Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Kepemimpinan Strategis Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Mustaqim, M.Pd.

Disusun oleh:
Indah Siti Romadhonah
(2203038007)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3


C. Tujuan ............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4

A. Teori Munculnya Pemimpin .......................................................................4


B. Teori Kepemimpinan ..................................................................................5
C. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan ................................................10

BAB III PENUTUP .............................................................................................13

Kesimpulan ...........................................................................................................13

Daftar Pustaka .....................................................................................................14

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu wujud organisasi formal yang terdiri dari
unsur tujuan, sekumpulan orang, serta adanya hierarki kewenangan. Supaya
dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, dan menggerakkan serta
memberikan motivasi anggotanya maka dibutuhkan adanya sebuah
kepemimpinan.1 Kepemimpinan adalah keterampilan yang diwajibkan kepada
setiap pemimpin untuk memimpin sebuah kelompok, yang terorganisasi
maupun tidak. Peran pemimpin sangatlah penting, ia menjadi sentral figur
dalam sebuah kelompok. John M. Echols dan Hasan Shadily berpendapat
kepemimpinan diambil dari Kamus Bahasa Inggris dari kata lead dengan arti
memimpin, leader adalah pemimpin dan leadership adalah kepemimpinan.2
Menurut Bush dan Glover kepemimpinan merupakan suatu usaha untuk
mempengaruhi seseorang guna mencapai hal yang diinginkan. Bush dan
Glover mengusulkan tiga dimensi dalam kepemimpinan yaitu (1)
kepemimpinan adalah cara mempengaruhi untuk menyusun dan mengatur
suatu organisasi, (2) kepemimpinan berkaitan dengan nilai dalam organisasi
yang mendorong orang untuk berkomitmen terhadap nilai tersebut, (3) visi
sebagai elemen penting dalam sebuah kepemimpinan yang efektik. Dalam
konteks pendidikan, kepemimpinan sebagai sebuah teknik untuk
mempengaruhi guru dan pemangku kepentingan lainnya serta tidak diharuskan
terbatas pada satu orang.3
Pendidikan merupakan upaya manusia yang dilakukan secara sadar
untuk menempuh suatu jenjang agar mempunyai pengetahuan, keterampilan,

1
Muh. Hizbul Muflihin, “Kepemimpinan Pendidikan Tinjauan Terhadap Teori Sifat dan
Tingkah Laku”, INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan 13(2008): 67.
2
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2018), 165.
3
Yuni Kasmawati, “Kepemimpinan Kolaboratif: sebuah bentuk Kepemimpinan Untuk
Sekolah”, Equilibrium: Jurnal Pendidikan IX(2021): 199.

1
sikap, karakter, dan perilaku yang disesuaikan dengan lingkungan. Pada
hakikatnya pendidikan sebagai usaha sistematis yang berupaya untuk merubah
perilaku manusia dengan menyediakan fasilitas dan tempat yang efektif untuk
4
memberikan pembelajaran, pelatihan, dan penelitian. Kepemimpinan
pendidikan adalah sebuah usaha untuk mempengaruhi, mengkoordinasi, dan
menggerakkan sikap orang lain serta mengadakan suatu perubahan yang positif
untuk mengusahakan keberhasilan suatu pendidikan. Fungsi pemimpin
memiliki efek yang besar pada motivasi kerja guru dalam proses belajar
mengajar. Pengajaran menjadi suatu alat untuk membangun individu terdidik.
Artinya dengan banyaknya guru memberikan pengalaman belajar dalam proses
pembelajaran, murid dapat merasakan sebuah penguatan (reinforcement). 5
Pada dasarnya kepemimpinan pendidikan hampir sama dengan bidang
lainnya, yang menjadi pembeda adalah bidang kerja dan tujuannya.
Kepemimpinan pendidikan yang dilakukan oleh sebuah lembaga mempunyai
tujuan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh elemen lembaga
pendidikan akan tugas dan pekerjaannya dapat diselesaikan dengan baik dan
benar sesuai dengan tanggungjawabnya, tujuan akhirnya untuk memajukan
berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa. 6 Berdasarkan pemaparan di atas,
kepemimpinan pendidikan merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi
individu yang berada dalam lembaga pendidikan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi siswa dan memperbaiki atau merubah perilaku ke
arah yang lebih baik. Supaya lebih mendalami mengenai kepemimpinan
pendidikan dengan itu makalah ini berjudul “Teori-Teori Kepemimpinan
Pendidikan”.

4
Aan Komariah & Dedy Achmad Kurniady, Kepemimpinan Pendidikan Abad ke-21,
(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2022), 37.
5
Lana Kurniawan, “Kinerja Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MA Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan”,
ACADEMIA: Jurnal Ilmu Sosial Humaniora 4(2022): 60.
6
Imam Gunawan & Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar
Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2021), 538.

2
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan pada makalah ini dengan ini
pemakalah merumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi teori munculnya pemimpin?
2. Apa saja teori kepemimpinan?
3. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan pendidikan?

C. Tujuan
Dengan melihat rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis teori munculnya pemimpin.
2. Mengetahui dan menganalisis teori kepemimpinan.
3. Mengetahui konsep dasar kepemimpinan pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Munculnya Pemimpin


Pemimpin merupakan individu yang memerankan kepemimpinan yakni
nilai-nilai leadership. Dari pengertian ini, baik laki-laki atau perempuan adalah
pemimpin, minimalnya menjadi pemimpin untuk diri sendiri dan keluarga. 7
Menurut Manik tugas pokok seorang pemimpin adalah : (1) Memberikan
sebuah kerangka pokok yang jelas yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk
pengikutnya; (2) Mengawasi, mengendalikan serta menyalurkan potensi
masyarakat yang dipimpinnya; (3) Berperan sebagai perwakilan kelompok
diluar dari wilayah yang dipimpinnya.8 Dari beberapa literatur terdapat 3 teori
munculnya pemimpin, adapun urainnya sebagai berikut:
1. Teori Genetis
Melalui teori ini yang menyatakan seorang pemimpin itu tidak
dibuat, tetapi seorang pemimpin lahir dikarenakan bakat yang ia bawa sejak
lahir. Seseorang ditentukan lahir untuk menjadi pemimpin pada situasi dan
kondisi yang bagaimana pun juga. Tuhan memilihnya untuk menjadi
pemimpin sejak dari awal dan tidak ada yang bisa menghalanginya (garis
tangan). Teori ini memeluk pandangan deterministik dan fatalistik. 9
Menurut Sondang P. Siagian teori sifat (trait theory), disebut juga dengan
teori genetic. Dalam teori ini memaparkan bahwa keberadaan seorang
pemimpin bisa diamati dan dinilai dari sifat-sifat yang ia bawa sejak lahir
sebagai sesuatu yang diwariskan. Teori ini sering disebut dengan teori
bakat karena beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan

7
Ilhamuddin Nukman, “Tantangan Kepemimpinan: Pengantar Menelusiri Konsep
Kepemimpinan Indigenous”, Jurnal Psikoislamika 11(2014): 15.
8
I Wayan Aryawan, “Penerapan Kepemimpinan Asta Brata dalam Pendidikan dari Sudut
Pandang Teori Konflik”, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 7(2021): 57, diakses 10 Oktober 2022, DOI:
http://dx.doi.org/10.23887/jiis.v7i1.31628.
9
Jayadi Nas, “Diskursus Kepemimpinan Pemerintahan Kontemporer”, Goverment: Jurnal
Ilmu Pemerintahan 8(2015): 2.

