Oleh :
YAKKUB MAULANA
NPM. 719621366
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
JUMIANGDESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN
PAMEKASAN
SKRIPSI
Oleh :
Yakkub Maulana
NPM :719621366
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU
PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN
JUMIANGDESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN
PAMEKASAN
SKRIPSI
Oleh :
YAKKUB MAULANA
NPM :719621366
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2020
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun di rujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NPM : 719621366
Tanda Tangan :
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SKRIPSI
YAKKUB MAULANA
NPM : 719621366
Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Ke dua
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Universitas Wiraraja berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikn skripsi saya maupun artikel ilmiah yang ada didalamnya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Pamekasan
Pada tanggal : 27 Januari 2021
Yang menyatakan
TTD & Materai
(Yakkub Maulana)
v
KATA PENGATAR
Puji syukur saya hanturkan atas kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan
Karunia-Nya telah melimpahkan Taufiq, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan SKRIPSI ini dengan judul“Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Dusun
Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan”Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta
dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak, untuk itu ijinkan peneliti
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Sjaifur rachman, S.H, C.N , M.H selaku Rektor Universitas Wiraraja
Sumenep
2. Dr. Eko Mulyadi, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja
3. Zakiyah Yasin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep
4. Sabur, selaku Kepala Desa Tanjung yang telah memberikan ijin penelitian
5. Syaifurrahman Hidayat, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing utama yang
telah memberikan arahan selama proses skripsi ini
6. Sri Sumarni, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan arahan selama proses skripsi ini
7. Jajaran Dosen Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
8. Orang Tua yang Selalu memberikan motivasi
9. Teman-teman angkatan 2020 Perodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Univernitas Wiraraja
vi
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu saya sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari
segenap pembaca. Akhir kata semoga proposal skripsi ini dapat memberikan
tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
Sumenep
Peneliti
vii
ABSTRAK
Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama kematian global dan
diperkirakan telah menyebabkan kematian dunia per tahunnya. Hipertensi dapat
dicegah dengan pendidikan kesehatan, dengan metode ini membantu pengobatan
hipertensi dalam pencegahan stroke lebih cepat sehingga kemunginan sembuh
meningkat. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode ceramah terhadap perilaku pencegahan stroke pada penderita
hipertensi di Desa Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi.
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode pre experimental design
menggunakan one grup pretest posttest design. Populasi 37 penderita hipertensi di
Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.
Sampel 37 penderita hipertensi dengan tekhnik total sampling. Pengambilan data
menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan uji wilcoxon signed rank test.
Hasil penelitian perilaku pencegahan stroke pada penderita hipertensi
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan hampir setengahnya responden yaitu 18
responden (48,6 %) memiliki perilaku kurang dan sebagian kecil yaitu 7
responden (18,9 %) memiliki perilaku baik.
Analisis uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test
didapatkan nilai p value = 0,000 ≤ α = 0,005 menunjukan bahwa ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah terhadap perilaku pencegahan
stroke pada penderita hipertensi di Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan
Kesimpulan terdapat peningkatan perilaku pencegahan stroke pada
penderita hipertensi setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode
ceramah dan media leaflet. Saran untuk masyarakat di Dusun Jumiang Desa
Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan hipertensi untuk lebih
meningkatkan kesadaran tentang kesehatannya khususnya tentang perilaku
pencegahan stroke.
viii
ABSTRACT
Hypertension is one of the main risk factors for global death and is
estimated to have caused the world's death per year. Hypertension can be
prevented by health education, this method helps the treatment of hypertension in
preventing stroke faster so that the chances of recovery are increased. The purpose
of this study was to determine the effect of health education with the lecture
method on stroke prevention behavior in hypertensive patients in Pitu Village,
Pitu District, Ngawi Regency.
This type of research is quantitative with a pre experimental design
method using one group pretest posttest design. The population was 37 people
with hypertension in
Jumiang Hamlet, Tanjung Village, Pademawu District, Pamekasan Regency.
Sample 37 hypertension patients with total sampling technique. Data were
collected using a questionnaire which was analyzed by the Wilcoxon signed rank
test.
The results of the research on stroke prevention behavior in hypertensive
patients before health education were carried out, almost half of the respondents,
namely 18 respondents (48.6%) had poor behavior and a small portion, namely 7
respondents (18.9%) had good behavior.
Statistical test analysis using the Wilcoxon signed rank test test showed
that the value of p value = 0.000 ≤ α = 0.005 shows that there is an effect of health
education with the lecture method on stroke prevention behavior in patients with
hypertension in Jumiang Hamlet, Tanjung Village, Pademawu District,
Pamekasan Regency.
The conclusion is that there is an increase in stroke prevention behavior in
hypertensive patients after health education was carried out using lecture methods
and leaflet media. Suggestions for the community in Jumiang Hamlet, Tanjung
Village, Pademawu District, Pamekasan Regency with hypertension to increase
awareness about their health, especially about stroke prevention behavior.
