Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PARASITOLOGI DAN DIAGNOSA MALARIA”

OLEH :

NAMA KELOMPOK : 1

1. DEASY ANASTASYA LABU IPI 171111007


2. YOHANIS BASTIAN LETE 171111041
3. FEBIANA TANTIA BLU 171111011
4. MARIA YUNITA 171111024

KELAS : KEPERAWATAN A / VII

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur, Kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat mengumpulkan sejumlah referensi
sebagai acuan dalam penyelesaian makalah untuk memenuhi mata kuliah “Malaria
Integrasi Kesehatan Ibu Dan Anak” yang membahas tentang Parasitologi Dan
Diagnosa Malaria

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan tapi
memberikan manfaat bagi penyusun, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun bagi penyusun sangat diharapkan sekali untuk perbaikan kedepannya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengalami banyak hambatan serta
dorongan dari berbagai pihak, kesulitan ini dapat penyusun atasi.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati,
penyusun menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rekan-
rekan kelompok yang selalu bersemangat serta menjadi motivasi penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini, serta semua pihak yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan Makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan semoga kiranya segala upaya yang telah dicurahkan dalam
menyelesaikan penyusunan Makalah ini bisa mendapat berkah dari Tuhan Yang
Maha Esa.

Kupang, 17 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1

1.2 TUJUAN.......................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi Malaria..................................................................................................2

2.2 Jenis-Jenis Malaria..............................................................................................2

2.3 Perkembangan Parasit.........................................................................................2

2.4 Diagnosa Malaria................................................................................................4

2.5 Diagnosa Banding...............................................................................................7

BAB III : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................10

3.2 SARAN.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita dan ibu melahirkan
serta menimbulkan kejadian Luar Biasa (KLB). Jumlah kabupaten/kota
endemik tahun 2004 sebanyak 424 dari 579 kabupaten/kota, dengan perkiraan
persentase penduduk yang berisiko penularan sebesar 42,42 %. Masalah
malaria di kawasan Timur Indonesia meliputi seluruh wilayah baik dari
tingkat desa, kecamatan, Kabupaten dan Propinsi sedangkan dikawasan
lainnya penularannya lokal spesifik dalam wilayah tertentu.
Dalam tahun 2006 terjadi KLB malaria di beberapa daerah. Upaya
penanggulangan baik dengan pengobatan secara massal, survei demam,
penyemprotan rumah, penyelidikan vektor penyakit dan tindakan lain
misalnya pengeringan tempat perindukan telah dilakukan dengan baik.
Beberapa bencana alam seperti Tsunami dan gempa bumi di Alor (NTT),
Aceh, Sumatera Utara dan Nabire (Papua) mengakibatkan terjadinya
perubahan lingkungan yang berdampak pada meluasnya tempat perindukan
nyamuk Anopheles dan mempertinggi risiko penularan malaria karena
perpindahan penduduk
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari malaria ?
2. Apa jenis-jenis dari malaria ?
3. Jelaskan riwayat perkembangan parasit !
4. Bagaimana cara mendiagnosis malaria ?
5. Bagaimana diagnosa banding ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari malaria.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari malaria.
3. Untuk mengetahui riwayat perkembangan parasit.
4. Untuk mengetahui cara mendiagnosis malaria.
5. Untuk mengetahui diagnosa banding
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Malaria


Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles spp yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia (Siahaan, 2008).
Malaria dapat berlangsung akut maupun kronik. Infeksi malaria dapat
berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang
dikenal sebagai malaria berat (Sudoyo et al., 2009).
2.2 Jenis-jenis Malaria
Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi
sel darah merah manusia, yaitu :
1) Plasmodium falciparum
2) Plasmodium vivax
3) Plasmodium malariae
4) Plasmodium ovale
2.3 Perkembangan parasit
Keempat spesies parasit malaria tersebut menyebabkan jenis penyakit
malaria yang berbeda, yaitu :
1) Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika),
merupakan jenis penyakit malaria yang terberat dan satu-satunya
parasit malaria yang menimbulkan penyakit mikrovaskular., karena
dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria
(malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,
sesak nafas, dll.
2) Plasmodium vivax
Menyebabkan malaria tertiana. Tanpa pengobatan: berakhir dalam
2 – 3 bulan. Relaps 50% dalam beberapa minggu – 5 tahun setelah
penyakit awal.
3) Plasmodium malariae
Menyebabkan malaria quartana. Asimtomatis dalam waktu lama.
4) Plasmodium ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat. Lebih ringan. Seringkali sembuh tanpa pengobatan.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis
plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed
infection). Biasanya campuran P. Falciparum dengan P. Vivax atau P.
Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi.
Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka
penularannya. Malaria yang disebabkan oleh P. Vivax dan P. Malariae
dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan
oleh spesies selain P. Falciparum jarang berakibat fatal, namun
menurunkan kondisi tubuh; lemah, menggigil dan demam yang
biasanya berlangsung 10-14 hari.
Parasit Plasmodium sebagai penyebab (agent). Agar dapat hidup
terus menerus, parasit penyebab penyakit malaria harus berada dalam
tubuh manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan
gametosit jantan dan betina yang sesuai untuk penularan. Parasit juga
harus menyesuaikan diri dengan sifat-sifat spesies nyamuk Anopheles
yang antropofilik agar sporogoni memungkinkan sehingga dapat
menghasilkan sporozoit yang infektif.
Sifat-sifat spesifik parasitnya berbeda untuk setiap spesies
Plasmodium dan hal ini mempengaruhi terjadinya manifestasi klinis
dan penularan. P. Falciparum mempunyai masa infeksi yang paling
pendek diantara jenis yang lain, akan tetapi menghasilkan parasitemia
yang paling tinggi. Gametosit P. Falciparum baru berkembang setelah
8-15 hari sesudah masuknya parasit ke dalam darah. Parasit P. Vivax
dan P. Ovale pada umumnya menghasilkan parasitemia yang rendah,
gejala yang lebih ringan dan mempunyai masa inkubasi yang lebih
lama daripada P. Falciparum. Walaupun begitu, sporozoit P. Vivax dan
P. Ovale di dalam hati dapat berkembang menjadi skizon jaringan
primer dan hipnozoit. Hipnozoit ini menjadi sumber terjadinya relaps.
Setiap spesies Plasmodium terdiri dari berbagai strain yang secara
morfologis tidak dapat dibedakan. Strain suatu spesies yang
menginfeksi vektor lokal, mungkin tidak dapat menginfeksi vektor dari
daerah lain. Lamanya masa inkubasi dan pola terjadinya relaps juga
berbeda menurut geografisnya. P. Vivax dari daerah Eropa Utara
mempunyai masa inkubasi yang lama, sedangkan P. Vivaxdari daerah
Pasifik Barat (antara lain Irian Jaya) mempunyai pola relaps yang
berbeda. Terjadinya resistensi terhadap obat anti malaria juga berbeda
menurutstrain geografis parasit (Perkins et al., 2011)
2.4 Diagnosa Malaria
Diagnosis Diagnosis malaria dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
laboratorium (mikroskopik, tes diagnostik cepat) dan tanpa pemeriksaan
laboratorium. Sampai saat ini diagnosis pasti malaria berdasarkan
ditemukanya parasit dalam sendian darah secara miskrokopik.
Kasus malaria yang didiagonis hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis
disebut kasus tersangka malaria atau malaria klinis.
1) Anamnesis
- Keluhan Utama : deman, mengilgil, dan dapat disertai sakit kepala,
mual.
- Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
- Riwayat berkunjung dan bermalam 1~4 minggu yang lalu ke
daerah Endemik malaria
- Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
- Riwayat sakit malaria
- Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
- Riwayat mendapat tranfusi darah
- Gejala klinis pada anak dapat tidak khas

Untuk penderita tersangka malaria berat, dapat disertai satu atau


lebih gejala berikut :
- Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.  Kelemahan umum
(tidak bisa duduk /bediri)
- Kejang~kejang
- Panas sangat tinggi
- Mata atau tubuh kuning
- Pendarahan gusi, hidung atau Saluran cerna
- Nafas cepat dan atau sesak nafas
- Muntah terus menerus
- Tidak dapat makan dan minum
- Warna air seni seperti teh tua Sampai kehitaman.
- Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria )
- Telapak tangan sangat pucat.
2) Pemeriksaan Fisik 1
- Deman (peraan atau pengukuran dengan thermometer)
- Pucat pada kojugtiva palpebra atau telapak tangan
- Pembesaran limpa (splenomegali).
- Pembesaraan hati (hepatomegali).

Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan satu atau lebih tanda
klinis Berikut ;

- Temperatur aksila >40 C.


- Tekanaan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa da anak-
anak <50 mmHg.
- Nadi cepat dan lemah/kecil
- Frekuensi nafas >35 x per menit pada orang dewasa atau 40 x per
menit pada balita, anak dibawah 1 tahun > 50 x per menit.
- Penurunan derajat kesadaran
- Manifesstasi perdarahan (petekie, purpura, hematom).
- Tanda dehidrasi (mata cekung, tugor dan elastisitas kulit berkurang,
bibir kering, produksi air seni kurang).
- Tanda-tanda anemia berat (konjuntiva pucat, telapak tangan pucat,
lidah pucat).
- Terlihat mata kuning/ ikterik.
- Adanya ronki pada kedua paru.
- Pembesaran limpa dan atau hepar.
- Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
- Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi)
3) Pemeriksaan laboratorium1

Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan :

1. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).


