Kelas : 6B
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang Manajemen berbasis
sekolah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen manajemen berbasis sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah
yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................5
D. Metode pengambilan data.............................................................................................5
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran ...........................................................................................................................15
DAFTAR
PUSTAKA…..........................................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kementerian Pendidikan Nasional dalam era globalisasi seperti saat ini dituntut untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di tengah arus
reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini mengingat bahwa betapa rendahnya
mutu pendidikan Nasional baik akademik maupun non akademik, khususnya pendidikan
dasar dan menengah.
Masyarakat pada dasarnya telah menyadari bahwa sekarang ini mutu pendidikan
sudah menjadi prioritas untuk dapat diwujudkan oleh pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk mencapai peningkatan mutu
pendidikan pada setiap satuan pendidikan secara nasional diantaranya melalui
peningkatan manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
otonomi pendidikan berazaskan desentralisasi dengan pendekatan MBS. Pendekatan
MBS dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian dan kreativitas kepemimpinan
kepala sekolah yang kuat dan efektif.
Kepemimpinan dalam melaksanakan MBS adalah salah satu bentuk alternatif sebagai
kebijakan desentralisasi pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah berpotensi untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, efisiensi serta melahirkan manajemen yang
bertumpu di tingkat sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan otonomi sekolah,
dalam mengelola sekolah dan menciptakan kepala sekolah, guru dan administrator
profesional. Kesuksesan untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik tergantung
kepada kepemimpinan yang kuat dari masing-masing kepala sekolah.
Oleh karena itu kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Maka dari itu, penulis
berusaha mengkaji tentang ”Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Bagaimanakah gaya-gaya kepemimpinan?
3. Bagaimanakah kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja?
4. Bagaimanakah kepemimpinan transformasional dalam MBS?
5. Seperti apakah kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif?
4
C. Tujuan penulisan makalah
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja.
4. Untuk mengetahui kepemimpinan transformasional dalam MBS.
5. Untuk mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data melalui browsing dari internet.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
masyarakat secara keseluruhannya.Seorang pemimpin mempunyai keterampilan
manajemen (managerial skill) maupunketerampilan tekhnis (technical skill). Semakin
rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpindalam organisasi maka keterampilan lebih
menonjol dibandingkan dengan keterampilanmanajemen. Hal ini disebabkan karena
aktivitas yang bersifat operasional.Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam
organisasi maka semakinmenonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang
dijalankan adalah aktivitas bersifatkonsepsional. Dengan perkataan lain semakin tinggi
kedudukan seorang pamimpin dalamorganisasi maka semakin dituntut dari padanya
kemampuan berfikir secara konsepsional strategisdan makro.
C. Tipe_Tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan
menjadilima type utama yaitu sebagai berikut1. Tipe pemimpin otokratis.2. Tipe
pemimpin militoristis.3. Tipe pemimpin paternalistis.4. Tipe pemimpin karismatis.5. Tipe
pomimpin demokratis.
1. Tipe pemimpin demokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu
hak.Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialahyang paling benar.
e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
f. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach)
yangmengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui
bahwatipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai
dalamorganisasi modern.
7
2. Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipemiliteristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidaksemua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis.Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
A. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah
mencapai tujuandigunakan sebagai alat utama.
B. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
jabatannya.
C. Senang kepada formalitas yang berlebihand. Menuntut disiplin yang tinggi dan
kepatuhan mutlak dari bawahane. Tidak mau menerima kritik dari bawahanf.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.Dari sifat-sifat yang
dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpinseperti ini
bukan merupakan pemimpin yang ideal.
8
faternalistis kurang menunjukkan elemenkontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
9
D. Alasan Perlunya Implementasi kebijakan Kepemimpinan dalamManajemen Berbasis
Sekolah
Sejarah persekolahan di Indonesia sudah dimulai sejak jaman penjajahan dengan
segala permasalahannya. Sejak Indonesia merdeka, ekspektasi negara, masyarakat, dan
keluargaterhadap sekolah sedemikian besar, sehingga setiap pemerintahan di negara ini
selalu menjadikan isu pendidikan dan sekolah menjadi sentral untuk menunjukkan
kepada masyarakat bahwa negara sangat “concern” dalam rangka legitimasi
pemerintahannya. Dengan disahkannya UU Sisdiknas tahun 2003, terjadi pergeseran
paradigma pendidikan dari sentralistik menjadidesentralistik. Pasal 51 UU Sistem
Pendidikan Nasional No. 20//2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang
ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi
pendidikan.Manajemen berbasis sekolah diharapkan mampu menjawab tantangan jaman
dan ekpektasinegara, masyarakat, serta keluarga terhadap sekolah.Kajian ini
dimaksudkan untuk menyambut desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan pemerintah,
agar sekolah yang selama ini dikontrol ketat oleh pusat menjadi lebih leluasa bergerak
dalam mengelola sumber dayanya, sehingga mutunya dapat ditingkatkan.
Lebihkongkretnya, pembahasan ini berusaha menampilkan suatu alternatif model sekolah
yangmanajemennya dikelola di tingkat sekolah atau biasa disebut dengan MBS
( Manajemen BerbasisSekolah ).
Namun dalam kondisi krisis saat ini, upaya mewujudkan model MBS yang
idealtidaklah mudah karena terbatasnya sumber daya. Karena kondisi tersebut, maka
diajukan pencapaian tujuan MBS secara bertahap yang dibagi ke dalam strategi jangka
pendek, menengah,dan panjang.Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi
yang lebih besar tersebut, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap
tuntutan masyarakat, juga dapatdipakai sebagai sarana Improving school efficiency
Argumentasinya ialah, krisis ekonomi yangmelanda Indonesia berdampak luas terhadap
pendidikan terutama padadua segi; pertama,mengurangi kemampuan pemerintah
menyediakan dana yang cukup untuk pendidikan, dankedua, menurunkan kemampuan
10
orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya. Denganmelibatkan masyarakat dalam
pengelolaan sekolah maka beban pemerintah dapat berkurang. Disamping itu,
berkurangnya liku-liku birokrasi dalam prinsip desentralisasi juga mendukungefisiensi
sekolah. Mengikutsertakan kepala sekolah dan guru dalam pengambilan
keputusansekolah, dapat mendorong rasa kepemilikan yang tinggi dari warga sekolah
terhadap sekolahnya.Hal ini pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan
sumber daya yang ada secaraefisien untuk mencapai hasil yang optimal.
11
pelaksanaan model ini.Lebih jelasnya, prioritas dan kebijakan pemerintah ini harus
dilaksanakan oleh sekolah.Sekolah tidak memiliki kapasitas untuk berjalan sendiri tanpa
menghiraukan kebijakan prioritasdan standardisasi yang dirumuskan oleh pemerintah,
karena sekolah itu sendiri berada dalamsistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
kantor pusat berkewajiban membuat peraturan danmengevaluasi pelaksanaannya.
Namun pada prakteknya, Kepala Sekolah sebenarnya merupakan aktor yang
palingdiharapkan berperan sebagai pemimpin dalam MBS untuk mewujudkan visi
menjadi misi yang feasible bagi peningkatan pelayanan dan kualitas sekolah. Pihak-
pihak lain seperti, komitesekolah, para guru, orangtua, dewan pendidikan dan dinas
pendidikan diharapkan menyumbang pada pengembangan kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam hal, penilaian, tantangan, dan dukungan.
12
H. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah
Dengan demikian desentralisasi pendidikan bertujuan untuk memberdayakan peranan
unit bawah atau masyarakat dalam menangani persoalan pendidikan di lapangan. Hal ini
sejalan dengan apa yang terjadi di kebanyakan negara. Faktor-faktor pendorong
penerapan desentralisasi pendidikan terinci sebagai berikut :
1. Tuntutan orangtua, kelompok masyarakat, para legislator, pebisnis, dan
perhimpunanguru untuk turut serta mengontrol sekolah dan menilai kualitas
pendidikan.
2. Anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak dapat bekerja dengan
baikdalam meningkatkan partisipasi siswa bersekolah.
3. Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhan
sekolahsetempat dan masyarakat yang beragam.
4. Penampilan kinerja sekolah dinilai tidak memenuhi tuntutan baru dari masyarakat.
5. Tumbuhnya persaingan dalam memperoleh bantuan dan pendanaan. (Nuril Huda,
1999).
13
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkanmereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan.
4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
guru dan pegawai lain di sekolah.
5. Bekerja dengan tim manajemen.
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.Pidarta (1988, dalam Mulyasa, 2002:126) mengemukakan tiga
macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan
kepemimpinannya.Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual,
yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan
munusiawi yaitu keterampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin; serta
keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode,
teknik, serta pelengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama keterampilan konsep,
para kepala sekolah diharapkan melalui kegiatan-kegiaatan berikut:
1. senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru
dan pegawai sekolahlainnya;
2. melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana;
3. membaca berbagaihal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan;
4. memanfaatkan hasil penelitian orang lain;
5. berpikir untuk masa yang akan datang; dan
6. merumuskan ide-ideyang dapat diuji cobakan. Selain itu, kepala sekolah harus
dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efekfif sesuai dengan situasi dan
kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.
14
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata
leader yang berarti pemimpin.Menurut Sutisna, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan seseorang ataukelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan
dalam situasi tertentu.sedangkan Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi
lima type utama yaitu sebagai berikut1. Tipe pemimpin otokratis.2. Tipe pemimpin
militoristis.3. Tipe pemimpin paternalistis.4. Tipe pemimpin karismatis.5. Tipe pomimpin
demokratis.
B. Saran
Demikian makalah Kepemimpinan dalam Manajemen Berbasis Sekolah ini dapat
menjadi acuan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang
Kepemimpian dalam Manajemen Berbasis Sekolah, serta penuis/kami menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun dalam kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8879201/
KEPEMIMPINAN_DALAM_MANAJEMEN_BERBASIS_SEKOLAH
http://heny-christz.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1
16