Keywords : Health Education, Lecture Methods, Behavior
ix
DAFTAR ISI
x
2.2.9 Dampak Stroke......................................................................................33
2.2.10 Perilaku Pencegahan Stroke................................................................34
2.3 Konsep Pendidikan Kesehatan.....................................................................36
2.3.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan..........................................................36
2.3.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan...............................................................36
2.3.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan..............................................................37
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan..................38
2.3.5 Proses Pendidikan Kesehatan................................................................39
2.3.6 Metode Pendidikan Kesehatan..............................................................40
2.3.7 Langkah-Langkah dalam Pendidikan Kesehatan...................................42
2.3.8................................................................................................................42
2.4 Konsep Perilaku...........................................................................................43
2.4.1 Pengertian Perilaku................................................................................43
2.4.2 Klarifikasi Perilaku................................................................................43
2.4.3 Bentuk Perilaku.....................................................................................44
2.4.4 Faktor Prilaku........................................................................................44
2.4.5 Pengukuran Perilaku..............................................................................45
2.4.6 Domain Perilaku Kesehatan..................................................................46
2.4.7 Perilaku Kesehatan................................................................................47
2.4.8 Kerangka Teori......................................................................................48
BAB 3....................................................................................................................49
3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................49
3.2 Hipotesis.......................................................................................................50
BAB 4....................................................................................................................51
4.1 Desain Penelitian..........................................................................................51
4.2 Populasi Sampel dan Sampling....................................................................51
4.2.1 Populasi..................................................................................................51
4.2.2 Sampel...................................................................................................52
4.2.3 Teknik Sampling....................................................................................52
4.3 Kerangka Kerja Penelitian............................................................................53
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel...............................54
4.4.1 Variabel Penelitian.................................................................................54
4.5 Definisi Operasional.....................................................................................54
4.6 Instrumen Penelitian.....................................................................................56
4.6.1 Uji Validitas...........................................................................................56
4.6.2 Uji Rehabilitas.......................................................................................56
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................56
4.7.1 Lokasi Penelitian .................................................................................56
4.7.2 Waktu Penelitian....................................................................................57
4.8 Pengolahan Data...........................................................................................57
4.9 Analisa Data 4.9.1 Analisa Univariat...........................................................59
4.10 Etika Penelitian...........................................................................................60
BAB 5....................................................................................................................62
5.1 Gambaran dan Lokasi Penelitian..................................................................63
5.2 Hasil Penelitian.............................................................................................63
5.2.1 Data Khusus...........................................................................................66
BAB 6....................................................................................................................67
6.1 Perilaku Pencegahan Stroke Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan....67
xi
6.1.1 Perilaku Pencegahan Stroke Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan
........................................................................................................................69
6.1.2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah Terhadap
Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Dusun Jumiang
Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan.......................72
BAB 7....................................................................................................................76
7.1 Kesimpulan...................................................................................................76
7.2 Saran.............................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...70
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Penderita
Hipertensi Di Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan...............................................54
Tabel 5.1Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan...............................................64
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di
Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan..................................................................64
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir Di Dusun Jumiang Desa Tanjung
Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan............................65
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Di Dusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan.............................................. 65
Tabel 5.5 Tabel Silang Perilaku Pencegahan Stroke Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Pendidikan Kesehatan Di Dusun Jumiang Desa
Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan ……………………………………………………….66
DAFTAR GAMBAR
xiii
.........................................................................................Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 8 : Surat pengambilan data awal
Lampiran 9 : Surat ijin penelitian
Lampiran 10 : Lembar bimbingan skripsi
DAFTAR SINGKATAN
ACE : Angiotensin Converting Enzym
ARBs : Angiotensin Receptor Blocker
CO : Carbon Monoksida
EKG : Elektrokardiogram
EEG : Electroencephalography
xv
HDL : High Density Lipoprotein
HR : Heart Rate
MRI : Magnetic Resonance Imaging
MRA : Magnetic Resonance Angiografhy
TIA : Transient Ischemia Attack
USG : Ulrasonografi
WHO : World Health Organization
DAFTAR LAMBANG
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg (Kemenkes RI, 2016). Hipertensi kini terus menjadi masalah global karena
prevalensinya yang terus meningkat sejalan perilaku gaya hidup kurang baik
aktivitas (WHO, 2013). Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama kematian
global dan diperkirakan telah menyebabkan 9,4% kematian dunia per tahunnya.
sebanyak 7,2% mulai tahun 2013 hingga 2030 (American Heart Association,
seperti stroke, gagal jantung, ginjal dan pastinya semua berdampak pada
terjadinya kematian.
Faktor risiko tertinggi pada semua pasien stroke adalah hipertensi, yaitu
sebesar 82,30% (Dinata, 2012). Faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke pada
penderita hipertensi terjadi karena jarang melakukan kontrol tekanan darah, tidak
patuh dalam minum obat anti-hipertensi, mengkonsumsi makanan siap saji (fast
minuman beralkohol, kurang olahraga, kerja berlebihan dan stres (Januar, 2016).
1
2
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia sekitar 972 juta
26,3% pria dan 26,1% wanita. Angka ini akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
2025. Dari 972 juta pasien hipertensi, 333 juta penderita hipertensi berada di
negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang
beberapa hasil survey adalah sekitar 5-10% pada orang dewasa diantaranya lebih
dari 20% pada kelompok umur 50 tahun keatas, jadi bila ada 10 orang berusia
kabupaten pamekasan pada tahun 2017 penderita hipertensi sebanyak 1.159 orang,
Diperkirakan angka ini akan terus meningkat, mengingat gaya hidup yang
terus serba mudah, usia seseorang meningkat, kemiskinan, dan akses pelayanan
Kedua penyakit ini yakni jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus
jumlah pesertanya, ada yang menggunakan metode ceramah, role play, forum
Diabetes, Asam Urat, Jantung, TBC, Asma, Kanker dan Diare. Melalui
wawancara lebih lanjut, para penderita disana merasa bosan dengan penyuluhan
pada biasanya dan mereka butuh motivasi dari pihak lain yang dapat memberi
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
hipertensi.
dengan stroke.
hipertensi.
