Anda di halaman 1dari 31

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. KONSTITUSIONALISME

1. Gagasan tentang kontitusionalisme

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur


rakyat (penduduk), wilayah dan pemerintah. Pemerintahlah yang
menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi
terwujudnya tujuan negara.

Di Negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah


yang menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak
dasar rakyat. Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin
hak dasar rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan
dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut
kostitusi(hukum dasar atau undang-undang dasar negara).
Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengatur dan
menetapkan kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga
kekuasaan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan
rakyat serta tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan.

Gagasan bahwa kekuasaan Negara harus dibatasi serta hak-hak


dasar rakyat dijamin dalam suatu konstitusi segera dinamakan
konstitusionalisme. Carl J. Friedrich berpendapat “
Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah
merupakan suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas
nama rakyat, tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan
yang dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yang
diperlukan untuk pemerintahan tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah. Pembatasan
yang dimaksud termaktub dalam konstitusi. (Taufiqurrohman
Syahuri,2004)
Di dalam gagasan konstitusionalisme, isi daripada konstitusi
negara bercirikan dua hal pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau
penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap
warganya.
2. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga
Negara.

2. Negara Konstitusional

Setiap Negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar. Namun


tidak setiap Negara memiliki undang-undang dasar. Negara
konstitusional tidak cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi
Negara tersebut juga harus menganut gagasan tentang
konstitusionalisme. Konstitusionalisme merupakan gagasan
bahwa konstitusi suatu Negara harus mampu memberi batasan
kekuasaan pemerintahan serta memberi perlindungan pada hak-
hak dasar warga Negara.
Negara konstitusional bukan sekedar konsep formal. Negara
yang menganut gagasan konstitusionalisme inilah yang disebut
Negara konstitusional (Constitutional state).

B. KONSTITUSI NEGARA

1. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis “constituer” yang


artinya membentuk. Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar
(awal) mengenai pembentukan Negara. Kata konstitusi dalam
kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut :
1) segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) undang-undang dasar suatu Negara.
Pengertian konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari
pengertian undang-undang dasar , tetapi ada juga yang
menyamakan dengan pengertian undang-undang dasar.

Undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis , sedang


disamping Undang-Undang Dasar tersebut berlaku juga hukum
dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara,
meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis disebut
Konvensi

Terdapat beberapa defenisi konstitusi dari para ahli, yaitu :


a) Herman heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga :
1. Konstitusi dalam pengertian politik sosiologis. Konstitusi
mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai
suatu kenyataan.
2. Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah
hukum. Konstitusi dalam hal ini sudah mengandung pengertian
yuridis.
3. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-
undang yang tinggi yang berlaku dalam suatu Negara.

b) K.C.Wheare mengartikan konstitusi sebagai “keseluruhan


system ketatanegaraan dari suatu Negara, berupa kumpulan
peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara”.

Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit, sebagai


berikut :
 Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum
dasar tertulis dan tidak tertulis.

 Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum


dasar tertulis, yaitu undang-undang dasar. Dalam pengertian ini
undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar
yang tertulis.

Di Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi


konstitusional undang-undang dasar mempunyai khas, yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat semena-mena. Hak-
hak warga Negara akan lebih dilindungi.

2. Kedudukan Konstitusi

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam


kehidupan ketatanegaraan suatu Negara karena konstitusi
menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang
sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun
konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal
tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai :
• Konstitusi sebagai Hukum Dasar karena ia berisi aturan dan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu
negara

• Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi

Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hokum


tertinggi dalam tata hokum Negara yang bersangkutan.

3. Isi, Tujuan dan Fungsi Konstitusi Negara


Menurut Mirriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu
Politik, konstitusi atau undang-undang dasar memuat ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1) Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara
badan eksekutif , legislative dan yudikatif. Dalam Negara
federal , yaitu masalah pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan pemerintah Negara bagian, prosedur
penyelesaian masalah pelanggaran yurisdiksi lembaga Negara.
2) Hak-hak asasi manusia
3) Prosedur mengubah undang-undang dasar
4) Aadakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat
tertentu dari undang-undang dasar. Hal ini untuk mrnghindari
terulangnya hal-hal yang telah diatasi dan tidak dikehendaki
lagi. Misalnya undang-undang dasar Jerman melarang untuk
mengubah sifat federalism sebab bila menjadi unitarisme
dikhawatirkan dapat mengembalikan munculnya seorang Hitler.

Selain itu, konstitusi Negara bertujuan menjamin pemenuhan


hak-hak daasar warga Negara. Konstitusi Negara memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Asshiddiqie, 2002).
1) Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara
2) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan Negara.
3) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan
warga Negara.
4) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan
ataupun kegiatan penyelnggaraan kekuasaan Negara.
5) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber
kekuasaan yang asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada
organ Negara.
6) Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of
unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan
(identitu of nation) serta sebagai center of ceremony.
7) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social
control), baik dalam arti sempit yaitu bidang politik dan dalam
arti luas mencakup bidang social ekonomi.
8) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan
masyarakat.

C. UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK


INDONESIA

Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945


yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia


Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga
sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang
dasar daalam empat periode, yaitu sebagai berikut :
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD
1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh
(16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan
Tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD
RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950
yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juli 1959 – sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan
pembagian berikut :
 UUD 1945 yang belum diamandemen
 UUD 1945 yang sudah diamandemen

Konstitusi RIS tau UUD RIS 1945 terdiri atas :


a. Mukadimah yang tediri atas 4 alinea
b. Bagian batang tubuh yang terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan
lampiran.

Beberapa ketentuan pokok dalam UUD RIS 1949 antara lain :


a. Bentuk Negara adalah serikat, sedang bentuk pemerintahan
adalah republic.
b. System pemerintahan adalah parlementer . Dalam sisitem
pemerintahan ini, kepala pemerintahan dijabat oleh seorang
perdana menterei. Perdana Menteri RIS saat itu adalah
Moh.Hatta.

2. Proses Amandemen UUD 1945


Amandemen (bahasa inggris: amendment) artinya perubahan.
i. Amandemen pertama terjadi pada Sidang Umum MPR Tahun
1999, Disahkan 19 Oktober 1999
ii. Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR,
Disahkan 18 Agustus 2000
iii. Amandemen ketiga terjadi pada Sidang Tahunan MPR,
Disahkan 10 November 2001
iv. Amandemen keempat terjadi pada Sidang Tahunan MPR,
Disahkan 10 Agustus 2002

3. Isi Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945


 Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting
dalam konstitusi Negara Indonesia. Pembukaan UUD 1945
berisi 4 alinea sebagai pernyataan luhur bangsa Indonesia.
 Alinea pertama berisi pernyataan objektif adanya penjajahan
terhadap Indonesia. Selanjutnya mengandung pernyataan
subjektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
 Alinea kedua berisi pernyataan bahwa perjuangan yang
dilakukan bangsa Indonesia selama ini telah mampu
menghasilkan kemerdekaan.
 Alinea ketiga mengandung makna adanya motivasi spiritual
bangsa Indonesia
 Alinea keempat berisi langkah-langkah sebagai kelanjutan
dalam bernegara.

D. SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA


Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
 Bentuk Negara adalah kesatuan
Secara teori, ada dua klasifikasi bentuk Negara yaitu bentuk
Negara serikat atau federal dan bentuk Negara kesatuan. Negara
federal adalah Negara yang bersusunan jamak, artinya Negara
yang di dalamnya masih terdapat Negara yang disebut Negara
bagian.
Negara kesatuan adalah Negara yang bersusunan tunggal.
Negara kesatuan dengan asas desentralisasi menyerahkan
sebagian kekuasaannya kepada daerah-daerah yang ada di
wilayah Negara tersebut.

 Bentuk pemerintahan adalah republik


Secara teoritis , ada dua klasifikasi bentuk pemerintahan di era
modern, yaitu republik dan monarki atau kerajaan. Bentuk
Negara Indonesia pernah mengalami perubahan , yaitu dari
Negara kesatuan menjadi Negara serikat. Adapun untuk bentuk
pemerintahan, Indonesia belum pernah berubah menjadi Negara
kerajaan atau monarki. Sekarang ini bangsa Indonesia telah
sepakat bahwa perihal bentuk Negara kesatuan dan bentuk
pemerintahan republic tidak ada perubahan.

 Sistem pemerintahan adalah presidensiil


System pemerintahan disebut presidensiil apabila badan
eksekutif berada di luar pengawasan langsung badan legislatif.
Dalam sisitem pemerintahan presidensiil , badan eksekutif dan
legislative memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan
tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam
system pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat
secara terpisah.
Adapun ciri-ciri system pemerintahan presidensiil adalah
sebagai berikut :
a) Penyelenggara Negara berada di tangan presiden. Presiden
adalah kepala Negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh
rakyat atau oleh suatu dewan/majelis.
b) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Cabinet
bertanggung jawab kepada presiden dan tidak bertanggung
jawab kepada parlemen/legislative.
c) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal ini
karena presiden tidak dipilih oleh parlemen.
d) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam
system parlementer.
e) Parlemen memiliki kekuasaan legislative dan sebagai
lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
f) Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung
parlemen.

 Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.


Sistem politik yang dianut Negara Indonesia adalah system
politik demokrasi. Adapun system politik disebut demokrasi
apabila kewenangan pemerintah terhadap kehidupan warga
Negara amat terbatas. Pemerintah Negara tidak turut campur
atas semua aspek kehidupan warganya. Warga Negara dapat
mengatur sendiri kehidupannya.
SIstem politik dikatakan demokrasi bilamana negara menganut
prinsip-prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan bernegara.

A. KONSTITUSI

1. Pengertian Konstitusi
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer” (Perancis) atau
membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia
menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.
Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanya¬an: what is a constitution dapat dijawab bahwa
“…a consti¬tution is a document which contains the rules for the the operation of an organization”
Organisasi dimaksud bera¬gam bentuk dan kompleksitas struktur¬nya. Negara sebagai salah satu
bentuk organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang disebut sebagai konstitusi atau Undang-
Undang Dasar. Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi mengandung
makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda
menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari
segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.

2. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan masyarakat yang
penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan hukum tata
negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari hukum tata negara adalah konstitusi atau
Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri.
Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan dari konstitusi lebih
terkait dengan:

 Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-masing.


 Hubungan antar lembaga Negara
 Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
 Adanya jaminan atas hak asasi manusia
 Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

3. Klasifikasi Konstitusi
Hampir semua negara memiliki kostitusi, namun antara negara satu dengan negara lainya tentu memiliki
perbeadaan dan persamaan. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari konstitusi yang berlaku
di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi
berdasarkan cara pandang mereka sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-
lainnya.
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:

1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten constitution).

2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)

Konstitusi fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-ciri pokok:

1. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah .

2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang.

B. HUBUNGAN ANTARA NEGARA DAN KOSTITUSI


Negara dan kostitusi berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan
dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-
pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45
tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar
Negara.

C. STUDI KASUS

Contoh, Penyimpangan Konstitusi di Indonesia


15 Desember 2015
JAKARTA, suaramerdeka.com – Kasus Mesuji, di Provinsi Lampung, menyentak nurani. Rakyat, yang
sehari-hari bekerja sebagai petani atau petani penggarap, harus menghadapi kekerasan senjata hanya
karena mereka hendak mempertahankan lahan garapannya.
Politikus PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, aparat negara, sebagai satu-satunya lembaga yang sah
memonopoli penggunaan kekerasan dalam alam demokrasi, diduga kuat ikut terlibat dalam pelanggaran
hak asasi manusia tersebut.

Fakta yang muncul dari kasus Mesuji, yang diduga mengakibatkan jatuhnya sekitar 30 korban tewas dari
kalangan petani setempat, membuka mata kita bahwa pemerintah telah mengabaikan perlindungan
kepada kaum tani..

Padahal, lanjut legislator dari Dapil Jateng itu, merujuk Pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan
dibentuknya pemerintahan negara Indonesia ialah untuk memberikan perlindungan kepada segenap
tumpah darah dan warga negara Indonesia. “Absennya perlindungan pemerintah dalam kasus Mesuji ini
bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap konstitusi oleh pemerintah,”ujarnya.

Kekerasan tersebut, menurut Aria Bima, lazimnya terkait dengan konflik perebutan lahan antara petani
dan pengusaha atau instansi pemerintah. Petani, apalagi petani penggarap, sebenarnya tidak bermaksud
memiliki lahan/tanah yang ada, tetapi hanya ingin mengolah tanah untuk menyambung hidup.

Maka, lanjutnya, di sini demokrasi politik harus diimbangi implementasi demokrasi ekonomi, yang
menjunjung tinggi hak-hak ekonomi tiap warga negara untuk mencari penghidupan yang layak di wilayah
NKRI. Pemerintah dalam hal ini harus melindungi hak-hak ekonomi petani, yang merupakan profesi
mayoritas warga miskin negeri ini.
D. KESIMPULAN

a. Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang ada di wilayahnya.

b. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok yang menopang berdirinya suatu Negara.

c. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan konstitusi
pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.

d. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan
Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan
UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia

A. Latar Belakang
Saat ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila sebagai
dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan tidak hanya mengabaikan, tetapi banyak
juga yang tidak mengetahui makna dari negara dan konstitusi tersebut. Terlebih di era-globalisai
ini masyarakat dituntut untuk dapat memilah-milah pengaruh positif dan negatif. Dengan adanya
pendidikan tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampu
mempelajari, memahami serta melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandaskan pada
dasar negara dan konstitusi, namun dengan tidak menghilangkan jati dirinya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan kostitusi. Dasar Negara menempati
kedudukan sebagai norma hukum yang tertinggi disuatu Negara. Sebagai norma tertinggi , dasar
negara menjadi sumber pembentukan bagi norma-norma hukum yang ada dibawahnya.
Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara. Konstitusi dalam arti luas
adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang
menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dan dalam arti sempit sendiri konstitusi
adalah Udang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan
yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar negara, norma hukum
dibawag dasar negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut
bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar negara. Dasar Negara merupakan cita
hukum dari Negara. Dan terdapat hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita
ketahui

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
Apakah pengertian Negara itu?
Apakah pengertian Konstitusi itu?
Bagaimana keberadaan Pancasila dan Konstutusi di Indonesia?
Bagaimanakah hubungan antara Negara dan Konstitusi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian dari Negara.
Untuk mengetahui pengertian Konstitusi.
Untuk mengetahui keberadaan Pancasila dan konstitusi di Indonesia.
Untuk mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan kita tentang pengertian suatu negara.
2. Menambah wawasan kita tentang pengertian konstitusi.
3. Kita dapat mengetahui keberadaan Pancasila dan Konstitusi di negara kita.
4. Kita menjadi tahu bagaimana hubungan antara negara dan konstitusi.

PENDAPAT PARA AHLI

Ø Pengertian Negara Menurut Beberapa Para Ahli


a. Menurut Gettell
Negara adalah komunitas oknum- oknum, secara permanent mendiami wilayah tertentu,
menuntut dengan sah kemerdekaan diri dari luar dan mempunyai sebuah organisasi
pemerintahan, dengan menciptakan dan menjalankan hukum secara menyeluruh didalam
lingkungan.
b. Menurut Aristoteles
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada
akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.
c. Menurut Georg Jellinek
Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berdiam di suatu
wilayah tertentu.
d. Menurut Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu
pemerintahan yang sama
Ø Pengertian Konstiusi Menurut Beberapa Para Ahli
e. Menurut Prof. Miriam Budiarjo
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
f. Menurut Sri Soemantri
Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem
pemerintahan negara.
g. Menurut Paul B. Barthollomew
Konstitusi adalah seperangkat hukum-hukum fundamental dan prinsip-prinsip yang mengatur
bagaimana sebuah pemerintah politis dijalankan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN NEGARA
Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
secara bersama-sama mendalami wilayah (trritorial) tertentu, dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanalah satu-satunya
organisasi, ada beberapa organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan
organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang terlepas dari masalah
kenegaraan). Secara umum negara diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada didalam
suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk ikut campur
dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya. Terdapat beberapa elemen yang
berperan dalam membentuk negara.
Elemen-elemen tersebut adalah :
1. Masyarakat
Masyarakat adalah unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau rakyat
merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesnya suatu tatanan dalam
pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu
kenegaraan (staatsleer) tetapi juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan
(sosiologi), yaitu suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu ketatanegaraan.
2. Wilayah (tutorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya suatu wilayah. Selain pentingnya unsur
wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan,
artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suaty negara tertentu atau sebaliknya dipecah
menjadi wilayah berbagai negara. Dan apabila menegluarkan peraturan perundang-undangan
hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayah itu sendiri. Orang akan segera sadar jika
berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah
berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang di
tentukan oleh wilayah tersebut. Paul Renan (Prancis) menyatakan bahwa satu-satunya ukuran
bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre
ansemble). Otto Bauer menyatakan bahwa ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari
wilayah satu negara.
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintah memiliki kekuasaan atas semua
anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan dalam wilayah negara. Ada
empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu teori kedaulatan tuhan., kedaulatan negara,
kedaulatan hukum, dan kedaulatan rakyat.
a. Teori Kedaulatan Tuhan (Gods Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Tuhan (Gods Souvereiniteit) menyatakan atau menganggap kekuasaan
pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Contohnya kerajaan Belanda, Raja atau Ratu
secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan “bij de Gratie Gods”, atau Ethiopia
(Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi
Raja di Ethiopia”.
b. Teori Kedaulatan Negara (Staats Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Negara (Staats Souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma yang tidak
dapat dibantah, yang artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang berdaulat. Inilah inti
pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu negara. Otto Mayer (dalam buku
Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan “ kemauan negara aadalah milik kekuasaan kekerasan
menurut kehendak alam”. Sementara itu Jellinek dalam buku Algemeine Staatslehre menyatakan
bahwa kedaulatan negara sebagai pokok pangkal kekuasaan yang tidak diperoleh dari siapapun.
Pemerintah adalah “Alat Negara”.
c. Teori Kedaulatan Hukum (Rechts Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara
berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.
d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit)
Teori kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu negara didasarkan
pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan apa yang dikenal dengan
“kontrak sosial”, suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang menyetujui Pemerintah mempunyai
kekuasaan dalam suatu negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara menjadi 4 bahkan 5 yaitu rakyat,
wilayah, pemerintahan, UUD (Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto maupun
de jure).

2. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi berarti pembentukan, yang berasal dari kata kerja “Constituer” (Prancis) atau
membentuk. Yang dibentuk adalah negara, yang mengandung arti awal atau permulaan dari
segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet”
yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia
menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-Undang Dasar.
Dulu konstitusi digunakan sebagai petunjuk hukum penting biasanya biasanya dikeluarkan oleh
kaisar atau raja dan digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan
subsitusi trtentu terutama dari Paus. Konstitusi pada umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah
dokumen yang berisian aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintah negara,
namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam arti tidak semuanya berupa
dokumen tertulis (formal). Tetapi menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan, dan distibusi maupun alokasi konstitusi bagi organisasi pemerintah negara yang
dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik atau
hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi.
Kontitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang suatu negara. Ada dua
jenis konstitusi, yaitu konstitusi tertuis (Written Constitution) dan konstitusi tidak tertulis
(Unwritten Constitution). Yang diartikan seperti halnya “Hukum Tertulis” (Geschreven Recht)
yang temuat dalam undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis” (Ongeschreven Recht) yang
berdasar adat kebiasaan. Dalam karangan “Constitution of Nation”, Amos J. Peaslee menyatakan
hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi tertulis, kecuali inggris dan kanada.
Dibeberapa negara terdapat dokumen yang menyerupai konstitusi, namun oleh negara tersebut
tidak disebut sebagai konstitusi. Dalam buku yang berjudul “The Law and The Constitution”,
Ivor Jenning menyebutkan didalam dokumen konstitusi tertulis yang dianut oleh negara-negara
tertentu mengartur tentang :
1. Adanya wewenang dan tata cara bekerja disuatu lembaga kenegaraan.
2. Adanya ketentuan hak asasi yang dimiliki oleh warga negara yang diakui dan dilindungi
oleh pemerintah.
Tidak semua lembaga-lembaga pemerintahan dapat diatur dalam poin 1 dan tidak semua warga
negara diatur dalam poin 2. Seperti halnya negara inggris. Dokumen-dokumen yang tertulis
hanya mengatur beberapa lembaga dan beberapa hak asasi yang dimiliki oleh rakyat, satu
dokumen dengan dokumen lainnya tidak sama. Ada konstitusi yang materi muatannya sangat
panjang dan sangat pendek. Kntitusi yang terpanjang yaitu dinegara India yang mempunyai 394
pasal. Kemudian Amerika Latin seperti Uruguay mempunyai 332 pasal, Nicaragua 328 pasal,
Cuba mempunyai 286 pasal, Panama mempunyai 271 pasal, Peru mempunyai 236 pasal, Brazil
dan Colombia 286 pasal, selanjutnya di Asia Burma mempunyai 234 pasal, di Eropa Belanda
mempunyai 210 pasal. Konstitusi terpendek adalah Spanyol yang mempunyai 36 pasal,
Indonesia mempunyai 37 pasal, Laos mempunyai 44 pasal, Guatemala mempunyai 45 pasal,
Ethiopia mempunyai 55, Ceylon mempunyai 91 pasal dan Finlandia mempunyai 95 pasal.

