Anda di halaman 1dari 40

Pertemuan Ke 3

AKL 2
STIE IGI
Hery Margono, SE, Ak, MM

Aspek legal dari likuidasi persekutuan firma

Likuidasi firma

1. DEFINISI LIKUIDASI Proses likuidasi persekutuan firma biasanya terdiri dari pencairan
sebagian atau seluruh aktiva menjadi uang kas, penyelesaian dengan kreditor, dan
pembagian sisa aktiva kepada kelompok pemilikan. Pencairan aktiva menjadi uang kas
disebut realisasi, sedangkan pembayaran atas klaim disebut likuidasi. Istilah likuidasi juga
digunakan dalam srti yang lebih luas untuk menyatakan proses likuidasi secara lengkap.
PROSEDUR DALAM LIKUIDAS Jika persekutuan firma harus dilikuidasi, maka buku-buku harus
disesuaikan dan ditutup, kemudian laba atau rugi bersih untuk periode itu harus
dipindahkan ke perkiraan modal masing-masing sekutu. Lalu persekutuan firma siap untuk
dilikuidasi. Apabila aktiva dicairkan menjadi uang kas, maka selisih antara nilai buku jumlah
yang terealisasi akan menyatakan laba atau rugi yang diperuntukkan atau dibebankan
kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi. Laba dan rugi seperti itu dipindahkan ke perkiraan
modal. Kemudian saldo modal akan menjadi dasar penyelesaian. Dalam likuidasi, jika
perkiraan modal seorang sekutu melaporkan saldo debet dan sekutu yang bersangkutan
mempunyai saldo pinjaman, maka undang-undang mengizinkan untuk melakukan hak
mengimbangi (right of offset), yaitu mengimbangi sebagian atau seluruh pinjaman terhadap
kekurangan modal. Saldo debet dalam perkiraan modal jika tidak ada saldo pinjaman
diimbangi menunjukkan bahwa sekutu yang modalnya kurang harus menyetorkan
kekurangannya ini. Ketidakmampuan persekutuan firma untuk memperoleh kembali
kekurangan modal ini berarti bahwa sekutu lainnya akan menanggung jumlah kekurangan
ini. Apabila uang kas tersedia untuk tersedia untuk dibagikan, maka uang kas ini digunakan
lebih dulu untuk membayar kreditor luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian
pinjaman dan saldo modal sekutu.

2. PEMBAYARAN KEPADA SEKUTU SETELAH REALISASI SELESAI Prosedur akuntansi yang


ditempuh pada likuidasi persekutuan firma diilustrasikan dalam bab-bab berikutnya. Contoh
yang diberikan dalam bab ini mengasumsikan, bahwa pembagian kepada sekutu dilakukan
hanya setelah realisasi aktiva diselesaikan sepenuhnya dan seluruh keuntungan atau
kerugian realiasasi diketahui. Contoh dalam bab-bab berikutnya mengilustrasikan prosedur
yang diikuti apabila pembagian kepada para sekutu dilakukan selama likuidasi berlangsung
dan sebelum keuntungan atau kerugian realisasi diketahui. Untuk tujuan pembahasan di
bawah ini, diasumsikan bahwa “firma A, B, C, dan D” memutuskan untuk melikuidasi diri.
Semua aktiva persekutuan firma ini harus diicairkan menjadi uang kas. A, B, C, dan D
membagi laba dan rugi dalam rasio masing- masing 30%,30%, 20%, dan 20%. Neraca yang
disusun per 1 Mei 1987, tepat sebelum likuidasi, melaporkan saldo sebagai berikut : Aktiva
Kewajiban dan Modal Kas……………………………………............. $ 10.000 Aktiva
Lainnya………………………………. $180.000 Total aktiva……………………………………. $190.000
Kewajiban…………………………………… $ 75.000 Pinjaman B…………………………………. 6.000
Pinjaman, D………………………………… 5.000 Modal, A……………………………………… 42.000 Modal,
B……………………………………… 31.500 Modal, C……………………………………… 20.500 Modal,
D…………………………………….. 10.000 Total kewajiban dan modal…………. $ 190.000

3. Contoh 5 : Realisasi aktiva sebesar $60.000, dengan uang kas yang tersedia tidak cukup
untuk membayar kreditor: a. apabila semua sekutu solven secara pribadi b. apabila sekutu
tertentu solven secara pribadi dan sekutu lainnya tidak. Contoh 4 : Realisasi aktiva sebesar
$80.000, dengan kerugian realisasi menimbulkan kekurangan modal bagi lebih daripada
seorang sekutu.  Contoh 3 : Realisasi aktiva sebesar $100.000, dengan kerugian realisasi
menimbulkan kekurangan modal bagi seorang sekutu saja.  Contoh 2 : Realisasi aktiva
sebesar $120.000, dengan kerugian realisasi mengharuskan pemindahan dari perkiraan
pinjaman sekutu ke perkiraan modalnya.  Contoh 1 : Realisasi aktiva sebesar $140.000
dengan kerugian realisasi dibebankan sepenuhnya pada perkiraan modal sekutu  Contoh
Diasumsikan bahwa aktiva PF direalisasikan dengan jumlah – jumlah kas yang berbeda: 

4. Kerugian Realisasi Aktiva yang Dibebankan Sepenuhnya Pada Saldo Modal Sekutu Contoh 1 :
Asumsikan bahwa aktiva non-kas “ firma A, B, C, & D, dengan nilai buku $180.000 direalisasi
sebesar $140.000. Kerugian sebesar $40.000 dibagikan dalam rasio laba-rugi. Uang kas
pertama – tama digunakan lebih dulu untuk membayar kreditor luar, sisanya digunakan
untuk membayar pinjaman para sekutu dan saldo mereka. Hal ini diikhtisarkan dalam
laporan likuidasi sbb :

5. Firma A, B, c, & D Laporan likuidasi 1- 31 mei 1987


6. Ayat – ayat jurnal untuk mencatat aktiva dan pembagian uang kas adalah : Transaksi Pos
Jurnal a. Penjualan aktiva sebesar $140.000; rugi dibagikan kepada A,B,C&D dalam rasio
30%,30%,20%&20% Kas……………………..$140.000 Modal A……………….12.000 Modal
B…………………12.000 Modal C………………..8.000 Modal D……………….8.000 Aktiva lainnya
………………$180.000 b. Pembayaran kepada Para kreditor Kewajiban …. $75.000 Aktiva
………………….$75.000 c. Pembayaran kepada Para sekutu Pinjaman B…………..$6.000 Pinjaman
D …………5.000 Modal A……………….30.000 Modal B………………. 19.500 Modal
C………………..12.500 Modal D……………….2.000 kas …………………………$75.000

7. Hal – hal penting yang perlu dicatat dalam contoh diatas adalah : 1. Pembagian kerugian
realisasi aktiva di antara para sekutu dilakukan dengan cara yang sama dengan pembagian
rugi operasi. Jika realisasi aktiva menghasilkan keuntungan maka perkiraan modal sekutu
harus kredit. Apabila aktiva dijual dalam jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah
perkiraan tersendiri untuk mengikhtisarkan keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah
semua aktiva direalisasi, maka saldo debet atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan ke
perkiraan modal sekutu dalam rasio laba-rugi. 2. Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu
sebelum pada sekutu dibayar atas pinjaman maupun saldo modal mereka. 3. Kepentingan
bersih sekutu dalam aktiva PF ditetapkan sebelum setiap pembayaran kepada mereka
lakukan. Apabila buku – buku melaporkan jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada
para sekutu, sebagai akibat panjar ataupun beban untuk barang – barang atau jasa – jasa,
maka saldo ini akan diimbangi dengan modal sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan
sesuai dengan jumlah yang dilaporkan dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu.
8. Contoh 2 : Asumsikan bahwa aktiva non-kas”firma A, B, C,Kerugian Realisasi Aktiva yang
Menimbulkan Pemindahan Perkiraan Pinjaman Sekutu ke Perkiraan Modalnya &D”
direalisasi sebesar $120.000. Penjualan aktiva sebesar $120.000 ini menimbulkan kerugian
sebesar $60.000 yang akan ditanggung oleh para sekutu dalam rasio laba dan rugi.
Pembagian kerugian ini mengharuskan pembebanan kepada D sebesar $12.000 dan hal ini
menimbulkan saldo debet sebesar $2.000 dalam perkiraan modal D. sebagai gantinya, D
menanamkan investasi tambahan sebesar $2.000, dengan memindahkan jumlah ini dari
perkiraan pinjamannya ke perkiraan modalnya. Kemudian para sekutu membayar dalam
jumlah yang sama dengan saldo perkiraan pinjaman dan modal mereka. Proses laporan
ikhtisar likuidasi sbb :

9. Firma A, B, C, & D Laporan likuidasi 1-31 Mei 1987


10. Ayat jurnal untk mencatat pembebanan pinjaman D pada kekurangan modalnya
akan berbunyi sbb : Transaksi Ayat jurnal Pemindahan jumlah yang dibutuhkan untuk
Menutup kekurangan modal D dari perkiraan pinjamannya ke perkiraan modalnya Pinjaman
D………………….$2.000 Modal D ………………………$2.000

11. Contoh 3 : Asumsikan, bahwa aktiva non-kas dalam contoh kita realisasi sebesar
$100.000 dan hal ini menimbulkan kerugian sebesar $80.000. Dalam pembagian kerugian
realisasi sebesar $80.000, D dibebani $16.000. Hal ini menimbulkan saldo debet dalam
perkiraan modal D sebesar $6.000. Untuk mengimbangi seluruh jumlah dalam perkiraan
pinjaman D terhadap modalnya, dalam perkiraan modalnya , masih tersisa saldo debet
sebesar $1.000. Jika D membayar $1.000 kepada perusahaan pada saat ini, maka
kekurangan modalnya tertutup dan perusahaan dapat membagikan uang kas kepada
A,BKerugian Realisasi Aktiva yang Menimbulkan Kekurangan Modal bagi Seorang Sekutu
Saja & C pada likuidasi akhir. Akan tetapi,jika perusahaan tidak berhasil memperoleh
kembali jumlah ini dari D, dan perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang
ada, maka pembagian ini harus menetapkan kemungkinan, bahwa D gagal untuk memenuhi
kewajibannya kepada PF. Kemudian, uang kas yang tersedia harus dibagikan dengan suatu
cara yang menimbulkan saldo dalam perkiraan modal A, B, & C, yang dapat menutup
kerugian sebesar $1.000. Jika D kemudian membayar $1.000 per kas, maka jumlah ini
dibayarkan kepada A, B, & C sesuai dengan saldo dalam perkiraan modal mereka. Dibawah
ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi diatas, bahwa D menyetorkan
jumlah kekurangan modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk dibagikan kepada A,
B, dan C

12. Firma A, B, C, & D Laporan Likuidasi 1- 3 Mei 1987

13. Hal ini dapat diperlihatkan dalam skedul sbb:Kepentingan bebas dihitung dengan
jalan menyatukan saldo pinjaman dan modal masing – masing sekutu sebelum pembagian
uang kas dan mengurangkan dari jumlah ini setiap saldo yang harus tetap tersedia, untuk
menutup kerugian yang mungkin dimasa mendatang. Kerugian sebesar $1.000 ditutupi
oleh A, B dan C dalam hal D insolvensi, diperhitungkan Gabungan saldo pinjaman dan
modal mereka berjumlah $36.000 Dalam contoh ini tersedia uang kas sebesar $35.000
untuk membayar A, B, C 

14. Firma A, B, C, & D Skedul untuk Melengkapi Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus
Dibayarkan kepada Para Sekutu
15.  Apabila jumlah uang kas yg dapat dibayarkan kepada sekutu ditetapkan, maka uang
kas ini digunakan lebih dahulu utk membayar setiap pinjaman beredar dan sisanya kemudian
digunakan utk saldo modalnya.Akan tetapi, D tidak menerima uang kas atau saldo
pinjamannya, walaupun dalam kenyataan sekutu lainnya menerima pembayaran atas saldo
modalnya. Ayat – ayat jurnal utk mencatat investasi tambahan D dan pembagian jumlah ini
kepada A, B, & C berbunyi sbb: Investasi tambahan D utk menutup kekurangan modalnya
Kas……… $1.000 Modal D…….. $1.000 Pembayaran kpd para sekutu dalam penyelesaian akhir
Modal A…….$375 Modal B…….. 375 Modal C…….. 250 Kas…….. $1.000 Transaksi Ayat Jurnal

16. Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu lainnya, maka ayat jurnalnya
adalah sbb: Transaksi Ayat jurnal Pembayaran langsung oleh D kepada A, B, & C dalam
penyelesaian kewajibannya kepada mereka Modal A……. $375 Modal B…….. 375 Modal
C…….. 250 Modal D….$1.000 Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka
ayat jurnal untuk mencatat kerugian ini sbb: Transaksi Ayat Jurnal Penghapusan saldo
piutang tak tertagih D terhadap modal A, B, & C yang 30:30:20 Modal A……. $375 Modal
B…….. 375 Modal C…….. 250 Modal D…. $1.000

17. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu memperoleh kembali jumlah $5.000 itu
pada saat ini dan perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka
kepentingan A, B,Jika jumlah $5.000 diperoleh kembali dari D saat ini, maka kekurangan
modalnya tertutupi untuk mengimbangi seluruh saldo pinjaman D sebesar $5.000 terhadap
modal debetnya masih menyisakan kekurangan modal sebesar $5.000. Hal ini
menimbulkan saldo debet sebesar $10.000 dalam perkiraan modal D. Dalam pembagian
kerugian $100.000, perkiraan modal D dibebani sebesar $20.000. aktiva non-kas dalam
contoh kita realisasikan sebesar $80.000 dalam hal ini menimbulkan kerugian sebesar
$1.000. Contoh 4 :Asumsikan, bahwa Kerugian Realisasi Aktiva Yang Menimbulkan
Kekurangan Modal Bagi Lebih Daripada Seorang Sekutu &Uang kas yang tersedia utk
membayar A, BJika D menyetorkan jumlah $5.000, maka uang kas ini dapat dibagikan kpd
sekutu,dalam hal ini C tidak perlu menyerahkan setoran lebih lanjut Penetapan kerugian ini
akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal C C tetap dengan saldo yg cukup
utk menutupi kerugian yang mungkin akibat ketidak mampuan D memenuhi kewajibannya
kepada perusahaan. & C adalah berjumlah $15.000, sementara gabungan saldo pinjaman
dan modal $20.000

18. Kerugian sebesar $5.000, dalam hal D insolvensi harus dipertimbangkan lebih dulu.
Karena A, B, & Uang kas yg dibayarkan kepada B digunakan utk menutupi kekurangan
modalnya, dan kegagalan utk memperoleh kembali menyebabkan likuidator bertanggung
jawab kepada sekutu yg menderita kerugian oleh pembagian uang kas yg terlalu cepat tsb.
Dalam hal seperti itu, likuidator harus nmenetapkan salah satu dari prosedur sbb:Kerugian
di masa mendatang akibat kegagalan untuk memperoleh kembali uang kas dari sekutu yang
defisit akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal B. Jika B menegaskan, bahwa
penyelesaian sepenuhnya dilakukan atas pinjaman sebelum uang kas digunakan utk
membayar saldo modal,mengingat prioritas yang diberikan atas pinjaman sekutu tertentu
dalam Uniform Partnership Act, maka likuidasi harus mempertimbangkan semua kontigensi,
yang dihadapi dalam pembubaran PF. Pembagian uang kas sebesar $15.000, yg
dikembangkan dalam skedul yg menyertai laporan likuidasi menyebabkan pembayaran atas
saldo modal A sebelum pinjaman B diselesaikan sepenuhnya. Karena C tidak cukup utk
menutupi bagian kerugian sebesar $750, maka jumlah sebesar $750 ini kemudian
diperhitungkan dalam kepentingan yg dibatasi berikutnya yg dapat ditetapkan bagi A dan B,
karena rasio laba- rugi utk A dan B 30% dan 30% C berbagi laba dalam rasio 30%, 30% dan
20%, maka rasio ini digunakan dalam menetapkan kepentingan yg dibatasi utk masing –
masing sekutu sebesar $1.875, $1.875 dan $1.250

19. Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee
atau wali dengan ketentuan, bahwa uang kas dapat diperoleh kembali untuk mengimbangi
kekurangan modal jika hal ini terjadi pada satu orang sekutu; apabila tidak ada kemungkinan
utk melakukan pengimbangan, maka uang kas itu dapat dibayarkan kepada sekutu ini. 2.
Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yg harus ditutup oleh masing
– masing sekutu dalam penyelesaian akhir, yg meliputi beban yg timbul dari kegagalan para
sekutu utk memenuhi bagian mereka yg layak dalam kerugian perusahaan,dinilai;kemudian
saldo pinjaman dapat digunakan utk mengimbangi kekurangan modal dan pembagian uang
kas dapat dilakukan. 3. Membagikan uang kas dengan suatu cara yg menetapkan
kemungkinan kerugian dimasa mendatang, yang meliputi beban yg timbul dari kegagalan
para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian
perusahaan;kemudian pembayaran atas saldo pinjaman dan atas saldo modal dapat dicegah
jika saldo seperti itu dibutuhkan untuk menutup kerugian. Maka jurnal utk contoh diatas
adalah sbb:

20. Firma A, B, C & D Laporan Likuidasi 1 – 31 Mei 1987

21.  Firma A, B, C & D Skedul untuk Melengkapi Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus
Dibayarkan Kepada Para Sekutu 1 – 31 Mei 1987

22.  Contoh 5(a) Asumsikan bahwa aktiva non-kas firma A, B, C,Realisasi Aktiva dengan
Hasil Uang Kas yang Tidak Cukup untuk Membayar Para Kreditor & D hanya terealisasi
sebesar $60.000. Selanjutnya asumsikan bahwa semua sekutu solven secara pribadi dan
mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin timbul dari
likuidasi. Kerugian sebesar $120.000 dibebankan terhadap saldo modal sekutu, dan uang kas
yang ada sebesar $70.000 dibayarkan ke kreditor. Pengimbangan saldo pinjaman terhadap
kekurangan modal dilakukan. Dalam hal ini, para kreditor dengan total saldo sebesar $5.000
belum bayar: A dan B mempunyai kekayaan positif dalam perusahaan masing – masing
sebesar $3.500 dan $9.000.Jika C dan D membayar kepada perusahaan dalam penyelesaian
kewajiban mereka, maka uang kas sebesar $12.500dapat dibagikan kepada kreditor serta
kepada A dan B dalam penyelesaian akhir. Dalam hal seperti laporan likuidasinya sbb:

23. Firma A, B, C & D Laporan Likuidasi 1 – 31 Mei 1987

24. Setiap aktiva terpisah masing – masing sekutu pertama kali harus digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban sekutu itu sendiri Apabila seorang sekutu pailit atau ahliwarisnya
insolven, maka klaim terhadap harta bendanya yang terpisah akan berurutan sbb: I. Klaim
yang harus dibayar kepada kreditor terpisah II. Klaim yang harus dibayar kepada kreditor
persekutuan firma III.Klaim yang harus dibayar kepada para sekutu lewat setoran Untuk
mengilustrasikan penerapan peraturan diatas ini, kita asumsikan lagi bahwa penjualan
aktiva”firma A, B, C,Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu
dalam penyelesaian atas kewajibannya sendiri Contoh 5(b) Asumsikan bahwa semua
sekutu solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul
dalam pencapaian penyelesaian akhir. Akan tetapi,asumsikan bahwa sekutu tertentu
insolven secara pribadi. Dalam hal seperti ini undang – undang mengharuskan pengaturan
aktiva ( marshaling of assets ), dengan prosedur yang harus ditempuh sbb:  & D sebesar
$60.000, pembayaran kepada kreditor sebesar $70.000, dan pengimbangan saldo pinjaman
terhadap kekurangan modal. Kewajiban sebesar $5.000 tidak dibayar. Status pribadi masing
– masing sekutu pada saat ini beserta kepentingan mereka masing – masing dalam PF, baik
positif maupun negatif diperlihatkan dibawah ini:

25. Sekutu Status Pribadi Masing – masing Sekutu Di Luar Kepentingan Persekutuan
Firma Status Persekutuan Firma Aktiva Kewajiban Kepentingan Dalam Persekutuan Firma
Kewajiban Kepada Persekutuan Firma A B C D $10.000 20.000 25.000 10.000 $20.000 15.000
15.000 10.000 $6.000 1.500 $3.500 9.000

26.  Asumsikan bahwa kreditor persekutuan firma menagih dari B, sebelum para sekutu
melakukan penyelesaian akhir, klaim terhadap D, yg secara pribadi insolven, dihapuskan dan
membebani modal A, B, dan C dalam rasio 30:30:20, C yang berhutang kepada persekutuan
firma dan yang solven secara pribadi,membayar kepada A dan B, yang memiliki kekayaan
positif dalam persekutuan firma; jumlah yang dapat diperoleh kembali atas kepentingan A
digunakan untuk membayar kreditor pribadinya. Dengan mengasumsikan penyelesaian
dengan cara ini, maka laporan likuidasi akan diselesaikan seperti berikut : Firma A, B, C & D
Laporan Likuidasi 1 – 31 Mei 1987

27. Jika sebagai pengganti tagihan dari B, kreditor persekutuan firma menagih dari C,
maka penyelesaian akhir akan memberikan hasil bersih yang sama. B harus menyetor
$1.875, yakni selisih antara beban pada modalnya untuk kekurangan modal D sebesar
$3.375; C, setelah membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk menutup
kekurangan modalnya sebesar $5.750, yang terdiri dari saldo debet dalam perkiraan
modalnya sebesar $3.500, ditambah dengan beban untuk kekurangan modal D sebesar
$2.250. Setoran B dan C sebesar $2.625 akan dibayarkan kepada A.

Penerapan likuidasi persekutuan firma sederhana baik dalam


perhitungan dan pencatatan

LIKUIDASI PERSEKUTUAN
Likuidasi  adalah  suatu  keadaan  dimana  baik  persekutuan  maupun  usaha
perusahaannya  dibubarkan  semua.  Likuidasi (Purnama Sari:2013) adalah
berhentinya kegiatan operasi perusahaan secara keseluruhan dengan menjual
sebagian atau seluruh aktiva perusahaan,membayar semua utang
pajak,kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepda para anggota
sekutu sesuai dengan ratio laba atau rugi. Dalam  likuidasi  ini  perusahaan 
hanya  berjalan beberapa saat guna menyelesaikan proses likuidasi tersebut.
Likuidasi didefinisikan oleh Floyd A.Beams (1988) adalah sebagai “suatu
proses yang meliputi merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau
rugi dari proses merubah aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma,
dan akhirnya membagi semua kas yang dimiliki kepada masing-masing anggota
sekutu sesuai dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon
(1990) likuidasi adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas,
menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada
kelompok-kelompok pemilikan.
Dengan melihat definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi
merupakan proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan
sebagai suatu unit organisasi.

Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA),  undang-undang


Persekutuan di AS, pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang
menyebabkan suatu persekutuan dibubarkan yang pada intinya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip oleh Arifin (1997) dalam
bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :
1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya
kegiatan usaha, seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli
perusahaan besar dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen
perusahaan  seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya
yang kesemuanya tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya
perselisihan antar anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian
dalam kerja dan sejenisnya yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan dipertahankan hidupnya.

Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan:


Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan
dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual. Perubahan persekutuan terjadi
apabila:

1. Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa
sekutu mengundurkan diri.
2. Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau
beberapa sekutu yang masuk ke dalam persekutuan.
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu :
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai,  yang
disebut dengan proses realisasi ;
2. Proses pembayaran  kembali  utang  – utang  kepada  para  kreditur  dan
pembayaran  kembali  sisa  modal  kepada  para  anggota,  yang  disebut 
juga dengan proses likuidasi.

Prosedur Likuidasi :
1. Rekening –rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan
rugi bersih selama  periode  terakhir  diperhitungkan  ke  rekening  modal 
masing  – masing, sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi ;
2. Pada proses  pengubahan  aktiva  menjadi  uang  tunai,  apabila  ada 
perbedaan antara  nilai  buku  dan  nilai  realisasi  yang  menunjukkan 
keuntungan  atau kerugian  harus  dibagi  di  antara  anggota  sesuai 
dengan  perbandingan pembagian  laba  (rugi).  Saldo  modal  selanjutnya 
dipakai  sebagai  dasar penyelesaian.
3. Apabila dijumpai  keadaan  di  mana  salah  seorang  anggota 
mempunyai  saldo debit di dalam rekening modalnya, di lain pihak ia
mempunyai piutang kepada persekutuan,  maka  piutang  kepada 
persekutuan  itu  dipakai  untuk  menutup saldo  debit  rekening  modal 
yang    Di  samping  itu  pada prinsipnya apabila seorang anggota mengalami
defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih
dahulu.
4. Apabila uang  tunai  sudah  tersedia  untuk  dibagi,  maka  pertama-tama 
harus dibayarkan  terlebih  dahulu  kepada  para  kreditur  extern,  baru 
sesudah  itu dibayarkan saldo –saldo modal masing – masing anggota.

Pelaksanaan perhitungan pembayaran yang


aman

Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir


Apabila semua anggota persekutuan mengalami deficit modal, maka secara
pribadi dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban kewajibannya , maka
penyelesaian dapat menenmpuh antara lain :
1. Anggota anggota yang mengalami deficit modalnya menyetorkan
sejumlah uang kepada perusahaan untuk menutup deficit modal tersebut,
tentunya pertama – tama harus di bayarkan kepada kreditur bayarkan
kepada anggota sebesar hak mereka masing masing
2. Pelunasan sisa hutang kepada kreditur oleh salah satu pemilik. Pelunasan
hutnag ini boleh dilakukan oleh anggota yang mengalami defisit saldo
modalnya maupun oleh anggota yang masih mempunyai hak klaim di dalam
perusahaan, tetapi tetap harus mengutamakan hak kreditur utuk
melunasisemua hutang yang dimilki oleh persekutuan.

Apabila rugi realisasi aktiva lain lain sedemikian besarnya sehingga


mengakibatkan jumlah uang tunai tidak cukup untuk melunasi hutang trhadap
kreditur, sedang anggotan persekutuan juga tidak memiliki  kemampuan yang
sama utuk memenuhi kewajiban, maka perlu diadakan penyidikan terhadap
posisi hutang dan harta, karena ini menyangkut hak kreditur perusahaan dan
hak kreditur pribadi anggota, antara lain :

1. Hak untuk para kreditur perusahaan antara lain adalah berhak sepenuhya
untuk menerima pembayarab kembali atas piutangnya, dari hasil penjualan
( realisasi ) aktiva perusahaan sampai dengan jumlah piutang yang
bersangkutan
2. Hak untuk kreditur anggota antara lain adalah kreditur pribadi anggota
berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil
penjualan harta pribadi pemilik sampai dengan jumlah piutnag yang
bersangkutan.

Metode Likuidasi :
 Likuidasi sekaligus
 Likuidasi bertahap / berangsur

Pelaksanaan likuidasi bertahap


AKUNTANSI LIKUIDASI
 A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas
selesai (likuidasi secara langsung)
 Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah
seluruh aktiva non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang
kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat
segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan kepada
modal masing-masing sekutu.

Contoh 1.
Persekutuan “Cinta Sekali” yang anggotanya A,B, dan C. Pada tanggal 2
januari 2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena
ketiga anggotanya tersebut tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan
usahanya. Semua aktiva non kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi
uang kas. Pembagian laba ruginya dengan perbandingan 4:4:2.

Adapun laporan keuangannya adalah :

Penyusunan rencana distributi kas untuk likuidasi bertahap

Realisasi aktiva non kas adalah sebagai berikut :

1. Piutang dagang dapat ditagih sebagai Rp 25.000


2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 42.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 50.000
Untuk mempermudah di dalam penyelesaian likuidasi, maka selanjutnya disusun
menjadi ikhtisar sebagai berikut :
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan
likuidasi sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.

1. Jurnal penagihan piutang dagang


Kas                      Rp 25.000

Modal A              Rp   2.000

Modal B              Rp   2.000

Modal C              Rp   1.000

Piutang dagang           Rp 30.000

(realisasi piutang sebesar Rp 25.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000,


berari ada kerugian penagihan piutang sebesar Rp 5.000. Kerugian tersebut
dibagi kepada masing-masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
2. Jurnal penjualan persediaan
Kas                  Rp 42.000
Modal A                       Rp   800

Modal B                       Rp  800

Modal C                       Rp 400

Persediaan                  Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 42.000 dari saldo persediaan sebesar Rp


40.000, berarti ada keuntungan sebesar Rp 2.000 dibagikan kepada masing-
masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
3. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas                  Rp 50.000

Modal A          Rp 12.000

Modal B          Rp 12.000

Modal C          Rp  6.000

Aktiva tetap                 Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 50.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp
80.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 30.000 dialokasikan kepada masing-
masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
4. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang           Rp 60.000

Kas                         Rp 60.000

5. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur internal


Hutang kepada sekutu B Rp 10.000

Kas                                            Rp 10.000


6. Pembagian kepada para anggota
Modal A                      Rp 26.800

Modal B                      Rp 26.800

Modal C                      Rp 13.400

Kas                  Rp 67.000

Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam


pengembalian modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul
apabila salah satu atau beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada
dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang
mengalami defisit modal mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit
modal tidak mampu membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi apabila
hasil realisasi aktiva non kas tidak mampu menutupi hutangnya.

Penyusunan rencana distributi kas untuk likuidasi bertahap

1. Anggota yang mengalami defisit modal mampu membayar


Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian
dalam merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau
beberapa anggota mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka
anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut harus menutupi defisitnya
dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam persekutuan,
sehingga saldo defisitnya habis.

Contoh 2
Dari data CV CINTA SEKALI diatas, dimana realisasi aktiva non kasnya adalah
sebagai berikut:

1. Piutang dagang dapat ditagih sebesar Rp 15.000


2. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 10.000
3. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 20.000
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan
likuidasi sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.

1. Jurnal penagihan piutang dagang


Kas                              Rp 15.000

Modal A                      Rp  6.000

Modal B                      Rp  6.000

Modal C                      Rp  3.000

Piutang dagang                       Rp 30.000


(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000,
berarti ada kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut
dibagi kepada masing-masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
2. Jurnal penjualan persediaan
Kas                              Rp 10.000

Modal A                      Rp 12.000

Modal B                      Rp 12.000

Modal C                      Rp  6.000

Persediaan                              Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp


40.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
3. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas                              Rp 20.000

Modal A                      Rp 24.000

Modal B                      Rp 24.000

Modal C                      Rp 12.000

Aktiva tetap                             Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp
80.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
4. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang           Rp 60.000

Kas                                          Rp 60.000


5. Jurnal pembayaran hutang kepada kreditur internal
Hutang kpd skutu B     Rp   5.000

Kas                                          Rp 5.000

6. Jurnal menutup defisit modal sekutu B dengan saldo hutangnya


Hutang kpd skutu B     Rp   5.000

Modal B                                  Rp 5.000

7. Jurnal menutup defisit sekutu A dan C dengan uang tunai


Kas                              Rp   3.000

Modal A                                  Rp 2.000

Modal C                                  Rp 1.000

8. Pembayaran kepada sekutu B


Modal B                      Rp   3.000

Kas                                          Rp 3.000

2. Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu


membayar
Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal
setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan
modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva
tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak
mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah
anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan
pembagian laba rugi.

