DOSEN PENGAMPU
Kiky Zulkifli, S.Pd., M.Akun
DISUSUN OLEH :
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segenap
limpahan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan dapat memberikan manfaat. Sebelumnya penulis mohon maaf apa bila terdapat
kesalahan.
Probolinggo, 2021
(Penulis)
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………..…...ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….3
BAB II ISI
……………………………………………………………………………….5
3.2 PENUTUP
………………………………………………………………………29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, asosiasi antara beberapa sekutu telah berakhir bagi tujuan
pelaksanaan kegiatan dengan cara biasa, tetapi pada sekutu dapat terus bekerja dalam
kegiatan yang menjurus ke arah penyelesaian akhir dari transaksi perusahaan, dan
persetujuan persekutuan firma terus mengatur asosiasi ini sampai saat penyelesaian
akhirnya.
4
2. Bagaimana pembayaran kepada sekutu setelah realisasi selesai?
1.3 TUJUAN
5
BAB II
ISI
Jika persekutuan firma harus dilikuidasi maka buku - buku harus disesuaikan
dan di tutup, kemudian laba atau rugi bersih untuk periode itu harus dipindahkan ke
perkiraan modal masing-masing sekutu. Lalu persekutuan firma siap untuk dilikuidasi.
Apabila aktiva dicairkan menjadi uang kas, maka selisih antara nilai buku dan
jumlah yang terealisasi akan menyatakan laba atau rugi yang diperuntukkan atau
dibebankan kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi. Laba dan rugi seperti itu
dipindahkan keperkiraan modal. Kemudian saldo modal akan menjadi dasar
penyelesaian.
Dalam likuidasi, jika perkiraan modal seorang sekutu melaporkan saldo debet
dan sekutu yang bersangkutan mempunyai saldo pinjaman, maka undang-undang
mengizinkan untuk melakukan hak mengimbangi (right of offset), yaitu mengimbangi
sebagian atau seluruh pinjaman terhadap kekurangan modal.
Saldo debet dalam perkiraan modal jika tidak ada saldo pinjaman atau setelah
saldo pinjaman diimbangi menunjukkan bahwa sekutu yang modalnya kurang harus
menyetorkan kekurangannya ini. Ketidak mampuan persekutuan firma untuk
memperoleh kembali kekurangan modal ini berarti bahwa sekutu lainnya akan
menanggung jumlah kekurangan ini.
Apabila uang kas tersedia untuk dibagikan, maka uang kas ini digunakan lebih
dulu untuk membayar kreditor luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian
pinjaman dan saldo modal sekutu. Perlu ditegaskan bahwa Uniform Partnership Act
menetapkan pembayaran lebih dulu pinjaman sekutu dan baru kemudian modal sekutu.
Akan tetapi, peraturan ini berlaku dengan satu alasan penting yaitu apabila
pembagian uang kas dilakukan sebelum semua kerugian diketahui, maka saldo
pinjaman atau sebagian dan salao pinjaman ini tidak harus dibayar, sebab mungkin
dibutuhkan untuk mengimbangi kekurangan modal.
6
Dalam beberapa hal, mungkin tepat untuk menggunakan uang kas sebagai
pembayaran saldo modal sekutu tertentu, walaupun saldo modal sekutu lainnya tetap
tidak dibayar.
AKTIVA PASIVA
Kas $ 10.000 Kewajiban $ 75.000
Aktiva lainnya $ 180.000 Pinjaman B 6.000
Pinjaman D 5.000
Modal A 42.000
Modal B 31.500
Modal C 20.500
Modal D 10.000
Total aktiva $ 190.000 Total pasiva $ 190.000
7
Sejumlah contoh di bawah ini diberikan dengan asumsi, bahwa aktiva
persekutuan firma direalisasi dengan jumlah-jumlah kas yang berbeda. Asumsi ini
adalah sebagai berikut.
Contoh 5: Realisasi aktiva sebesar $60.000, dengan uang kas yang tersedia tidak cukup
untuk membayar kreditor:
Contoh 1. Asumsikan bahwa aktiva non-kas "firma A, B, C & D", dengan nilai
buku $180.000 direalisasi sebesar $140.000. Kerugian sebesar $40.000 dibagikan dalam
rasio laba-rugi . Saldo modal masing-masing sekutu dalam hal ini cukup besar untuk
menyerap total kerugian realisasi. Dalam hal seperti ini, pembagian uang kas tidak
menimbulkan kesulitan. Uang kas pertama-tama digunakan lebih dulu untuk membayar
kreditor luar, kemudian sisanya digunakan untuk membayar pinjaman para sekutu dan
saldo modal mereka. Hal ini diikhtisarkan dalam laporan likuidasi berikut.