4
dibentuk. 10 Dalam teori genetik ini seseorang dapat menjadi pemimpin
karena orangtuanya telah menjadi pemimpin sebelumnya.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dilahirkan saja akan
tetapi disiapkan dan dibentuk. Setiap individu dapat menjadi seorang
pemimpin, dengan usaha penyiapan dan pendidikan.11 Pernyataan dalam
teori ini adalah seorang pemimpin perlu untuk disiapkan, dididik, dan
dibentuk, tidak terlahir begitu saja, setiap individu bisa menjadi pemimpin,
dengan usaha penyiapan dan pendidikan, serta dorongan dari kemauan
pribadi. 12 Berbeda dengan teori genetik dalam teori sosial seorang
pemimpin perlu untuk dipersiapkan, mengikuti pendidikan, dibentuk
melalui berbagai usaha dan pendidikan. Dalam teori ini juga menyatakan
bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk dengan dari situasi dan kondisi
masyarakat atau lingkungan.
3. Teori Ekologis
Teori ini menjadi perpaduan dari kedua teori sebelumnya, bahwa
seseorang akan sukses menjadi pemimpin, ketika dari lahir ia telah
mempunyai bakat-bakat kepemimpinan, kemudian dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pendidikan, serta sesuai dengan tuntunan
lingkungan atau ekologisnya.13 Teori ini memadukan segi-segi positif dari
kedua teori sebelumnya, sehingga bisa dikatakan yang menjadi kebenaran.

B. Teori Kepemimpinan
Berbagai pembahasan tentang kepemimpinan yang hasilnya menjurus
pada bagaimana konsep, rumusan dan teori kepemimpinan itu sendiri. Hasil

10
Tati Nurhayati, “Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja”,
Jurnal Edueksos I(2012): 80.
11
Nurul Yaqien, “Pemimpin Madrasah Dalam Perspektif Al-Qur’an Hadits”, Jurnal MPI
1(2016): 59.
12
Prabowo Adi Widayat, “Kepemimpinan Profetik: Rekontruksi Model Kepemimpinan
Berkarakter Keindonesiaan”, AKADEMIKA 19(2014): 22.
13
Hasril Atieq Pohan, “Kepemimpinan di Era Millenial Ditinjau dari Aspek Komunikasi”,
Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (JKPI) 3(2019): 160.

5
dari konsep dan teori kepemimpinan juga tidak lepas dari bagaimana
metodologinya, penjelasan, pemahaman yang diberikan hingga menarik
kesimpulannya. Dalam bukunya Kartini Kartono “Kepemimpinan Pendidikan
dan Pembangunan Karakter”.14 Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis. Sugandi berpendapat bahwa
kepemimpinan otokratis adalah pemimpin yang mempunyai kriteria yang
selalu memperlakukan organisai sebagai milik pribadi, menyamakan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, memperlakukan bawahan sebagai alat
semata, menolak kritik dan saran, terlalu bergantung pada kekuasaan
formalnya, kemudian dalam aktifitas geraknya sering menggunakan
pendekatan paksaan dan bersifat menghukum. Indikatornya adalah
memfokuskan wewenang, produktivitas kerja dan manajemen. 15
Kemudian Kadiyono juga berpendapat bahwa dalam teori ini
pemimpin menghidari atau mengelak akan tanggung jawab, tidak
memperdulikan kebutuhan pengikut, tidak memberikan umpan balik, dan
menunda pembuatan keputusan. Kepemimpinan otokratis adalah entitas
yang paling kuat dan pembuat utama keputusan. Teori ini menggunakan
metode pendekatan kekuasanaan dalam mengambil keputusan dan
pengembangan strukturalnya, oleh karena itu kekuasanaan menjadi yang
paling diuntungkan. Kepemimpinan otokratis ini menjelaskan akan
kecenderungan pemimpin kepada dirinya sendiri dalam kekuasanya,
memerintahkan bagaimana tugas harus dituntaskan, keputusan yang dibuat
sepihak dan mengurangi kontribusi karyawan. Pengertian otokratis pada
dasarnya adalah berkuasa sendiri secara mutlak. Teori ini dilakukan oleh
pemimpin yang perilakunya otoriter, yang berasumsi bahwa segala

14
Djunawir Syafar, “Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam”, TADBIR:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5(2017): 149-151
15
Citra Leoni Tumbol dkk, “Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik dan Laissez
Faire Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan pada KPP Pratama Manado”, Jurnal EMBA
2(2014): 40.

6
kegiatan dalam organisasi akan berjalan dengan lancar jikalau segala
sesuatu berada di tangan pemimpin.16
2. Teori Psikologis. Secara psikologi kepemimpinan seseorang dipengaruhi
dengan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari, hal ini secara
alamiah adalah dasar dari manusia dari lahir hingga meninggal, sehingga
gaya kepemimpinan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal yaitu diri
sendiri dan faktor eksternal yaitu ilmu pengetahuan yang dipelajari,
pengalaman organisasi, serta literatur dan teori dalam kehidupan nyata.17
Pernyataan dari teori ini adalah fungsi seorang pemimpin untuk
menumbuhkan dan mengembangkan motivasi terbaik, agar
membangkitkan semangat bekerja, guna untuk memperoleh tujuan
organisasi dan mencapai target pribadi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
yang bisa memotivasi orang lain akan sangat memperdulikan aspek-aspek
psikis manusia, seperti status sosial, pengakuan (recognizing), martabat,
kepastian emosional, semangat kerja, suasana hati, memperhatikan
keinginan dan kebutuhan pegawai. 18 Dari teori psikologi ini seorang
pemimpin lebih memperhatikan bagaimana kondisi bawahannya dengan
mambangun semangat untuk bekerja agar tujuan-tujuan organisasi tercapai.
3. Teori Sosiologis. Dalam teori ini bahwa kepemimpinan sebagai usaha
untuk memudahkan kegiatan atau komunikasi antara pemimpin dengan
pengikutnya, guna memudahkan untuk menyelesaikan setiap konflik dalam
organisasi. 19 Kepemimpinan adalah bagian dari upaya untuk membantu
kegiatan-kegiatan para pengikut dan berupaya untuk menyelesaikan
konflik dalam organisasi. Supaya terjalin kerjasama yang baik, ketika
pemimpin menetapkan suatu tujuan, para pengikut organisasi

16
Agus Puswanto dkk, “Model Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan: A Scgematic
Literature Review”, Journal Of Industrial Engineering & Management Research (JIEMAR)
1(2020): 258, diakses 10 Oktober 2022, DOI: https//doi.org/10.7777/jiemar.v1i2.
17
Siti Saodah Susanti, “Moral Kepemimpinan Pendidikan Berlandaskan Agama, Filsafat,
Psikologi dan Sosiologi”, AS-SALAM Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman II(2019): 323.
18
Muhidin Arifin & Ujang Nurjaman, “Model Kepemimpinan Pendidikan Masa Depan
Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan Sosiologi”, Al Qalam: Jurnal Ilmiah dan Kemasyarakatan
16(2022):213, diakses 10 Oktober 2022, DOI: 10.35931/aq.v16i1.818.
19
Hendrik, Manajemen Pendidikan, (Klaten: Lakeisha, 2021): 126.

7
diikutsertakan dalam membuat keputusan akhir. Kemudian
mengindentifikasi tujuan, serta memberikan arahan atau petunjuk kepada
pengikut untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan kepentingan
organisasi.20 Pemimpin yang dijelaskan dalam teori ini yang menggulkan
kerjasama antara pemimpin dan pengikut organisasi.
4. Teori Suportif. Teori ini menyatakan bahwa para pengikut diwajibkan
untuk meningkatkan prestasinya dan bekerja dengan semangat yang tinggi,
selanjutnya pemimpin akan membina dengan sebaik-baiknya dengan
aturan tertentu dan menganugerahkan melalui pemberian penghargaan
sehingga terpacunya kinerja bawahan. 21 Maksud dari teori ini mengajak
para pengikutnya untuk meningkatkan potensinya, bekerja dengan sebaik-
baiknya, menjaga semangat kerja, dan sadar akan keinginannya untuk
maju.
5. Teori Laissez Faire. Dari teori ini seorang pemimpin memberikan
kebebasan secara penuh kepada pengikutnya untuk melaksanakan tujuan
dan teknik mereka masing-masing. Kemudian dalam teori ini pemimpin
condong menyerahkan keputusan dibuat oleh pengikutnya siapapun itu
sehingga berefek pada rendahnya semangat kerja pada tim.22 Dalam teori
ini memotivasi potensi anggota dalam mengambil inisiatif. Kurangnya
korelasi dan kontrol dari pemimpin, sehingga hanya bisa berjalan apabila
bawahan kapabel menunjukkan potensi dan keyakian dalam mengejar
sasaran dan tujuan yang cukup tinggi. Bahkan kekuasanaan yang dimiliki
oleh pemimpin sedikit sekali digunakannya atau sama sekali tidak
menggunakan dan membiarkan pengikutnya untuk berbuat sesukanya. 23
Berdasarkan teori ini seorang pemimpin memberikan kepercayaannya

20
Joharis Lubis & Indra Jaya, Komitemen Membangun Pendidikan (Tinjauan Krisis
Hingga Perbaikan Menurut Teori), (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021), 31.
21
Suhardi dkk, Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, (Jakarta: PT Publica
Indonesia Utama, 2022), 31.
22
Agus Purwanto dkk, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif dan Otokratis
Terhadap Kinerja Sistem Jaminan Halal HAS 2300 pada Industri Makanan Kemasan”, Jurnal
Edumaspul 4(2020): 160.
23
Besse Mattayang, “Tipe dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis”, JEMMA |
Jurnal Of Economic, Management and Accounting 2(2019):49.

8
secara penuh kepada anggota, sehingga beberapa tanggungjawabnya
dilakukan oleh anggotanya. Hal ini tanpa disadari dapat mengurangi
semangat dari anggotanya.
6. Teori Kelakuan Pribadi. Munculnya kepemimpinan didasarkan kualitas
pribadi atau pola kelakuan para pemimpinnya. Dalam teori ini menyatakan,
seorang pemimpin kurang lebih berkelakukan sama, yaitu dalam setiap
situasi yang dihadapi tidak menjalankan tindakan-tindakan yang serupa
atau sama. Maksudnya adalah seorang pemimpin diharuskan untuk
fleksibel, memiliki daya elastis tinggi, dikarenakan ia harus bisa
mengambil jalan yang paling tepat pada suatu masalah. Berbagai
permasalahan sosial untuk penyelesainnya tidak akan pernah sama dalam
rentang waktu yang berbeda. Pola perilaku pemimpin berkaitan dengan: (1)
bakat dan kemampuannya; (2) kondisi dan situasi yang sedang dihadapi;
(3) keinginan untuk membuat keputusan dan memecahkan permasalahan
yang timbul dan; (4) derajat supervisi dan ketajaman evaluasi.24 Dari teori
ini dapat dilihat bahwa kualitas diri seorang pemimpin dapat
mempengaruhi keberlangsungan dari organisasi/wilayah yang
dipimpinnya.
7. Teori Sifat Orang-Orang Besar (Traits Of Great Men). Teori ini
menjelaskan bahwa seorang pemimpin dapat dilihat dan prediksi dari sifat,
karakter dan perilaku orang-orang besar yang sudah terbukti sukses dalam
menjalankan kepemimpinanya. Sehingga terdapat beberapa ciri unggul
sebagai alternatif yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang pemimpin,
yaitu mempunyai inlegensi tinggi, energik, banyak inisiatif, memiliki
kedewasaan emosional, mempunyai keterampilan komunikatif, daya
persuasif, kepercayaan diri, kreatif, peka, mau memberikan partisipasi
sosial yang tinggi dan lain-lain.25 Seseorang yang sukses atau besar bisa

24
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, (Jakarta: Kencana,
2008), 39-40.
25
Imam Machali & Noor Hamid, Pengantar Manajemen Pendidikan Islam: Perencanaan,
Pengorganisasian, dan Pengawasan dalam Pengelolaan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

9
dijadikan sebuah motivasi untuk meningkatkan potensi kepemimpinannya,
dengan mempelajari perjalanan orang besar tersebut dan bisa menerapkan
hal-hal yang baik.
8. Teori Situasi. Menurut teori ini harus ada fleksibilitas yang tinggi dari
pemimpin agar menyesuaikan dengan tuntutan situasi, lingkungan sekitar
dan zamannya. Faktor lingkungan yang terjadi dijadikan sebuah tantangan
untuk bisa diatasi. Oleh karena itu pemimpin harus bisa menyelesaikan
masalah-masalah aktual yang sedang terjadi pada saat itu. Sebab sebuah
masalah maupun kejadian bisa memicu timbulnya satu tipe pemimpin yang
baik.26 Situasi, lingkungan dan zaman selalu berubah dan mengharuskan
kepada setiap individu untuk dapat menyesuiakan dengan keadaan.
Permasalahan yang ada dilingkungan sekitar hendaknya memicu semangat
pemimpin untuk memperbaiki kepemimpinannya supaya lebih baik.
9. Teori Humanistik/Populistik. Menurut teori ini fungsi kepemimpinan
adalah untuk merealisasi kebebasan manusia dan melengkapi kebutuhan
pribadi, yang diperoleh melalui hubungan pemimpin dengan pengikutnya.
Dalam melaksanakan hal ini diperlukan adanya sebuah organisasi dan
pemimpin yang baik, yang bersedia memperhatikan kebutuhan dan
kepentingan pengikutnya atau masyarakat. Melalui organisasi ini bisa
berperan sebagai kontrol sosial supaya pemerintah melaksanakan
fungsinya dengan baik, serta memperhatikan potensi dan kemampuan
rakyat.27

C. Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan


Kepemimpinan pendidikan memiliki peran sangat penting untuk
menggerakkan dan mengarahkan organisasi pendidikan dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Saunders mendefinisikan kepemimpinan pendidikan

Negeri (UIN) Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Institut Ilmu Al Qur’an An-Nur Pondok
Pesantren An Nur Ngrukem, 2017), 199.
26
Ilona V. Oisina Situmeang, Komunikasi Organisasi dalam Perpesktif Objektif dan
Perspektif Subjektif, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), 92.
27
Imam Machali & Ara Hidayat, The Handbook Of Education Management Teori dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia, ed. ke-2, 2018), 89.

10
adalah any act which facilities the achiefment of educational objektives.
Definisi ini memberi pengertian bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan
sebuah tindakan yang dilakukan kepada fasilitas pendidikan digunakan untuk
meraih prestasi dari sasaran pendidikan yang telah ditetapkan. Sedangkan
Husna Asmara berpendapat bahwa kepemimpinan pendidikan yaitu segenap
aktifitas sebagai upaya untuk mempengaruhi individu di lingkungan
pendidikan pada situasi tertentu supaya dengan usaha kerjasama mereka mau
bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.28
Tahalele dan Indrafachrudi mengutarakan terdapat dua fungsi
kepemimpinan pendidikan, yakni: (1) yang berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai; dan (2) yang berkaitan dengan menciptakan suasana pekerjaan yang
sehat dan menyenangkan. Fungsi kepemimpinan yang berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai, meliputi: (1) Memikirkan dan merumuskan tujuan sekolah,
serta memberikan penjelasan kepada warga sekolah supaya bisa terjalin
kerjasama untuk mencapai tujuan sekolah; (2) Memberikan dorongan dan
penjelasan akan situasinya, supaya bisa menemukan rencana-rencana
kepemimpinan yang lebih baik; (3) Mengajak warga sekolah untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan sehingga bisa dilakukan
pertimbangan-pertimbangan yang sehat; (4) Menggunakan kesanggupan dan
minat warga sekolah; (5) Mendorong warga sekolah untuk dapat
menyampaikan yang dirasakan dan dipikirkan kemudian memilih buah
pikirannya yang baik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi; dan (6)
Memberikan kepercayaan kepada warga sekolah dengan mendelegasikan
sebagian tanggungjawabnya yang disesuaikan dengan kemampuan
anggotanya. Sedangkan fungsi kepemimpinan yang berkaitan dengan
menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan meliputi: (1)
Menjaga dan memelihara kerja sama untuk mewujudkan tujuan sekolah; (2)
Menciptakan dan memupuk rasa warga sekolah bahwa mereka adalah bagian

28
Imam Machali & Ara Hidayat, The Handbook Of Education Management Teori dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, 85.

11
dari sekolah secara keseluruhan; (3) Membangkitkan dan menjaga semangat
warga sekolah dengan memberikan penghargaan akan usaha yang baik dari
anggotanya; (4) Mengupayakan suasana kerja yang menyenangkan dan sehat,
baik fasilitas, ruangan maupun situasinya; dan (5) Menggunakan kelebihan diri
untuk mengembangkan kesanggupan anggotanya, sehingga bisa diakui dan
diterima bawahannya secara wajar.29
Adapun tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah adalah sebagai
berikut: (1) Terwujudnya peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa
secara terus menerus; (2) Adanya visi; (3) Mengkoordinasikan warga sekolah
untuk mewujudkan visi; (4) Pemberdayaan guru secara optimal; (5) Terbinanya
pengembangan karier guru; (6) Tingginya kinerja sekolah. Selanjutnya manfaat
kepemimpinan pendidikan bagi kepada sekolah adalah: (1)
Mengimplementasikan dan mengembangkan visi melalui analisis SWOT; (2)
Melaksanakan perubahan khususnya untuk meningkatkan mutu sekolah; (3)
Memajukan sekolah dan menjadikan sekolah lebih efektif; (4) Memperoleh
kepemimpinan yang efektif; (5) Melakukan pemberdayaan guru dan tenaga
kependidikan; (6) Penerapan serta pengembangan situasi dan budaya sekolah
yang kondusif; (7) Memperoleh simbol sekolah yakni menjadi orang pertama
yang mewakili sekolah; (8) Memperlihatkan keterampilan kepemimpinan; (9)
Peningkatan daya saing sekolah; (10) Peningkatan daya saing lulusan; (11)
Memiliki kemampuan untuk menilai SWOT sebagai pemimpin yang efektif;
(12) Memanfaatkan kekuasaan dengan tepat dan memberikan pengaruh positif
untuk meningkatkan komitemen pengikutnya; (13) Mengevaluasi nilai
personal dan keyakinan diri yang berhubungan dengan kepemimpinan dan
pengikutnya; (14) Memahami peranan kepemimpinan; (15) mengenal
pentingnya tujuan moral dan nilai etika dalam kepemimpinan.30

29
Imam Gunawan & Djum Djum Noor Benty, Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar
Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2021), 552-553.
30
Husaini Usman, Kepemimpinan Efektif Teori, Penelitian, dan Praktik, (Jakarta Timur:
PT Bumi Aksara, 2019), 15.

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Berbagai literatur yang menyatakan bahwa teori munculnya pemimpin


terdapat 3 teori yaitu: 1) Teori Genetic, merupakan pemimpin berdasarkan bakat
atau bawaan dari lahir; 2) Teori Sosial, yang menyatakan bahwa pemimpin itu
dibentuk, disiapkan melalui pendidikan, pelatihan dan kondisi sosial lingkungan;
3) Teori Ekologis, yang menggabungkan dari kedua teori sebelumnya, bahwa
seorang pemimpin dikarenakan bakat sejak lahir yang kemudian dibentuk,
dipersiapkan dengan berbagai pendidikan, pelatihan yang menyesuikan dengan
kondisi lingkungan atau ekologisnya.

Dalam teori kepemimpinan terdapat 9 teori, dari setiap teori bisa


diimplementasikan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan, begitu
juga teori kepemimpinan ini bisa digunakan menyesuaikan dengan kebutuhan.
Kepemimpinan pendidikan merupakan suatu usaha untuk menggerakkan warga
sekolah dan memanfaatkan sumber daya sekolah dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan sekolah, didalamnya terdapat fungsi kepemimpinan pendidikan,
tujuan dan manfaatnya.

13
Daftar Pustaka

Abbas, Syahrizal. 2008. Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan. Jakarta:


Kencana.

Arifin, Muhidin. & Ujang Nurjaman. 2022. “Model Kepemimpinan Pendidikan


Masa Depan Berbasis Agama, Filsafat, Psikologi dan Sosiologi”. Al
Qalam: Jurnal Ilmiah dan Kemasyarakatan 16:208-223. Diakses 10
Oktober 2022. DOI: 10.35931/aq.v16i1.818.

Aryawan, I Wayan. 2021. “Penerapan Kepemimpinan Asta Brata dalam Pendidikan


dari Sudut Pandang Teori Konflik”. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 7: 56-66.
Diakses 10 Oktober 2022. DOI:
http://dx.doi.org/10.23887/jiis.v7i1.31628.

Gunawan, Imam. & Djum Djum Noor Benty. 2021. Manajemen Pendidikan Suatu
Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta.

Hendrik. 2021. Manajemen Pendidikan. Klaten: Lakeisha.

Kasmawati, Yuni. 2021. “Kepemimpinan Kolaboratif: sebuah bentuk


Kepemimpinan Untuk Sekolah”. Equilibrium: Jurnal Pendidikan IX: 197-
207.

Komariah, Aan. & Dedy Achmad Kurniady. 2022. Kepemimpinan Pendidikan


Abad ke-21. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Kompri. 2018. Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Kurniawan, Lana. 2022. “Kinerja Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi


Kerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MA Salafiyah
Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan”. ACADEMIA: Jurnal Ilmu Sosial
Humaniora 4: 58-75.

14
Lubis, Joharis. & Indra Jaya. 2021. Komitemen Membangun Pendidikan (Tinjauan
Krisis Hingga Perbaikan Menurut Teori). Medan: CV. Pusdikra Mitra
Jaya.

Machali, Imam. & Ara Hidayat. ed. ke-2, 2018. The Handbook Of Education
Management Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di
Indonesia. Jakarta: Prenadamedia.

Machali, Imam. & Noor Hamid, 2017. Pengantar Manajemen Pendidikan Islam:
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan dalam Pengelolaan
Pendidikan Islam. Yogyakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Institut Ilmu Al Qur’an
An-Nur Pondok Pesantren An Nur Ngrukem.

Mattayang, Besse. 2019. “Tipe dan Gaya Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Teoritis”,
JEMMA | Jurnal Of Economic, Management and Accounting 2: 45-52.

Muflihin, Muh. Hizbul. 2008. “Kepemimpinan Pendidikan Tinjauan Terhadap


Teori Sifat dan Tingkah Laku”. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif
Pendidikan 13: 67-86.

Nas, Jayadi. 2015. “Diskursus Kepemimpinan Pemerintahan Kontemporer”.


Goverment: Jurnal Ilmu Pemerintahan 8: 1-8.

Nukman, Ilhamuddin. 2014. “Tantangan Kepemimpinan: Pengantar Menelusiri


Konsep Kepemimpinan Indigenous”. Jurnal Psikoislamika 11: 12-16.

Nurhayati, Tati. 2012. “Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi


Kerja”. Jurnal Edueksos I: 77-92.

Pohan, Hasril Atieq. 2019. “Kepemimpinan di Era Millenial Ditinjau dari Aspek
Komunikasi”. Jurnal Komunikasi Islam dan Kehumasan (JKPI) 3:156-
174.

15
Purwanto dkk., 2020. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif dan Otokratis
Terhadap Kinerja Sistem Jaminan Halal HAS 2300 pada Industri Makanan
Kemasan”. Jurnal Edumaspul 4: 156-179.

Puswanto dkk., 2020. “Model Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan: A Scgematic


Literature Review”. Journal Of Industrial Engineering & Management
Research (JIEMAR) 1: 255-266. Diakses 10 Oktober 2022. DOI:
https//doi.org/10.7777/jiemar.v1i2.

Situmeang, Ilona V. Oisina. 2016. Komunikasi Organisasi dalam Perpesktif


Objektif dan Perspektif Subjektif. Yogyakarta: Ekuilibria.

Suhardi dkk. 2022. Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. Jakarta:


PT Publica Indonesia Utama.

Susanti, Siti Saodah. 2019. “Moral Kepemimpinan Pendidikan Berlandaskan


Agama, Filsafat, Psikologi dan Sosiologi”. AS-SALAM Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Keislaman II: 317-327.

Syafar, Djunawir. 2017. “Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan


Islam”. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5: 147-155.

Tumbol dkk., 2014. “Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik dan Laissez


Faire Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan pada KPP Pratama
Manado”. Jurnal EMBA 2: 38-47.

Widayat, Prabowo Adi. 2014. “Kepemimpinan Profetik: Rekontruksi Model


Kepemimpinan Berkarakter Keindonesiaan”. AKADEMIKA 19: 18-34.

Yaqien, Nurul. 2016. “Pemimpin Madrasah Dalam Perspektif Al-Qur’an Hadits”.


Jurnal MPI 1: 56-69.

16

Anda mungkin juga menyukai