Contoh 3
Dengan menggunakan contoh CV CINTA SEKALI diatas, apabila sekutu A dan C
yang mengalami defisit dan tidak mampu membayar baik dengan uang tunai
maupun aktiva tertentu, maka penyelesaiannya sekutu B yang tidak defisit
modal yang menanggungnya.
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan
likuidasi sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.

1. Jurnal penagihan piutang dagang


Kas                              Rp 15.000

Modal A                      Rp  6.000

Modal B                      Rp  6.000

Modal C                      Rp  3.000

Piutang dagang                       Rp 30.000


(realisasi piutang dagang Rp 15.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000,
berarti ada kerugian penagihan piutang sebesarr Rp 15.000. Kerugian tersebut
dibagi kepada masing-masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
2. Jurnal penjualan persediaan
Kas                              Rp 10.000

Modal A                      Rp 12.000

Modal B                      Rp 12.000

Modal C                      Rp  6.000

Persediaan                              Rp 40.000

(realisasi persediaan sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp


40.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 30.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
3. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas                              Rp 20.000

Modal A                      Rp 24.000

Modal B                      Rp 24.000

Modal C                      Rp 12.000

Aktiva tetap                             Rp 80.000

(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp
80.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 60.000. Kerugian tersebut dialokasikan
kepada masing-masing sekutu dengan perbandingan 4:4:2)
4. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang           Rp 60.000

Kas                                          Rp 60.000


5. Jurnal pembayaran hutang kepada kreditur internal
Hutang kpd skutu B     Rp   5.000

Kas                                          Rp 5.000

6. Jurnal menutup defisit modal sekutu B dengan saldo hutangnya


Hutang kpd skutu B     Rp   5.000

Modal B                                  Rp 5.000

7. Jurnal menutup defisit sekutu A dan C dengan saldo modal B.


Modal B                      Rp 3.000

Modal A                                  Rp 2.000

Modal C                                  Rp 1.000

3. Kas yang tersedia tidak mencukupi untuk melunasi hutang


Apabila hasil realiasasi aktiva non kas sangat kecil, maka kerugian yang dialami
perusahaan sangat besar, sehingga tidak mencukupi untuk untuk melunasi
hutang kepada pihak eksternal. Dalam hal seperti ini jumlah modal sekutu
secara keseluruhan akan mengalami defisit. Defisitnya modal sekutu tersebut
ada yang mampu menutupi dan ada juga sekutu yang tidak mampu untuk
menutupi defisit modalnya. Apabila ada sekutu yang tidak mampu menutupi
defisit modalnya maka anggota sekutu yang mampu menutup defisit modal
anggota sekutu yang tidak mampu untuk melunasi hutang kepada pihak
eksternal. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik persekutuan yaitu
tanggung jawab yang tidak terbatas.

Contoh 4
Persekutuan “AMANAH” yang anggota-anggotanya A, B, dan C. Pada tanggal 2
januari 2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga
anggota tersebut sudah tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya.
Semua aktiva non kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi kas. Dari ketiga
sekutu yang paling mampu secara materiil adalah sekutu A. Pembagian laba
ruginya dengan perbandingan 4:4:3. Adapun laporan keuangannya
menunjukkan data sebagai berikut:

Piutang dagang dapat ditagih Rp 5.000Proses realisasinya adalah sebagai berikut


;

1. Persediaan dapat dijual dengan harga Rp 10.000


2. Aktiva tetap dapat dijual dengan harga Rp 20.000
Untuk mempermudah didalam penyelesaian likuidasi, maka selanjutnya disusun
ikhtisar likuidasi sebagai berikut :
Setelah ikhtisar likuidasi disusun, maka selanjutnya disusun jurnal realisasi dan
likuidasi sesuai dengan transaksi yang dicatat dalam tabel ikhtisar likuidasi.

1. Jurnal penagihan piutang dagang


Kas                              Rp  5.000
Modal A                      Rp 10.000

Modal B                      Rp  7.500

Piutang dagang                       Rp 30.000

(realisasi piutang sebesar Rp 5.000 dari saldo piutang sebesar Rp 30.000,


berarti ada kerugian penagihan piutang sebesar Rp 25.000. Kerugian tersebut
dibagi kepada masing-masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:3)
2. Jurnal penjualan persediaan
Kas                              Rp 10.000

Modal A                      Rp 12.000

Modal B                      Rp  9.000

Modal                          Rp  9.000

Persediaan                              Rp 40.000

(realisasi sebesar Rp 10.000 dari saldo persediaan sebesar Rp 40.000, berarti


ada kerugian sebesar Rp 30.000 dibagikan kepada masing-masing anggota
sekutu dengan perbandingan 4:4:3)
3. Jurnal penjualan aktiva tetap
Kas                              Rp 20.000

Modal A                      Rp 24.000

Modal B                      Rp  18.000

Modal                          Rp  18.000

Aktiva tetap                             Rp 80.000


(realisasi aktiva tetap sebesar Rp 20.000 dari saldo aktiva tetap sebesar Rp
80.000, berarti ada kerugian sebesar Rp 60.000 dialokasikan kepada masing-
masing anggota sekutu dengan perbandingan 4:4:3)
4. Jurnal pelunasan hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang           Rp 55.000

Kas                                          Rp 55.000

5. Jurnal menutup defisit modal A dengan saldo hutangnya


Hutang kpd skutu A     Rp 10.000

Modal A                                  Rp 10.000

6. Menutup defisit modal C dengan saldo modal A dan B


Modal A                      Rp 8.300

Modal B                      Rp 6.200

Modal C                                  Rp 14.500

7. Menutup defisit modal B dengan saldo modal A


Modal A                      Rp 700

Modal B                                  Rp 700

8. Menutup defisit modal A dengan kas (karena sekutu A yang


mampu)
Kas                              Rp 5.000

Modal A                                  Rp 5.000

9. Pelunasan hutang kepada kreditur


Hutang dagang           Rp 5.000

Kas                                          Rp 5.000


Likuidasi ketika persekutuan atau para sekutu
insolven.

1. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas


dilakukan (likuidasi bertahap)
2. Realisasi aktiva non kas seringkali memerlukan waktu yang cukup lama
(karena realisasi yang dilakukan harus menunggu pembeli atau masih
mempertahankan harga aktiva non kas yang diperjual belikan). Dalam
keadaan seperti ini sebaiknya pembagian kas tidak perlu menunggu
selesainya realisasi semua aktiva non kas yang dimiliki perusahaan.
Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva non kas yang dapat
direalisasikan (dijual), maka pertama kali harus dibayar semua kewajiban
kepada kreditur, baru sisa kas kemudian dibayarkan kepada anggota
sekutu sebagai pembayaran kembali bagian hak penyertaannya. Hasil
realisasi non kas pada tahap-tahap berikutnya langsung dibayarkan
kepada para anggota.
3. Apabila pembayaran kepada kreditur tidak dapat dibayarkan sekaligus
setelah realisasi tahap pertama, maka pada tahap realisasi berikutnya
yang diutamakan juga tanggungan kepada kreditur sampai tanggungan
kepada kreditur terlunasi semua, baru sisanya kepada para anggota
sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian rugi laba.

AKUNTANSI UNTUK LIKUIDASI BERTAHAP


Ada dua cara untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran kembali hak
penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota
sesuai dengan yang dimilikinya yaitu :

1. Pembayaran yang dilakuan setiap kali aktiva non kas dapat terjual
2. Pembayaran berdasarkan program prioritas yang dibuat sebelum semua
aktiva dapat terealisir.
3. Pembayaran dilakukan setiap kali aktiva dapat terjual
4. Besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaa kepada masing-
masing anggota, sebelum selesainya proses realisasi tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya
pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu,
maka perlu dilakukan perhitungan dengan cermat.
5. Pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota secara bertahap,
tidak akan menimbulkan persoalan apabila hak-hak penyertaan para
anggota telah menunjukkan posisi yang sebanding dengan perbandinan
laba rugi pada saat menjelang likuidasi dilangsungkan. Oleh karena itu
pembayaran kembali hak penyertaan kepada anggota (sebelum modal
menunjukkan perbandingan laba rugi) harus dilakukan sampai
menunjukkan perbandingan pembagian laba rugi. Hal ini dapat dapat
dilakukan dengan meperlakukan sebagai kerugian yang harus ditanggung
masing-masing anggota atas nilai buku aktiva yang belum dapat
direalisasi. Jika alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum
dapat direalisasi) berakibat defisitnya saldo modal salah satu anggota
atau lebih anggota sekutu, maka defisit modal anggota yang
bersangkutan harus ditanggung oleh anggota-anggota yang lain. Dengan
ketentuan demikian itu maka hanya anggota sekutu yang memiliki saldo
kredit modal yang mempunyai prioritas untuk menerima pembayaran
terlebih dahulu. Perlakukan terhadap nilai buku aktiva (yang belum
dapat direalisasi) dan defisit saldo modal anggota sekutu tertentu
seperti itu dilakukan di luar pembukuan danj akan berlangsung
sampai dengan saldo modal masing-masing anggota sekutu
menunjukkan perbandingan laba rugi. Dengan ketentuan diatas
maka akan ada dua kemungkinan dalam proses likuidasi bertahap :

1. Setelah dilakukan pembayran pertama, saldo modal menunjukkan


perbandiNgan yang sesuai atau sama dengan perbandingan pembagian laba
rugi.
2. Setelah dilakukan beberapa kali pembayaran, saldo modal baru
menunjukkan perbandingan yang sesuai atau sama dengan perbandingan
pembagian laba rugi.
Setelah dilakukan pembayran pertama, saldo modal menunjukkan
perbandigan yang sesuai atau sama dengan perbandingan pembagian
laba rugi.
Contoh 5
Sekutu Faluti, Dhito dan Donna membagi laba rugi dengan rasio 5:3:2. Pada
tanggal 30 juni 2001 tepat sebelum likuidasi, saldo-saldo aktiva, hutang dan
modal adalah sebagai berikut :

Realisasi aktiva non kas setelah dibayarkan kepada para kreditur dibagikan
kepada para anggota sekutu pada akhir tiap bulan sesuai dengan perbandingan
pembagian laba rugi. Realisasi aktiva non kas dapat terselesaikan selama 3
bulan dengan perincian sebagai berikut :

Diminta:

Buatlah laporan likuidasi untuk meringkas pelaksanaan likuidasi. Lengkapilah


dengan daftar-daftar atau perhitungan untuk mendukung pembagian bulanan.

Penyelesaian :
Keterangan :

Untuk pembayaran kepada para anggota sekutu pada bulan juli perlu dibuatkan
daftar pendukung (daftar A), karena komposisi modal masing-masing anggota
tidak menunjukkan komposisi perbandingan pembagian laba rugi, akan tetapi
pada bulan agustus dan september tidak dibuatkan daftar pendukung karena
komposisi modal sudah menunjukkan perbandingan pembagian laba rugi.
Jurnal yang dibuat sehubungan dengan likuidasi bertahap adalah ( dalam ribuan
rupiah)

1. Jurnal realisasi aktiva non kas tahap I


Kas                                          Rp 100.000

Modal Faluti                           Rp 10.000

Modal Dhito                            Rp 6.000

Modal Donna                          Rp 4.000

Aktiva non kas                                     Rp 120.000

(realisasi aktiva non kas sebesar Rp 100.000 dari nilai buku sebesar Rp
120.000, berarti ada kerugian Rp 20.000. kerugian tersebut dibagikan kepada
masing-masing anggota sekutu dengan perbandingan 5:3:2)
2. Jurnal pembayaran hutang kepada kreditur eksternal
Hutang dagang                       Rp 60.000
Kas                                                      Rp 60.000

3. Pembayaran kepada anggota sekutu


Modal Faluti                           Rp 4.000

Modal Dhito                            Rp 36.000

Kas                                                      Rp 40.000

4. Jurnal realisasi aktiva non kas tahap II


Kas                                          Rp 90.000

Modal Faluti                           Rp 5.000

Modal Dhito                            Rp 3.000

Modal Donna                          Rp 2.000

Aktiva non kas                                     Rp 100.000

(realisasi aktiva non kas sebesar Rp 90.000 dari nilai buku sebesar Rp 100.000,
berarti ada kerugian Rp 10.000. kerugian tersebut dibagikan kepada masing-
masing anggota sekutu dengan perbandingan 5:3:2)
5. Pembayaran kepada anggota sekutu
Modal Faluti                           Rp 45.000

Modal Dhito                            Rp 27.000

Modal Donna                          Rp 18.000

Kas                                                      Rp 90.000

6. Jurnal realisasi aktiva non kas tahap III


Kas                                          Rp 50.000
Modal Faluti                           Rp 15.000

Modal Dhito                            Rp 9.000

Modal Donna                          Rp 6.000

Aktiva non kas                                     Rp 80.000

(realisasi aktiva non kas sebesar Rp 50.000 dari nilai buku sebesar Rp 80.000,
berarti ada kerugian Rp 30.000. kerugian tersebut dibagikan kepada masing-
masing anggota sekutu dengan perbandingan 5:3:2)
7. Pembayaran kepada anggota sekutu
Modal Faluti                           Rp 25.000

Modal Dhito                            Rp 15.000

Modal Donna                          Rp 10.000

Kas                                                      Rp 50.000

Likuidasi Sekaligus
 Pembagian kas kepada sekutu hanya dilakukan sekali setelah aktiva non
kas berhasil direalisasi dan semua hutang dilunasi
 Kas yang dibagi kepada sekutu sesuai dengan saldo modal bersih
 Laba atau rugi realisasi ditanggung sekutu sesuai dengan persentase
kepemilikan
Modal bersih sekutu ada lima kemungkinan :
 Semua sekutu modalnya bersaldo positif
 Ada sekutu yang saldo modalnya negatif
 Ada sekutu yang saldo modalnya negatif dan tidak dapat ditutup
 Ada sekutu yang harus menyetor modal dalam keadaan tidak mampu
 Kas yang tersedia tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ketiga
Semua sekutu modalnya bersaldo positif
Contoh 1
Persekutuan HOCKS dengan sekutu Harley,Oky,Kristian dan Samuel membagi
laba atau rugi dengan ratio 20:25:35:20, pada awal tahun 2007 persekutuan
tersebut sepakat untuk  dilikuidasi. Neraca persekutuan per Desember 2006
adalah sebagai berikut

Jika dalam likuidasi tersebut semua aktiva non kas (piutang,persediaan dan
peralatan ) dapat direalisasi sebesar Rp.350.000.000. Semua utang dilunasi dan
sisa kas dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan ratio laba atau rugi.

Diminta buatlah laporan likuidasi dan jurnal yang diperlukan

Jawab 1 :
Jurnalnya :

Sekutu Yang Modalnya Negatif Tetapi Dapat Ditutup Dengan Hutang


Kepada Sekutu Yang Bersangkutan
Komponen penting…

 Rugi realisasi yang terlalu besar sehingga modal sekutu tidak dapat
menutup kerugian tersebut
 Modal sekutu yang minus dapat ditutup dari hutang persekutuan kepada
sekutu yang bersangkutan

Contoh 2

Persekutuan HOCKS dengan sekutu Harley,Oky,Kristian dan Samuel membagi laba atau
rugi dengan ratio 30:20:25:25, pada awal tahun 2007 persekutuan tersebut sepakat
untuk  dilikuidasi. Neraca persekutuan per Desember 2006 adalah sebagai berikut

Jika dalam likuidasi tersebut semua aktiva non kas (piutang,persediaan dan
peralatan ) dapat direalisasi sebesar Rp. 105.000.000. Semua utang dilunasi dan
sisa kas dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan ratio laba atau rugi.

Diminta buatlah laporan likuidasi dan jurnal yang diperlukan

Jawab 2 :
Laporan Likuidasi Lump-Sum Persekutuan yang terjadi pada firma
rafinternet. Persekutuan rafinternet dengan sekutu kak raffi , mas raffi,
rafinternet dan naila membagi laba rugi dengan rasio 15:20:35:30. Neraca
pada akhir desember 2020 adalah sebagai berikut ini
Firma Rafinternet
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 desember 2020

Kas  Rp    12.000.000 Utang Dagang  Rp    13.070.000


Piutang Dagang  Rp    15.060.000 Utang Wesel  Rp    20.000.000
Barang Dagangan  Rp    22.700.000
Persediaan Modal
Suplais  Rp          720.000 Rafinternet  Rp    20.100.000
Peralatan  Rp       7.000.000 Modal Mas raffi  Rp       9.000.000
Kendaraan  Rp       8.000.000 Modal Kak raffi  Rp    13.000.000
Investasi
Deposito  Rp    25.000.000 Modal Naila  Rp    15.310.000
Total  Rp    90.480.000 Total  Rp    90.480.000

soal likuidasi sekaligus akan memberikan beberapa kemungkinan bahwa


sekutu akan memiliki modal antara lain antara lain

1. Sekutu memiliki modal positif


2. Sekutu memiliki modal negatif
3. Sekutu memiliki modal negatif dan tidak mampu menutup
4. Kas yang ada tidak bisa dipergunakan sebagai pelunasan hutang
kepada pihak ketiga.

Pencatatan Likuidasi lumpsum apabila saldo sekutu positif


Pencatatan Likuidasi lumpsum apabila saldo sekutu positif dalam keadaan
ini semua sekutu akan menerima kas pada akhir pembagian kas kepada
masing-masing sekutu. Berdasarkan soal diatas apabila semua aset non
kas mampu terjual dengan harga Rp 70.000.000.

Buatlah laporan likuidasi lumpsum persekutuan.


itulah tugas terstruktur saudara, silahkan dikerjakan dengan baik dan
sebelum mengerjakan berdoalah agar Alloh memberkahi kita semua,
Aamiin.

catatan : Laporan likuidasi sekaligus yang harus dibuat diprioritaskan


pembayaran terhadap pihak ketiga lalu terjadi pembagian kas.

Anda mungkin juga menyukai