a. Tujuan Dari Konstitusi


Pada umumnya hukum bertujuan agar adanya tata tertib untuk keselamatan masyarakat yang
penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan
hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari hukum tata negara adalah
konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu
sendiri. Konstitusi juga memiliki tujuan hampir sama dengan hukum, namun tujuan dari
konstitusi lebih terkait dengan :
1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-masing.
2. Hubungan antara lembaga negara.
3. Hubungan antara lembaga (pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.
Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin bahwa
konstitusi tersebut baik. Buktinya, banyak negara yang memiliki lembaga-lembaga yang tidak
tercantum di dalam konstitusi namun memiliki peran yang tidak kalah penting dengan lembaga –
lembaga yang terdapat di dalam konstitusi. Bahkan terdapat hak-hak asasi manusia yang diatur
diluar konstitusi mendapat perlindungan lebih baik dibandingkan dengan yang di atur di dalam
konstitusi. Dengan demikian banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis diluar konstitusi
memiliki kekuatan yang sama dalam pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi. Konstitusi selalu
terkait dengan paham konstitusionalisme. Walton H. Hamilton menyatakan “Constitutionalisme
is the name given to the trust which men repose in the power of words engrossed on parchment
to keep a government in order. Untuk tujuan to keep a government in order itu diperlukan
pengaturan yang sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan
dapat dibatasi dan dikendalikan sebagaimana mestinya. Gagasan mengatur dan membatasi
kekuasaan ini secara alamiah muncul kareana adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan
peran relatif kekuasaan umum dalam kehidupan umat manusia.t manusia.
b. Klasifikasi Konstitusi
Hampir semua negara memiliki konstitusi, namun antara negara satu dengan negara lainya tentu
memiliki perbedaan dan persamaan. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari
konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum konstitusi
kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka sendiri, antara lain K. C.
Wheare, C. F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya. Dalam buku K. C Wheare “Modern
Constitution” (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut :
a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis (Written Constitution and Unwritten Constitution).
b. Konstitusi fleksibelitas dan konstitusi rigid (Flexible and Rigid Constitution).
Konstitusi flesibelitas memiliki ciri-ciri pokok:
1. Sifat elastis artinya dapat disesuaikan dengan mudah.
2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan dengan mudah seperti mengubah udang-undang.
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak tinggi (Supreme and Not Supreme
Constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tinggi dalam negara (tingkat
peraturan perundang-undang). Konstitusi tidak derajat tinggi yaotu konstitusi yang tidak
mempunyai kedudukan seperti yang pertama.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)
Bentuk negara akan sangat menentukan kostitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara
serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-negara
bagian. Hal itu diatur dalam kostitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam
konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di tangan pemerintah
pusat.
e. Konstitusi Pemerintah Presidensial dan Pemerintah Parlementer (President Executive dan
Parliamentary Executive Constitution).
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain :
1. Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan.
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.
3. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintah
pemilihan umum.
Berlakunya suatu konstitusi sebagai dasar hukum yang mengikat didasarkan atas kekuasaan
tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu menganut
paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi adalah rakyat. Jika yang berlaku
adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal
ini disebut para ahli sebagai constituent power yang merupakan kewenangan yang diluar dan
sekaligus diatas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-negara demokrasi,
rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
Constituent Power mendahului konstitusi, dan konstitusi mendahului organisasi pemerintahan
yang diatur dan dibentuk berdasarkan konstitusi. Pengertian constituent power berkaitan pula
dengan pengertian hirarki hukum (hierarchy of law). Konstitusi merupakan hukum yang lebih
tinggi atau bahkan paling tinggi serta paling fundamental sifatnya, karena konstitusi itu sendiri
merupakan sumber legitimasi atau landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan-
peraturan perundang-undangan lainnya. Sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal,
maka agar peraturan-peraturan yang tingkatannya berada di bawah Undang-Undang Dasar dapat
berlaku dan diberlakukan, peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan hukum yang
lebih tinggi tersebut. Dengan ciri-ciri konstitusi yang disebutkan oleh Wheare ” Konstitusi
Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and
Parliamentary Executive Constitution)”, oleh Sri Soemantri, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD
45) tidak termasuk kedalam golongan konstitusi Pemerintahan Presidensial maupun
pemerintahan Parlementer . Hal ini dikarenakan di dalam tubuh UUD 45 mengndung ciri-ciri
pemerintahan presidensial dan ciri-ciri pemerintahan parlementer. Oleh sebab itu menurut Sri
Soemantri di Indonesia menganut sistem konstitusi campuran.

3. PANCASILA DAN KONSTITUSI DI INDONESIA


Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan bangsa indonesia, pancasila merupakan filosofische
grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa. Pada masa lalu timbul suatu
permasalahan yang mengakibatkan Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan
suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi ideologi tertutup. Hal ini
dikarenakan adanya anggapan bahawa pancasila berada diatas dan diluar konstitusi. Pancasila
disebut sebagai konstitusi norma fundamental negara (Staats Fundamental Norm) dan
menggunakan teori Hans Kelsen dan Hans Nawaiasky.
Teori Hans Kelsen yang mendapat banyak perhatian adalah hierarki norma hukum dan rantai
validitas yang membentuk piramida hukum (stufentheorie). Salah seorang tokoh yang
mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen, yaitu Hans Nawiasky. Teori Nawiaky
disebut dengan theorie von stufenufbau der rechtsordnung. Susunan norma menurut teori
tersebut adalah
a. Norma fundamental negara (Staats Fundamental Norm)
b. Aturan dasar negara (staatsgrundgesetz)
c. Undang-undang formal (formell gesetz)
d. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en autonome satzung).
Staatsfundamentalnorm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau
Undang-Undang Dasar (staatsverfassung) dari suatu negara. Posisi hukum dari suatu
Staatsfundamentalnorm adalah sebagai syarat bagi berlakunya suatu konstitusi.
Staatsfundamentalnorm ada terlebih dahulu dari konstitusi suatu negara. Berdasarkan teori
Nawiaky tersebut, A. Hamid S. Attamimi membandingkannya dengan teori Kelsen dan
menerapkannya pada struktur tata hukum di Indonesia. Attamimi menunjukkan struktur hierarki
tata hukum Indonesia dengan menggunakan teori Nawiasky. Berdasarkan teori tersebut, struktur
tata hukum Indonesia adalah
a. Staatsfundamentalnorm: Pancasila (Pembukaan UUD 1945).
b. Staatsgrundgesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi Ketatanegaraan.
c. Formell gesetz: Undang-Undang.
d. Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari Peraturan Pemerintah hingga
Keputusan Bupati atau Walikota.
Penempatan pancasila sebagai suatu Staatsfundamentalnorm di kemukakan pertama kali oleh
Notonagoro. Posisi ini mengharuskan pembentukan hukum positif adalah untuk mencapai ide-
ide dalam Pancasila, serta dapat digunakan untuk menguji hukum positif. Dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm maka pembentukan hukum, penerapan, dan
pelaksanaanya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan menempatkan pancasila
sebagi Staatsfundamentalnorm, maka kedudukan pancasila berada di atas undang-undang dasar.
Pancasila tidak termasuk dalam pengertian konstitusi, karena berada di atas konstitusi.
Yang menjadi pertanyaan mendasar sekarang adalah, apakah pancasila merupakan
staatsfundamentalnorm atau merupakan bagian dari konstitusi?
Dalam pidatonya, Soekarno menyebutkan dasar negara sebagai Philosofische grondslag sebagai
fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya yang diatasnya akan didirikan bangunan
negara Indonesia. Soekarno juga menyebutnya dengan istilah Weltanschauung atau pandangan
hidup. Pancasila adalah lima dasar atau lima asas.
Jika masalah dasar negara disebutkan oleh Soekarno sebagai Philosofische grondslag ataupun
Weltanschauung, maka hasil dari persidangan-persidangan tersebut, yaitu Piagam Jakarta yang
selanjutnya menjadi dan disebut dengan Pembukaan UUD 1945, yang merupakan Philosofische
grondslag dan Weltanschauung bangsa Indonesia. Seluruh nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara Indonesia, termasuk di dalamnya Pancasila.

4. HUBUNGAN NEGARA DENGAN KONSTITUSI


Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan dasar negara.
Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal
oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45
tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan
dasar negara.

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui
adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang
berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa.
Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan
Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi
melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.

b. Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan
dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut. Agar masyarakat
mengetahui tentang Negara dan Konstitusi di negara kita.dan juga diharapkan informasi ini dapat
tersebar luas ke masyarakat agar terbentuk jiwa nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara
1. PENGERTIAN NEGARA
Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendalami wilayah (trritorial) tertentu, dengan mengakui
adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi negara dalam suatu wilayah
bukanalah satu-satunya organisasi, ada beberapa organisasi-organisasi lain (keagamaan,
kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian
yang terlepas dari masalah kenegaraan). Secara umum negara diartikan sebagai suatu organisasi
utama yang ada didalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan
mampu untuk ikut campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.
Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk negara.
Elemen-elemen tersebut adalah :
1. Masyarakat
Masyarakat adalah unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau rakyat
merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesnya suatu tatanan dalam
pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu
kenegaraan (staatsleer) tetapi juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan
(sosiologi), yaitu suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup
kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu ketatanegaraan.
2. Wilayah (tutorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya suatu wilayah. Selain pentingnya unsur
wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan,
artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suaty negara tertentu atau sebaliknya dipecah
menjadi wilayah berbagai negara. Dan apabila menegluarkan peraturan perundang-undangan
hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayah itu sendiri. Orang akan segera sadar jika
berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah
berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang di
tentukan oleh wilayah tersebut. Paul Renan (Prancis) menyatakan bahwa satu-satunya ukuran
bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan bersatu (le desir de’etre
ansemble). Otto Bauer menyatakan bahwa ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari
wilayah satu negara.
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintah memiliki kekuasaan atas
semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan dalam wilayah negara.
Ada empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu teori kedaulatan tuhan., kedaulatan
negara, kedaulatan hukum, dan kedaulatan rakyat.
a. Teori Kedaulatan Tuhan (Gods Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Tuhan (Gods Souvereiniteit) menyatakan atau menganggap kekuasaan
pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Contohnya kerajaan Belanda, Raja atau Ratu
secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan “bij de Gratie Gods”, atau Ethiopia
(Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi
Raja di Ethiopia”.
b. Teori Kedaulatan Negara (Staats Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Negara (Staats Souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma yang
tidak dapat dibantah, yang artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang berdaulat. Inilah
inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu negara. Otto Mayer (dalam buku
Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan “ kemauan negara aadalah milik kekuasaan kekerasan
menurut kehendak alam”. Sementara itu Jellinek dalam buku Algemeine Staatslehre menyatakan
bahwa kedaulatan negara sebagai pokok pangkal kekuasaan yang tidak diperoleh dari siapapun.
Pemerintah adalah “Alat Negara”.
c. Teori Kedaulatan Hukum (Rechts Souvereiniteit)
Teori kedaulatan Hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam
negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats
Idee.
d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit)
Teori kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu negara
didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan apa yang
dikenal dengan “kontrak sosial”, suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang menyetujui
Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara menjadi 4 bahkan 5 yaitu
rakyat, wilayah, pemerintahan, UUD (Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto
maupun de jure).

2. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi berarti pembentukan, yang berasal dari kata kerja “Constituer” (Prancis) atau
membentuk. Yang dibentuk adalah negara, yang mengandung arti awal atau permulaan dari
segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet”
yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia
menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-Undang Dasar.
Dulu konstitusi digunakan sebagai petunjuk hukum penting biasanya biasanya
dikeluarkan oleh kaisar atau raja dan digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk
menandakan keputusan subsitusi trtentu terutama dari Paus. Konstitusi pada umumnya bersifat
kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisian aturan-aturan untuk menjalankan suatu
organisasi pemerintah negara, namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam arti
tidak semuanya berupa dokumen tertulis (formal). Tetapi menurut para ahli ilmu hukum maupun
ilmu politik konstitusi harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan, dan distibusi maupun alokasi konstitusi bagi organisasi
pemerintah negara yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya,
terdapat konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi.
Kontitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang suatu negara. Ada
dua jenis konstitusi, yaitu konstitusi tertuis (Written Constitution) dan konstitusi tidak tertulis
(Unwritten Constitution). Yang diartikan seperti halnya “Hukum Tertulis” (Geschreven Recht)
yang temuat dalam undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis” (Ongeschreven Recht) yang
berdasar adat kebiasaan. Dalam karangan “Constitution of Nation”, Amos J. Peaslee menyatakan
hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi tertulis, kecuali inggris dan kanada.
Dibeberapa negara terdapat dokumen yang menyerupai konstitusi, namun oleh negara tersebut
tidak disebut sebagai konstitusi. Dalam buku yang berjudul “The Law and The Constitution”,
Ivor Jenning menyebutkan didalam dokumen konstitusi tertulis yang dianut oleh negara-negara
tertentu mengartur tentang :
1. Adanya wewenang dan tata cara bekerja disuatu lembaga kenegaraan.
2. Adanya ketentuan hak asasi yang dimiliki oleh warga negara yang diakui dan dilindungi oleh
pemerintah.
Tidak semua lembaga-lembaga pemerintahan dapat diatur dalam poin 1 dan tidak semua
warga negara diatur dalam poin 2. Seperti halnya negara inggris. Dokumen-dokumen yang
tertulis hanya mengatur beberapa lembaga dan beberapa hak asasi yang dimiliki oleh rakyat, satu
dokumen dengan dokumen lainnya tidak sama. Ada konstitusi yang materi muatannya sangat
panjang dan sangat pendek. Kntitusi yang terpanjang yaitu dinegara India yang mempunyai 394
pasal. Kemudian Amerika Latin seperti Uruguay mempunyai 332 pasal, Nicaragua 328 pasal,
Cuba mempunyai 286 pasal, Panama mempunyai 271 pasal, Peru mempunyai 236 pasal, Brazil
dan Colombia 286 pasal, selanjutnya di Asia Burma mempunyai 234 pasal, di Eropa Belanda
mempunyai 210 pasal. Konstitusi terpendek adalah Spanyol yang mempunyai 36 pasal,
Indonesia mempunyai 37 pasal, Laos mempunyai 44 pasal, Guatemala mempunyai 45 pasal,
Ethiopia mempunyai 55, Ceylon mempunyai 91 pasal dan Finlandia mempunyai 95 pasal.

a. Tujuan Dari Konstitusi


Pada umumnya hukum bertujuan agar adanya tata tertib untuk keselamatan masyarakat
yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan
hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari hukum tata negara adalah
konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu
sendiri. Konstitusi juga memiliki tujuan hampir sama dengan hukum, namun tujuan dari
konstitusi lebih terkait dengan :
1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-masing.
2. Hubungan antara lembaga negara.
3. Hubungan antara lembaga (pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.
Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin
bahwa konstitusi tersebut baik. Buktinya, banyak negara yang memiliki lembaga-lembaga yang
tidak tercantum di dalam konstitusi namun memiliki peran yang tidak kalah penting dengan
lembaga –lembaga yang terdapat di dalam konstitusi. Bahkan terdapat hak-hak asasi manusia
yang diatur diluar konstitusi mendapat perlindungan lebih baik dibandingkan dengan yang di atur
di dalam konstitusi. Dengan demikian banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis diluar
konstitusi memiliki kekuatan yang sama dalam pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi.
Konstitusi selalu terkait dengan paham konstitusionalisme. Walton H. Hamilton menyatakan
“Constitutionalisme is the name given to the trust which men repose in the power of words
engrossed on parchment to keep a government in order. Untuk tujuan to keep a government in
order itu diperlukan pengaturan yang sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam
proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan sebagaimana mestinya. Gagasan mengatur
dan membatasi kekuasaan ini secara alamiah muncul kareana adanya kebutuhan untuk merespon
perkembangan peran relatif kekuasaan umum dalam kehidupan umat manusia.t manusia.
b. Klasifikasi Konstitusi
Hampir semua negara memiliki konstitusi, namun antara negara satu dengan negara
lainya tentu memiliki perbedaan dan persamaan. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi
dari konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum konstitusi
kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka sendiri, antara lain K. C.
Wheare, C. F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya. Dalam buku K. C Wheare “Modern
Constitution” (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut :
a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis (Written Constitution and Unwritten Constitution).
b. Konstitusi fleksibelitas dan konstitusi rigid (Flexible and Rigid Constitution).
Konstitusi flesibelitas memiliki ciri-ciri pokok:
1. Sifat elastis artinya dapat disesuaikan dengan mudah.
2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan dengan mudah seperti mengubah udang-undang.
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak tinggi (Supreme and Not Supreme
Constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tinggi dalam negara
(tingkat peraturan perundang-undang). Konstitusi tidak derajat tinggi yaotu konstitusi yang tidak
mempunyai kedudukan seperti yang pertama.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)
Bentuk negara akan sangat menentukan kostitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu
negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-
negara bagian. Hal itu diatur dalam kostitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak diatur
dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di tangan
pemerintah pusat.
e. Konstitusi Pemerintah Presidensial dan Pemerintah Parlementer (President Executive dan
Parliamentary Executive Constitution).
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain :
1. Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan
sebagai Kepala Pemerintahan.
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.
3. Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintah pemilihan
umum.
Berlakunya suatu konstitusi sebagai dasar hukum yang mengikat didasarkan atas
kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu
menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi adalah rakyat. Jika yang
berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang menentukan berlaku tidaknya suatu
konstitusi. Hal ini disebut para ahli sebagai constituent power yang merupakan kewenangan yang
diluar dan sekaligus diatas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-negara
demokrasi, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
Constituent Power mendahului konstitusi, dan konstitusi mendahului organisasi
pemerintahan yang diatur dan dibentuk berdasarkan konstitusi. Pengertian constituent power
berkaitan pula dengan pengertian hirarki hukum (hierarchy of law). Konstitusi merupakan
hukum yang lebih tinggi atau bahkan paling tinggi serta paling fundamental sifatnya, karena
konstitusi itu sendiri merupakan sumber legitimasi atau landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum
atau peraturan-peraturan perundang-undangan lainnya. Sesuai dengan prinsip hukum yang
berlaku universal, maka agar peraturan-peraturan yang tingkatannya berada di bawah Undang-
Undang Dasar dapat berlaku dan diberlakukan, peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan
dengan hukum yang lebih tinggi tersebut. Dengan ciri-ciri konstitusi yang disebutkan oleh
Wheare ” Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President
Executive and Parliamentary Executive Constitution)”, oleh Sri Soemantri, Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 45) tidak termasuk kedalam golongan konstitusi Pemerintahan Presidensial
maupun pemerintahan Parlementer . Hal ini dikarenakan di dalam tubuh UUD 45 mengndung
ciri-ciri pemerintahan presidensial dan ciri-ciri pemerintahan parlementer. Oleh sebab itu
menurut Sri Soemantri di Indonesia menganut sistem konstitusi campuran.
3. PANCASILA DAN KONSTITUSI DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan bangsa indonesia, pancasila merupakan
filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa. Pada masa lalu timbul suatu
permasalahan yang mengakibatkan Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan
suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi ideologi tertutup. Hal ini
dikarenakan adanya anggapan bahawa pancasila berada diatas dan diluar konstitusi. Pancasila
disebut sebagai konstitusi norma fundamental negara (Staats Fundamental Norm) dan
menggunakan teori Hans Kelsen dan Hans Nawaiasky.
Teori Hans Kelsen yang mendapat banyak perhatian adalah hierarki norma hukum dan
rantai validitas yang membentuk piramida hukum (stufentheorie). Salah seorang tokoh yang
mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen, yaitu Hans Nawiasky. Teori Nawiaky
disebut dengan theorie von stufenufbau der rechtsordnung. Susunan norma menurut teori
tersebut adalah
a. Norma fundamental negara (Staats Fundamental Norm)
b. Aturan dasar negara (staatsgrundgesetz)
c. Undang-undang formal (formell gesetz)
d. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en autonome satzung).
Staatsfundamentalnorm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan
konstitusi atau Undang-Undang Dasar (staatsverfassung) dari suatu negara. Posisi hukum dari
suatu Staatsfundamentalnorm adalah sebagai syarat bagi berlakunya suatu konstitusi.
Staatsfundamentalnorm ada terlebih dahulu dari konstitusi suatu negara. Berdasarkan teori
Nawiaky tersebut, A. Hamid S. Attamimi membandingkannya dengan teori Kelsen dan
menerapkannya pada struktur tata hukum di Indonesia. Attamimi menunjukkan struktur hierarki
tata hukum Indonesia dengan menggunakan teori Nawiasky. Berdasarkan teori tersebut, struktur
tata hukum Indonesia adalah
a. Staatsfundamentalnorm: Pancasila (Pembukaan UUD 1945).
b. Staatsgrundgesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi Ketatanegaraan.
c. Formell gesetz: Undang-Undang.
d. Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari Peraturan Pemerintah hingga
Keputusan Bupati atau Walikota.
Penempatan pancasila sebagai suatu Staatsfundamentalnorm di kemukakan pertama kali
oleh Notonagoro. Posisi ini mengharuskan pembentukan hukum positif adalah untuk mencapai
ide-ide dalam Pancasila, serta dapat digunakan untuk menguji hukum positif. Dengan
ditetapkannya Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm maka pembentukan hukum, penerapan,
dan pelaksanaanya tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan menempatkan
pancasila sebagi Staatsfundamentalnorm, maka kedudukan pancasila berada di atas undang-
undang dasar. Pancasila tidak termasuk dalam pengertian konstitusi, karena berada di atas
konstitusi.
Yang menjadi pertanyaan mendasar sekarang adalah, apakah pancasila merupakan
staatsfundamentalnorm atau merupakan bagian dari konstitusi?
Dalam pidatonya, Soekarno menyebutkan dasar negara sebagai Philosofische grondslag sebagai
fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya yang diatasnya akan didirikan bangunan
negara Indonesia. Soekarno juga menyebutnya dengan istilah Weltanschauung atau pandangan
hidup. Pancasila adalah lima dasar atau lima asas.
Jika masalah dasar negara disebutkan oleh Soekarno sebagai Philosofische grondslag ataupun
Weltanschauung, maka hasil dari persidangan-persidangan tersebut, yaitu Piagam Jakarta yang
selanjutnya menjadi dan disebut dengan Pembukaan UUD 1945, yang merupakan Philosofische
grondslag dan Weltanschauung bangsa Indonesia. Seluruh nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara Indonesia, termasuk di dalamnya Pancasila.

4. HUBUNGAN NEGARA DENGAN KONSTITUSI


Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan dasar
negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-
pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45
tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan
dasar negara.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya
suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa.
Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan mengakibatkan
Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi
melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.

b. Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
Agar masyarakat mengetahui tentang Negara dan Konstitusi di negara kita.dan juga diharapkan
informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar terbentuk jiwa nasionalisme sebagai tonggak
kemajuan Negara
Presentasi berjudul: "NEGARA DAN KONSTITUSI."— Transcript
presentasi:
1 NEGARA DAN KONSTITUSI

2 Pokok BahasanNEGARA DAN KONSTITUSIKONSTITUALISMEKONSTITUSI NEGARAUUD


1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIASISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

3 PengantarKonstitusi merupakan jaminan yg paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan yg ada
dlm Negara tidak salah digunakan dan hak asasi manusia/warga Negara tidak dilanggar, konstitusi
sangat penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya dalam mengatur dan membatasi
kekuasan dalam suatu NegaraDalam bahasa Indonesia, konstitusi diartikan sebagai hukum dasar
atau undang-undang dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu
Negara.Konstitusi dinegara kita adlah UUD UUD 1945 ialah sumber hukum dasar yg tertulis. Jadi,
semua perundang undangan dan peraturan-peraturan harus bersumber pada UUD 1945

4 Pengertian Negara dan Konstitusi


Roger F Soultau negara adalah alat (agency) atau wewenang atau authority yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakatGeorge Gelinek : Negara adalah
organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berkediaman dalam wilayah
tertentuKonstitusi dalam pengertian luas : adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau
hukum dasar;Konstitusi dalam pengertian sempit : berarti piagam dasar atau undang-undang dasar
(Loi constitutionallle) ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan dasar negara;

5 Menurut EC Wade : konstitusi adalah naskah yg memaparkan rangka dan tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan itu.Tujuan
konstitusi yaitu:1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang2.
Melindungi HAM3. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi
negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.4. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan
ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya

6 Syarat terjadinya konstitusi


1. Nilai normatifNilai konstitusi2. Nilai nominal3. Nilai semantikMacam – macam konstitusiKonstitusi
tertulis dan tidak tertulis / konvensiKonstitusi secara teoritisKonstitusi bedasarkan sifatKonstitusi
berdasarkan unsur /substansiSyarat terjadinya konstitusiMemperhatikan kepentingan rakyat.
Melindungi asas demokrasi Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat untuk
melaksanakan dasar negara. Menentukan suatu hukum yang bersifat adil

7 Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dimodifikasikan sebagai dokumen tertulisNegara pada pokoknya
mempunyai tujuan :a.memperluas kekuasaan,b.menyelenggarakan ketertiban umum
danc.mencapai kesejahtreraan umumFungsi Konstitusi yaitu :1. menentukan pembatasan terhadap
kekuasaan sebagai suatu fungsi konstitusionalisme;2. memberikan legistimasi terhadap kekuasaan
pemerintah;3. Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang kekuasaan asal

8 Keterkaitan Dasar Negara dengan Konstitusi


Pancasila secara resmi menjadi dasar Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus secara rinci,
rumusan Pancasila tercantum di dalam UUD 1945 sebagai konstitusi negara IndonesiaPancasila
dan UUD 1945 mempunyai keterkaitan sangat erat yang dapat dideskripsikan antara lain melalui
proses penyusunan dan tekstualnyaHubungan antara Negara dan KonstitusiMenurut Walton H.
Hamilton dengan paham konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika
kekuasaan dan proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikanUndang-Undang Dasar adalah
konstitusi yang tertulis, sedangkan konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis

9 Penyusun UUD 1945 menganut pikiran yang sama dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan :
“Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian hukum dasar negara itu”Undang-
Undang Dasar ialah Hukum Dasar yang tertulis, sedang di sampingnya UUD tersebut berlaku juga
Hukum Dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis disebut
KonvensiDari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan diatur dan diwujudkan

10 Konstitualismekekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan


sebagaimana mestinya. Gagasan mengatur dan membatasi kekuasaan ini secara alamiah muncul
karena adanya kebutuhan untuk merespons perkembangan peran relatif kekuasaan umum dalam
kehidupan umat manusia.konstitusionalisme di zaman sekarang dianggap sebagai kesepakatan
umum atau persetujuan di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang di idealkan berkenaan
dengan negara. Organisasi negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan
mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan dan penggunaan
mekanisme yang disebut negaraHubungan antara Negara dan Konstitusi. Menurut Walton H.
Hamilton dengan paham konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika
kekuasaan dan proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan

11 Konstitusi di satu pihak, menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai satu fungsi
konstitusionalisme, tetapi di pihak lain memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan.
Konstitusi juga berfungsi sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang
kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi atau Raja dalam sistem Monarki)KONSTITUSI
NEGARAYaitu : Undang-Undang Dasar 1945UUD 1945 disahkan sbg undang2 dasar negara oleh
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pd tanggal 18 Agustus 1945.

12 PENTINGNYA KONSTITUSI DALAM SUATU NEGARA


1. Membatasi kekuasaan pemerintah2. Sebagai alat untuk menjamin hak-hak warga negara.Dengan
adanya konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan melalui pembagian kekuasaan dalam
menjalankan Negara. Selain itu, adanya konstitusi juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
menjamin hak-hak asasi warga Negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan
sewenang-wenang dari pemerintah.

13 Berbagai konstitusi yg Pernah Berlaku di Indonesia


a. UUD 1945 ( 18 Agustus Desember 1949 ) semua Negara perlu memiliki UUD/ konstitusi.
Indonesia sebagai suatu Negara juga memiliki UUD yg kita sebut UUD Untuk lebih jelas mempelajari
UUD 1945, akan diuraikan sebagai berikut :1) Persiapan Pembentukan UUD 19452) Pengesahan
UUD 19453) Sistematika UUD 1945b. Konstitusi RIS 27 Desember Agustus 1950Pada tanggal 23
Agustus September 1949 , dikota denhaag (Belanda) diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) .Dgn
bentuk Negara federasi, RIS meliputi beberapa daerah Indonesia seperti dinyatakan dalam pasal 2
konstitusi RIS 1949

14 Sebelum dilakukan perubahan, UUD 1945 terdiri atas:


Pd kurun waktu UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yg mengubah susunan
lembaga2 dlm sistem ketatanegaraan RI.Sebelum dilakukan perubahan, UUD 1945 terdiri atas:1.
Pembukaan2. Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat)3. Aturan Peralihan (4 pasal)4. Aturan
Tambahan (2 ayat)5. Penjelasan

15 UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA


Setelah dilakukan 4 kali amandemen UUD '45 terdiri atas:1. Pembukaan2. Batang Tubuh (20 bab,
73 pasal, 194 ayat)3. Aturan Peralihan (3 pasal)4. Aturan Tambahan (2 pasal)5. PenjelasanUUD
1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIADalam ketatanegaraan RI Konstitusi / UUD
dapat diartikan peraturan dasar dan yang memuat ketentuan – ketentuan pokok dan menjadi satu
sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat.

16 Perubahan konstitusi / UUD yaitu:


Kedudukan konstitusi dengan adanya UUD, penguasa dapat mengetahui aturan / ketentuan pokok
mendasar mengenai ketatanegaraan. Sebagai hukum dasar, yang tertinggiPerubahan konstitusi /
UUD yaitu:Pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang kadang – kadang membuat
sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyatSecara revolusiUUD/konstitusi berubah
secara berangsur – angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama
tidak berlaku lagi.Secara evolusi

17 Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi yaitu:


Nampak pada gagasan dasar, cita – cita dan tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD
suatu negara. Dasar negara sebagai pedoman penyelenggaraan negara secara tertulis termuat
dalam konstitusi suatu negaraKeterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu:Konstitusi adalah hukum
dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat
mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara
suatu pemeritahan diselenggarakan

18 Konstitusi dinegara kita adlah UUD 1945


Konstitusi dinegara kita adlah UUD UUD 1945 ialah sumber hukum dasar yg tertulis. Jadi, semua
perundang undangan dan peraturan–peraturan harus bersumber pada UUD 1945Undang-undang
Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasan pemerintah sedemikain rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak-hak warga Negara akan lebih terlindungi

19 SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA


Keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu negara yang berupa kumpulan peraturan yang
membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negaraSalah satu perwujudan dalam
mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar.Kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-
undang dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu Negara.

20 KETATANEGARAAN RI SEBELUM DAN SESUDAH


PERUBAHAN UUD 1945Tentang kedudukan, susunan, dan tugas kewenangan MPR RI1. Sebelum
Perubahan UUD 1945MPR RI sebagai lembaga tertinggi negara, juga sebagai pelaksana
kedaulatan rakyat dinegara RISesuai dengan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 (lama) bahwa kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawarahan Rakyat.Susunan
MPR RI terdiri atas anggota DPR ditambah utusan daerah dan utusan golongan, yang anggota DPR
dipilih melalui pemilu, sedangkan anggota utusan daerah dan utusan golongan berdasarkan
pengangkatanTugas dan Kewenangan MPR RI, menurut pasal 3 UUD 1945 (lama) adalah
menetapkan undang-undang dasar dan garis besar haluan negara (GBHN)
21 2. Sesudah Perubahan UUD 1945Dalam pasal 1 ayat 2, yang telah mengalami perubahan
perihal kedaulatan, disebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD sehingga tampaklah bahwa MPR RI tidak lagi menjadi pelaksana kedaulatan
rakyatKeanggotaan MPR RI sesudah perubahan UUD 1945 yaitu : anggota DPR dan dewan
perwakilan daerah (DPD) yang semuanya direkrut melalui pemilu.Susunan ketatanegaraan dalam
kelembagaan negara juga mengalami perubahan yaitu dengan pemisahan kekuasaan. Antara lain
adanya lembaga negara yang dihapus maupun lahir baru, yaitu sebagai badan legislatif terdiri dari
anggota MPR, DPR,DPD,badan eksekutif presiden dan wakil presiden sedangkan badan yudikatif
terdiri atas kekuasaan kehakiman yaitu mahkamah konstitusi (lembaga baru), mahkamah agung,
dan komisi yudisial (lembaga baru)

22 Lembaga negara lama yang dihapus yaitu : dewan pertimbangan agung (DPA)
Tugas dan kewenangan MPR RI, sesudah perubahan menurut pasal 3 UUD 1945 (perubahan
ketiga)1. MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD2. MPR melantik presiden dan/atau
wakil presiden3. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD

23 PUSAT UUD 1945 DAERAH LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN


BPK
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945PUSATUUD
1945BPKPresidenDPRMPRDPDMA MK KYkementerian negarabadan-badan lain yang fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan kehakimankpubank sentraldewan pertimbanganTNI/POLRILingkungan
Peradilan UmumPerwakilan BPK ProvinsiPemerintahan Daerah ProvinsiGubernurDPRDLingkungan
Peradilan AgamaLingkungan Peradilan MiliterPemerintahan Daerah
Kabupaten/KotaBupati/WalikotaDPRDLingkungan Peradilan TUNDAERAH

Anda mungkin juga menyukai