BAB 2
LANDASAN TEORI
mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap
denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang
dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali
kejantung (Endang Triyanto, 2014). Menurut WHO, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih
dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi dan diantara nilai tersebut disebut
18 tahun). Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari
130/85 mmHg. Sebetulnya batasan antara tekanan darah normal dan tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg; jadi tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada orang tua. Sejalan dengan
6
7
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan ketika diastolik terus
berada diatas 210/120 mmHg sehingga bila tidak diobati akan menimbulkan
2.1.3 Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah situasi kondisi
dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer,
termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stres, intake alkhohol
dilakukan setelah 2 menit. Dikenal istilah fenomena “white coat”, yaitu suatu
keadaan peningkatan tekanan darah yang terbaca saat diukur oleh dokter atau
8
oleh dokter atau tenaga keehatan dang pengukuran di rumah atau komunitas.
2. Hipertensi Sekunder
esensial.
3. Faktor Resiko
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada
penyakit keturunan. Jika seseorang dari orang tua kita memiliki riwayat
Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita
dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatera Barat menunjukan
18,6% pada pria dan 17,4% pada wanita. Di daerah perkotaan Semarang
didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah
perkotaan Jakarta didapatkan 14,6% pada pria dan 13,7 pada wanita (Triyanto,
2014).
jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang
dari 35 tahun akan menaikan insiden penyakit arteri koroner dan kematian
prematur (Juliati, 2005). Jenis kelamin juga sangat erat kaitannya terhadap
terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi
penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55
esensial. Hubungan antar stres dengan hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas,
saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
sebagai akibat dari respon terhadap stres emosional dan aktivitas fisik. Selama
terjadi rasa takut ataupun stres tekanan arteri sering kali meningkat sampai
setinggi dua kali normal dalam waktu beberapa detik (Triyanto, 2014).
hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
mempunyai berat badan normal. Terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari
2.1.4 Patofisiologi
cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Ini
11
lah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinya telah menebal dan
Dengan cara yang sama , tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini jika
terjadi terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
fungsi ginjal dan sistem saraf atonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan
normal.
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan dara kembali ke
penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan
12
kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadi tekanan darah tinggi. Misalnya
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Peradanagan dan cidera pada salah satu atau kedua
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight on
flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar), meningkatkan kecepatan
dan kekuatan denyut jantung dan juga mempersempit sebagian besar arteriola,
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak), mengurangi pembuangan air dan
garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh,
merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor stres merupakan satu faktor
diastolik, yaitu:
Stadium 4 (Hipertensi 210 mmhg atau lebih 120 mmhg atau lebih
Maligna)
Menurut Adinil (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi
biasanya berupa pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan
kerus akan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
hari) dan azetoma peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin.
iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Gejala lain yang
umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit
14
kepala, keluarnya darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan
lain-lain.
terhadap hal-hal
berikut:
apakah dalam keluarga ada yang mengalami penyakit jantung, stoke, penyakit
2. Umur penderita
Hipertensi primer biasanya muncul pada mereka yang berumur antara 24-45
tahun, hanya sekitar 20% saja yang mengalami hipertensi pada usia dibawah
makanan asin.
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan urine
15
b. Pemeriksaan darah
ureum dan kreatinin. Kadar ureum dalam urine akan tinggi jika terdapat
c. Pemeriksaan lain
2.1.8 Komplikasi
jantung koroner dan arteri, payah jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan kerusakan
penglihatan.
16
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah ditubuh akan semakin
2. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi
3. Stroke
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah
lama lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah diotak,
maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga
dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh
4. Kerusakan ginjal
kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal
baru.
5. Kerusakan penglihatan
Menurut Endang Triyanto (2014) hipertensi dapat dicegah dengan cara sebagai
berikut :
1. Olahraga
Aktivitas fisik dan olahraga yang cukup dan teratur merupakan salah satu cara
fisik yang teratur yang cukup dapat menguatkan otot jantung sehingga dapat
memompa lebih banyak darah dengan usaha yang minimal. Efeknya, kerja
Olahraga secara teratur bersifat protektif dan baik bagi kesehatan. Oleh
Olahraga atau aktivitas fisik yang dianjurkan oleh penderita hipertensi adalah
derajat sedang dan dilakukan sekitar 30 atau 60 menit setiap hari. Aktivitas
fisik dapat berupa aktivitas harian yang kita lakukan dan olahraga yang
sekitar30menit sehari.
18
b. Jogging, dapat dilakukan sama seperti jalan kaki, dengan jarak sekitar tiga
2. Tidak merokok
dinding arteri, yang pada akhirnya membentuk plak atau kerak di arteri.
Kerak dan plak ini menyebabkan penyempitan lumen atau diameter arteri,
sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar untuk memompa darah hingga
hipertensi.
karena kontraksi yang kuat. Zat lain dalam rokok adalah karbon monoksida
Akibatnya jantung akan bekerja lebih berat untuk memberikan cukup oksigen
ke sel-sel tubuh.
merusak fungsi beberapa organ. Salah satu diantaranya adalah hati. Fungsi
19
Alkohol atau etanol jika diminum dalam jumlah besar dapat meningkatkan
tekanan darah. Hal ini dapat terjadi karena alkohol merangsang dilepaskannya
penimbunan air dan natrium. Alkohol jika diminum dalam jumlah terbatas,
darah.
