Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Berbasis Sekolah

“Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah”

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Sondia Viagiani Vicnasi Nensis (A1I019014)


2. Septy Apriani K. (A1I019026)
3. Rosdiana Pohan (A1I019032)

Kelas : 6B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang Manajemen berbasis
sekolah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen manajemen berbasis sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah
yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 25 Februari 2022

2
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................5
D. Metode pengambilan data.............................................................................................5

BAB 2 PEBAHASAN..................................................................................... ........................6

A. Kepemimpinan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah………………………………..6


B. Pemimpin dan Kepemimpinan .....................................................................................6
C. Tipe_Tipe Kepemimpinan.............................................................................................7
D. Alasan Perlunya Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah……………………………………………………………………..10
E. Batasan Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah.........................................................................................................11
F. Aktor-aktor Pelaksana kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah.........................................................................................................11
G. Arena Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah.........................................................................................................12
H. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Kepemimpinan
dalam Manajemen Berbasis Sekolah...........................................................................13
I. kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif dalam MBS……………………………13

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………15

A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran ...........................................................................................................................15

DAFTAR
PUSTAKA…..........................................................................................................................16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kementerian Pendidikan Nasional dalam era globalisasi seperti saat ini dituntut untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di tengah arus
reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini mengingat bahwa betapa rendahnya
mutu pendidikan Nasional baik akademik maupun non akademik, khususnya pendidikan
dasar dan menengah.
Masyarakat pada dasarnya telah menyadari bahwa sekarang ini mutu pendidikan
sudah menjadi prioritas untuk dapat diwujudkan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk mencapai peningkatan mutu
pendidikan pada setiap satuan pendidikan secara nasional diantaranya melalui
peningkatan manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
otonomi pendidikan berazaskan desentralisasi dengan pendekatan MBS. Pendekatan
MBS dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian dan kreativitas kepemimpinan
kepala sekolah yang kuat dan efektif.
Kepemimpinan dalam melaksanakan MBS adalah salah satu bentuk alternatif sebagai
kebijakan desentralisasi pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah berpotensi untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, efisiensi serta melahirkan manajemen yang
bertumpu di tingkat sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan otonomi sekolah,
dalam mengelola sekolah dan menciptakan kepala sekolah, guru dan administrator
profesional. Kesuksesan untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik tergantung
kepada kepemimpinan yang kuat dari masing-masing kepala sekolah.
Oleh karena itu kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Maka dari itu, penulis
berusaha mengkaji tentang ”Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah”.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Bagaimanakah gaya-gaya kepemimpinan?
3. Bagaimanakah kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja?
4. Bagaimanakah kepemimpinan transformasional dalam MBS?
5. Seperti apakah kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif?

4
C. Tujuan penulisan makalah
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja.
4. Untuk mengetahui kepemimpinan transformasional dalam MBS.
5. Untuk mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif.

D. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data melalui browsing dari internet.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah


 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari
kata leader yang berarti pemimpin.Menurut Sutisna, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan seseorang ataukelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu. (Mulyasa,2009:107)Menurut Soepardi, kepemimpinan adalah
kemampuan untuk menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbing, menyuruh,memerintah, melarang, dan bahkan menghukum
(kalau perlu) serta membina dengan maksudagar manusia sebagai media manajemen mau
bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasisecara efektif dan efisien.
(Mulyasa,2009:107)Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuanuntuk mempengaruhi kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu secaraefektif dan efisien.

B. Pemimpin dan Kepemimpinan


Sekilas antara pemimpin dan kepemimpinan mengandung pengertian yang sama,
padahal berbeda.Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakatdan atau sifat yang harus dimiliki seorang
pemimpin.Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik
dalammengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan
dengan jalanmenyuruh ata mondorong dari belakang.Masalah yang selalu terdapat dalam
membahas fungsi kepemimpinan adalah hubunganyang melembaga antara pemimpin
dengan yang dipimpin menurut rules of the game yang telahdisepakati
bersama.Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk
mempengaruhi pihaklain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan
lebih dahulu. Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari
bawahannya tersebut melayani dia.