8
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Modal Modal Modal Mo
A 30% B 30% C 20% dal
D
Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama 20
Ket Kas Lainnya n nB nD %
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.
sbelum 00
likuidasi 0
(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian
140.000 (180.000) (12.000 (12.000 (8.000)
) )
(8.
00
0)
9
(75.000) (6.000) (5.000) (30.000 (19.500 (12.500
) ) ) (2.
00
0)
Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva dan pembagian uang kas
adalah sebagai berikut :
Hal-hal penting yang perlu dicatat dalam contoh di atas ini ialah :
(1) Pembagian kerugian realisasi aktiva di antara para sekutu dilakukan dengan cara
yang sama dengan pembagian rugi operasi. Jika realisasi aktiva menghasilkan
keuntungan, maka perkiraan modal sekutu harus dikredit. Apabila aktiva dijual dalam
jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah perkiraan tersendiri untuk mengikhtisarkan
keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah semua aktiva direalisasi, maka saldo
10
debet atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan ke perkiraan modal sekutu dalam
rasio laba-rugi.
(2) Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu sebelum pada sekutu dibayar atas
pinjaman maupun saldo modal mereka.
(3) Kepentingan bersih sekutu dalam aktiva persekutuan firma ditetapkan sebelum
setiap pembayaran kepada mereka dilakukan. Apabila buku-buku melaporkan jumlah
yang terhutang oleh perusahaan kepada para sekutu, sebagai akibat panjar ataupun
beban untuk barang-barang atau jasa-jasa, maka saldo ini akan dimbangi dengan modal
sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan
dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu.
11
30%
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.00 31.500 20.500 10.000
sbelum 0
likuidasi
(a)
Pejualan
aktiva dan
pembagia
n kerugian
120.000 (180.000) (18.000 (12.000 (12.000
(18.00 ) ) )
0)
12
an kepada
sekutu
(55.000) (6.000) (3.000) (13.500 (8.500)
(24.00 )
0)
13
Dibawah ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi, bahwa D
menyetorkan jumlah kekurangan modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk
dibagikan kepada A, B dan C.
(a)
Pejualan
aktiva dan
pembagia
n kerugian
100.000 (180.000) (24.000 (16.000 (16.000
(24.00 ) ) )
0)
14
ngi
pinjaman
D
terhadap
saldo
debet
perkiraan
modalnya (5.000) 5.000
(d) 35.000 6.000 18.00 7.500 4.500 (1.000)
Pembayar 0
an kepada
sekutu(lih
at skedul) (35.000) (6.000) (7.125) (4.250)
(17.62
5)
(e) 375 375 250 (1.000)
Investasi
tambahan
D
1.000 1.000
(f) 1.000 375 375 250
Pembayar
an kepada
sekutu (1.000)
(375) (375) (250)
15
1-31 Mei 1987
A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo modal sebelum pembagian uang kas ditambah 18.000 7.500 4.500 (1.000)
saldo pinjaman 6.000
Total kepentingan para sekutu 18.000 13.500 4.500 (1.000)
Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin
sebesar $1.000 bagi A,B dan C, jika D gagal menyetor
jumlah kekurangan modalnya (rasio A,B dan C -
30:30:20) (375) (375) (250) 1.000
Kepentingan bebas – jumlah yang harus dibayarkan 17.625 13.125 4.250
kepada masing-masing sekutu
Pembayaran untuk menutup pinjaman 6.000
Pembayaran untuk menutup modal 17.625 7.125 4.250
Total pembagian uang kas 17.625 13.125 4.250
Dalam contoh ini, tersedia uang kas sebesar $35.000 untuk membayar A, B, dan
C sementara itu gabungan saldo pinjaman dan modal mereka berjumlah $36.000. Dalam
menetapkan jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu ini, kerugian sebesar
$1.000 yang ditutup oleh A, B dan C dalam hal D insolvensi, harus diperhitungkan.
16
Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu lainnya, maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut :
Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka ayat jurnal untuk
mencatat kerugian ini adalah sebagai berikut :
17
B, dan C tetap dengan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin akibat
ketidak mampuan D memenuhi kewajiban nya kepada perusahaan. Penetapan kerugian
seperti ini akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal C. Dalam
mengharapkan semua keuntungan, kemungkinan kerugian tambahan bagi A dan B perlu
diperhitungkan.
Jika D menyetorkan jumlah $5 000 tersebut, maka dengan kas ini dapat
dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam perkiraan
modal mereka. Dalam hal ini, C tidak perlu menyerahkan setoran lebih lanjut. Dalam
laporan likuidasi yang terdapat pada halaman 75 kita asumsikan, bahwa D melakukan
investasi tambahan.
Pembagian uang kas sebesar $15.000, yang dikembangkan dalam skedul yang
menyertai laporan likuidasi, menyebabkan pembayaran atas saldo modal A sebelum
pinjaman 13 diselesaikan sepenuhnya Jika B menegaskan, bahwa penyelesaian
sepenuhnya dilakukan atas saldo pinjamannya sebelum uang kas digunakan untuk
membayar saldo modal, mengingat prioritas yang diberikan atas pinjaman sekutu
tertentu dalam Uniform Partnership.
18
Firma A,B,C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Modal Modal Modal Mod
Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama A 30% B 30% C 20% al D
Ket Kas Lainnya n nB nD 20%
Saldo sbelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.0
likuidasi 00
(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian
80.000 (180.000 (30.000 (30.000 (20.000
) ) ) ) (20.
000)
19
saldo debet
perkiraan
modalnya
(5.000)
5.00
0
5.000
5.00
0
(f) 5.000 750 2.250 1.500 500
Pembayaran
kepada
sekutu
(5.000) (750) (2.250) (1.500) (500)
20
A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo modal sebelum pembagian uang kas ditambah 12.000 1.500 500 (5.000)
saldo pinjaman 6.000
Total kepentingan para sekutu 12.000 7.500 500 (5.000)
Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin
sebesar $5.000 bagi A,B dan C, jika D gagal menyetor
jumlah kerkurangan modalnya (rasio A,B dan C -
30:30:20) (1.875) (1.875) (1.250) 5.000
Kepentingan yang dibatasi kerugian tambahan yang 10.125 5.625 (750)
mungkin sebesar $750 bagi A dan B,jika C gagal
untuk menyetorkan jumlah kekurangan modalnya yang
mungkin (rasio A,B -30:30)
(375) (375) 750
Kepentingan bebas – jumlah yang harus dibayarkan
kepada masing-masing sekutu 9.750 5.250
Pembayaran untuk menutup pinjaman 5.250
Pembayaran untuk menutup modal 9.750
Total pembagian uang kas 9.750 5.250
21
1. Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee
atau wali dengan ketentuan, bahwa uang kas dapat diperoleh kembali untuk
mengimbang kekurangan modal jha hal ini terjadi pada satu orang sekutu,
apabila tidak ada kemungkinan untuk melakukan pengimbangan, maka uang kas
itu dapat dibayarkan kepada sekutu ini.
2. Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yang harus ditutup
oleh masing - masing sekutu. Jalan penyelesaian akhir, yang meliputi beban
yang timbul dan kegagalan para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang
layak dalam kerugian perusahaan dinilai, kemudian saldo pinjaman dapat
digunakan untuk mengimbangi ke kurangan modal dan pembagian uang kas
dapat dilakukan.
3. Membagikan uang kas dengan suatu cara yang menetapkan kemungkinan
kerugian di masa mendatang yang meliputi beban yang timbul dari kegagalan
para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian
perusahaan, kemudian pembayaran atas saldo pinjaman dan atas saldo modal
dapat dicegah jika saldo seperti itu di butuhkan untuk menutup kerugian.
Jika semua pihak mengetahui sifat dan arti penting permasalahannya, maka mereka
tentu tidak keberatan terhadap pembagian uang kas seperti yang diketengahkan pada
bagian (3) di atas ini. Pembagian uang kas apabila menyangkut saldo pinjaman dan
saldo modal dengan demikian sama dengan pembagian yang akan dilakukan jika total,
kepentingan berbentuk saldo modal.
2.2.5 REALISASI AKTIVA DENGAN HASIL UANG KAS YANG TIDAK CUKUP
UNTUK MEMBAYAR PARA KREDITOR
Contoh 5 (a) Asumsikan bahwa aktiva non kas firma A. B C dan D hanya
terealiasi sebesar $60.000 . Selajutnya asumsikan bahwa semua sekutu solven secara
pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin
timbul dan likuidasi. Remigian sebesar $120 000 dibebankan terhadap saldo modal
sekutu dan uang kas yang ada sebesar $70.000 dibayarkan kepada kreditor.
Pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal dilakukan . Dalam hal ini,
22
para kreditor dengan total saldo sebesar $5.000 belum dibayar A dan B mempunyai
kekayaan positif dalam perusahaan masing - masing sebesar $6.000 dan $1.500
sementara C dan D berhutang kepada perusahaan masing -masing sebesar $3.500 dan
$9.000. Jika C dan D membayar kepada perusahaan dalam penyelesaian kewajiban
mereka, maka uang kas sebesar $12.500 dapat dibagikan kepada kreditor serta kepada A
dan B dalam penyelesaian akhir. Dalam hal seperti in laporan likuidasi terbaca seperti
dibawah ini :
(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian
23
kepada
kreditor
(70.000) (70.000)
(c) 5.000 6.000 6.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.