4. Mengatasi kegemukan
Obesitas atau kegemukan adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
menyerap guncangan dan untuk fungsi lainnya, tetapi harus dalam jumlah
Perbandingan lemak antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar
25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh dari
30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai
merupakan langkah awal yang harus dilakukan (Lewis, Heitkemper & Dirksen,
keadaan rileks, mengurangi asupan garam. Pada orang yang normal, kecemasan
hipertensi kecemasan dapat memicu kenaikan heart rate (HR), tekanan darah dan
keperawatan.
secara nyata berdampak pada penurunan tekanan darah dan dapat digunakan
dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor resiko serta
seperti meditasi, yoga atau hipnosis yang dapat mengontrol sistem saraf, sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian Ridjab (2005) tenyata olah raga
(berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Gaya hidup yang kurang
resiko hipertensi.
karena tekanan darah cenderung tidak stabil. Penyakit ini bertanggung jawab
kunjungan ke dokter perawatan di rumah sakit dan atau penggunaan obat jangka
masih saja tinggi yaitu urutan ke-2 penyakit terbanyak. Hal ini dikaitkan dengan
tekanan darah cenderung naik turun dalam waktu yang lama, sehingga diperlukan
pengobatan yang lama bahkan mungkin seumur hidup. Ketidak patuhan dan stres
merugikan dan berdampak negatif terhadap tubuh manusia bila digunakan dalam
waktu yang lama. Oleh karen itu, terapi farmakologis hanya kalau perlu saja,
musik, yoga, herbal) dan terapi relaksasi progresif dapat mengendalikan tekanan
adalah kebosanan minum obat karena tekanan darah masih naik turun. Terkadang
akibat diet rendah lemak dan garam bagi penderita hipertensi menyebabkan
hipertensi dalam mengontrol diet dan tekanan darah. Healthy People 2010 for
Sroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf lokal dan
atau global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi saraf
pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan saraf tersebut menimbulkan gejala antara lain kelumpuhan wajah atau
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
oleh nakes, tetapi pernah mengalami secara mendadak keluhan kelumpuhan pada
satu sisi tubuh atau kelumpuhan pada sisi tubuh yang disertai kesemutan, satu sisi
tubuh atau mulut menjadi mencong tanpa kelumpuhan otot mata, atau bicara pelo
(sulit bicara atau berkomunikasi) dan atau tidak mengerti pembicaraan (Riskesdas,
2013).
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Nurarif, Hardhi, 2015). Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut
timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam
beberapa jam) dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang
terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinis stroke dapat berupa hemiparesis,
hemiplegi, kebutaan mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai
2.2.2 Etiologi
wanita.
b. Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke. Setiap
stroke semakin besar. Pada umunya resiko terjadinya srtoke mulai usia 35
a. Hipertensi
Faktor ini merupakan resiko utama terjadinya stroke iskemik dan pendarahan,
yang sering disebut the silent killer, karena hipertensi meningkatnya terjadinya
stroke sebanyak 4-6 kali. Makin tinggi tekanan darah kemungkinan stroke
b. Penyakit Jantung
Hubungan kausal anatara beberapa jenis penyakit jantung dan stroke telah
mempunyai peranan penting dalam terjadinya stroke. Dua pertiga dari orang
c. Kolestrol Tinggi
25
Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah dan juga menyebabkan jantung
koroner. Kolestrol yang tinggi akan membentuk plak didalam pembuluh darah
d. Obesitas
e. Diabetes Militus
Diabetes militus atau kencing manis sama bahayanya dengan hipertensi, yaitu
sering menjadi salah satu penyebab timbulnya stroke. Gula darah yang tinggi
secara progresif. Pada pria yang menderita diabetes militus, cenderung berada
pada posisi yang beresiko tinggi akan terkena serangan stroke daripada mereka
pengawasan. Pada orang yang menderita diabetes militus, resiko untuk terkena
3. Kebiasaan Hidup
a. Merokok
perokok pasif beresiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan
b. Peminum Alkohol
diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak
sel-sel darah tepi, saraf otak dan lain-lain. Peminum berat alkohol dapat
c. Obat-obatan Terlarang
d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olah raga dan makanan berkolestrol.
Menurut Nurarif, Hardhi (2015) tanda dan gejala pada pasien stroke adalah:
5. Gangguan penglihatan.
9. Vertigo
Tanda dan gejala (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Ikhsan, 2015) :
1. Kehilangan Motorik
27
adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda
yang lain.
2. Kehilangan Komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
3. Gangguan Persepsi
a. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jarak sensori primer diantara mata
b. Gangguan hubungan visual spasial (mendadak hubungan dua atau lebih obyek
dalam area spasial) sering terlihat pada pasien dengan hemiplegi kiri.
c. Kehilangan sensori karena stroke dapat bearupa kerusakan sentuhan rin gan
d. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik. Bila kerusakan telah terjadi
2.2.4 Patofisiologi
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah keotak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, pendarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan
paru dan jantung). Atherosklerotik sering atau cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak, thrombus dapat berasal sari flak atherosklerotik, atau darah dapat
beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang
disupali oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti
disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfusi yang lebih besar dari pada
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-
menunjukan perbaikan. Oleh karea itu thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak
terjadi pendarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan
meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis,
29
atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi
yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intracranial dan yang
lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak. Kematian dapat disebabkan oleh
kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau
pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons. Jika
disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit.
Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anaoksia serebral dapat
terjadi oleh karena ganguan yang bervariasi salah satunya henti jantung. Selain
kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak dan
darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi,
lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah
lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan
darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 dalam
Muttaqin, 2008).
2. Stroke Hemoragik
(ruang sempit antara pemukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup
otak).
1. Letakkan kepala pasien pada posisi 30º (kepala dan dada pada satu bidang)’
5. Edukasi keluarga.
6. Discharge Planning
seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik aklusi atau ruptur.
dengan stroke akut yang jelas. Selain itu, pemeriksaan ini juga berguna untuk
adanya lain yang gejalanya mirip dengan stroke (hematoma, neoplasma, abses).
emboli serebral, dan TIA (Transient Ischemia Attack) atau serangan iskemia
proses inflamasi.
berlawanan dari massa yang meluas, klarifikasi karotis interna terdapat pada
8. thrombosis serebral.
33
pada lokasi penyerangan stroke berada pada bagian mana di otak. Terapi memang
Kelumpuhan sebelah bagian tubuh (hemiplegi) adalah cacat yang umum akibat
stroke. Bila stroke menyerang bagian kiri otak, terjadi hemiplegia kanan.
Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan
termasuk tenggorokan dan lidah. Bila dampaknya lebih ringan, biasanya bagian
terserang bagian kanan otak, yang terjadi adalah hemiplegia kiri dan lebih
2. Perubahan Mental
Stroke tidak selalu membuat mental penderita terjadi merosot dan beberapa
berbicara, membaca, menulis dan bahkan bahasa isyarat dengan gerak tangan.
4. Gangguan Emosional
secara fisik. Penderita bisa mengalami depresi , dengan tidak mau bergaul, sulit
tidur, cepat lelah, lesu an mudah tersinggung, dan bahkan dapat berakibat putus
Dalam kasus yang ekstrem, pasien bahkan tidak mampu mengenali anggota
tubuhnya sendiri.
mengobati penyakit yang menjadi faktor risiko, terutama faktor risiko tertinggi
hipertensi. Pencegahan stroke bagi pasien hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
35
1. Pencegahan primer
d. Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik yang
bernilai aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang, dll) secara teratur minimal
2. Pencegahan sekunder
a. Mengendalikan faktor risiko yang telah ada seperti mengontrol tekanan darah
proses perubahan kebiasaan, sikap dan pengetahuan pada diri manusia untuk
perkembangan yang dinamis, sebab individu dapat menerima atau menolak apa
kesehatan, dampaknya masyarakat akan lebih pandai atau lebih kritis dalam
perawatan kesehatan yang mereka dapatkan. Menyikapi hal ini, sudah menjadi
37
Niman, 2017).
memiliki tujuan :
berubah.
2. Menyadarkan individu tentang apa yang dapat dilakukan atas adanya masalah,
dimasyarakat.
dibagimenjadi 3 kelompok :
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun
a. Persiapan
persiapan terlebih dahulu, apabila persiapan kurang akan berdampak pada hasil
b. Penguasaan Materi
menjelaskannya.
c. Penampilan
Sangat berpengaruh dalam dengan menciptakan rasa percaya pada audien saat
d. Suara
e. Penyampaian
2. Faktor sasaran
a. Tingkat pendidikan
yang diterimanya.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang semakin mudah pula dalam
c. Adat istiadat
Pengaruh adat istiadat merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena
masyarakat sangatmenghargai.
d. Kepercayaan masyarakat
3. Jumlah sasaran
yang diberikan.
40
4. Alat peraga
Alat peraga yang tidak sesuai akan berpengaruh pada kecepatan pemahaman.
kesehatan.
dimengerti sasaran.
pendidikan kelompok.
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.
41
b. Interview (wawancara)
serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah keatas.
b. Kelompok kecil
Apabila peserta kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok kecil. Metode
1) Diskusi kelompok
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka
2. Menentukan prioritas.
7. Memilih alat peraga atau media pendidikan kesehatan yang akan dibutuhkan.
menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat
proses pendidikan.
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin
banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
43
digunakan adalah slide, film, radio, leaflet, spanduk dan bahan-bahan asli seperti
pada dasarnya terdiri atas sudut pandang psikologi, fisiologi, dan sosial. Namun,
yang mencakup hasrat, sikap, reaksi, rasa takut atau cemas dan sebagainya. Oleh
karena itu, perilaku manusia dipengaruhi atau dibentuk dari faktor-faktor yang ada
manusia.
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan suatu
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, ataus ering
atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon
1. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan
2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.
yaitu(Budiharto, 2010) :
keluarga.
45
2. Faktor Pendukung yang tediri atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidaknya program
kesehatan.
3. Faktor pendorong terdiri atas sikap dan perbuatan petugas kesehatan atau orang
atau bulan yang lalu (recall). pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung
antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat jumlah aktivitas tertentu
atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Nursalam, 2008) :
1. Terstruktur
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam
2. Tidak terstruktur
penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, namun hanya berupa
46
Dengan keterangan :
Ơ = 1/6 (1maks-1min)
tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan
ahlipendidikan dan untuk kepentinngan pengukur hasil, ketiga domain itu diukur
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorag melakukan
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Allport (1954) dalam Purwoastuti dkk
3. Praktik (tindakan)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (behavior). untuk
2. Perilaku dalam wujud sikap yakni tanggapan batin terhadap rangsangan dari
luar di pengaruhi oleh faktor lingkungan fisik yaitu kondisi alam, biologi yang
masyarakat sekitarnya.
48
3. Perilaku dalam wujud tindakan yang sudah nyata, yakni berupa perbuatan
Sikap sebagai perilaku tertutup lebih sulit diamati, oleh karena itu
tertentu.
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses
interaktif (Peplau, 1952), yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Torres, 1986; Marriner – Torney, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah
dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan
dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan
antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor
dan wali.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
diamati dan diukur melalui penelitian. Kerangka konsep terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat. Kerangka konsep dari penelitian ini yang berjudul “Pengaruh
Hipertensi
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
49
50
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel yang
Kabupaten Pamekasan.
BAB 4
METODE PENELITIAN
denganpendekatan One grup pre test post test design, penelitian ini menjelaskan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok
(01) X (02)
Keterangan :
pendidikan kesehatan
4.2.1 Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah semua pasien hipertensi di Dusun Jumiang
51
52
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari penelitian ini
Teknik Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
Sampel
Semua penderita hipertensi di Dusun JumiangDesa Tanjung Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan sebanyak 37 responden
Pengolahan data
Editing, coding,scoring,tabulating
kesimpulan
54
satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian, misalnya jenis
kelamin, berat badan, indeks masa tubuh, tinggi badan, persepsi, respon dan sikap.
yang berisi beberapa item pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan
Menurut Budiman dan Agus Riyanto (2014) uji validitas adalah untuk
dengan nilai r hitung. Apabila r hasil > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
Teknik uji yang digunakan adalah product moment. Penentuan uji validitas jika r
hasil > r tabel 0,361 maka pertanyaan dinyatakan valid. Pelaksanaan uji validitas
Hasil uji validitas 20 soal valid karena r hasil > r tabel 0,361
Kabupaten Pamekasan.
1. Editing
stroke, bila ada kuesioner yang belum terisi oleh responden jika
data missing.
2. Coding
Memberikan kode atau nilai pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul
1) Jenis kelamin
Laki – laki = 1
Perempuan = 2
58
2) Umur
40 – 50 tahun = 1
51 – 60 tahun = 2
61 – 70 tahun = 3
71 – 80 tahun = 4
3) Pendidikan terakhir
Tidak sekolah = 1
SD = 2
SMP = 3
SMA = 4
Diploma/ Sarjana = 5
4) Pekerjaan
Tidak bekerja = 1
Pensiunan = 2
Petani = 3
Pegawai Negeri = 4
Wiraswasta = 5
Lain-lain ........... = 6
3. Scoring
Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan
nilai terendah dan tertinggi. Tahapan ini dilakukan setelah ditentukan kode
jawaban atau hasil observasi dapat diberikan skor (Nasehudin dkk, 2012).
Setuju (S) = 3
4. Tabulating
penelitian ini yang dimasukkan kedalam tabel adalah jenis kelamin, umur,
kesehatan.
kelamin.
Analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik
yaitu uji wilcoxon. Menurut Swarjana (2016) syarat uji berpasangan wilcoxon
data tidak harus berdistribusi normal, data bersifat kategorikal nominal atau
60
1. Jika p value > 0,05maka 0 diterima dan 𝐻1 ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh
2. Jika p value ≤ α 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima yang berarti ada
pengaruh.
1. Kerahasiaan (Confidentiality)
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,
Prinsip keterbukaan dan adil perlu di jaga oleh peneliti dengan kejujuran,
3. Manfaat (Benefit)
Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling
stroke padapenderita hipertensi. Data hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: dataumum dan data khusus. Data umum akan menyajikan mengenai
pendidikan Kesehatan dan hasil uji statistik Wilcoxon test untuk mengetahui
penderitahipertensi.
62
63
melakukan kontrol tekanandarah, tidak patuh dalam minum obat anti hipertensi,
dan stres.
penelitian meliputi tujuan, manfaat, dan prosedur yang ada daripenelitian yang
Kesehatan
Tabel 5.5 Perilaku Pencegahan Stroke Sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan
Kesehatan diDusun Jumiang Desa Tanjung Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan
Perilaku Pencegahan Pre Test Post Test
Stroke
F % F %
Kurang 2 48,6 % 7 18,9 %
Cukup 11 29,8 % 9 24,4 %
Baik 8 21,6 % 21 56,7 %
Jumlah 37 100% 37 100%
kurang dan sebagian kecil yaitu 7 responden (18,9 %) memiliki perilaku baik dan
perilaku baik dan sebagian kecil yaitu 2 responden (5,4 %) berperilaku kurang.
BAB 6
PEMBAHASAN
memiliki perilaku yang kurang sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan. Hal ini
dikarenakan responden masih banyak yang lebih memilih makanan siap saji yang
umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam.
Pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi, hal ini
dimana garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi.
sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih
atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian
garam sama sekali dalam makanan. Sebaiknya jumlah garam yang dikonsumsi
dibatasi. Hal ini yang menyebabkan perilaku pencegahan stroke kurang. Faktor
massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
stroke memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya perilaku. Hal ini
67
68
bahwa melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi
dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar
informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah
tapi juga dari pendidikan non formal (Budiman dan Agus Riyanto, 2014).
yang kurang yaitu disebabkan kurangnya rasa ingin tahu tentang perilaku
informasi yang lebih baik dari berbagai media, maka hal itu akan meningkatkan
pendidikan seseorang, maka orang tersebut cenderung lebih banyak mendapat dan
lebih mudah menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.
sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan berada pada tingkat cukup dan kurang,
kurangnya sosialisasi tentang penyakit stroke dari instansi terkait. Hal ini dinilai
belum terlalu efektif karena tidak semua penderita stroke dan keluarga berkunjung
mengenai perilaku pencegahan stroke dan mengenai pengaturan diet rendah garam
garam. Dengan cara ini responden dapat merubah perilaku yang merupakan cara
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Susi (2015), bahwa ada pengaruh
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat
70
pendidikan itu terjadi proses perubahan pada diri individu, kelompok atau
perilaku seseorang dalam jangka waktu yang singkat dan sesuai teori yang sudah
ada. Pengemasan materi yang menarik, cara penyampaian materi dan bahasa
mampu menggali apa yang terpendam dalam dirinya dengan mendorong untuk
ketidaktahuannya.
