Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENINGKATNYA PERAN

LEMBAGA KEUANGAN
Meningkatnya peran lembaga keuangan dalam perekonomian terutama disebabkan oleh
beberapa factor antara lain:

 Naiknya pendapatan masyarakat


Terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat terutama kalangan menengah menyebabkan
naiknya kemampuan menabung. Sejalan dengan itu, lembaga keuangan menawarkan
berbagai jenis alternatif tabungan dan produk jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama kemudahan dalam melakukan transaksi.

 Perkembangan industri dan teknologi


Kebutuhan dana investasi oleh sektor industri semakin meningkat sejalan dengan pesatnya
perkembangan industry dan teknologi.

 Denominasi instrumen keuangan


Beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan melalui pasar keuangan sulit dijangkau oleh
penabung akibat denominasinya dalam jumlah besar. Lembaga keuangan yang memiliki
karakteristik usaha tersendiri dapat memberikan kesempatan penabung kecil untuk
mendapatkan instrumen keuangan yang dapat dijangkau sesuai dengan dana yang mereka
miliki.

 Skala ekonomi dan produk jasa-jasa


Dengan mengombinasikan sumber-sumber untuk menciptakan berbagai jenis jasa keuangan
dalam jumlah besar, maka biaya produk atau jasa per unit yang ditawarkan lembaga
keuangan dapat ditekan lebih rendah. Kelebihan inilah yang memberikan lembaga keuangan
keunggulan bersaing.

 Jasa-jasa likuiditas
Ketidakpastian arus kas unit usaha dalam kegiatan operasinya jelas akan dapat mengancam
dan mengganggu kegiata operasi perusahaan apabila kondisi keuangannya tidak dalam
keadaan baik. Masalah likuiditas tersebut kemungkinan akan menyebabkan timbulnya
beban biaya yang pada gilirannya akan mengganggu kelancaran operasi perusahaan.
Masalah likuiditas tersebut dapat juga dialami oleh individu.. untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas ini, lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa likuiditas
yang memberikan kemudahan nasabah untuk mengatasi kesulitan likuiditasnya.

 Keuntungan jangka panjang


Lembaga keuangan memperoleh sumber dana berupa simpanan dari penabung dengan
tingkat bunga yang relatif rendah. Dana tersebut selanjutnya disalurkan sebagai pinjaman
dengan tingkat bunga lebih tinggi dan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Spread
antara biaya dana lembaga keuangan dengan tingkat bunga pinjaman tetap akan stabil
karena biaya dana dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.
 Risiko lebih kecil
Meningkatnya kesadaran otoritas keuangan untuk menerapkan ketentuan kehati-hatian
(prudential regulation) yang lebih ketat terhadap kegiata usaha lembaga keuangan dan
adanya program penjaminan atas simpanan yang saat ini diberlakukan oleh pemerintah atau
otoritas monoter menyebabkan risiko yang dihadapi penabung menjadi sangat kecil.

PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM SISTEM KEUANGAN


Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan adalah lembaga
depositori, terutama bank umum. Kegiatan utama lembaga depositori ini adalah menarik atau
menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali terutama dalam bentuk
kredit dan membeli surat-surat berharga. Lembaga keuangan atau lembaga depositori sangat
dibutuhkan dengan beberapa alasan:
a. menawarkan berbagai program simpanan yang dapat memenuhi semua jenis kebutuhan
masyarakat.
b. Menyediakan kredit dengan jumlah dan jangka waktu yang beragam.
c. Menanggung resiko intermediasi.
d. Memenuhi kebutuhan likuiditas nasabah untuk berbagai jenis kebutuhan.
e. Menyediakan jasa-jasa transaksi keuangan.

METODE TRANSFER DANA DALAM SISTEM KEUANGAN


Sistem keuangan bergerak secara dinamis, ia senantiasa mengalami perubahan sejalan
dengan terjadinya perubahan permintaan masyarakat, perkembangan teknologi baru, dan
perubahan undang-undang dan peraturan. Sistem keuangan akan mengikuti sesuai dengan
tuntutan lingkungannya.

Semua sistem keuangan, baik yang masih sederhana maupun yang telah cukup kompleks,
melaksanakan setidak-tidaknya satu fungsi dasar, yaitu memindahkan dana dari penabung (unit
surplus) dan meminjamkannya kepada peminjam yang akan melakukan investasi (unit defisit).
Pengalihan atau transfer dana dari penabung kepada peminjam dapat dilakukan dalam tiga cara
yaitu:
a. Pembiayaan langsung (direct finance)

Metode pembiayaan langsung atau direct finance terjadi apabila penabung (ultimate lender)
bertemu langsung dengan peminjam (ultimate borrower) dan menukarkan dananya dengan
aset finansial tanpa ada bantuan dari pihak ketiga.
Pembiayaan langsung merupakan metode yang paling sederhana dalam proses transfer dana
dalam ekonomi, namun dalam pelaksanaannya, baik dilihat dari kepentingan pemilik dana
maupun peminjam, memeliki beberapa kelemahan, yaitu:
 Dibutuhkan adanya keinginan atau kebutuhan yang bersamaan (coincidence of wants)
mengenai jumlah dana, tingkat bunga dan jangka waktu.

 Pemilik dana harus bersedia menerima surat utang atau IOU ( I owe you) yang
dikeluarkan peminjam.
 Pemilik dana dihadapkan pada risiko yang tinggi.

 Membutuhkan biaya transaksi ( transaction cost) yang biasanya relatif besar termasuk
biaya informasi (information cost) untuk dapat saling bertemu satu dengan lainnya.
Peminjam mungkin harus menemui banyak pemilik dana untuk menemukan jumlah
dana dan jangka waktu yang sesuai dengan keinginan masing-masing pihak.

b. Pembiayaan semi langsung (semi direct finance)

Pembiayaan semi langsung adalah transaksi pinjam-meminjam uang yang melibatkan


perantara pedagang efek. Fungsi perantara pedagang efek ini dilaksanakan oleh perusahaan
efek atau securities company atau juga disebut investment bank.

Proses transfer dana dengan surat utang antara peminjam dan pemilik dana dilakukan
dengan melalui jasa perantara. Oleh karena itu, proses transfer dana tersebut sangat
tergantung pada peran dan intervensi pihak ketiga, yaitu broker dan dealer. Peran broker
(pialang) dan dealer (pedagang) efek memiliki perbedaan.

 Broker dapat berupa individu atau institusi yang menyediakan informai dan jasa jual
beli efek/surat berharga.
 Peran broker pada dasarnya hanyalah mempertemukan pihak penjual dan pembeli.

 Broker tidak memiliki atau mengambil resiko apapun karena sebenarnya ia tidak
mengambil posisi. Untuk jasanya tersebut ia mendapatkan fee dari pihak yang
memberikan instruksi (yaitu instruksi jual atau beli).

 Dealer pada dasarnya juga melakukan peran intermediasi antara penjual dan pembeli
efek.

 Namun dealer sebenarnya membeli terlebih dahulu efek tersebut dengan harapan akan
menjualnya kemudian dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan
keuntungan.

 Jadi dealer mengambil posisi risiko dengan membeli putus (outright purchase) efek
tersebut untuk kepentingan portofolionya. Dengan demikian, ia kemungkinan akan
mengalami kerugian bilamana harga efek tersebut turun.

Kontribusi yang sangat penting yang diberikan oleh broker-dealer terutama dalam pasar
keuangan adalah pesatnya pertumbuhan pasar sekunder. Metode pembiayaan semi langsung
ini memiliki keterbatasan, yaitu risiko likuiditas yand dihadapi terutama apabila pasar modal
masih belum berkembang. Oleh karena itu, pada dasarnya pemilik surat berharga tetap
dituntut harus bersedia menerima risiko likuiditas tersebut dan karakteristik jatuh tempo
IOU yang dikeluarkan peminjam. Dengan demikian, metode ini tetap membutuhkan prinsip
coincidence of wants.

c. Pembiayaan tidak langsung ( indirect finance)

Adanya keterbatasan dalam metode pembiayaan langsung dan semi langsung menyebabkan
dikembangkannya metode pembiayaan tidak langsung yang dilakukan dengan bantuan
lembaga intermediasi keuangan, yaitu: bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan
pembiayaan, perusahaan efek dan reksa dana.

Peran utama lembaga intermediasi dalam sistem keuangan adalah melayani penabung dan
peminjam dengan cara yang lebih kompleks dibandingkan jasa broker dan dealer. Lembaga
intermediasi di satu pihak menerbitkan sekuritas sekunder (secondary security) kepada
penabung dan di pihak lain menerima surat utang (IOU) dari peminjam yang disebut
sekuritas primer (primary security). Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga
intermediasi keuangan dapat berupa rekening giro, simpanan, polis asuransi jiwa, anuitas,
saham, atau unit penyertaan reksa dana.

INTERMEDIASI DAN DISINTERMEDIASI KEUANGAN

Intermediasi (intermediary) dalam konteks lawan dari istilah disintermediasi


(disintermediation) adalah pelaksanaan fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga
intermediasi melalui cara penarikan dana dari penabung (ultimate lenders) kemudian
meneruspinjamkannya kepada peminjam (ultimate borrowers).

Sedangkan disintermediasi dapat diartikan sebagai penarikan dana dari lembaga


intermediasi oleh penabung kemudian meminjamkannya langsung kepada peminjam.
Dengan kata lain, disintermediasi merupakan pengalihan dana dari metode indirect finance
ke direct dan semi direct finance. Seorang penabung dapat dikatakan melakukan
disintermediasi apabila menarik simpanannya di bank (lembaga intermediasi) dan langsung
membelikannya saham dana tau obligasi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika penabung
mengharapkan tingkat bunga yang lebih tinggi melebihi tingkat bunga yang diberikan oleh
bank atau penabung merasa tidak yakin terhadap keamanan dananya yang ada di bank.
Dengan kata lain, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan menurun
akibat misalnya terjadinya systemic risk.

Anda mungkin juga menyukai