2. Species dan stadium plasmodium (Pf, PV, Pm,Po, dan tropozoit,
skizon, gametosit).
3. Kepadatan parasit :

Semi kuatitatif

 (-) : SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)


 (+) : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
 (++) : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
 (+++) : SD positif 3 (ditemukan 1-100 parasit dalam 1 LPB).
 (++++) : SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB).
4) Pemeriksaan Morfologi
5) Plasmodium knowlesi mirip dengan P. malariae. P, malariae dicirikan
oleh parasit kompak (semua tahapan) dan tidak mengubah eritrosit host
atau menyebabkan pembesaran. Trofozoit memanjang membentang di
eritrosit, yang disebut “band form”, kadangkadang tampak. Schizonts
biasanya akan memiliki 8-10 merozoit yang sering diatur dalam pola
roset dengan rumpun pigmen di tengah
Kuantitatif

Kepadatan parasit dihitung pada


sediaan tebal dengan menghitung
jumlah parasit per 200 leokosit, atau
dihitung melalui sediaan tipis per 1000
eritrosit.

2.5 Diagnosis Banding


Diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang diperkirakan dekat
dengan hasil diagnosis kerja (Working Diagnose). Diagnosis pembanding
dari penyakit malaria di tinjau dari demam dan keadaan ikterus adalah demam
tifoid. Sedangkan pada malaria serebral akan menyerupai meningitis
bakterialis, encephalitis, tripanosomamiasis dan dengue encephalopati. Gejala
dari demam tifoid sendiri ialah panas lebih dari 4 hari kontinu terutama pada
malam hari. Keadaan umum penderita kurang, nafsu makan berkurang, mulai
apatis, somnolen sampaisaporo komateus bila keadaan menjadi toktis. Fisik
lidah coatea, bercak roseola pada kulit, bradikardirelatif, Hb turun dan lain-
lain.
1) Demam Tipoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut
(diare, obstipasi), lidah kotor, bradikardi relatif, roseola, leukopenia,
limpositosis relatif, aneosinofilia, uji nidal positif bermakna, biakan
empedu positif.
2) Demam Dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai keluhan sakit
kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji torniquet positif,
penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematokrit
pada demam berdarah dengue, tes serologi inhibisi hematuglinasi, IgM
atau IgG anti dengue positif.
3) ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
Batuk, beringus, sakit menelan, sakit kepala, manifestasi kesukaran
bernafas antara lain : nafas cepat/sesak nafas tarikan dinding dada
kedalam dan adanya stidor.
4) Leptospirosis Ringan / Anikterik (didaerah endemis leptospirosis).
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual muntah,
conjuntival injection (kemerahan konjuntiva bola mata), dan nyeri betis
yang menyolok. Pemeriksaan Ring forms of P.falciparumserologi MAT
(microscopic agglutination Test) atau tes leptodipstik positif.
5) Radang otak (meningitis/ensefalitis).
Penderita panas dengan riwayat nyeri kepala yang progresif, hilang
kesadaran, kaku kuduk, kejang dan gejala neurologis
lainnya
6) Hepatitis
Prodromal hepatitis (demam, mual, nyeri pada hepar, muntah, tidak bisa
makan diikuti dengan timbulnya ikterus tanpa panas), mata/kulit kuning,
air seni seperti teh. Biasanya SGOT dan SGPT meningkat.
7) Glomerulonefritis Akut Dan Kronik
Gagal ginjal akut akibat malaria umumnya memberikan respon terhadap
pengobatan malaria secara dini dan adekuat.
8) Sepsis
Demam dengan fokal infeksi yang jelas, penurunan kesadaran, gangguan
sirkulasi, leukositosis dengan toksik granula didukung hasil biakan
mikrobiologi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penderita mengalami malaria ringan yang belum mencapai cerebral
malaria / tahap malaria berat. Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan dan
perawatan sesegera mungkin untukmencegah terjadinya perkembangan
penyakit ke arah yang lebih buruk dan juga timbulnya komplikasi-komplikasi
pada pasien. Karena pasien belum mencapai ahap malaria berat,
jadikemungkinannya penyakit ini tidak membahayakan jiwa pasien jika
ditangani dengan serius dan baik
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa
malaria adalah penyakit yang berbahaya yang bisa menyebabkan kematian
bila tidak di tangani dengan tepat, untuk itu semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk kita semua terlebih untuk mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukman. "Malaria: Epidemiologi dan diagnosis." Aspirator


Journal of Vector-Borne Diseases 3.2 (2011): 53932.

PUTRA, Teuku Romi Imansyah. Malaria dan permasalahannya. Jurnal


Kedokteran Syiah Kuala, 2011, 11.2: 103-114.

Rusjdi, Selfi Renita. "PERJALANAN PARASIT MALARIA DITINJAU


DARI ASPEK IMUNOLOGI DAN BIOMOLEKULER." Majalah Kedokteran
Andalas 37.2 (2015): 143-150.

Anda mungkin juga menyukai