membina perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Hal tersebut dapat
Pamekasan
signed rank test menunjukkan hasil uji statistik di dapatkan nilai p = 0,000< α
=0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Utut (2016), bahwa ada pengaruh
proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses perubahan pada diri
dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu sehingga
tinggi pendidikannya, maka mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
mendapatkan informasi terbaru. Hal ini terjadi karena semakin tinggi pendidikan
informasi. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi banyaknya
(Zulaekah, 2012).
dalam menerangkan dan menjelaskan ide pengertian atau pesan secara lisan
Hirawati (2014) yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan sebelum dan
Education).
tentang perilaku pencegahan stroke. Hal ini dapat ditunjukkan dengan responden
stroke.
pendidikan kesehatan, faktor usia menjadi salah satu faktor yang dapat
dan pola pikir seseorang. Menurut peneliti, faktor lain yang dapat mempengaruhi
hipertensi berpendidikanSD hal ini dapat mempengaruhi pola pikir dan daya cerna
seseorang, semakin tinggi pula informasi yang dapat diserap dan tingginya
perilaku, sehingga menurut saran peneliti adalah diharapkan aktif mencari tahu
75
dengan bantuan berbagai sumber seperti dari buku, internet dan dari tenaga
1. Pada saat pengisian kuesioner, jawaban diisi oleh responden yang butahuruf
atau tidak bisa membaca yang berusia 61-70 tahun sebanyak 6responden
kuesioner.
7.1 Kesimpulan
Pamekasan.
7.2 Saran
76
77
3. Bagi Instansi
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Oleh :
YAKKUB MAULANA
Wiraraja Sumenep yang akan mengadakan penelitian dengan judul " Pengaruh
Proposal yang diajukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir pada program
responden dalam penelitian ini, dengan kejujuran dan apa adanya, jawaban
Peneliti
81
Lampiran 2
Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka
saya dengan sadar menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Tanda tangan dibawah ini, sebagai bukti kesediaan saya
TANGGAL :
TANDA TANGAN :
82
1. Tekanan Darah
120/80 mmHg 150/90 mmHg 180/110 mmHg
2. Umur
Tahun
4. Pendidikan
: Tidak sekolah
: SMP/MTs
: SMA/MA
5. Pekerjaan
: Swasta/Tidak bekerja
: Wirausaha
: Swasta
: TNI/POLRI
: PNS
83
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
II. Tujuan :
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
III. Sasaran :
IV. Tempat :
Pamekasan
V. Waktu :
Mei-September 2020
VI. Pendidik :
Yakkub Maulana
VII. Materi :
Lampiran 6
DATA UMUM
No
Jenis Kelamin umur pendidikan pekerjaan
Responden
1 Perempuan 40-50 tahun SD Petani
2 Perempuan 61-70 tahun Tidak Sekolah Pensiunan
3 Perempuan 51-60 tahun SMP Wiraswasta
4 Laki-Laki 40-50 tahun SMP Petani
5 Perempuan 51-60 tahun Tidak Sekolah Petani
6 Laki-Laki 40-50 tahun SMP Petani
7 Laki-Laki 51-60 tahun Tidak Sekolah Petani
8 Perempuan 51-60 tahun SMA Wiraswasta
9 Perempuan 51-60 tahun SD Petani
10 Laki-Laki 71-80 tahun Tidak Sekolah Wiraswasta
11 Perempuan 71-80 tahun SMP Pensiunan
12 Perempuan 51-60 tahun Tidak Sekolah Petani
13 Laki-Laki 61-70 tahun SD Petani
14 Perempuan 71-80 tahun SMP Pensiunan
15 Laki-Laki 51-60 tahun Tidak Sekolah Wiraswasta
16 Perempuan 51-60 tahun SMP Petani
17 Laki-Laki 71-80 tahun SD Pensiunan
18 Perempuan 40-50 tahun Tidak Sekolah Wiraswasta
19 Laki-Laki 71-80 tahun SMA Petani
20 Laki-Laki 51-60 tahun SD Wiraswasta
21 Perempuan 40-50 tahun Tidak Sekolah Petani
22 Laki-Laki 61-70 tahun Tidak Sekolah Wiraswasta
23 Perempuan 71-80 tahun SD Petani
24 Laki-Laki 51-60 tahun SMP Pensiunan
25 Perempuan 40-50 tahun Tidak Sekolah Wiraswasta
26 Laki-Laki 51-60 tahun SD Petani
27 Perempuan 40-50 tahun Tidak Sekolah Petani
28 Perempuan 51-60 tahun SD Petani
29 Laki-Laki 40-50 tahun SD Petani
30 Perempuan 61-70 tahun SMP Wiraswasta
31 Perempuan 51-60 tahun Tidak Sekolah Pensiunan
32 Laki-Laki 40-50 tahun SMA Petani
33 Perempuan 61-70 tahun SMA Petani
34 Laki-Laki 61-70 tahun Tidak Sekolah Petani
35 Perempuan 40-50 tahun SMP Petani
36 Laki-Laki 71-80 tahun SMA Wiraswasta
37 Perempuan 51-60 tahun SD Pensiunan
Lampiran 7
88
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
X1.1 37 1 4 3.30 .878
X1.2 37 1 4 3.57 .728
X1.3 37 1 4 3.19 1.050
X1.4 37 1 4 3.03 .866
X1.5 37 1 4 3.27 .804
X1.6 37 1 4 3.14 .976
X1.7 37 1 4 2.95 .998
X1.8 37 1 4 3.35 .889
X1.9 37 1 4 3.22 .854
X1.10 37 1 4 3.32 .818
X1.11 37 1 4 3.27 1.018
X1.12 37 1 4 3.05 1.026
X1.13 37 1 4 3.24 .683
X1.14 37 1 4 3.22 .886
X1.15 37 1 4 3.08 .894
X1.16 37 1 4 2.97 1.118
X1.17 37 1 4 3.38 .794
X1.18 37 1 4 3.14 .822
X1.19 37 1 4 3.30 .777
X1.20 37 1 4 3.30 .812
X2.1 37 1 37 11.46 14.249
X2.2 37 1 4 1.95 1.268
X2.3 37 1 4 1.89 1.022
X2.4 37 1 3 2.00 .745
X2.5 37 1 4 2.11 .966
X2.6 37 1 4 2.08 .983
X2.7 37 1 4 2.00 .913
X2.8 37 1 4 1.84 .866
X2.9 37 1 4 2.03 1.013
X2.10 37 1 4 1.89 .994
X2.11 37 1 4 2.05 .998
X2.12 37 1 4 2.05 .911
X2.13 37 1 4 2.14 1.110
X2.14 37 1 4 2.11 1.048
X2.15 37 1 4 2.00 .943
X2.16 37 1 4 2.24 .925
89
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.385 40
90
Item-Total Statistics
Scale Scale Corrected Cronbach's
Mean Variance if Item-Total Alpha if
if Item Item Correlation Item
Delete Deleted Deleted
d
X1.1 111.32 370.503 .205 .374
X1.2 111.05 374.830 .100 .381
X1.3 111.43 367.863 .229 .370
X1.4 111.59 363.692 .416 .362
X1.5 111.35 363.568 .455 .361
X1.6 111.49 361.312 .429 .358
X1.7 111.68 355.003 .590 .346
X1.8 111.27 366.425 .322 .367
X1.9 111.41 372.470 .151 .377
X1.10 111.30 370.770 .214 .374
X1.11 111.35 367.401 .250 .369
X1.12 111.57 370.808 .160 .375
X1.13 111.38 368.631 .346 .370
X1.14 111.41 367.637 .287 .369
X1.15 111.54 364.700 .372 .364
X1.16 111.65 361.068 .374 .358
X1.17 111.24 369.411 .267 .371
X1.18 111.49 373.368 .130 .379
X1.19 111.32 366.225 .382 .366
X1.20 111.32 368.892 .277 .371
X2.1 103.16 147.584 .080 .795
X2.2 112.68 373.670 .059 .382
X2.3 112.73 376.592 .014 .385
X2.4 112.62 378.297 -.023 .387
X2.5 112.51 379.590 -.062 .390
X2.6 112.54 379.200 -.052 .389
X2.7 112.62 369.464 .225 .372
X2.8 112.78 367.508 .299 .368
X2.9 112.59 375.414 .044 .383
X2.10 112.73 376.536 .017 .385
X2.11 112.57 373.252 .102 .379
X2.12 112.57 367.086 .294 .368
X2.13 112.49 377.757 -.019 .388
X2.14 112.51 372.757 .107 .379
91
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
post test - Negative 0b .00 .00
pre test Ranks
Positive 37a 19.00 703.00
Ranks
Ties 0c
Total 37
Test Statisticsa
post test - pre
test
Z -5.304b
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
Frequencies
92
Statistics
jenis_kelamin umur pendidikan pekerjaan
N Valid 37 37 37 37
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid laki-laki 16 43.2 43.2 43.2
perempu 21 56.8 56.8 100.0
an
Total 37 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 40-50 10 27.0 27.0 27.0
tahun
51-60 14 37.8 37.8 64.9
tahun
61-70 6 16.2 16.2 81.1
tahun
71-80 7 18.9 18.9 100.0
tahun
Total 37 100.0 100.0
93
pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid tidak 13 35.1 35.1 35.1
sekolah
SD 10 27.0 27.0 62.2
SMP 9 24.3 24.3 86.5
SMA 5 13.5 13.5 100.0
Total 37 100.0 100.0
pekerjaan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid pensiunan 7 18.9 18.9 18.9
Frequencies
Statistics
pre_test post_test
N Valid 37 37
Missing 0 0
Percentiles 100 3.00 3.00
Frequency Table
pre_test
94
post_test
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid kurang 32 86.5 86.5 86.5
Crosstabs
post_test Total
kurang baik
pre_test kurang Count 2 0 2
Expected 1.7 .3 2.0
Count
% within 100.0% 0.0% 100.0
pre_test %
% within 6.3% 0.0% 5.4%
post_test
% of Total 5.4% 0.0% 5.4%
cukup Count 10 0 10
Expected 8.6 1.4 10.0
Count
% within 100.0% 0.0% 100.0
pre_test %
% within 31.3% 0.0% 27.0%
post_test
% of Total 27.0% 0.0% 27.0%
baik Count 20 5 25
Expected 21.6 3.4 25.0
Count
% within 80.0% 20.0% 100.0
pre_test %
% within 62.5% 100.0% 67.6%
post_test
% of Total 54.1% 13.5% 67.6%
Total Count 32 5 37
Expected 32.0 5.0 37.0
Count
% within 86.5% 13.5% 100.0
pre_test %
% within 100.0% 100.0% 100.0
post_test %
% of Total 86.5% 13.5% 100.0
%
Lampiran 10
LEMBAR KONSULTASI
96
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Syaifurrahman Hidayat,S.Kep.,Ns.,M.Kep.)
LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
97