Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN

OLEH

Nama : Chindy C. Saba


NIM : 171111006
Kelas : Keperawatan A/VI

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat mengumpulkan sejumlah referensi sebagai
acuan dalam penyelesaian makalah untuk memenuhi mata kuliah “Keperawatan
Kegawatdaruratan” yang membahas tentang, “Konsep Etika Keperawatan,
Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan Beserta Contoh, dan Konsep Nursing
Advocacy Dan Fungsi Komunikasi Pada Tanggung Jawab, Tanggung Gugat,
Peran Aksi dan Non Aksi Sera Peran Perawat Sebagai Advocacy”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, saya menyadari karena bantuan dan
dorogan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

Kupang, 28 Mei 2020

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Etika Keperawatan.....................................................................5
2.2 Prinsip-Prinsip Moral Dalam Praktek Keperawatan...............................7
2.3 Konsep Nursing Advocacy Dan Fungsi Komunikasi
Pada Tanggung Jawab, Tanggung Gugat, Peran Aksi Dan
Non Aksi Serta Peran Perawatan Sebagai Advocacy..............................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi
yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling
memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang
bersangkutan. Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan untuk
tercapainya kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai
kontrak sosial dengan masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan
bagi perawat untuk terus menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan. Untuk menjamin kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus
dilandasi ilmu pengetahuan, metodologi, dan dilandasi pula dengan etika profesi.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi
keperawatan, yaitu perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama
perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan
untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah disepakati.Secara spesifik
etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam melaksanakan
praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping itu,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan
masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin komplek
untuk itu, perawat dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas
dasar penalaran saintifik dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien.
Keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran
ilmiah dan penalaran etika, hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien
diukur dari sudut keyakinannya sendiri, norma masyarakat, dan standar
profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan, perawat berhadapan

iv
dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien mempunyai harga diri,
martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus dipertahankan dalam
memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu, keperawatan
mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang kualitas
pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai
budaya, dan adat istiadat klien.
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu
kritis kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika
mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu
berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka
menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk
melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat
tidur individu yang sakit dan menderita selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika
pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka ada
untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat
mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk
Kebutuhan pasien. Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi
advokat bagi pasien. Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar
dan inti dari proses pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini
pula menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan
bagian dari kode etik pasien. Perawat dalam perannya sebagai advokat pasien
menggunakan skill sebagai pendidik, konselor, dan leader guna melindungi dan
mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing
“melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat
berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten
yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar
perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal

v
maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk etika
keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti,
2009)
Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul
dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan
dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan
antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama
anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi
senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan
masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik,
setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan
secara sembarangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan konsep etika keperawatan?
2. Seperti apa prinsip-prinsip etika keperawatan dan contohnya pada kasus gawat
darurtat?
3. Bagaimana konsep nursing advocacy dan fungsi komunikasi pada tanggung
jawab, tanggung gugat, peran aksi dan non aksi sera peran perawat sebagai
advocacy?

vi
1.3 Tujuan
1. untuk memahami Konsep etika keperawatan;
2. untuk memahami prinsip-prinsip etika keperawatan dan contohnya pada kasus
gawat darurtat;
3. untuk memahami konsep nursing advocacy dan fungsi komunikasi pada
tanggung jawab, tanggung gugat, peran aksi dan non aksi sera peran perawat
sebagai advocacy.

vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Etika Keperawatan


Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar
atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip
moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus
pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan
menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral. Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan
manusia untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan
kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
(Degraf, 1988).
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan
moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Menurut Webster’s “The discipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation, ethics
offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making” Beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan
hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan
merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral
merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan
moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya. Maka
etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat
seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik
keperawatan.

viii
Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal
yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan  dalam kode etik yang
bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan
kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan
atas nilai dan situasi individu yang dilayani.Kode etik disusun dan disahkan oleh
organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional
maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis Karena profesi
bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai
individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan,
tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu
situasi. Contoh: benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab
bila profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien
yang mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang
(pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus,
pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang
menggunakan subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut
nilai, hak-hak manusia, dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi
diharapkan mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan
nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya. Kadang-kadang perawat
diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan.
Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan masyarakat ; menerima
tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial, dan spiritual
yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan pencegahan penyakit;
serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Pelayanan kepada
umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi
keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan
profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah

ix
pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu
perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang
benar, hal yang diperlukan, dan hal yang menguntungkan pasien dan
kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda
maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan bagaimana harus bertindak,
bagaimana perilaku manusia, dan apakah hal dan tanggung jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Banyak profesi dibidang hukum, kedokteran, keperawatan, menyusun
pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika
profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi
angngota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain. Anggota
profesi memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yangn dipergunakan
untuk membuat keputusan yang memengaruhi orang lain.Organisasi profesi
menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum untuk melindungi
anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin pelayanan yang
diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan tenaga
profesional yang berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk
menerapkan kode etik yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam praktik
keperawatan. Perawat juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang
berhubungan dengan kesehatan kepada umum, terutama undang-undang yang
mengatur praktik keperawatan. Perawat harus juga memperhatikan fungsi dan
tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan
oleh organisasi profesi keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai
practice discipline, yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik
keperawatan.
2.2 Prinsip-Prinsip Moral Dalam Praktek Keperawatan 
2.2.1 Menghargai Otonomi (Facilitate Autonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan
hidup individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab
terhadap pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang
mempunyai kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana

x
pilihannya sendiri. Bagian dari apa yang didiperlukan dalam ide terhadap respect
terhadap seseorang, menurut prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa
memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah kepentingannya. (Curtin, 2002).
Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan
otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia,
penyakit, lingkungan Rumah SAkit, ekonomi, tersedianya informsi dan lain-lain
(Priharjo, 1995). Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa
yang berhak mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan.
2.2.2 Kebebasan (Freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan
pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh: Klien
mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang
diberikan.
2.2.3 Kebenaran (Veracity) a’truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang
tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry
(1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong.
Suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak
membohongi orang lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam
membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Perawat sering tidak
memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah.
Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal
menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur
(Veatch, 1978). Contoh: Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai
dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
2.2.4 Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991).
Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya
individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama
untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp

xi
dan childress adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat,
sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan
kebutuhan mereka. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang
besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar
pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik
dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK
2.2.5 Tidak Membahayakan (Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan
orang lain.(Aiken, 2003). Contoh: Bila ada klien dirawat dengan penurunan
kesadaran, maka harus dipasang side driil.
2.2.6 Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan/
membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk
orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan
orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek
keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang
merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat
bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien.Contoh: Setiap
perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
2.2.7 Kesetiaan (Fidelity)
 Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung
jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung
jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks
hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji,
mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli kepada
pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien
merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada
pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan
dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik,
memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional Contoh: Bila

xii
perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh
mengingkari janji tersebut.

2.2.8 Kerahasiaan (Confidentiality)


Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwwa perawat
menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien
mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien
tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003). Contoh: Perawat
tidak boleh menceritakan rahasia klien pada orang lain, kecuali seijin klien atau
seijin keluarga demi kepentingan hukum
2.2.9 Hak (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan
moralitas, berhubungan dengan hukum legal. (Webster’s, 1998). Contoh: Klien
berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu yang
perlu diketahuinya
2.3 Konsep Nursing Advocacy Dan Fungsi Komunikasi Pada Tanggung
Jawab, Tanggung Gugat, Peran Aksi Dan Non Aksi Serta Peran
Perawatan Sebagai Advocacy
2.3.1 Tanggung Jawab Perawat Sebagai Advocacy
Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung
jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah:
1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan
cara: memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan
berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai
alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap
keputusan, dan menerima semua keputusan pasien.
2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang
disekeliling pasien, dengan cara: mengatur pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi
komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap

xiii
individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien
peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari
tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan
pasien selama dalam perawatan
2.3.2 Tanggung Gugat (Accountability)
Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk
menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan
dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :
1. Kepada siap tanggung gugat itu ditujukan?
Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki
tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat memilki
tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team
kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya
dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter,
perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang
diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh
tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan
profesinya.
2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?
Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang
dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai
persiapan pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur kinerjanya.
3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?

xiv
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit
telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan
cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar
yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya
apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.
Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air
mengalir selama 3 kali dsb.
2.3.3 Peran Aksi Dan Nonaksi
Peran aksi: perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka
mempunyai hak dan tanggungjawab dalam menentukan pilihan atau keputusan
sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain. Peran non aksi: pihak
advokat seharusnya menahan diri untuk tidak pempengaruhi keputusan pasien
(Kohnke, 1982; lih Megan, 1991)
2.3.4 Peran Perawat Sebagai Advocaccy
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu
tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai
pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan
memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-
haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan
bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang
umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan
kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat
dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang

xv
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005).

Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak


pasien dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent)
merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran
perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar
utama dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan
adalah (Armstrong, 2007)
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran non
aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah
antar profesi kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien
berhubungan dengan orang lain.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi
keperawatan, yaitu perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama
perawat, profesi lain, dan masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan
untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah disepakati.Secara spesifik
etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam melaksanakan
praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping itu,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan
masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin komplek
untuk itu, perawat dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas
dasar penalaran saintifik dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus
mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien.
Keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran
ilmiah dan penalaran etika, hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien
diukur dari sudut keyakinannya sendiri, norma masyarakat, dan standar
profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan, perawat berhadapan
dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien mempunyai harga diri,
martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus dipertahankan dalam
memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu, keperawatan
mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang kualitas

xvii
pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai
budaya, dan adat istiadat klien.
Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu
kritis kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika
mereka lahir, ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu
berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka
menanggalkan pakaian untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk
melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri. Perawat berada di samping tempat
tidur individu yang sakit dan menderita selama 24 jam sehari. Mereka ada ketika
pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan atau kesepian. Mereka ada
untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan mendukung mereka. Perawat
mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan berbicara untuk
Kebutuhan pasien. Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi
advokat bagi pasien. Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar
dan inti dari proses pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini
pula menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan
bagian dari kode etik pasien. Perawat dalam perannya sebagai advokat pasien
menggunakan skill sebagai pendidik, konselor, dan leader guna melindungi dan
mendukung hak pasien.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon perawat hendaknya dapat memahami konsep dari
etika keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, E. Alan (2007). Nursing Ethics. Macmillan: Palagrave


Creasia, J. L., & Parker. B. (2001). Conceptuals Foundations: the Bridge to
Professional Nursing Practice. (3rd ed). St. Louis: Mosby.
Dewi. A. I. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka book
publisher
Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and Coordinating Nursing Care. (3th
ed) Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Hidayat. A. A. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta: Penerbit
Salemba medika
Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and
Practice. (7th ed). Volume 1. New Jersey: Pearson Education
Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema Etik & Pengambilan Keputusan
Etis.Jakarta. EGC
WHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC

xix

Anda mungkin juga menyukai