Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN DASAR &


MENENGAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti


Manajemen Satuan Pendidikan Dasar & Menegah
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

Dosen:
Dedek Kamaruddin M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3:
Ayu Lassandari (12110322205)
Sahrul Ramadan (12110312688)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah, SWT; karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Tenaga
Pendidik dan Kependidikan“ dengan baik meskipun terdapat banyak
kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Tenaga Pendidik dan Kependidikan “.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini dilain waktu yang akan datang.

Pekanbaru,23 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai...................................................3
B. Faktor-Faktor Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai..............................................4
C. Aspek-Aspek Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai...............................................6
D. Pengertian Pemberhentian Pegawai......................................................................6
E. Pengertian Pensiun Pegawai.................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan
pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur
tenagakependidikan adalah tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas
utamanya adalah mengajar. Tenaga pendidik yang dimaksud penulis adalah
guru. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, karena
guru menjadi tokoh teladan bagi siswa. Oleh sebab itu, guru harus memiliki
perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan kemampuan
yang dimiliki oleh siswa.

Sebagai bagian akhir dari siklus manajemen Pegawai Negeri Sipil


(PNS), pemberhentian dan pensiun mendapatkan perhatian serius dari
pemerintah. Bukti keseriusan itu adalah diaturnya pensiun PNS dalam suatu
kebijakan berupa undang-undang (UU), yaitu UU Nomor 11 Tahun 1969
tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dalam hierarki
peraturan perundang-undangan, hal itu sejajar dengan UU Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang mengatur manajemen PNS. Selain menyiratkan keseriusan,
hal tersebut juga dapat menjadi indikasi bahwa pemberhentian dan pensiun
pegawai adalah sesuatu yang tidak kalah penting dibandingkan dengan unsur
manajemen PNS yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengembangan, dan pengawasan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai?
2. Bagaimana Proses Pensiunan dan Pemberhentian Guru dan karyawan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai
2. Untuk Mengetahui tentang Pensiunan dan pemberhentian Guru dan
Karyawan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai


Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (bahasa Inggris)
yang berarti pekerjaan, perbuatan. Menurut Ruky dalam Supardi kata
performance memberikan tiga arti yaitu: (1). Prestasi seperti dalam konteks
atau kalimat “high performance car” atau mobil yang sangat cepat. (2).
Pertunjukan, seperti dalam konteks atau kalimat “ Folk dance performance”
atau pertunjukan tari-tarian rakyat. (3). Pelaksanaan tugas, seperti dalam
konteks atau kalimat “in performing his/her duties” atau dalam pelaksanaan
kewajibannya.

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,


menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan
yang telah ditetapkan.1

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, Kinerja


adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organesasi
untuk mencapai tujuan berdasarkan atas standarisasi atau ukuran dan waktu
yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai dengan norma dan
etika yang telah ditetapkan.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat


dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud
adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan kinerja
guru, UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 39
ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

1
Supardi, Kinerja Guru, ( Jakarta: Grafindo, 2014 ), h. 45

3
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.2

Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV


Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 3 Tugas pokok guru tersebut
yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja
guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 41 tahun


2007, memberikan pengertian kinerja guru adalah prestasi mengajar yang
dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam tugas pokok dan
fungsinya secara realisasi konkrit merupakan konsekuensi logis sebagai tenaga
profesional bidang pendidikan.4

kinerja pegawai adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang
dicapai pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing dalam sebuah pekerjaan untuk mencapai tujuan instansi.

B. Faktor-Faktor Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai


Menurut Cambel (dalam Burhanudin), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru adalah:5

1. Faktor personal/individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, (skil),


kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh
setiap individu.

2
Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2003, hal. 15.
3
Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2005, hal. 10.
4
Sekretariat Negara RI, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2007, hal. 2.
5
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Bumi aksara,
Jakarta, 2007, hal. 2.

4
2. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan dan dukungan yang memberikan manajer dan Team
Leader
3. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim,
kekompakkan dan keeratan anggota tim.
4. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam
organisasi.
5. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.

faktor internal karyawan atau pegawai (Wirawan, 2009), masing-


masing faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor Internal Pegawai. Faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang


merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia
berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta
keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh,
misalnya kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan
komitmen kerja.
2. Faktor-Faktor Lingkungan Internal Organisasi. Dalam melaksanakan
tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja.
Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya pegawai.
Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja organisasi buruk,
kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal organisasi lainnya
misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompensasi. Oleh
karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal
organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan
produktivitas karyawan.

5
3. Faktor Lingkungan Eksternal Organisasi. Faktor-faktor lingkungan
eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di
lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja karyawan.

C. Aspek-Aspek Kinerja Guru dan Kinerja Pegawai


Aspek Kinerja Guru Sebagai Berikut :

1. Pemilihan alat penilaian


2. Penyusunan soal
3. Tahapan evaluasi pembelajaran.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun


2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, Penilaian SKP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek sebagai berikut:

1. Kuantitas adalah ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja yang dicapai.
2. Kualitas adalah ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai.
3. Waktu adalah ukuran lamanya proses setiap hasil kerja yang dicapai.
4. Biaya adalah besaran jumlah anggaran yang digunakan setiap hasil kerja.

D. Pengertian Pemberhentian Pegawai


Istilah pemberhentian dan pensiun pegawai sering dimaknai memiliki
arti sama, padahal sesungguhnya berbeda. Salah satu perbedaan dari keduanya
adalah jika dalam pemberhentian, pegawai yang diberhentikan hanya diberi
ganti rugi satu kali. Sementara itu, dalam pensiun, kepada pegawai yang
pensiun diberi ganti rugi atau sering disebut dengan jaminan hari tua berulang
kali (Manullang, 1972). Persamaan secara umum dari kedua istilah tersebut
adalah bahwa keduanya bermakna pemutusan hubungan kerja yang terjadi
karena suatu sebab tertentu dan mendapatkan ganti rugi. Berikut beberapa
pengertian pemberhentian menurut para pakar.

1. Dalam pembahasan tentang pemberhentian karyawan, Ranuprodjo dan


Husnan (1982: 110) menyebutkan bahwa pemberhentian tidak lain adalah
pemutusan hubungan kerja. Alasan yang biasa dikemukakan dalam
pemberhentian adalah karena karyawan-karyawan tersebut dianggap tidak

6
mampu lagi bekerja pada organisasi dengan baik. Namun, ada pula karena
kondisi perusahaan yang memburuk.
2. Menurut Manullang (1972) pemberhentian pegawai adalah pemutusan
hubungan kerja antara suatu badan usaha dengan seseorang atau beberapa
orang pegawai karena suatu sebab tertentu.
3. Pemberhentian didefinisikan sebagai pemutusan hubungan kerja antara
seorang atau beberapa orang pegawai dengan perusahaan yang
timbul/terjadi karena perjanjian kerja mengakibatkan yang bersangkutan
kehilangan statusnya sebagai pegawai (IG Wursanto, 1988:187).
4. Hasibuan mendefinisikan pemberhentian sebagai pemutusan hubungan
kerja seorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan, artinya
keterikatan kerja karyawan terhadap suatu perusahaan berakhir. Dari
beberapa definisi di atas terdapat kata kunci yang sama, yaitu pemutusan
hubungan kerja atau berhenti bekerja. Diketahui pula, bahwa istilah
pemberhentian sebenarnya hanya lazim dipakai dalam konteks
Pemberhentian dan Pensiun pegawai atau karyawan suatu perusahaan.

Pemberhentian sebagai PNS adalah pemberhentian yang


mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai PNS (Pasal 1
PP Nomor 32 Tahun 1979). Pemberhentian dalam manajemen PNS tidak
semata-mata pemutusan hubungan kerja, namun ada hal lain yang
menyebabkan pegawai yang diberhentikan mendapatkan hak yang berbeda dari
karyawan perusahaan. Dilihat dari cara pemberhentian, ada dua macam
pemberhentian PNS, yaitu pemberhentian dengan hormat dan tidak dengan
hormat.

1. Pemberhentian PNS Dengan Hormat PNS yang diberhentikan dengan


hormat diberikan hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. PNS yang diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS karena mencapai batas usia pensiun (BUP) berhak atas pensiun
apabila ia memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun
kecuali jika yang bersangkutan sakit. PNS diberhentikan dengan hormat

7
dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian apabila berdasarkan surat
keterangan tim penguji kesehatan dinyatakan sebagai berikut.
a) Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena
kesehatannya.
b) Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri
dan atau lingkungan kerjanya.
c) Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.
2. Pemberhentian PNS Tidak Dengan Hormat Pemberhentian PNS tidak
dengan hormat akan mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan hak
pensiun. Pemberhentian tidak dengan hormat dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti berikut ini.
a) Melanggar sumpah/janji/peraturan disiplin.
b) Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara setinggi-tingginya
empat tahun atau yang lebih berat.
c) Melakukan usaha yang bertujuan mengubah Pancasila dan atau UUD
1945 atau terlibat melakukan kegiatan yang menentang negara atau
pemerintah.
d) Meninggalkan tugasnya secara tidak sah selama enam bulan terus-
menerus. Dilihat dari status dan jabatan, pemberhentian PNS ada dua
macam. Pertama, pemberhentian sebagai PNS, yaitu pemberhentian
yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai
PNS. Kedua, pemberhentian dari jabatan negeri, yaitu pemberhentian
yang menyebabkan yang bersangkutan tidak bekerja lagi pada satu-
satuan organisasi negara, tetapi tetap berstatus sebagai PNS. Di
samping itu, dikenal istilah “pemberhentian sementara”, yaitu
pemberhentian PNS karena dituduh melakukan suatu tindak pidana dan
belum dapat dipastikan apakah yang bersangkutan salah atau tidak.
Pemberhentian sementara adalah pemberhentian yang dilakukan
terhadap pegawai negeri jika ada kepastian bahwa ia (telah) berbuat:

8
1) yang harus dicela;
2) suatu pelanggaran atau melalaikan suatu kewajiban yang
bertentangan dengan kepentingan jawatan atau negara;
3) disangka (telah) melakukan kejahatan dan berhubung dengan
dakwaan itu dimasukkan dalam tahanan oleh yang berwajib. Jika
kemudian terdapat bukti-bukti yang meyakinkan, pemberhentian
sementara itu menjadi pemberhentian dari jabatan negeri (apabila ia
pegawai tetap) dan pemberhentian dari pekerjaannya (apabila ia
pegawai sementara) (PP Nomor 8 Tahun 1952).

3. Penyebab Pemberhentian Pegawai Bukan PNS

Penyebab pemberhentian pegawai bukan PNS, pada umumnya


disebabkan oleh keinginan perusahaan dan keinginan pegawai itu sendiri
(IG Wursanto, 1988:198). Pemberhentian atas keinginan perusahaan antara
lain, karena:

a) Pegawai tidak cakap dalam masa percobaan. Masa percobaan


dimaksudkan agar saling mengenal dan apakah ada kecocokan antara
perusahaan dengan pegawai yang baru masuk. Masa percobaan ini
biasanya diselenggarakan tidak lebih dari tiga bulan. Jika tidak ada
kecocokan maka kedua belah pihak dapat memutuskan hubungan
kerja;
b) Pegawai sakit;
c) Pegawai berusia lanjut;
d) Pegawai dihukum;
e) Pegawai melanggar tata tertib atau disiplin kepegawaian;
f) Adanya pengurangan pegawai. Berbeda dengan pns, pengurangan
pegawai di organisasi perusahaan/swasta sangat mungkin terjadi
akibat melemahnya perekonomian;
g) Penutupan badan usaha yang bersangkutan;

9
h) Alasan-alasan yang dianggap besar, misalnya: mencuri/menggelapkan
barang milik perusahaan, merusak dengan sengaja barang milik
perusahaan, mabuk di tempat kerja, memberikan keterangan palsu,
dan membocorkan rahasia perusahaan;
i) Karena putus demi hukum. Pemberhentian karena putus demi hukum
umumnya terjadi pada karyawan yang bekerja di perusahaan
berdasarkan perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau sering disebut
dengan karyawan kontrak. Pemberhentian kepada karyawan kontrak
dilaksanakan perusahaan dengan memberitahukan bahwa pihak
pengusaha tidak bermaksud memperpanjang perjanjian kerja tersebut;
dan pegawai meninggal dunia.
4. Penyebab Pemberhentian PNS
Beberapa sebab pemberhentian PNS adalah:
a) Atas permintaan sendiri;
b) Mencapai batas usia pensiun;
c) Adanya penyederhanaan organisasi;
d) Melakukan pelanggaran, tindak pidana, atau penyelewengan;
e) Tidak cakap jasmani atau rohani;
f) Meninggalkan tugas;
g) Meninggal dunia atau hilang; dan
h) Karena hal-hal lain, seperti tidak melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan
negara.

E. Pengertian Pensiun Pegawai


Menurut Ensiklopedi Administrasi (The Liang Gie Dkk, 1977:244-245)
arti pensiun adalah:

1. Pemberhentian yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang mengangkat


kepada bawahannya, karena dianggap sudah mencapai umur lanjut,
sehingga tidak dapat bekerja lagi dengan sempurna;

10
2. Tunjangan balas jasa yang diterima seorang bekas pejabat, karena
dianggap telah melakukan tugas pekerjaan dengan baik selama masa aktif
bekerja.
UU Nomor 20 Tahun 1952 menyebutkan sebagai berikut.
1. Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatan negeri berhak menerima
pensiun, jika:
a) Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 25 tahun dan telah
mencapai umur 50 tahun dalam jabatan negeri; atau
b) Dianggap tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena
keadaan jasmani dan/atau rohani disebabkan oleh dan dalam ia
menjalankan kewajiban jabatannya;
c) Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya empat tahun dan
dianggap tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga, karena
keadaan jasmani dan atau rohani tidak disebabkan oleh dan dalam ia
menjalankan kewajiban jabatannya; atau
d) Telah mencapai umur 50 tahun dalam jabatan negeri dan mempunyai
masa kerja sekurang-kurangnya 15 tahun dengan ketentuan, bahwa
jumlah umur dan masa kerja tidak kurang dari 75 tahun; atau
e) Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 25 tahun, dengan
ketentuan bahwa jumlah masa kerja dan umur tidak kurang dari 75
tahun;
2. Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatannya setelah mempunyai
masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun karena penghapusan jabatan atau
perubahan dalam susunan pegawai sehingga tenaganya tidak diperlukan
lagi, kemudian hingga ia mencapai umur 50 tahun tidak ada kemungkinan
untuk ditempatkan kembali, berhak menerima pensiun, setelah
diberhentikan dari jabatan negeri;
3. Pegawai Negeri yang setelah memangku jabatan presiden, wakil presiden
atau menteri negara, hingga mencapai umur 50 tahun tidak bekerja
kembali dalam sesuatu jabatan negeri dan diberhentikan dari jabatan
negeri, berhak menerima pensiun jika mempunyai masa kerja sebagai
pegawai sekurang-kurangnya 10 tahun;

11
4. Pensiun yang dimaksudkan dalam ayat (1) di atas tidak diberikan apabila
pegawai yang bersangkutan diberhentikan karena sesuatu pelanggaran
jabatan yang mengakibatkan dituntutnya di muka hakim dan dijatuhi
hukuman.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, pengertian pensiun


adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang
telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Setiap Pegawai
Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas
pensiun.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat
dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud
adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan kinerja
guru, UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 39
ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.

kinerja pegawai adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang
dicapai pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing dalam sebuah pekerjaan untuk mencapai tujuan instansi.

Istilah pemberhentian dan pensiun pegawai sering dimaknai memiliki


arti sama, padahal sesungguhnya berbeda. Salah satu perbedaan dari keduanya
adalah jika dalam pemberhentian, pegawai yang diberhentikan hanya diberi
ganti rugi satu kali. Sementara itu, dalam pensiun, kepada pegawai yang
pensiun diberi ganti rugi atau sering disebut dengan jaminan hari tua berulang
kali (Manullang, 1972). Persamaan secara umum dari kedua istilah tersebut
adalah bahwa keduanya bermakna pemutusan hubungan kerja yang terjadi
karena suatu sebab tertentu dan mendapatkan ganti rugi. Berikut beberapa
pengertian pemberhentian menurut para pakar.

13
B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai Tenaga Pendidik dan Kependidikan,
penulis berharap pembaca dapat memahami dan menambah wawasan pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu untuk memperkuat pemahaman dan wawasan pembaca bisa mencari
sumber sumber lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Supardi, Kinerja Guru, ( Jakarta: Grafindo, 2014 ), h. 45


Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2003,
hal. 15.
Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2005, hal. 10.
Sekretariat Negara RI, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta, 2007, hal. 2.
Burhanudin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan.
Bumi aksara, Jakarta, 2007, hal. 2.

15

Anda mungkin juga menyukai