Mengimban 000)
gi pinjaman
terhadap
saldo debet
perkiraan
modalnya
24
Tetapi dikemukakan bahwa oleh karena yang timbul berhubungan dengan
persekutuan kreditor, maka persekutuan firma ini tidak dipandang sebagai kesatuan
usaha tersendiri melainkan sebagai persekutuan orang-orang atau perorangan, sehingga
semua sekutu secara pribadi bertanggungjawab akan kewajiban perusahaan. Dalam
contoh di muka, penyelesaian dengan kreditor dicapai melalui setoran para sekutu yang
defisit modal kepada persekutuan firma .
Contoh 5 (b). Dalam contoh di atas tadi diasumsikan bahwa semua sekutu
solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul
dalam pencapaian penyelesaian akhir. Akan tetapi, asumsikan bahwa sekutu tertentu
insolven secara pribadi. Dalam hal seperti ini undang-undang mengharuskan
pengaturan aktiva (marshaling of assets) dengan prosedur yang harus ditempuh sebagai
berikut: Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu dalam
penyelesaian atas kewajibannya sendiri. dan setiap aktiva terpisah masing-masing
sekutu pertama kali harus digunakan untuk menyelesaikan kewajiban sekutu itu sendiri.
Jadi para kreator dari persekutuan firma yang insolven hanya dapat mengklaim bagian
dari harta benda terpisah seorang sekutu yang tidak dibutuhkan untuk pemenuhan
25
kewajiban pribadinya, kelebihan harta benda terpisah demikian dari kewajiban pribadi
dapat diklaim oleh kreditor persekutuan firma, terlepas dan kepentingan sekutu dalam
persekutuan firma, apakah postif ataukah negatif. Sebalik nya, para kreditor dari sekulu
yang insolven, dapat mengklaim harta benda persekutuan firma hanya setelah kreditor
persekutuan firma dibayar lunas, akan tetapi, klaim para kreditor yang terpisah terbatas
pada sisa kepentingan positif sekutu tertentu Unifom Partnership Act menetapkan
ketentuan sebagai berikut.
Apabila seorang sekutu pailit atau ahliwarisnya insolven maka klaim terhadap
harta bendanya yang terpisah akan berurutan sebagai berikut
Untuk mengilustrasikan penerapan peraturan di atas ini, kita asumsikan lagi bahwa
penjualan aktiva "firma A. B. C. dan D" sebesar $60.000, pembayaran kepada kreditor
sebesar $70.000, dan pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal.
Kewajiban sebesar $55.000 tidak dibayar. Status pribadi masing - masing sekutu pada
saat ini beserta kepentingan mereka masing-masing dalam persekutuan firma baik
positif maupun negatif diperlihatkan di bawah ini :
26
Firma
A $10.000 $20.000 $6.000
B 20.000 15.000 1.500
C 25.000 15.000 $3.500
D 10.000 10.000 9.000
27
A 30% l B l l D
Ket
30% C 20%
20%
(3.375) (3.375
) (2.250 9.000
28
)
(d) 1.500 2.625 1.625 (5.750
Pembayaran )
C kepada A
dan B
(1.500) (2.625) (1.625
) 5.750
Jika sebagai pengganti tagihan dari B. kreditor persekutuan firma menagih dari
C, maka penyelesaian akhir akan memberikan hasil bersih yang sama B harus menyetor
$1.875, yakni selisih antara beban pada modalnya untuk kekurangan modal D sebesar
$3.375, C, setelah membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk menutup.
kekurangan modalnya sebesar $5.750, yang terdiri dari saldo debet dalam perkiraan
modal nya sebesar $3.500, ditambah dengan beban untuk kekurangan modal D sebesar
$2.250 Setoran B dan C sebesar $2.625 akan dibayarkan kepada A .
29
30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pencairan aktiva menjadi uang kas disebut realisasi, sedangkan pembayaran atas
klaim disebut likuidas. Istilah likuidasi juga digunakan dalam arti yang lebih luas untuk
menyatakan proses likuidasi secara lengkap.
Prosedur dalam likuidas, jika persekutuan firma harus dilikuidasi maka buku -
buku harus disesuaikan dan di tutup, kemudian laba atau rugi bersih untuk periode itu
harus dipindahkan ke perkiraan modal masing-masing sekutu. Lalu persekutuan firma
siap untuk dilikuidasi.
3.2 SARAN
31
DAFTAR ISI
32