Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI

TUGAS MATAKULIAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

DOSEN PENGAMPU
Kiky Zulkifli, S.Pd., M.Akun

DISUSUN OLEH :

1. ANA HIKMATUL MAULA (20.12.2296)


2. LINDRATINA M AGUSTIN (20.12.2304)
PRODI : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

AKADEMIK MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER TARUNA


AMIK TARUNA PROBOLINGGO

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segenap
limpahan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dengan tulus


memberikan doa, saran dan kritik. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai PERSEKUTUAN
FIRMA - LIKUIDASI

Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa didalam makalah ini terdapat


kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu,penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan dapat memberikan manfaat. Sebelumnya penulis mohon maaf apa bila terdapat
kesalahan.

Probolinggo, 2021

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...……i

DAFTAR ISI
………………………………………………………………………..…...ii

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….3

1.1 LATAR BELAKANG


………………………………………………..…………..3

1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………….………..3

1.3 TUJUAN …………………………………………………………………….…...4

BAB II ISI
……………………………………………………………………………….5

2.1 PROSEDUR DALAM LIKUIDASI


……………………………………………...5

2.2 PEMBAYARAN KEPADA SEKUTU SETELAH REALISASI SELESAI


…….6

BAB III PENUTUP


…………………………………………………………………….29

3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………29

3.2 PENUTUP
………………………………………………………………………29

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….30

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Telah dikemukakan bahwa pembubaran persekutuan firmia tidaklah berarti


berakhirnya secara resmi kegiatan usaha perusahaan . Pembubaran persekutuan firma
ditetapkan dalam kaitannya dengan reorganisasi perusahaan sebagai satu unit usaha
yang baru. Dalam hal-hal lainnya, pembubaran ditetapkan sebagai kondisi yang
mengharuskan likuidasi perusahaan.

Dalam hal ini, asosiasi antara beberapa sekutu telah berakhir bagi tujuan
pelaksanaan kegiatan dengan cara biasa, tetapi pada sekutu dapat terus bekerja dalam
kegiatan yang menjurus ke arah penyelesaian akhir dari transaksi perusahaan, dan
persetujuan persekutuan firma terus mengatur asosiasi ini sampai saat penyelesaian
akhirnya.

Dengan demikian, istilah pembubaran (dissolution) menyatakan berakhinya


persekutuan firma sebagai perusahaan yang sedang berjalan. Proses likuidasi
persekutuan firma biasanya terdiri dari pencairan sebagian atau seluruh aktiva menjadi
uang kas, penyelesaian dengan kreditor, dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok
pemilikan.

Pencairan aktiva menjadi uang kus disebut realisasi, sedangkan pembayaran


atas klaim disebut likuidasi. Istilah likuidasi juga digunakan dalam arti yang lebih luas
untuk menyatakan proses likuidasi secara lengkap.

Pada likuidasi persekutuan firma, seorang akuntan harus mampu memberikan


saran mengenai pembagian yang layak atas aktiva diantara para sekutu. Pembagian yang
tak layak, yang menimbulkan pembayaran terlampau tinggi kepada pihak-pihak tertentu
dan merugikan pihak-pihak lain, dapat menimbulkan kewajiban pribadi bagi orang yang
diberi wewenang untuk melakukan pembagian aktiva itu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prosedur dalam likuidasi?

4
2. Bagaimana pembayaran kepada sekutu setelah realisasi selesai?

1.3 TUJUAN

Untuk memperkenalkan apa itu likuidasi persekutuan firma serta memberi


pemahaman yang berbeda dari sudut pandang yang berbeda juga sesuai dengan latar
belakang serta rumusan masalah yang telah dipaparkan .

5
BAB II

ISI

2.1 PROSEDUR DALAM LIKUIDASI

Jika persekutuan firma harus dilikuidasi maka buku - buku harus disesuaikan
dan di tutup, kemudian laba atau rugi bersih untuk periode itu harus dipindahkan ke
perkiraan modal masing-masing sekutu. Lalu persekutuan firma siap untuk dilikuidasi.

Apabila aktiva dicairkan menjadi uang kas, maka selisih antara nilai buku dan
jumlah yang terealisasi akan menyatakan laba atau rugi yang diperuntukkan atau
dibebankan kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi. Laba dan rugi seperti itu
dipindahkan keperkiraan modal. Kemudian saldo modal akan menjadi dasar
penyelesaian.

Dalam likuidasi, jika perkiraan modal seorang sekutu melaporkan saldo debet
dan sekutu yang bersangkutan mempunyai saldo pinjaman, maka undang-undang
mengizinkan untuk melakukan hak mengimbangi (right of offset), yaitu mengimbangi
sebagian atau seluruh pinjaman terhadap kekurangan modal.

Saldo debet dalam perkiraan modal jika tidak ada saldo pinjaman atau setelah
saldo pinjaman diimbangi menunjukkan bahwa sekutu yang modalnya kurang harus
menyetorkan kekurangannya ini. Ketidak mampuan persekutuan firma untuk
memperoleh kembali kekurangan modal ini berarti bahwa sekutu lainnya akan
menanggung jumlah kekurangan ini.

Apabila uang kas tersedia untuk dibagikan, maka uang kas ini digunakan lebih
dulu untuk membayar kreditor luar. Kemudian dapat digunakan dalam penyelesaian
pinjaman dan saldo modal sekutu. Perlu ditegaskan bahwa Uniform Partnership Act
menetapkan pembayaran lebih dulu pinjaman sekutu dan baru kemudian modal sekutu.

Akan tetapi, peraturan ini berlaku dengan satu alasan penting yaitu apabila
pembagian uang kas dilakukan sebelum semua kerugian diketahui, maka saldo
pinjaman atau sebagian dan salao pinjaman ini tidak harus dibayar, sebab mungkin
dibutuhkan untuk mengimbangi kekurangan modal.

6
Dalam beberapa hal, mungkin tepat untuk menggunakan uang kas sebagai
pembayaran saldo modal sekutu tertentu, walaupun saldo modal sekutu lainnya tetap
tidak dibayar.

2.2 PEMBAYARAN KEPADA SEKUTU SETELAH REALISASI SELESAI

Prosedur akuntan yang ditempuh pada likuidasi persekutuan firma diilustrasikan


dalam bab ini dan dalam bab-bab berikutnya. Contoh yang diberikan dalam bab ini
mengasumsikan, bahwa pembagian kepada para sekutu dilakukan hanya setelah realisas
akta diselesaikan sepenuhnya dan seluruh keuntungan atau kerugian realisasi diketahui.

Contoh dalam bab-bab berikutnya mengilustrasikan prosedur yang diikuti


apabila pembagian ke pada para sekutu dilakukan selama likuidasi berlangsung dan
sebelum keuntungan atau kerugian realisasa diketahui.

Untuk tujuan pembahasan di bawah ini, diasumsikan bahwa "firma A, B, C, dan


D memutuskan untuk melikuidasi diri. Semua aktiva persekutuan firma ini harus
dicairkan menjadi uang kas A, B, C, uan D membagi laba dan rugi dalam rasio masing-
masing 30% 30%, 20%, dan 20%. Neraca yang disusun per 1 Mei 1957, tepat sebelum
likuidasi, melaporkan saldo sebagai berikut .

AKTIVA PASIVA
Kas $ 10.000 Kewajiban $ 75.000
Aktiva lainnya $ 180.000 Pinjaman B 6.000
Pinjaman D 5.000
Modal A 42.000
Modal B 31.500
Modal C 20.500
Modal D 10.000
Total aktiva $ 190.000 Total pasiva $ 190.000

7
Sejumlah contoh di bawah ini diberikan dengan asumsi, bahwa aktiva
persekutuan firma direalisasi dengan jumlah-jumlah kas yang berbeda. Asumsi ini
adalah sebagai berikut.

Contoh 1: Realisasi aktiva sebesar $140.000, dengan kerugian realisasi dibebankan


sepenuhnya pada perkiraan modal sekutu.

Contoh 2: Realisasi aktiva sebesar $120.000, dengan kerugian realisasi mengharuskan


pemindahan dari perkiraan pinjaman sekutu ke perkiraan modalnya.

Contoh 3: Realisasi aktiva sebesar $100.000, dengan kerugian realisasi menimbulkan


kekurangan modal bagi seorang sekutu saja.

Contoh 4: Realisasi aktiva sebesar $80.000, dengan kerugian realisasi menimbulkan


kekurangan modal bagi lebih daripada seorang sekutu.

Contoh 5: Realisasi aktiva sebesar $60.000, dengan uang kas yang tersedia tidak cukup
untuk membayar kreditor:

a) Apabila semua sekutu solven secara pribadi.


b) Apabila sekutu tertentu solven secara pribadi dan sekutu lainnya tidak.

2.2.1 KERUGIAN REALISASI AKTIVA YANG DIBEBANKAN SEPENUHNYA


PADA SALDO MODAL SEKUTU

Contoh 1. Asumsikan bahwa aktiva non-kas "firma A, B, C & D", dengan nilai
buku $180.000 direalisasi sebesar $140.000. Kerugian sebesar $40.000 dibagikan dalam
rasio laba-rugi . Saldo modal masing-masing sekutu dalam hal ini cukup besar untuk
menyerap total kerugian realisasi. Dalam hal seperti ini, pembagian uang kas tidak
menimbulkan kesulitan. Uang kas pertama-tama digunakan lebih dulu untuk membayar
kreditor luar, kemudian sisanya digunakan untuk membayar pinjaman para sekutu dan
saldo modal mereka. Hal ini diikhtisarkan dalam laporan likuidasi berikut.

Firma A,B,C & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987

8
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Modal Modal Modal Mo
A 30% B 30% C 20% dal
D
Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama 20
Ket Kas Lainnya n nB nD %
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.
sbelum 00
likuidasi 0

(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian
140.000 (180.000) (12.000 (12.000 (8.000)
) )
(8.
00
0)

(b) 150.000 75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.0


Pembayaran 00
kepada
kreditor
(75.000) (75.000)
(c) 75.000 6.000 5.000 30.000 19.500 12.500 2.0
Pembayaran 00
kepada
sekutu

9
(75.000) (6.000) (5.000) (30.000 (19.500 (12.500
) ) ) (2.
00
0)

Ayat-ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva dan pembagian uang kas
adalah sebagai berikut :

Transaksi Pos Jurnal


(a) Penjualan aktiva sebesar $140.000; rugi Kas…………………$140.000
dibagikan kepada A,B,C&D dalam rasio Modal A……………12.000
30%, 30%, 20%, & 20% Modal B……………12.000
Modal C…………….8.000
Modal D…………….8.000
Aktiva lainnya………………$180.000
(b) Pembayaran kepada para kreditor Kewajiban…………$75.000
Aktiva………………………..$75.000
(c) Pembagian kepada para sekutu Pinjaman B………..$6.000
Pinjaman D………..5000
Modal A…………..30.000
Modal B…………..19.500
Modal C…………..12.500
Modal D…………..2.000
Kas…………………………$75.000

Hal-hal penting yang perlu dicatat dalam contoh di atas ini ialah :

(1) Pembagian kerugian realisasi aktiva di antara para sekutu dilakukan dengan cara
yang sama dengan pembagian rugi operasi. Jika realisasi aktiva menghasilkan
keuntungan, maka perkiraan modal sekutu harus dikredit. Apabila aktiva dijual dalam
jumlah partai, maka dapat kita buka sebuah perkiraan tersendiri untuk mengikhtisarkan
keuntungan dan kerugian yang timbul. Setelah semua aktiva direalisasi, maka saldo

10
debet atau kredit dalam perkiraan ini dipindahkan ke perkiraan modal sekutu dalam
rasio laba-rugi.

(2) Kreditor luar harus dibayar lunas lebih dulu sebelum pada sekutu dibayar atas
pinjaman maupun saldo modal mereka.

(3) Kepentingan bersih sekutu dalam aktiva persekutuan firma ditetapkan sebelum
setiap pembayaran kepada mereka dilakukan. Apabila buku-buku melaporkan jumlah
yang terhutang oleh perusahaan kepada para sekutu, sebagai akibat panjar ataupun
beban untuk barang-barang atau jasa-jasa, maka saldo ini akan dimbangi dengan modal
sekutu. Kemudian penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan
dalam perkiraan pinjaman dan modal sekutu.

2.2.2 KERUGIAN REALISASI AKTIVA YANG MENIMBULKAN PEMINDAHAN


PERKIRAAN PINJAMAN SEKUTU KE PERKIRAAN MODALNYA

Contoh 2. Asumsikan bahwa aktiva non-kas "firma A, B, C, & D" direalisasi


sebesar $120.000. Penjualan aktiva sebesar $120.000 ini menimbulkan kerugian sebesar
$60.000 yang akan ditanggung oleh para sekutu dalam rasio laba dan rugi. Pembagian
kerugian ini mengharuskan pembebanan kepada D sebesar $12.000 dan hal ini
menimbulkan saldo debet sebesar $2.000 dalam perkiraan modal D. Sebagai gantinya,
D menanamkan investasi tambahan sebesar $2.000, dengan memindahkan jumlah ini
dari perkiraan pinjamannya ke perkiraan modalnya. Kemudian para sekutu membayar
dalam jumlah yang sama dengan saldo perkiraan pinjaman dan modal mereka. Berikut
ini adalah proses laporan ikhtisar likuidasi.

Firma A,B,C & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Kas Aktiva Kewajib Pinjaman B Pinjama Presentase
Ket Lainnya an nD Modal Dan Laba - Rugi
Moda Modal Modal Modal
l A B 30% C 20% D 20%

11
30%
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.00 31.500 20.500 10.000
sbelum 0
likuidasi

(a)
Pejualan
aktiva dan
pembagia
n kerugian
120.000 (180.000) (18.000 (12.000 (12.000
(18.00 ) ) )
0)

(b) 130.000 75.000 6.000 5.000 24.00 13.500 8.500 (2.000)


Pembayar 0
an kepada
kreditor
(75.000) (75.000)
(c) 55.000 6.000 5.000 24.00 13.500 8.500 (2.000)
Mengimba 0
ngi
pinjaman
D
terhadap
saldo
debet
perkiraan
modalnya (2.000) 2.000
(d) 55.000 6.000 3.000 24.00 13.500 8.500 (2.000)
Pembayar 0

12
an kepada
sekutu
(55.000) (6.000) (3.000) (13.500 (8.500)
(24.00 )
0)

Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan pinjaman D pada kekurangan modalnya


akan berbunyi :

Transaksi Pos Jurnal


Pemindahan jumlah yang dibutuhkan untuk menutup Kas…………………$2.000
kekurangan modal D dari perkiraan pinjamannya ke Aktiva lainnya………………$2.000
perkiraan madalnya

2.2.3 KERUGIAN RELISASI AKTIVA YANG MEMIMBULKAN KEKURANGAN


MODAL BAGI SEORANG SEKUTU SAJA

Contoh 3. Asumsikan, bahwa aktiva non-kas dalam contoh kita direalisasi


sebesar $100.000 dan hal ini menimbulkan kerugian realisasi sebesar $80.000. Dalam
pembagian kerugian realisasi sebesar $80.000, D dibebani $16.000. Hal ini
menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal D sebesar $6.000. Untuk
mengimbangi seluruh jumlah dalam perkiraan pinjaman D terhadap modalnya, dalam
perkiraan modalnya, masih tersisa saldo debet sebesar $1.000. Jika D membayar $1.000
kepada perusahaan pada saat ini, maka ke kurangan modalnya tertutup dan perusahaan
dapat membagikan uang kas kepada A, B, dan C pada likuidasi akhir. Akan tetapi, jika
perusahaan tidak berhasil memperoleh kembali jumlah ini dari D, dan perusahaan
memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka pembagian ini harus
menetapkan kemungkinan, bahwa D gagal untuk memenuhi kewajibannya kepada
persekutuan firma. Kemudian, uang kas yang tersedia harus dibagikan dengan suatu
cara yang menimbulkan saldo dalam perkiraan modal A, B, dan C, yang dapat menutup
kerugian sebesar $1.000 Jika D kemudian membayar $1.000 perkas, maka jumlah ini
dibayarkan kepada A. B, dan C sesuai dengan saldo dalam perkiraan modal mereka.

13
Dibawah ini terlihat laporan likuidasi yang didasarkan atas asumsi, bahwa D
menyetorkan jumlah kekurangan modalnya dan dengan itu tersedia uang kas, untuk
dibagikan kepada A, B dan C.

Firma A,B,C & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Moda Modal Modal Modal
Aktiva Kewajib Pinjama l A B 30% C 20% D 20%
Ket Kas Lainnya an Pinjaman B nD 30%
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.00 31.500 20.500 10.000
sbelum 0
likuidasi

(a)
Pejualan
aktiva dan
pembagia
n kerugian
100.000 (180.000) (24.000 (16.000 (16.000
(24.00 ) ) )
0)

(b) 110.000 75.000 6.000 5.000 18.00 7.500 4.500 (6.000)


Pembayar 0
an kepada
kreditor
(75.000) (75.000)
(c) 35.000 6.000 5.000 18.00 7.500 4.500 (6.000)
Mengimba 0

14
ngi
pinjaman
D
terhadap
saldo
debet
perkiraan
modalnya (5.000) 5.000
(d) 35.000 6.000 18.00 7.500 4.500 (1.000)
Pembayar 0
an kepada
sekutu(lih
at skedul) (35.000) (6.000) (7.125) (4.250)
(17.62
5)
(e) 375 375 250 (1.000)
Investasi
tambahan
D
1.000 1.000
(f) 1.000 375 375 250
Pembayar
an kepada
sekutu (1.000)
(375) (375) (250)

Firma A,B,C & D


Skedul Untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu

15
1-31 Mei 1987
A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo modal sebelum pembagian uang kas ditambah 18.000 7.500 4.500 (1.000)
saldo pinjaman 6.000
Total kepentingan para sekutu 18.000 13.500 4.500 (1.000)
Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin
sebesar $1.000 bagi A,B dan C, jika D gagal menyetor
jumlah kekurangan modalnya (rasio A,B dan C -
30:30:20) (375) (375) (250) 1.000
Kepentingan bebas – jumlah yang harus dibayarkan 17.625 13.125 4.250
kepada masing-masing sekutu
Pembayaran untuk menutup pinjaman 6.000
Pembayaran untuk menutup modal 17.625 7.125 4.250
Total pembagian uang kas 17.625 13.125 4.250

Dalam contoh ini, tersedia uang kas sebesar $35.000 untuk membayar A, B, dan
C sementara itu gabungan saldo pinjaman dan modal mereka berjumlah $36.000. Dalam
menetapkan jumlah yang harus dibayarkan kepada para sekutu ini, kerugian sebesar
$1.000 yang ditutup oleh A, B dan C dalam hal D insolvensi, harus diperhitungkan.

Ayat-ayat jurnal untuk mencatat investasi tambahan D dan pembagian jumlah


ini kepada A. B. dan C berbunyi sebagai berikut:

Transaksi Pos Jurnal


Investasi tambahan D untuk menutup kekurangan Kas…………..$1.000
modalnya Modal…………………….$1.000
Pembayaran kepada para sekutu dalam penyelesaian akhir Modal A……$375
Modal B……$375
Modal C……$250
Kas……………………….$1.000

16
Jika D melakukan penyelesaian langsung dengan sekutu lainnya, maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut :

Transaksi Pos Jurnal


Pembayaran langsung oleh D kepada A,B dan C dalam Modal A……$375
penyelesaian kewajibannya kepada mereka Modal B……$375
Modal C……$250
Modal D……………………….$1.000

Jika perusahaan tidak dapat menagih klaimnya dari D, maka ayat jurnal untuk
mencatat kerugian ini adalah sebagai berikut :