6
masyarakat secara keseluruhannya.Seorang pemimpin mempunyai keterampilan
manajemen (managerial skill) maupunketerampilan tekhnis (technical skill). Semakin
rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpindalam organisasi maka keterampilan lebih
menonjol dibandingkan dengan keterampilanmanajemen. Hal ini disebabkan karena
aktivitas yang bersifat operasional.Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam
organisasi maka semakinmenonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang
dijalankan adalah aktivitas bersifatkonsepsional. Dengan perkataan lain semakin tinggi
kedudukan seorang pamimpin dalamorganisasi maka semakin dituntut dari padanya
kemampuan berfikir secara konsepsional strategisdan makro.

C. Tipe_Tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan
menjadilima type utama yaitu sebagai berikut1. Tipe pemimpin otokratis.2. Tipe
pemimpin militoristis.3. Tipe pemimpin paternalistis.4. Tipe pemimpin karismatis.5. Tipe
pomimpin demokratis.
1. Tipe pemimpin demokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu
hak.Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialahyang paling benar.
e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach)
yangmengandung unsur paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui
bahwatipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai
dalamorganisasi modern.

7
2. Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipemiliteristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidaksemua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis.Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
A. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah
mencapai tujuandigunakan sebagai alat utama.
B. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
jabatannya.
C. Senang kepada formalitas yang berlebihand. Menuntut disiplin yang tinggi dan
kepatuhan mutlak dari bawahane. Tidak mau menerima kritik dari bawahanf.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.Dari sifat-sifat yang
dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpinseperti ini
bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3. Tipe pemimpin fathernalistis


Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal
ataukepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan
dalammenggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang
dilakukan sifatterlalu sentimentil.Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin
paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b) Bersikap terlalu melindungi bawahan
c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan. Karenaitu jarang dan pelimpahan wewenang.
d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
inisyatif dayakreasi.
e) Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diporlukan. Akan tetapiditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin

8
faternalistis kurang menunjukkan elemenkontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.

4. Tipe kepemimpinan karismatis


Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab
mengapaseorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin
seperti ini mampunyaidaya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai
pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor
penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis,maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan
gaib(supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan
profil pendidikandan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe
pemimpin karismatis.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
kepemimpinan ini selalumendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan
dengan kepentingan individu.Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis
adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusiaitu adalah mahluk yang termulia di dunia
2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi.
3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya
4. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada
bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya
kreativitas, inisyatif danprakarsa dari bawahan.
5. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. Selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dan berusaha mengembangkan
kapasitas diri.

9
D. Alasan Perlunya Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalamManajemen Berbasis
Sekolah
Sejarah persekolahan di Indonesia sudah dimulai sejak jaman penjajahan dengan
segala permasalahannya. Sejak Indonesia merdeka, ekspektasi negara, masyarakat, dan
keluargaterhadap sekolah sedemikian besar, sehingga setiap pemerintahan di negara ini
selalu menjadikan isu pendidikan dan sekolah menjadi sentral untuk menunjukkan
kepada masyarakat bahwa negara sangat “concern” dalam rangka legitimasi
pemerintahannya. Dengan disahkannya UU Sisdiknas tahun 2003, terjadi pergeseran
paradigma pendidikan dari sentralistik menjadidesentralistik. Pasal 51 UU Sistem
Pendidikan Nasional No. 20//2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang
ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi
pendidikan.Manajemen berbasis sekolah diharapkan mampu menjawab tantangan jaman
dan ekpektasinegara, masyarakat, serta keluarga terhadap sekolah.Kajian ini
dimaksudkan untuk menyambut desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan pemerintah,
agar sekolah yang selama ini dikontrol ketat oleh pusat menjadi lebih leluasa bergerak
dalam mengelola sumber dayanya, sehingga mutunya dapat ditingkatkan.
Lebihkongkretnya, pembahasan ini berusaha menampilkan suatu alternatif model sekolah
yangmanajemennya dikelola di tingkat sekolah atau biasa disebut dengan MBS
( Manajemen BerbasisSekolah ).
Namun dalam kondisi krisis saat ini, upaya mewujudkan model MBS yang
idealtidaklah mudah karena terbatasnya sumber daya. Karena kondisi tersebut, maka
diajukan pencapaian tujuan MBS secara bertahap yang dibagi ke dalam strategi jangka
pendek, menengah,dan panjang.Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi
yang lebih besar tersebut, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap
tuntutan masyarakat, juga dapatdipakai sebagai sarana Improving school efficiency
Argumentasinya ialah, krisis ekonomi yangmelanda Indonesia berdampak luas terhadap
pendidikan terutama padadua segi; pertama,mengurangi kemampuan pemerintah
menyediakan dana yang cukup untuk pendidikan, dankedua, menurunkan kemampuan

10
orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya. Denganmelibatkan masyarakat dalam
pengelolaan sekolah maka beban pemerintah dapat berkurang. Disamping itu,
berkurangnya liku-liku birokrasi dalam prinsip desentralisasi juga mendukungefisiensi
sekolah. Mengikutsertakan kepala sekolah dan guru dalam pengambilan
keputusansekolah, dapat mendorong rasa kepemilikan yang tinggi dari warga sekolah
terhadap sekolahnya.Hal ini pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan
sumber daya yang ada secaraefisien untuk mencapai hasil yang optimal.

E. Batasan Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalam ManajemenBerbasis Sekolah


Berdasarkan pengamatan, bahwa pada dasarnya implementasi kebijakan ini terdiri
daridua lapisan pengelolaan. Lapisan pertama membahas tentang komponen birokrasi
pengelolaan pendidikan, sedangkan lapisan kedua dengan uraian yang singkat merupakan
komponen pengelolaan sekolah.Meskipun dalam praktiknya kedua pengelolaan tersebut
untuk kepentingan sekolahsebagai muaranya, kajian ini dibatasi pada lapisan kedua, yaitu
pengelolaan sekolah melalui apayang dikenal dengan MBS. Dimana terdapat beberapa
catatan penyebab terjadinya manajemensekolah menjadi tidak efektif, antara lain :
(a). pada umumnya kepala sekolah (khususnyasekolah negeri) memiliki otonomi yang
sangat terbatas dalam mengelola sekolahnya,
(b). kepalasekolah kurang memiliki keterampilan untuk mengelola sekolah dengan baik,
(c). kecilnya peranserta masyarakat dalam pengelolaan sekolah, padahal perolehan
dukungan dari masyarakatmerupakan bagian dari peran kepemimpinan kepala sekolah.
Keterampilan ini sangat pentingtatkala fungsi-fungsi pendidikan didesentralisasikan.

F. Aktor-aktor Pelaksana kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah


Dalam MBS, aktor atau delegasi tanggung jawab dan wewenang, akan berbeda
antarasatu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Alasannya adalah MBS menawarkan
kebebasan yang besar kepada sekolah, namun hal itu tetap disertai seperangkat tanggung
jawab yang harusdipikul oleh sekolah. Tanggung jawab tersebut adalah terjaminnya
partisipasi masyarakat, pemerataan, efektivitas, serta manajemen yang bertumpu di
tingkat sekolah. Oleh karena itu,tidak dapat dihindarkan perlunya ada perangkat
peraturan yang memberikan peran tertentukepada pemerintah pusat dan daerah dalam

11
pelaksanaan model ini.Lebih jelasnya, prioritas dan kebijakan pemerintah ini harus
dilaksanakan oleh sekolah.Sekolah tidak memiliki kapasitas untuk berjalan sendiri tanpa
menghiraukan kebijakan prioritasdan standardisasi yang dirumuskan oleh pemerintah,
karena sekolah itu sendiri berada dalamsistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
kantor pusat berkewajiban membuat peraturan danmengevaluasi pelaksanaannya.
Namun pada prakteknya, Kepala Sekolah sebenarnya merupakan aktor yang
palingdiharapkan berperan sebagai pemimpin dalam MBS untuk mewujudkan visi
menjadi misi yang feasible bagi peningkatan pelayanan dan kualitas sekolah. Pihak-
pihak lain seperti, komitesekolah, para guru, orangtua, dewan pendidikan dan dinas
pendidikan diharapkan menyumbang pada pengembangan kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam hal, penilaian, tantangan, dan dukungan.

G. Arena Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalam ManajemenBerbasis Sekolah


Dalam MBS, kepala sekolah dan guru memiliki kebebasan yang luas dalam
mengelolasekolah tanpa mengabaikan kebijakan dan prioritas dari pemerintah. Lingkup
strategi kebijakanyang ditawarkan adalah :
(a). kurikulum yang bersifat inklusif,
(b) proses belajar-mengajar yangefektif,
(c). lingkungan sekolah yang mendukung,
(d). sumber daya yang berasas pemerataan,dan
(e). standardisasi dalam hal tertentu, monitoring, evaluasi, dan tes.
Kelima strategi tersebutharus menyatu ke dalam lingkup fungsi pengelolaan sekolah,
yaitu :
(1) manajemen/ organisasi/kepemimpinan,
(2) proses belajar-mengajr,
(3) sumber daya manusia, dan
(4) administrasisekolah.

12
H. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah
Dengan demikian desentralisasi pendidikan bertujuan untuk memberdayakan peranan
unit bawah atau masyarakat dalam menangani persoalan pendidikan di lapangan. Hal ini
sejalan dengan apa yang terjadi di kebanyakan negara. Faktor-faktor pendorong
penerapan desentralisasi pendidikan terinci sebagai berikut :
1. Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis, dan
perhimpunanguru untuk turut serta mengontrol sekolah dan menilai kualitas
pendidikan.
2. Anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak dapat bekerja dengan
baikdalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.
3. Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhan
sekolahsetempat dan masyarakat yang beragam.
4. Penampilan kinerja sekolah dinilai tidak memenuhi tuntutan baru dari masyarakat.
5. Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh bantuan dan pendanaan. (Nuril Huda,
1999).

I. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif


Kepala sekolah (Kasek) merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah,yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnyadirealisasikan. Sehubungan dengan MBS, Kasek dituntut untuk senantiasa
meningkatkan efektivitas kinerja. Dengan demikian, MBS sebagai paradigma baru
pendidikan dapatmemberikan hasil yang memuaskan.Kinerja Kepala Sekolah dalam
kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yangdilakukan dan hasil yang dapat dicapai
oleh Kepala Sekolah dalam mengimplementasikan MBSdi sekolahnya untuk
mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungandengan itu,
kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan
kriteria berikut ini:
1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik,lancar dan produktif.
2. Dapat melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

13
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkanmereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan.
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
guru dan pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja dengan tim manajemen.
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.Pidarta (1988, dalam Mulyasa, 2002:126) mengemukakan tiga
macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan
kepemimpinannya.Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual,
yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan
munusiawi yaitu keterampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin; serta
keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode,
teknik, serta pelengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama keterampilan konsep,
para kepala sekolah diharapkan melalui kegiatan-kegiaatan berikut:
1. senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru
dan pegawai sekolahlainnya;
2. melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana;
3. membaca berbagaihal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan;
4. memanfaatkan hasil penelitian orang lain;
5. berpikir untuk masa yang akan datang; dan
6. merumuskan ide-ideyang dapat diuji cobakan. Selain itu, kepala sekolah harus
dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efekfif sesuai dengan situasi dan
kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.

14
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata
leader yang berarti pemimpin.Menurut Sutisna, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan seseorang ataukelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu.sedangkan Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi
lima type utama yaitu sebagai berikut1. Tipe pemimpin otokratis.2. Tipe pemimpin
militoristis.3. Tipe pemimpin paternalistis.4. Tipe pemimpin karismatis.5. Tipe pomimpin
demokratis.

B. Saran
Demikian makalah Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah ini dapat
menjadi acuan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang
Kepemimpian dalam Manajemen Berbasis Sekolah, serta penuis/kami menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8879201/
KEPEMIMPINAN_DALAM_MANAJEMEN_BERBASIS_SEKOLAH

http://heny-christz.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai