Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN REA UNTUK PERMODELAN PROSES BISNIS

KELOMPOK 2
Anggota Kelompok :
Oki Muhammad Fajarullah 1514190077
Muhammad Aditya Sumantri 1514190016
Muhammad Mursyid Prasonto 1514190138
Citra Widia Lestari 1514190030
Muflihah Esa Putri 1514190028

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI S-1
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang tidak terhingga
kepada kami selaku kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah Sistem Informasi
Akuntansi ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Akuntansi. Selain itu, makalah
Sistem Informasi Akuntansi ini juga merupakan sebagai output dari mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi yang telah dipelajari dalam proses belajar mengajar di kampus.

Kami menyadari bahwa makalah Sistem Informasi Akuntansi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.

Jakarta, 21November 2017

Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isis .......................................................................................................................... ii

Bab I Pendekatan REA

1.1 Model REA .............................................................................................................

1.2 Elemen Dalam Model REA ...................................................................................

1.3 Keuntungan Model REA ........................................................................................

Bab II Analisis Rantai Nilai

2.1 Struktur Tabel Data Untuk Siklus Pendapatan .....................................................

2.2 Sistem Pembelian Dan Penggeluaran Kas .............................................................

2.3 Keterbatasan Sistem Berbasis Transaksi .............................................................

2.4 Pendekatan Tradisional Terhadap Proses Pemodelan Bisnis ................................

Bab III Mengembangkan Model REA

3.1 Proses Pengembangan Model REA .......................................................................

3.2 Model REA Vs Diagram ER .................................................................................

3.3 Menetapkan Atribut Entitas ...................................................................................

3.4 Membuat Tampilan Pengguna ..............................................................................

Bab IV

4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................

Daftar Pustaka ....................................................................................................................


BAB I PENDEKATAN REA
REA adalah pengakuan bahwa sistem informasi harus mendukung kebutuhan
informasi semua pengguna informasinya dalam suatu organisasi.Bagian ini membahas
mengenai kebutuhan informasi yang berubah dalam manajemen modern,keterbatasan
akuntansi tradisional dalam memenuhi kebutuhan tersebut,dan REA sebagai potensi solusi.
1.1 MODEL REA

Model REA (REA Model) adalah kerangka kerja akuntansi alternatif untuk
pemodelan sumber daya,peristiwa,dan pelaku (resource,event,agent-REA) perusahaan yang
sangat penting,serta hubungan diantara mereka. Jika telah diadopsi,data akuntansi dan
nonakuntansi mengenai fenomena ini dapat diidentifikasi,ditangkap,dan disimpan dalam
basis data terpusat. Tempat penyimpanan ini,tampilan pengguna dapat dibentuk hingga
memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam perusahaan. Model REA membutuhkan
fenomena yang dicirikan dalam cara yang sama dengan pengembangan tampilan banyak
pengguna. Data perusahaaan tidak boleh diformat terlebih dahulu atau secara buatan dibatasi
dan harus mencerminkan semua aspek yang relevan dari peristiwa ekonomi yang
mendasarinya. Jadi pemodelan data (data modeling) REA tidak meliputi berbagai elemen
akuntansi tradisional seperti jurnal,buku besar,daftar akun dan akuntansi pembukuan
berpasangan (debit dan kredit),walaupun dapat digunakan untuk menciptakan salah satu atau
semua elemen tersebut jika dibutuhkan.

1.2 ELEMEN DALAM MODEL REA

A. Sumber Daya
Sumber daya (resource) adalah aset perusahaan. Sumber daya ini didefinisikan
sebagai objek yang jarang dan dibawah objek pengendalian perusahaan. Definisi ini
berbeda dengan model tradisional karena tidak meliputi apapun yang dapat diturunkan
dari data lainya,seperti piutang usaha,yang merupakan record historis yang hanya
digumakan untuk menyimpan dan mentransmisikan data. Harus diingat bahwa ketika
berkaitan dengan perencanaan,evaluasi,dan pengendalian peristiwa,berbagai sumber
daya dalam model REA akan meliputi lokasi tempat brbagai peristiwa sikifikan
terjadi,seperti mesin kas,record persediaan dan bagian pencatatan permintaan.

B. Peristiwa
Peristiwa (event) ekonomi adalah fenomena yang memengaruhi berbagai perubahan
dalam suber daya. Peristiwa dapat merupakan hasil dari berbagai aktivitas,seperti
produksi,perdagangan,konsumsi,dan distribusi. Peristiwa ekonomi adalah elemen
informasi yang sangat penting bagi sistem informasi dan harus ditangkap dengan sangat
terperinci untuk dapat membentuk basis data lengkap. Dalam pendekatan pemodelan
REA,peristiwa dibagi menjadi tiga kelas,peristiwa operasi,peristiwa informasi,dan
peristiwa menajemen.akan tetapi hanya periistiwa operasi yang dimasukkan ke dalam
model REA.

C. Pelaku
Pelaku(agent)ekonomi adalah berbagai individu dan bagi yang terlibat dalam sebuah
peristiwa ekonomi.mereka adalah berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan yang
memiliki kemampuan sendiri untuk menggunakan atau membuang sumber daya
ekonomi.

1.3 Keuntungan Model Rea

Operasional lebih efisien,Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat


merasakan peningkatan efisiensi operasional dalam tiga hal:
1. Pendekatan REA untuk pemodelan proses bisnis akan membantu para
menajer mengidentifikasi berbagai aktivitas yang tidak bernilai tambah yang
dapat ditiadakan dari operasional.
2. Penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan dalam basis data terpusat yang
sama dapat mengurangi kebutuhan akan berbagai prosedur
pengumpulan,penyimpanan dan pemeliharaan data.
3. Penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan berbagai peristiwa bisnis
dalam bentuk yang terperinci akan memungkinkan adanya dukungan untuk
keputusan manajemen yang terperinci akan memungkinkan adanya dukungan
untuk keputusan manajemen yang lebih luas kisarannya.

Peningkatan produktifitas,peningkatan efisiensi opersaional dari tiap bagian melalui


peniadaan aktivitas tidak bernilai tambah akan mengasilkan kapasitas
lebih.kapasitas tambahan ini dapat diarahkan kembali untuk peningkatan
produktivitas keseluruhan perusahaan.

Keunggulan kompetitif,dengan mendukung tampilan untuk banyak pengguna,model


REA memberikan para manajer informasi yang lebih relevan,tepat waktu,dan
akurat.hal ini akan pda pelayanan pelanggan yang lebih baik,kualitas produk yang
lebih tinggi,serta proses produksi yang lebih flesibel.

BAB II ANALISIS RANTAI NILAI


Rantai nilai adalah berbagai aktivitas yang menambah nilai atau kegunaan bagi
produk dan jasa perusahaan.untuk dapat tetap bersaing,kebanyakan perusahaan harus
membedakan berbagai aktivitas bisnisnya,untuk membuat prioritas atas berbagai aktivitas
tersebut berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan perusahaan.untuk dapat
bersaing,kebanyakan perusahaan harus membedakan berbagai aktivitas bisnisnya,untuk
membuat prioritas atas aktivitas tersebut berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan
perusahaan.

2.1 Struktur Tabel Data Untuk Siklus Pendapatan

1. Tabel Pelanggan

Berisi alamat dan informasi kreditpelangan/nilai batas kredit digunakan untuk


mevalidasi berbagai transaksi penjualan.jika dari jumlah saldo belum dibayar
pelanggan dan jumlah transaksi penjualan saat ini melebihi batas kredit yang
telah ditetapkan sebelumnya,maka transaksi tersebut akan ditolak.
Nomer Nama Alamat Kota Negara Kode Batas
Pelanggan Pelanggan Bagian Pos Kredit

2. Tabel Faktur Penjualan

Bersama table barang dijual,menangkap berbagai transaksi penjualan untuk


suatu periode. Record transaksi penjualan dibuat ketika
persetujuan diberikan.Tabel faktur penjualan dapat juga digunakan untuk
menggantikan beberapa record akuntansi tradisional.

Nomo Nomor Jumla Tanggal Tanggal Tangga Tanggal Nomor


r Pelangga h Penjuala Pengirima l Jatuh Pembayara Pengiri
Faktu n Faktur n n tempo n man
r Uang

3. Tabel Barang Dijual

Tabel barang dijual terdiri atas recnrd tiap barang yang dijual ke pelanggan
perusahaan/karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk,tiap
record dalam table faktur penjualan dihubungkan dengan (link)ke satu atau lebih
record dalam table ini.

Nomor Faktur Jumlah Barang Harga Jumlah Total Harga


Penjualan

4. Tabel Persediaan

Berisi jumlah barang ,harga,pemasok dan data lokasi gudang untuk tiap
barang persediaan.ketika field jumlah barang saat ini dalam record yang terkait
akan dikurangi sejumlah nilai field jumlah barang direcord barang dijual.

Jumla Deskrip Lokasi Jumlah Titik Jumlah Nomo Nomor Biay Harga
h si Gudan yang Pemesana Pemesana r PO Pemaso a Ritel
Baran g Dimili n n k Unit
g ki Kembali

5. Tabel Daftar Pengiriman

Adalah record dari semua barang pesanan penjualan yang dikirimkan ke


pelanggan.

Nomor BOL Nomor Faktur Tanggal Pengiriman Kode Pengiriman

2.2 Sistem Pembelian Dan Penggeluaran Kas

a. Tabel Persediaan
Tabel persediaan berisi data jumlah,harga,pemasok,dan lokasi gudang
untuk tiap barang persediaan produk.proses pembelian dimulai dengan tinjauan
atas record persediaan untuk mengidentifikasi barang persediaan yang perlu
dipesan.Dalam perusahaan ritel,tahap ini dilakukan ketika penjualan barang jadi
ke pelanggan dicatat dalam record persediaan.Dalam kondisi ini,proses
pembelian melibatkan pengisian kembali persediaan barang jadi.
Sistem pembelian perusahaan manufaktur mengisi kembali persediaan bahan
baku ketika barang ini digunakan dalam proses produksi.Dalam kondisi manapun
persediaan dijual atau digunakan dalam produksi,field jumlah barang pada saat itu
akan dikurangi oleh aplikasi computer.dengan pengurangan tiap
persediaan,system akan menguji kondisi pemesanan ulangyang terjadi ketika
jumlah barang saat ini dibawah titik pemesanan ulang.pada saat itu,system akan
mempersiapkan pesanan pembelian,yang dikirimkan ke pemasok,dan
menambahkan record ke tabel pesanan pembelian.

b. Tabel Pesanan Pembelian

Tabel pesanan pembelian berisi berbagai record pembelian yang


dimasukan ke pemasok.record tsb akan tetap terbuka sampai persediaan
tiba.memasukan nomor laporan penerimaan dalam field yang tersedia akan
menutup record tsb.

c. Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual

Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual (PO Line Item table) berisi
record setiap barang yang dipesan. Karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu
atau lebih produk, tiap record dalam tabel Pesanan Pembelian dihubungkan
dengan (link ke) satu atau lebih record dalam tabel ini.

d. Tabel Laporan Penerimaan

Ketika barang yang dipesan tiba dari pemasok, maka akan dihitung dan
diperiksa serta dibuat dokumen penerimaannya. Melalui sebuah terminal, staf
administrasi bagian akan memasukkan informasi mengenai berbagai barng yang
diterima dalam tabel Laporan Penerimaan (Receiving Report table).

e. Tabel Voucher Pengeluaran

Tabel Voucher Pengeluaran (Disbursement Voucher Table) memberi tiga


informasi penting yang secara tradisional terdapat dalam catatan akuntansi
formal. Pertama tabel ini adalah record dari berbagai cek yang dibuat untuk
membayar berbagai akun usaha untuk periode terkait serta menggantikan jurnal
pengeluaran kas tradisional. Kedua, jumlah dari berbagai barang yang masih
terbuka (voucher yang belum dibayar) pada pemasok tertentu sama dengan buku
pembantu utang usaha untuk pemasok tersebut. Terakhir, total dari semua
voucher yang belum dibayar dalam tabel tersebut merupakan saldo buku besar
utang perusahaan tersebut.
2.3 Keterbatasan Sistem Berbasis Transaksi

Jika sistem yang baru saja digambarkan mewakili peningkatan yang jauh dari
pendekatan file datar tradisional, sistem ini memilikki kelemahan yang serius. Sistem ini
berbasis transaksi (transaction-based), sehingga memungkinkan pengguna untuk menangkap
banyak sekali informasi yang berkaitan dengan peristiwa ekonomi, seperti penjualan ke
pelanggan dan pembelian dari pemasok.

2.4 Pendekatan Tradisional Terhadap Proses Pemodelan Bisnis

Dalam pendekatan tradisional untuk desain basis data tradisional, diagram hubungan
entitas (entity relationship-ER) digunakan untuk membuat model antar berbagi entitas
perusahaan yang penting.

BAB III MENGEMBANGKAN MODEL REA


Sebelum mengembangkan model REA, berbagai peristiwa harus diklasifikasikan
sebagai:
Peristiwa operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa.
Peristiwa informasi, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pencatatan,
pemeliharaan, dan pelaporan informasi.
Peristiwa keputusan/manajemen, yaitu aktivitas yang mengarah pada
pembuatan keputusan dan implementasinya.

Peristiwa informasi menghasilkan informasi yang memungkinkan keputusan dibuat.


Peristiwa ini meliputi tindakan pencatatan, perbaikan, pembaruan, atau pemeliharaan. Berikut
ini adalah contoh dari peristiwa informasi:
a. Mencatat data pelanggan baru,
b. Memperbarui record persediaan setelah adanya penjualan,
c. Memperbaiki perincian pelanggan yang berubah alamatnya,
d. Membuat perkiraan biaya untuk produk baru
e. Membuat laporan peringkat kredit atas berbagai pelanggan yang berpotensi,
f. Membuat analisis data pelamar kerja dalam perusahaan,
g. Membuat faktur pekerjaan,
h. Membuat pesanan pembelian, dan
i. Membuat laporan kinerja per divisi

3.1 Proses Pengembangan Model REA

Untuk menggambarkan proses pengembangan model REA :

Tahap 1 101
Ditahap pertama, peristiwa opersai yang akan dimasukkan dalam proses
diindetifikasi. Berbagai peristiwa ini adalah peristiwa yang mendukung tujuan
strategis perusahaan dan yang perlu dikumpulkan informasinya.

Tahap 2 102
Peristiwa operasi yang telah diindentifikasi kini perlu diatur dalam urutan terjadinya.
Walaupun ada banyak penjualan yang terjadi tanpa adanya pertanyaan yang
mendahuluinya, kapan saja pertanyaan muncul maka akan diteruskan urutannya ke
penjualan yang dapat timbul dari pertanyaan tersebut.
Tahap 3 103
Selanjutnya sumber daya dan pelaku untuk tiap peristiwa operasi harus
diidentifikasi. Hal ini paling mudah dilakukan dengan menjawab pertanyaan siapa,
apa, dan di mana untuk tiap peristiwa.

Tahap 4 104
Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi berbagai hubungan antara sumber daya,
peristiwa, dan pelaku. Mulailah dari tiap peristiwa, dan hubungkan dengan sumber
daya serta pelaku yang dilibitkan dalam peristiwa tersebut.

Tahap 5 105
Tahap berikutnya adalah menetapkan kardinalitas semua hubungan entitas tersebut.
Terdapat lima bentuk hubungan yang digunakan ketika membuat model REA.
Kelima bentuk hubungan tersebut adalah nol ke satu (0,1), nol ke banyak (0,M), satu
ke satu (1,1), satu ke banyak (1,M), dan banyak ke banyak (M,M).

Dalam kasus hubungan entitas pelanggan: melakukan penjualan di horizon books,


keberadaan seorang pelanggan dapat menimbulkan hubungan nol, satu, atau banyak
melakukan penjualan. Hal ini disajikan dalam model REA untuk proses tersebut dengan
menggunakan notasi (0,M) agar dapat menyajikan kardinalitas minimal dan maksimal. Dalam
cara yang hampir sama, keberadaan satu melakukan penjualan yang timbul dari keberadaan
satu dan hanya satu entitas pelanggan, akan disajikan sebagai (1,1) dalm model REA tersebut.
Entitas melakukan penjualan dalam hubungan ini adalah nol ke banyak (0,M). Agar entitas
melakukan penjualan yang terjadi maka harus ada seorang pelanggan. Selain itu, karena
hanya seorang pelanggan yang dapat membeli barang tertentu, kardinalitas maksimalkan juga
akan satu. Maka, kardinalitas dari entitas pelanggan dalam hubungan ini adalah satu ke satu
(1,1).

3.2 MODEL REA vs DIAGRAM ER

Entitas (entity)dalam REA dan ER disajikan dalam bentuk persegi empat, dan
terdapat garis yang menghubungkan satu sama lain. Garis yang menghubungkan berbagai
entitas dalam diagram EL diberi label kata kerja yang menunjukkan apa yang terjadi dalam
hubungan tersebut. Akibatnya, tiap garis mewakili sebuah peristiwa model REA. Hal ini
meliputi peristiwa operasi (menerima), peristiwa informasi (membuat, memperbarui), dan
peristiwa keputusan (meninju kembali). Sebaliknya hanya peristiwa operasi yang memiliki
arti penting strategis. Jika dalam beberapa hal model REA lebih sederhana daripada diagram
ER, model ini memberikan informasi yang lebih relevan. Pendekatan REA memungkinkan
desainer sistem untuk fokus pada berbagai peristiwa penting yang memfasilitasi desain serta
penenmpatan pengendalian.
Diagram ER adalah alat pemodelan data yang memungkinkan perusahaan memastikan
adanya keselarasan antara berbagai proses bisnis serta tabel basis data tempat data yang
berkaitan dengan berbagai proses bisnis tersebut disimpan. Tujuan utama adalah untuk
mengidentifikasi berbagai atribut data yang mewakili tampilan konseptual pengguna yang
harus didukung oleh tabel-tabel dasar. Model REA menunjukkan tempat perusahaan dapat
merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan berbagai situasi peristiwa operasi penting
dalam proses bisnis. Karena REA berfokous pada berbagai aktivitas bisnis, maka model ini
berorientasi pada peristiwa Manfaat keunggulan kompetitif REA hampir dapat dengan jelas
dilihat jelas dari perspektif rantai nilai.
Kelemahan utama adalah sistem ini terutama mendukung kebutuhan pengguna
informasi keuangan. Selain itu, sistem ini digerakkan oleh ekonomi dan tidak responsif
terhadap peristiwa nonekonomi yang dapat sangat penting artinya bagai perusahaan. Berbagai
tahap yang dilibatkan dalam mengembangkan model REA dalam sebuah proses bisnis. Tahap
ini meliputi :
1. Mengidentifikasi berbagai peristiwa operasi yang akan dimasukkan dalam model
tersebut. Peristiwa tersebut adalah peristiwa operasi yang menjadi hal penting, dan
yang ingin dikumpulkan lebih jauh informasinya. Biasanya, peristiwa ini adalah
peristiwa yang memiliki arti penting strategis bagi perusahaan tersebut
2. Mengatur peristiwa operasi ke dalam urutan kejadian
3. Mengidentifikasi berbagai sumber daya dan pelaku yang dilibatkan di tiap
peristiwa operasi
4. Mengidentifikasi hubungan antarberbagai sumber daya, peristiwa, dan pelaku ini
5. Menetapkan hubungan entitas dengan menetapkan kardinalitas ke semuanya

3.3 Menetapkan Atribut Entitas

Model REA dapat digunakan untuk menetapkan atribut (attribute) entitas. Berikut ini
fenomena akuntansi yang berhubungan dengan proses ini.
1. Peristiwa operasi dalam proses tersebut memasukkan permintaan persediaan,
memasukkan pesanan, dan menerima persediaan.
2. Persediaan bahan baku adalah sumnber daya ekonomi yang terpenngaruh oleh
peristiwa
3. Pelaku utama adalah staf administrasi bagian perencanaan dan pengendalian
produksi, staf pembelian, pemasok, staf administrasi bagian penerimaan, dan staf
administrasi bagian gudang
4. Peristiwa adalah proses menerima pesanan dari pelanggan, mengambil persediaan
barang jadi, dan mengirimkan persediaan.
5. Persediaan barang jadi adalah sumber daya ekonomi yang dipengaruhi oleh
peristiwa
6. Pelaku utama adalah staf administrasi bagian penjualan, pelanggan, staf
adminnistrasi bagian gudang, dan staf administrasi bagian pengiriman

Kebutuhan data berbagai proses bisnis lainnya seperti roduksi, penerimaan kas, dan
sebagainya, akan didapatkan melalui cara ini dan digabungkan untuk menghasilkan skema
umum dari kebutuhan data. Kebutuhan akutansi dan non akuntansi akan memberikan
kontribusi pada basis data secara umum. Dalam proses menggabungkan kebutuhan data
merupakan hal penting untuk mengetahui dan meniadakan redunsi dari model model tersebut.

3.4 Membuat Tampilan Pengguna

Pendekatan REA dapat menghasilkan sistem informasi yang mampu mendukung


beberapa tampilan. Akibatnya, berbagai kemungkinan tampilan harus dipertimbangkan untuk
tahap awal dalam pengembangan model. Hal inni dapat deiwujudkan melalui penetapan
kisaran atribut data yang akan menangani kisaran tampilan yang diinginkan. Sebagai
reprentasi konseptual tampilan pengguna, maka laporan, dokumen, dan layar komputer,
disebut sebagai tampilan fisik (physical view). Tampilan ini dapat membantu desainer
memahami berbagai hubungan penting antardata.
Setelah attribute diidentifikasi, formulir dan prosedur untuk mengumpulkan data
peristiwa, sumber daya, dan pelaku dapat didesain. Setelah itu dilakukan, antarmuka qudry
dapat dibuat untuk menghasilakn tampilan atau laporan. Antarmuka query harus meliputi
tampilan yang diterima, dan format untuk laporan hasil dari setiap query perlu ditentukan.
Tiga figure berikut ini menyajikan contoh tampilan fisik bagi tiga pengguna. Tampilan
pertama adalah untuk staf pembelian yang membutuhkan informasi mengenai barang
persediaan yang akan dipesan dan pemasok dari persediaan tersebut. Tampilan pengguna
kedua adalah untuk manajer penjualan yang membutuhkan perincian aktivitas penjualan
harian yang disusun berdasarkan pelanggan serta produk. Terakhir, tampilan ketiga, untuk
bagian buku besar, menyajikan daftar voucher jurnal yang meringkas aktivitas bisnis harian.
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai