Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


(PENDEKATAN REA UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS)

Disusun Oleh :
Muhammad Arif Ramadhani (C1C018181)
Aprionaldo Hendra Saputra (C1C018155)
Obed Refrando (C1C018156)
Yazid (C1C018157)

Dosen Pengampu :
Dr. Irwansyah., S.E.,M.Si.Ak.,CA

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “pendekatan rea untuk
pemodelan proses bisnis”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Informasi Akuntansi bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

                                                                             Bengkulu,  November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Pendekatan REA...................................................................................
2.2 Aplikasi Basis Data..................................................................................
2.3 Mengembangkan Model REA..................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di era globalisasi kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat menjaddi hal
yang sangat dibutuhkan. Akuntansi manual yang sering digunakan tidak mampu meyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh manajer. Manajer modern membutuhkan informasi keuangan
dan nonkeuangan dalam bentuk dan tingkat agregasi yang secara umum tidak dapat disediakan
oleh system akuntansi berbasis GAAP tradisional. Akuntansi manual mengakibatkan adanya
redundansi data dalam system-sistem yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya redudansi
maka akurasi dan kekinian data menjad ihal yang serius. Hal ini menyebabkan system
menghasilkan jawaban yang berbeda untuk informasiyang sama, hingga mengarah pada
kebingungan, pengambilan keputusan yang kurang baik serta tindakan yang tidak tepat. System
yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan system akuntansi tradisional itu disebut REA.
System ini didasarkan model basis data tradisional dan lebih beorientasi pada peristiwa
dan bukan pada akun. Dengan demikian para akuntan modern diharapkan mempunyai sifat-sifat
yang responsive, proaktif, dan dilengkapi pemahaman akan pendekatan REA, kemampuannya,
serta fleksibitasnya, guna tertentu untuk memenuhi pekerjaan yang diberikan padanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan REA ?
2. Apa yang dimaksud dengan Aplikasi Basis Data?
3. Bagaimana Mengembangkan Model REA ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui tentang Pendekatan REA
2. Mengetahui tentang Aplikasi Basis Data
3. Mengetahui tentang Cara Mengembangkan Model REA
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan REA

1. Model REA
Model REA adalah kerangka kerja akuntansi alternative untuk permodelan Sumber Daya
(Resource),Peristiwa (Event), Pelaku (Agent) Perusahaan yang sangat penting dan hubungan
diantara mereka. Adapun permodelan REA adalah sebagai berikut :
A. Resource / Sumber Daya Ekonomi Resource
Didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi organisasi tersebut.
Contoh resources adalah kas, inventaris, peralatan, persediaan, gudang, pabrik, dan tanah.
B. Event / Peristiwa
Event atau peristiwa ekonomi adalah fenomena-fenomena yang mempengaruhi perubahan-
perubahan dalam sumber daya. Peristiwa ekonomi dikategorikan menjadi :
a. Peristiwa operasi
b. Peristiwa informasi
c. Peristiwa manajemen
C. Agent/Pelaku
Pelaku (agent) ekonomi adalah berbagai individu yang terlibat dalam sebuah peristiwa
ekonomi. Mereka adalah berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kemampuan sendiri untuk menggunakan atau membuang sumber daya ekonomi. Contoh
pelaku adalah staff administrasi bagian penjualan, pekerja produksi, staff administrasi
bagian pengiriman, pelanggan dan pemasok.