Transaksi Pos Jurnal


Penghapusan saldo piutang tak tertagih D terhadap modal Modal A……$375
A,B dan C yang masing-masing dalam rasio 30:30:20 Modal B……$375
Modal C……$250
Modal D……………………….$1.000

2.2.4 KERUGIAN REALISASI AKTIVA YANG MENIMBULKAN KEKURANGAN


MODAL BAGI LEBIH DARI PADA SEORANG SEKUTU

Contoh 4 Asumsikan, bahwa aktiva non-kas dalam contoh kita realisasikan


sebesar $80.000 dan hal ini menimbulkan kerugian sebesar $100,000 Dalam pembagian
kerugian $100.000, perkiraan, modal D dibebani sebesar $20 000 Hal ini menimbulkan
saldo debet sebesar $10.000 dalam perkiraan modal D Untuk mengimbangi seluruh
saldo pinjaman D sebesar $5,000 terhadap modal saldo debetaya masih menyisakan
kekurangan modal sebesar $5.000. Jika jumlah $5.000 ini diperoleh kembali dan D pada
saat ini maka kekurangan modalnya tertutupi dan perusahaan dapat melikuidasi
kegiatannya dengan menbagikan uang kas kepada A, B, dan C. Sebaliknya, jika
perusahaan tidak mampu memperoleh kembali jumlah $5.000 itu pada saat ini dan
perusahaan memutuskan untuk membagikan uang kas yang ada, maka kepentingan A,

17
B, dan C tetap dengan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin akibat
ketidak mampuan D memenuhi kewajiban nya kepada perusahaan. Penetapan kerugian
seperti ini akan menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal C. Dalam
mengharapkan semua keuntungan, kemungkinan kerugian tambahan bagi A dan B perlu
diperhitungkan.

Jika D menyetorkan jumlah $5 000 tersebut, maka dengan kas ini dapat
dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan saldo yang dilaporkan dalam perkiraan
modal mereka. Dalam hal ini, C tidak perlu menyerahkan setoran lebih lanjut. Dalam
laporan likuidasi yang terdapat pada halaman 75 kita asumsikan, bahwa D melakukan
investasi tambahan.

Uang kas yang tersedia untuk membiayai A, B dan C, adalah berjumlah


$15.000. Sementara gabungan saldo pajaman dan modal mereka seluruhnya bejumlah
$20.000. Dalam menentukan bagaimana uang kas ini dibagikan, kepentingan bebas
untuk masing-masing sekutu dihitung dalam skedul yang menyertai laporan likuidasi
seperti yang terlihat pada laporan dibawah.

Kerugian yang mungkin sebesar $5000, dalam hal D insolvensi, harus


dipertimbangkan lebih dulu. Karena A, B, dan C berbagi laba dalam rasio 30% 30% dan
20 maka ini digunakan dalam menerapkan kepentingan yang dibatasi untuk masing -
masing sekutu sebesar $1875, $51875, dan $1250. Akan tetapi, modal C tidak cukup
untuk menutup bagiannya dalam kerugian tambahan yang mungkin ini kerugian yang
tak dapat ditutup oleh C sebesar $750 ini kemudian diperhitungkan dalam kepentingan
yang dibatasi berikut nya, yang dapat ditetapkan bagi A dan B . Karena rasio laba rugi
untuk A dan B adalah 30% dan 30%, maka pengurangan lebih lanjut sebesar $375 dapat
ditetapkan pada A dan B untuk menetapkan kepentingan bebas mereka.

Pembagian uang kas sebesar $15.000, yang dikembangkan dalam skedul yang
menyertai laporan likuidasi, menyebabkan pembayaran atas saldo modal A sebelum
pinjaman 13 diselesaikan sepenuhnya Jika B menegaskan, bahwa penyelesaian
sepenuhnya dilakukan atas saldo pinjamannya sebelum uang kas digunakan untuk
membayar saldo modal, mengingat prioritas yang diberikan atas pinjaman sekutu
tertentu dalam Uniform Partnership.

18
Firma A,B,C & D
Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Modal Modal Modal Mod
Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama A 30% B 30% C 20% al D
Ket Kas Lainnya n nB nD 20%
Saldo sbelum 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.0
likuidasi 00

(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian
80.000 (180.000 (30.000 (30.000 (20.000
) ) ) ) (20.
000)

(b) 90.000 75.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.


Pembayaran 000)
kepada
kreditor
(75.000) (75.000)
(c) 15.000 6.000 5.000 12.000 1.500 500 (10.
Mengimbang 000)
i pinjaman D
terhadap

19
saldo debet
perkiraan
modalnya

(5.000)
5.00
0

(d) 15.000 6.000 12.000 1.500 500 (5.0


Pembayaran 00)
kepada
sekutu(lihat
skedul) (15.000) (5.250) (9.750)
(e) Investasi 750 2.250 1.500 500 (5.0
tambahan D 00)

5.000
5.00
0
(f) 5.000 750 2.250 1.500 500
Pembayaran
kepada
sekutu
(5.000) (750) (2.250) (1.500) (500)

Firma A,B,C & D


Skedul Untuk Melengkapi Laporan Likuidasi
Jumlah yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu
1-31 Mei 1987

20
A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo modal sebelum pembagian uang kas ditambah 12.000 1.500 500 (5.000)
saldo pinjaman 6.000
Total kepentingan para sekutu 12.000 7.500 500 (5.000)
Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin
sebesar $5.000 bagi A,B dan C, jika D gagal menyetor
jumlah kerkurangan modalnya (rasio A,B dan C -
30:30:20) (1.875) (1.875) (1.250) 5.000
Kepentingan yang dibatasi kerugian tambahan yang 10.125 5.625 (750)
mungkin sebesar $750 bagi A dan B,jika C gagal
untuk menyetorkan jumlah kekurangan modalnya yang
mungkin (rasio A,B -30:30)
(375) (375) 750
Kepentingan bebas – jumlah yang harus dibayarkan
kepada masing-masing sekutu 9.750 5.250
Pembayaran untuk menutup pinjaman 5.250
Pembayaran untuk menutup modal 9.750
Total pembagian uang kas 9.750 5.250

Act, maka likuidator harus mempertimbangkan semua kontingensi yang


dihadapi dalam pembubaran persekutuan firma. Kerugian di masa mendatang akibat
kegagalan untuk memperoleh kembali uang kas dari sekutu yang defisit akan
menimbulkan saldo debet dalam perkiraan modal B. Uang kas yang dibayarkan kepada
B dalam memenuhi saldo pinjamannya, kemudian, akan diproleh kembali untuk
menutup kekurangan modalnya, dan kegagalan untuk memperoleh kembali ini dapat
menyebabkan likuidator bertanggung jawab kepada sekutu yang menderita kerugian
oleh pembagian uang kas yang terlalu cepat tersebut. Dalam hal seperti itu likuidatos
harus menetapkan salah satu dan prosedur sebagai berkut :

21
1. Menetapkan prioritas hukum terhadap pinjaman sekutu tetapi membayar trustee
atau wali dengan ketentuan, bahwa uang kas dapat diperoleh kembali untuk
mengimbang kekurangan modal jha hal ini terjadi pada satu orang sekutu,
apabila tidak ada kemungkinan untuk melakukan pengimbangan, maka uang kas
itu dapat dibayarkan kepada sekutu ini.
2. Menangguhkan penyelesaian sampai seluruh jumlah kerugian yang harus ditutup
oleh masing - masing sekutu. Jalan penyelesaian akhir, yang meliputi beban
yang timbul dan kegagalan para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang
layak dalam kerugian perusahaan dinilai, kemudian saldo pinjaman dapat
digunakan untuk mengimbangi ke kurangan modal dan pembagian uang kas
dapat dilakukan.
3. Membagikan uang kas dengan suatu cara yang menetapkan kemungkinan
kerugian di masa mendatang yang meliputi beban yang timbul dari kegagalan
para sekutu untuk memenuhi bagian mereka yang layak dalam kerugian
perusahaan, kemudian pembayaran atas saldo pinjaman dan atas saldo modal
dapat dicegah jika saldo seperti itu di butuhkan untuk menutup kerugian.

Jika semua pihak mengetahui sifat dan arti penting permasalahannya, maka mereka
tentu tidak keberatan terhadap pembagian uang kas seperti yang diketengahkan pada
bagian (3) di atas ini. Pembagian uang kas apabila menyangkut saldo pinjaman dan
saldo modal dengan demikian sama dengan pembagian yang akan dilakukan jika total,
kepentingan berbentuk saldo modal.

2.2.5 REALISASI AKTIVA DENGAN HASIL UANG KAS YANG TIDAK CUKUP
UNTUK MEMBAYAR PARA KREDITOR

Contoh 5 (a) Asumsikan bahwa aktiva non kas firma A. B C dan D hanya
terealiasi sebesar $60.000 . Selajutnya asumsikan bahwa semua sekutu solven secara
pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban terhadap perusahaan, yang mungkin
timbul dan likuidasi. Remigian sebesar $120 000 dibebankan terhadap saldo modal
sekutu dan uang kas yang ada sebesar $70.000 dibayarkan kepada kreditor.
Pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal dilakukan . Dalam hal ini,

22
para kreditor dengan total saldo sebesar $5.000 belum dibayar A dan B mempunyai
kekayaan positif dalam perusahaan masing - masing sebesar $6.000 dan $1.500
sementara C dan D berhutang kepada perusahaan masing -masing sebesar $3.500 dan
$9.000. Jika C dan D membayar kepada perusahaan dalam penyelesaian kewajiban
mereka, maka uang kas sebesar $12.500 dapat dibagikan kepada kreditor serta kepada A
dan B dalam penyelesaian akhir. Dalam hal seperti in laporan likuidasi terbaca seperti
dibawah ini :

Firma A,B,C & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Presentase
Modal Dan Laba - Rugi
Modal Modal Modal Mod
Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama A 30% B 30% C 20% al D
Ket Kas Lainnya n nB nD 20%
Saldo 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.0
sbelum 00
likuidasi

(a) Pejualan
aktiva dan
pembagian
kerugian

60.000 (180.000 (36.000 (36.000 (24.000


) ) ) ) (24.
000)

(b) 70.000 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.


Pembayaran 000)

23
kepada
kreditor
(70.000) (70.000)
(c) 5.000 6.000 6.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.
Mengimban 000)
gi pinjaman
terhadap
saldo debet
perkiraan
modalnya

(4.500) (5.000) 4.500


5.00
0
(d) 5.000 1.500 6.000 (3.500) (9.0
Investasi 00)
tambahan
dari C dan (12.500) 3.500
D 9.00
0
(e) 12.500 (5.000) 1.500 6.000
Pembayaran
kepada para
kreditor
(5.000) (5.000)
(f) 7.500 1.500 6.000
Pembayaran
kepada
sekutu
(7.500) (1.500) (6.000)

24
Tetapi dikemukakan bahwa oleh karena yang timbul berhubungan dengan
persekutuan kreditor, maka persekutuan firma ini tidak dipandang sebagai kesatuan
usaha tersendiri melainkan sebagai persekutuan orang-orang atau perorangan, sehingga
semua sekutu secara pribadi bertanggungjawab akan kewajiban perusahaan. Dalam
contoh di muka, penyelesaian dengan kreditor dicapai melalui setoran para sekutu yang
defisit modal kepada persekutuan firma .

Akan tetapi, asumsikan bahwa para kreditor telah mendapatkan aktiva


persekutuan firma yang tidak cukup untuk memenuhi secara tuntas kewajiban
persekutuan firma dan, dengan demikian, kreditor mengalihkan tuntutan mereka kepada
masing - masing sekutu. Jika kreditor berhasil menagih saldo yang terhutang kepada
mereka sebesar $5.000 dan A, misalnya, maka kepentingan A dalam persekutuan firma
meningkat sebesar $5.000. Pada penagihan akhir kekurangan modal dari C dan D
masing-masing sebesar $3.500 dan $9.000, A akan dibayar sebesar $11.000 dan B
sebesar $1.500.

Harus kita perhatikan, bawa apabila likuidasi diselesaikan dengan perolehan


kembali seluruh kekurangan modal dan sekutu yang bersangkutan, maka hasil-hasil
yang sama akan dicapai terlepas dari siapa yang membayar kreditor. Pada masing-
masing asumsi itu, A dan B memperoleh kembali masing-masing sebesar $6.000 dan
$1.500, serta C dan D masing-masing menyetor $3.500 dan $9.000

Contoh 5 (b). Dalam contoh di atas tadi diasumsikan bahwa semua sekutu
solven secara pribadi dan mampu memenuhi setiap kewajiban apapun yang timbul
dalam pencapaian penyelesaian akhir. Akan tetapi, asumsikan bahwa sekutu tertentu
insolven secara pribadi. Dalam hal seperti ini undang-undang mengharuskan
pengaturan aktiva (marshaling of assets) dengan prosedur yang harus ditempuh sebagai
berikut: Aktiva persekutuan firma pertama kali harus digunakan lebih dulu dalam
penyelesaian atas kewajibannya sendiri. dan setiap aktiva terpisah masing-masing
sekutu pertama kali harus digunakan untuk menyelesaikan kewajiban sekutu itu sendiri.
Jadi para kreator dari persekutuan firma yang insolven hanya dapat mengklaim bagian
dari harta benda terpisah seorang sekutu yang tidak dibutuhkan untuk pemenuhan

25
kewajiban pribadinya, kelebihan harta benda terpisah demikian dari kewajiban pribadi
dapat diklaim oleh kreditor persekutuan firma, terlepas dan kepentingan sekutu dalam
persekutuan firma, apakah postif ataukah negatif. Sebalik nya, para kreditor dari sekulu
yang insolven, dapat mengklaim harta benda persekutuan firma hanya setelah kreditor
persekutuan firma dibayar lunas, akan tetapi, klaim para kreditor yang terpisah terbatas
pada sisa kepentingan positif sekutu tertentu Unifom Partnership Act menetapkan
ketentuan sebagai berikut.

Apabila seorang sekutu pailit atau ahliwarisnya insolven maka klaim terhadap
harta bendanya yang terpisah akan berurutan sebagai berikut

I. Klaim yang harus dibayar kepada kreditor terpisah.


II. Klaim yang harus dibayar kepada kreditor persekutuan firma.
III. Klaim yang harus dibayar kepada para sekutu lewat setoran.

Kekurangan dalam perkiraan modal sekutu, dengan demikian tidak


diperhitungkan ke dalam total klaim kreditor terpisah, dimana harta benda pribadi
pertama kali digunakam lebih dulu untuk memenuhinya menurut Uniform Partnership
Act tetapi harus dipenuhi hanya setelah kreditor pribadi dan persekutuan firma lainnya
dibayar seluruhnya.

Untuk mengilustrasikan penerapan peraturan di atas ini, kita asumsikan lagi bahwa
penjualan aktiva "firma A. B. C. dan D" sebesar $60.000, pembayaran kepada kreditor
sebesar $70.000, dan pengimbangan saldo pinjaman terhadap kekurangan modal.
Kewajiban sebesar $55.000 tidak dibayar. Status pribadi masing - masing sekutu pada
saat ini beserta kepentingan mereka masing-masing dalam persekutuan firma baik
positif maupun negatif diperlihatkan di bawah ini :

Status Pribadi Masing-Masing


Sekutu Status Persekutuan Firma
Sekutu Di Luar Kepentingan
Persekutuan Firma
Kepentingan Kewajiban Kepada
Aktiva Kewajiban
Dalam Persekutuan Firma
Persekutuan

26
Firma
A $10.000 $20.000 $6.000
B 20.000 15.000 1.500
C 25.000 15.000 $3.500
D 10.000 10.000 9.000

Aktiva pribadi A dan D harus digunakan selurulunya untuk membayar para


kreditor pribadi. Akan tetapi, aktiva pribadi B dan C melebili hutang pribadi mereka
masing masing dan kreditor persekutuan firma memperoleh jaminan (recourse) dari
kedua sekutu ini untuk saldo klaim mereka. Kenyataan bahwa B mempunyai
kepentingan positif dalam persekutuan firma yang menyebabkan ia tak dapat menolak
jika kreditor persekutuan firma mengalihkan klaim mereka kepadanya. Di samping itu,
kreditor pribad: A yang tidak dapat dipenuhi seluruhnya dengan aktiva pribadi A, akan
mengalihkan klaim mereka lewat likuidasi akhir persekutuan firma dan penyelesaian
akhir kepentingan positif A.

Asumsikan bahwa kreditor persekutuan firma menagih dari B. Sebelum para


sekutu melakukan penyelesaian akhir, klaim terhadap D, yang secara pribadi insolven,
dihapuskan dan membebani modal A, B, dan C dalam rasio 30 30 20, C yang berhutang
kepada persekutuan firma dan yang solven secara pribadi, membayar kepada A dan B,
yang memiliki kekayaan positif dalam persekutuan firma jumlah yang dapat diperoleh
kembali atas kepentingan A digunakan untuk membayar kreditor pribadinya.

Dengan mengasumsikan penyelesaian dengan cara ini, maka laporan likuidasi


akan diselesaikan seperti yang ditunjukkan berikut:

Firma A,B,C & D


Laporan Likuidasi
1-31 Mei 1987
Kas Aktiva Kewajiba Pinjama Pinjama Presentase
Lainnya n nB nD Modal Dan Laba - Rugi
Modal Moda Moda Moda

27
A 30% l B l l D
Ket
30% C 20%
20%

(b) 5.000 1.500 6.000 (3.500 (9.000


Pembayaran ) )
kepada
kreditor
oleh B
(5.000) 5.000
(c) Jumlah 1.500 6.000 5.000 (3.500 (9.000
yang harus ) )
ditagih dari
D dan yang
tak tertagih,
yang
dibebankan
kepada A,B
dan C
dalam rasio
30:30:20

(3.375) (3.375
) (2.250 9.000

28
)
(d) 1.500 2.625 1.625 (5.750
Pembayaran )
C kepada A
dan B
(1.500) (2.625) (1.625
) 5.750

Jika sebagai pengganti tagihan dari B. kreditor persekutuan firma menagih dari
C, maka penyelesaian akhir akan memberikan hasil bersih yang sama B harus menyetor
$1.875, yakni selisih antara beban pada modalnya untuk kekurangan modal D sebesar
$3.375, C, setelah membayar kreditor pribadinya, harus menyetor $750 untuk menutup.
kekurangan modalnya sebesar $5.750, yang terdiri dari saldo debet dalam perkiraan
modal nya sebesar $3.500, ditambah dengan beban untuk kekurangan modal D sebesar
$2.250 Setoran B dan C sebesar $2.625 akan dibayarkan kepada A .

29
30
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Likuidasi persekutuan firma biasanya terdiri dari pencairan sebagian atau


seluruh aktiva menjadi uang kas, penyelesaian dengan kreditor, dan pembagian sisa
aktiva kepada kelompok pemilikan.

Pencairan aktiva menjadi uang kas disebut realisasi, sedangkan pembayaran atas
klaim disebut likuidas. Istilah likuidasi juga digunakan dalam arti yang lebih luas untuk
menyatakan proses likuidasi secara lengkap.

Prosedur dalam likuidas, jika persekutuan firma harus dilikuidasi maka buku -
buku harus disesuaikan dan di tutup, kemudian laba atau rugi bersih untuk periode itu
harus dipindahkan ke perkiraan modal masing-masing sekutu. Lalu persekutuan firma
siap untuk dilikuidasi.

3.2 SARAN

Mengingat adanya ketidak sesuaian ataupun kekurangan dalam makalah ini,


penulis berharap agar mendapat saran dan kritikan yang bersifat membangun yang
nantinya akan bermanfaat dalam pembuatan makalah – makalah berikutnya serta dapat
memeperbaiki makalah ini .

31
DAFTAR ISI

Drebin, Allan R.1991.Advanced Accounting Edisi Kelima, Penerbit Erlangga : Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai