepat tanpa mengorbankan
efisiensi saat mengurangi volume produks
5. Persediaan membutuhkan biaya. Persediaan mewakili investasi dalam bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.
Persediaan menyamarkan masalah produksi.
Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan produksi.

22

Anda mungkin juga menyukai