2. Keuntungan Modal REA


Keuntungan permodelan REA yang dapat kita peroleh adalah
1) Operasional yang lebih Efisien
Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat merasakan peningkatan efisiensi
operasional dalam tiga hal :
a. Pendekatan REA untuk permodelan proses bisnis akan membantu para manajer
mengidentifikasi berbagai aktifitas yang tidak bernilai tambah, yang dapat ditiadakan
dari operasional.
b. Penyimpanan data keuangan dan non-keuangan dalam bbasis data terpusat yang sama
dapat mengurangi kebutuhan akan berbagai prosedur pengumpulan, penyimpanan, dan
pemeliharaan data.
c. Penyimpanan data keuangan dan non keuangan berbagai peristiwa bisnis dalam bentuk
yang terperinci akan memungkinakan adanya dukungan untuk keputusan manajemen
yang lebih luas kisarannya.
2) Peningkatan Produktivitas
Peningkatan efisiensi operasional dari tiap bagian melalui peniadaan aktivitas tidak benilai
tambah akan menghasilkan kapasitas lebih. Kapasitas tambahan ini dapat diarahkan kembali
untuk peningkatan produktivitas keseluruhan perusahaan.

3) Keunggulan Kompetitif
Dengan mendukung tampilan untuk banyak pengguna, model REA memberikan para
manajer informasi yang lebih relevan, tepat waktu, dan akurat. Hal ini akan mengarah pada
layanan pelanggan yang lebih baik, kualitas produk yang lebih tinggi, serta proses produksi
yang fleksibel.

3. Analisis Rantai Nilai


Keuntungan kompetitif dari aplikasi REA dapat dilihat dari perspektif rantai nilai (value
chain). Rantai nilai adalah aktivitas-aktivitas yang dapat menambah nilai atau kegunaan bagi
produk dan jasa perusahaan.
Dalam aktivitas sehari-hari, perusahaan harus bisa membedakan antara aktivitas
bisnisnya dan membuat skala prioritas berdasarkan nilainya demi mencapai tujuan perusahaan.
Salah satu pendekatan yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut disebut analisis rantai
nilai (value chain analysis). Analisis rantai nilai digunakan untuk membedakan antara aktivitas
utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama yakni aktivitas yang menghasilkan nilai bagi
perusahaan. Sedangkan aktivitas pendukung yakni aktivitas yang membantu aktivitas utama.
Aktivitas utama ini terdiri dari :
a. Inbound Logistics / logistic lingkar dalam terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan
distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk
dan jasa yang dijualnya.
b. Operasi (Operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa dan
produk yang sudah jadi, sebagai contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan
otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.
c. Outbond Logistics / logistic lingkar luar adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Sebagai contoh, mengirimkan mobil yang sudah
jadi melalui jasa pelayaran ke para dealer mobil, adalah aktivitas outbond logistics.
d. Pemasaran dan Penjualan, mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
Pemasangan iklan adalah sebuah contoh kegiatan pemasaran dan penjualan.
e. Pelayanan (Service), memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.

Aktivitas pendukung terdiri dari :


a. Infrastruktur Perusahaan, mengarah pada kegiatan akuntansi, keuangan, hukum, dan
administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi. SIA adalah bagian dari
infrastruktur perusahaan.
b. Sumber Daya Manusia, melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan,
pengontrakan, pelatihan, pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
c. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk dan jasa, contohnya penelitian
dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru, pengembangan website,
dan desain produk.
d. Pembelian (Purchasing), termasuk seluruh aktivitas yang mengakibatkan perolehan bahan
mentah, suplai, mesin dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas
utama
2.2 Aplikasi Basis Data
Sebelum membahas lebih jauh permodelan REA, dibahas terlebih dahulu aplikasi basis
data tradisional, termasuk didalamnya karakteristik operasional dari aplikasi siklus pendapatan
dan pengeluaran serta perbedaannya dari sistem file datar. Dengan demikian kita diharapkan
akan lebih memahami pemodelan REA, yang digunakan untuk mengembangkan basis data
relasional yang mendukung berbagai proses bisnis.

1. Sistem Pencatatan Pesanan dan Penerimaan Kas


Dalam Sistem ini, pesanan diterima, kredit diperiksa, barang dikirim, dan pelanggan
ditagih. Sistem ini menunjukkan bahwa berbagai proses bisnis dalam aplikasi basis data ini
secara fundamental tidak berbeda dengan file datar. 
Perbedaan yang paling signifikan yaitu dalam metode penyimpanan datanya. Tabel
relational dalam tabel ini telah menggantikan file datar yang bertindak sebagai record akuntansi
tradisional. Data transaksi yang ditangkap oleh sistem file datar cenderung dibuat terstruktur
untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan. Sistem ini berorientasi pada akun yang
seringkali mengakibatkan hilangnya perincian yang dibutuhkan pengguna. Orientasi
dimungkinkan berfokus pada transaksi ekonomi bukan hanya menangkap pengaruh keuangan
saja. Basis data ini juga mendukung kebutuhan para pengguna lainnya. Jenis-jenis tabel dalam
sistem pencatatan dan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
a. Tabel Pelanggan, berisi alamat dan informasi kredit pelanggan. Nilai batas kredit digunakan
untuk memvalidasi berbagai transaksi penjualan.
b. Tabel Faktur Penjualan, menangkap berbagai transaksi penjualan pada suatu periode. Tabel
ini juga dapat digunakan untuk menggantikan beberapa record akuntansi tradisional. Karena
tabel ini berisi jumlah total yang belum dibayar untuk setiap faktur, maka menjumlahkan file
jumlah faktur akan menghasilkan penjualan total (sama dengan jurnal penjualan).
c. Tabel Barang Dijual, terdiri atas record tiap barang yang dijual ke pelanggan. Tiap record
pada tabel penjualan dihubungkan dengan satu atau lebih record dalam tabel ini. Dalam tabel
barang penjualan, terdiri atas dua kunci primer, yaitu nomor faktur dan nomor barang.
Kedua kunci tersebut dibutuhkan untuk menetapkan secara unik tiap record dalam tabel.
Kedua kunci tersebut juga memberikan link ke berbagai record terkait dalam tabel faktur
penjualan dan persediaan.
d. Tabel Persediaan, berisi jumlah barang, harga, pemasok, dan data lokasi gudang untuk tiap
barang persediaan. Ketika produk dijual, file jumlah barang saat ini akan dikurangi sejumlah
nilai field jumlah barang direcord tabel barang dijual.
e. Tabel Daftar Pengiriman, adalah record dari semua pesanan yang dikirimkan oleh
pelanggan. Kunci primer dalam tabel ini adalah nomor bill of lading. Tabel ini digunakan
untuk memverifikasi bahwa semua penjualan yang tercatat dalam tabel faktur penjualan
dikirimkan dalam periode yang disebutkan.
2. Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas
Perbedaan sistem ini dengan file datar adalah fokusnya pada peristiwa bukan pada record
akuntansi klasik.
a. Tabel Persediaan, berisi data jumlah, harga, pemasok dan lokasi gudang untuk tiap barang
dalam persediaan. Proses pembelian dimulai dengan pengidentifikasian barang persediaan
yang perlu dipesan. Dalam perusahaan retail tahap ini dilakukan ketika penjualan barang
jadi dicatat dalam record persediaan. Dalam kondisi ini, proses pembelian melibatkan
pengisian kembali persediaan barang jadi. Di perusahaan manufaktur, sistem pembelian
terjadi ketika perusahaan mengisi kembali bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi. Dalam kondisi manapun, persediaan dijual ataupun persediaan dalam produksi
field jumlah barang saat ini akan dikurangi oleh aplikasi komputer. Dengan pengurangan
tiap persediaan, sistem akan menguji kondisi pemesanan ulang yang terjadi ketika jumlah
barang saat ini berada di bawah titik pemesanan ulang. Sistem akan mempersiapkan pesanan
pembelian yang dikirimkan ke pemasok dan menambahkan record ke tabel pesanan
pembelian. Jumlah nilai barang saat ini akan tetap dibawah titik pemesanan ulang sampai
persediaan diterima dari pemasok.
b. Tabel Pesanan Pembelian, berisi berbagai record pembelian yang dimasukkan ke pemasok.
Record tersebut akan tetap terbuka hingga persediaan tiba.
c. Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual, berisi record setiap barang yang dipesan. Karena
sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk, tiap record dalam tabel pesanan
pembelian dihubungkan satu atau lebih record dalam tabel ini. Tabel ini berisi 2 kunci
primer yaitu No PO dan No Barang yang mengidentifikasi setiap record dalam tabel. Kunci-
kunci tersebut menyediakan link ke tabel pesanan Pembelian dan Persediaan.
d. Tabel Laporan Penerimaan, ketika barang pesanan tiba dari pemasok, untuk selanjutnya
akan dihitung dan diperiksa serta dibuat dokumen penerimaannya. Staf administrasi bagian
penerimaan akan memasukkan informasi mengenai berbagai barang yang diterima dalam
tabel laporan penerimaan. Sistem secara otomatis melakukan menaikkan field jumlah barang
saat ini dalam record persediaan, menghilangkan status pemesanan ulang dengan membuat
field nomor PO menjadi kosong kembali, membuat record dalam tabel laporan penerimaan,
menutup record pemesanan pembelian dengan menempatkan nomor laporan penerimaan ke
dalam field yang disediakan.
e. Tabel Voucher Pengeluaran, memberikan tiga informaasi penting yang secara tradisional
terdapat dalam catatan akuntansi formal :
 Tabel voucher pengeluaran berisi record dari berbagai cek untuk membayar akun usaha
periode terkait serta menggantikan jurnal pengeluaran kas manual.
 Jumlah dari berbagai barang yang masih belum dibayar pada pemasok tertentu sama
dengan buku pembantu utang usaha untuk pemasok tersebut.
 Total voucher yang belum dibayar merupakan saldo buku besar utang usaha perusahaan.
3. Keterbatasan Sistem Berbasis Transaksi
Sistem ini memungkinkan pengguna untuk menangkap informasi-informasi yang
berkaitan dengan peristiwa ekonomi, seperti penjualan pelanggan dan pembelian dari pemasok.
Didesain untuk hanya menangkap data transaksi keuangan dan peristiwa non-ekonomi diabaikan.
Sedangkan REA adalah sistem yang berbasis peristiwa, sistem REA ini responsif terhadap
fenomena ekonomi dan non-ekonomi sehingga memungkinkan pembuatan basis data yang lebih
kaya dan dapat mendukung kebutuhan informasi semua pengguna dalam perusahaan.

4. Pendekatan Tradisional terhadap Proses Pemodelan Bisnis


Dalam pendekatan tradisional, untuk desain basis data tradisional, diagram hubungan
entitas (ER) digunakan untuk membuat model antar berbagai entitas perusahaan yang penting.

2.3 Mengembangkan Model REA


Inti dari pendekatan model REA adalah konsep dari peristiwa (event). Sebuah proses
bisnis dapat terdiri atas beberapa peristiwa yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Peristiwa Operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa.
b. Peristiwa Informasi, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pencatatan, pemeliharaan, dan
pelaporan informasi. Peristiwa informasi ini menghasilkan informasi yang memungkinkan
keputusan dibuat. Peristiwa ini meliputi tindakan pencatatan, perbaikan, pembaruan, atau
pemeliharaan.
c. Peristiwa keputusan atau manajemen, yaitu aktivitas yang mengarah pada pembuatan
keputusan dan implementasinya. Peristiwa ini meliputi keputusan yang berkaitan dengan
perencanaan, evaluasi dan pengendalian.

Untuk menjelaskan proses pengembangan model REA, akan digunakan studi kasus dibawah
ini :
Horison books adalah toko buku di kota philadelphia. Toko ini memiliki persediaan hampir 5000
buku. Para pelanggan datang dan melihat-lihat rak, memilih buku, dan membawanya ke salah
satu dari 3 kasir yang ditempatkan diberbagai bagian berbeda ditoko tersebut. Salah satu dari
ketiga kasir tersebut ditempatkan dibagian informasi, tempat para pelanggan dapat mencari
apakah buku tertentu ada dalam persediaan, memasukkan pesanan untuk buku yang tidak ada di
toko buku, dan mengambil serta membayar buku yang sebelumnya telah dipesan. Kasir di bagian
informasi tersebut memiliki sebuah basis data yang akan dibuukanya untuk memeriksa setiap
pertanyaan. Tidak ada penjualan secara kredit. Semua pelanggan membayar pembeliannya pada
waktu membeli.
1. Tahap I
Di tahap pertama, peristiwa operasi yang akan dimasukkan ke dalam model
diidentifikasi. Berbagai peristiwa ini adalah peristiwa yang mendukung tujuan strategis
perusahaan dan yang perlu di kumpulkan informasinya. Dalam kasus ini peristiwa yang
dimasukkan kedalam model REA adalah peristiwa kedatangan, peristiwa kepergian, dan
peristiwa pertanyaan. Agar tetap sederhana, asumsikan bahwa Horizon Books tidak
membutuhkan informasi mengenai kedatangan dan kepergian untuk saat ini. Akan tetapi,
dibutuhkan informasi mengenai peristiwa pembayaran pelanggan dan peristiwa pertanyaan
dari pelanggan.
2. Tahap II
Peristiwa operasi yang sudah diidentifikasi lalu atur dalam urutan terjadinya. Urutan
peristiwa dalam model ini adalah pertanyaan, penjualan, dan pembayaran. Tiap peristiwa
ditunjukkan dalam objek-kata kerja.
3. Tahap III
Selanjutnya resources dan agent untuk setiap peristiwa operasi harus diidentifikasi.
Dalam peristiwa menjawab pertanyaan pelanggan dan kasir akan dilibatkan, basis data
dilibatkan dan terjadi dibagian informasi. Peristiwa melakukan penjualan melibatkan
pelanggan, kasir, dan buku yang dijual, dan terjadi di kasir. Peristiwa penerimaan
pembayaran melibatkan pelanggan, kasir, dan kas. Juga terjadi di bagian kasir.
4. Tahap IV
Tahap berikutnya dalah mengidentifikasi berbagai hubungan antara resources, event,
agen. Tiap peristiwa dihubungkan dengan sumber daya serta pelaku yang terlibat dalam
peristiwa tersebut. Model REA digunakan untuk membangun basis data relasional, sehingga
sistem informasi berbasis REA menunjukkan semua figur dalam basis data relasional.
Dalam sistem akuntansi REA, terdapat campuran antara penjualan tunai dan kredit. Namun,
dalam kasus ini Horizon Books hanya menerapkan kebijakan tunai. Dalam sistem akuntansi
tradisional, ketika bentuk penyelesaian transaksi adalah tunai, maka informasi yang
dibutuhkan hanyalah jumlah uang tunai yang diterima. Sedangkan informasi detail tentang
data pelanggan tidak dibutuhkan. Disisi lain, keuntungan dari REA adalah menangkap data
yang lebih luas mengenai berbagai peristiwa. Data tersebut meliputi nama, alamat, jenis
kelamin, jenis buku yang suka dibaca, dll. Dengan informasi ini, toko buku dapat
mengirimkan perincian berbagai buku baru serta kegiatan khusus ke pelanggan.
5. Tahap V
Tahap berikutnya adalah menetapkan kardinalitas semua hubungan entitas tersebut.
Hubungan entitas ini terdiri dari 5 jenis yaitu nol ke satu (0,1) , satu ke satu (1,1) , satu ke
banyak (1,M), dan banyak ke banyak (M,M).
Keuntungan model REA adalah, data nonkeuangan berbasis peristiwa dapat ditangkap,
sedangkan hal ini diabaikan dalam diagram ER untuk proses bisnis yang sama. Peningkatan level
perincian dalam model REA membuatnya lebih mudah untuk mengidetifikasi apa saja yang
terjadi dalam pemodelan proses. Hal ini akan memperkaya basis data serta juga memperbaiki
proses perencanaan, evaluasi dan pengendalian berbagai proses bisnis.

Model REA vs Diagram ER


Entitas dalam REA dan ER disajikan dalam bentuk persegi empat, dan terdapat garis
yang menghubungkan satu sama lain. Garis yang menghubungkan berbagai entitas dalam
diagram EL diberi label kata kerja yang menunjukkan apa yang terjadi dalam hubungan tersebut.
Akibatnya, tiap garis mewakili sebuah peristiwa model REA. Hal ini meliputi peristiwa operasi
(menerima), peristiwa informasi (membuat, memperbarui), dan peristiwa keputusan (meninju
kembali). Sebaliknya hanya peristiwa operasi yang memiliki arti penting strategis.
Jika dalam beberapa hal model REA lebih sederhana daripada diagram ER, model ini
memberikan informasi yang lebih relevan. Pendekatan REA memungkinkan desainer sistem
untuk fokus pada berbagai peristiwa penting yang memfasilitasi desain serta penenmpatan
pengendalian. Diagram ER adalah alat pemodelan data yang memungkinkan perusahaan
memastikan adanya keselarasan antara berbagai proses bisnis serta tabel basis data tempat data
yang berkaitan dengan berbagai proses bisnis tersebut disimpan. Tujuan utama adalah untuk
mengidentifikasi berbagai  atribut data yang mewakili tampilan konseptual pengguna yang harus
didukung oleh tabel-tabel dasar.
Model REA menunjukkan tempat perusahaan dapat merencanakan, mengevaluasi dan
mengendalikan berbagai situasi peristiwa operasi penting dalam proses bisnis. Karena REA
berfokous pada berbagai aktivitas bisnis, maka model ini berorientasi pada peristiwa
Manfaat keunggulan kompetitif REA hampir dapat dengan jelas dilihat jelas dari perspektif
rantai nilai. Kelemahan utama adalah sistem ini terutama mendukung kebutuhan pengguna
informasi keuangan. Selain itu, sistem ini digerakkan oleh ekonomi dan tidak responsif terhadap
peristiwa nonekonomi yang dapat sangat penting artinya bagai perusahaan.
Berbagai tahap yang dilibatkan dalam mengembangkan model REA dalam sebuah proses bisnis.
Tahap ini meliputi :
1. Mengidentifikasi berbagai peristiwa operasi yang akan dimasukkan dalam model tersebut.
Peristiwa tersebut adalah peristiwa operasi yang menjadi hal penting, dan yang ingin
dikumpulkan lebih jauh informasinya. Biasanya, peristiwa ini adalah peristiwa yang
memiliki arti penting strategis bagi perusahaan tersebut
2. Mengatur peristiwa operasi ke dalam urutan kejadian
3. Mengidentifikasi berbagai sumber daya dan pelaku yang dilibatkan di tiap peristiwa operasi
4. Mengidentifikasi hubungan antarberbagai sumber daya, peristiwa, dan pelaku ini
5. Menetapkan hubungan entitas dengan menetapkan kardinalitas ke semuanya

MENETAPKAN ATRIBUT ENTITAS


                Model REA dapat digunakan untuk menetapkan atribut (attribute) entitas. Berikut ini
fenomena akuntansi yang berhubungan dengan proses ini.
 Peristiwa operasi dalam proses tersebut memasukkan permintaan persediaan, memasukkan
pesanan, dan menerima persediaan.
 Persediaan bahan baku adalah sumnber daya ekonomi yang terpenngaruh oleh peristiwa
 Pelaku utama adalah staf administrasi bagian perencanaan dan pengendalian produksi, staf
pembelian, pemasok, staf administrasi bagian penerimaan, dan staf administrasi bagian
gudang
 Peristiwa adalah proses menerima pesanan dari pelanggan, mengambil persediaan barang
jadi, dan mengirimkan persediaan.
 Persediaan barang jadi adalah sumber daya ekonomi yang dipengaruhi oleh peristiwa
 Pelaku utama adalah staf administrasi bagian penjualan, pelanggan, staf adminnistrasi bagian
gudang, dan staf administrasi bagian pengiriman

Kebutuhan data berbagai proses bisnis lainnya seperti roduksi, penerimaan kas, dan
sebagainya, akan didapatkan melalui cara ini dan digabungkan untuk menghasilkan skema umum
dari kebutuhan data. Kebutuhan akutansi dan non akuntansi akan memberikan kontribusi pada
basis data secara umum. Dalam proses menggabungkan kebutuhan data merupakan hal penting
untuk mengetahui dan meniadakan redunsi dari model model tersebut
MEMBUAT  TAMPILAN PENGGUNA
Pendekatan REA dapat menghasilkan sistem informasi yang mampu mendukung
beberapa tampilan. Akibatnya, berbagai kemungkinan tampilan harus dipertimbangkan untuk
tahap awal dalam pengembangan model. Hal inni dapat diwujudkan melalui penetapan kisaran
atribut data yang akan menangani kisaran tampilan yang diinginkan.
Sebagai reprentasi konseptual tampilan pengguna, maka laporan, dokumen, dan layar
komputer, disebut sebagai tampilan fisik (physical view). Tampilan ini dapat membantu desainer
memahami berbagai hubungan penting antardata.
Setelah attribute diidentifikasi, formulir dan prosedur untuk mengumpulkan data
peristiwa, sumber daya, dan pelaku dapat didesain. Setelah itu dilakukan, antarmuka qudry dapat
dibuat untuk menghasilakn tampilan atau laporan.
Antarmuka query harus meliputi tampilan yang diterima, dan format untuk laporan hasil
dari setiap query perlu ditentukan. Tiga figure berikut ini menyajikan contoh tampilan fisik bagi
tiga pengguna. Tampilan pertama adalah untuk staf pembelian yang membutuhkan informasi
mengenai barang persediaan yang akan dipesan dan pemasok dari persediaan tersebut. Tampilan
pengguna kedua adalah untuk manajer penjualan yang membutuhkan perincian aktivitas
penjualan harian yang disusun berdasarkan pelanggan serta produk. Terakhir, tampilan ketiga,
untuk bagian buku besar, menyajikan daftar voucher jurnal yang meringkas aktivitas bisnis
harian.
BAB 3 PENUTUP
 3.1 Kesimpulan
Sebuah model data keseluruhan perusahaan terintegrasi yang menyertakan sebagian besar
situasi yang didiskusikan pada makalah ini, yang menunjukkan pertautan diantara subsistem
yang berbeda dari SIA organisasi.
Salah satu manfaat dari model data keseluruhan perusahaan yang terinteritas adalah para
auditor dapat menggunakannya untuk memandu pengembangan query guna memvalidasi
kelengkapan dan ketepatan pemrosesan transaksi.
Sebuah model data keseluruhan perusahaan terinterasi dapat juga secara signifikan
meningkatkan dukungan yang tersedia untuk pembuatan keputusan manajerial. Selain itu,
flesibilitas bawaan model REA mempermudah untuk mengumpulkan berbagai informasi baru
untuk mengevaluasi kinerja.
Pembuatan sebuah model data keseluruhan perusahaan terinterasi juga memfasilitasi
peleburan informasi keuangan dan nonkeuangan dalam database yang sama dapat meningkatkan
pelaporan internal. Biasanya, laporan internal telah berfokus, terutama pada ukuran-ukuran
kinerja keuangan. Meski demikian, manajemen organisasi yang efektif perlu menukur kinerja
atas berbagai dimensi karena tidak ada ukuran tunggal yang memadai. Sedangkan manajemen
puncak harus memiliki laporan yang menyediakan sebuah perspektif multidimensi pada kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://mohamad-khaidir.blogspot.com/2013/07/pendekatan-rea-untuk-pemodelan-proses.html
https://noramaghfirah.blogspot.com/2017/06/topik-khusus-dalam-permodelan-rea.html
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-akuntansibab-10.html

Anda mungkin juga menyukai