Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

STASE BAYI BARU LAHIR


“ASFIKSIA NEONATORUM”

Pembimbing Pendidikan : Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb

Pembimbing Lapangan : Putri Alawiah, S.Tr.Keb., Bdn

Disusun Oleh :

Anggita Novariyanti : 2250351014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

STASE BAYI BARU LAHIR


“ASFIKSIA NEONATORUM”

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Pembimbing Pendidikan : Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb

Pembimbing Lapangan : Putri Alawiah, S.Tr.Keb., Bdn

Bandung, 24 Januari 2023

Pembimbing Preceptor Mahasiswa

Mega Dewi Lestari, SST., M.Keb Putri Alawiah, S.Tr.Keb., Bdn Anggita Novariyanti

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus (LK) tentang Asfiksia Neonatorum.

Laporan Pendahuluan ini telah penulis susun dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar

pembuatan Laporan Kasus (LK) ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

LK ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh

karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari

pembaca agar penulis dapat memperbaiki LK ini.

Akhir kata penulis berharap semoga LK tentang Asfiksia Neonatorum ini

dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, 24 Januari 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3

DAFTAR ISI...........................................................................................................4

BAB I.......................................................................................................................6

STUDI KASUS.......................................................................................................6

A. DATA SUBYEKTIF................................................................................6

1. Identitas / Biodata...................................................................................6

BAB II...................................................................................................................12

BAB III..................................................................................................................22

4
BAB I

STUDI KASUS

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Bayi : By Ny. Ai Sumarni

Tgl/Jam Lahir : 26 Desember 2022 Pukul 10.00 WIB

Jenis Kelamin : Laki-laki

Berat Badan lahir : 3450 gr

Panjang Badan lahir : 50 cm

Nama Ibu : Ny. Ai S Nama Ayah : Nori Prasetio

Umur : 23 thn Umur : 24 th

Suku/Kebangsaan : Sunda Suku/Kebangsaan : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat rumah : Ciluncat 3/14 Alamat Rumah: Ciluncat 3/14

Telp : 08579142512 Telp :-

2. Status Kesehatan

a. Riwayat Faktor Lingkungan:


1) Suhu udara : Sesuai cuaca
2) Pencahayaan : Cahaya matahari masuk rumah
3) Ventilasi : Ada dan terbuka

5
6
4) Hygienitas : Rumah dan lingkungan sering
dibersihkan
5) Daerah tempat tinggal : Tinggal di pemukiman
6) Paparan Polusi : Sedikit
7) Riwayat penyakit menular keluarga : Tidak ada
b. Riwayat faktor genetik:
1) Postur tubuh: Proporsional
2) Kelainan kromosom (down syndrome, talasemia) : Tidak ada
3) Riwayat bayi kembar : Tidak ada
4) Riwayat penyakit keluarga (kardiovaskular, ashma, DM) : Tidak
ada
c. Riwayat faktor sosial
(seperti penerimaan ibu, keluarga dan masyarakat terhadap
keberadaan bayi, sosial ekonomi keluarga)

Ibu merencanakan kehamilan ini, ibu memeriksakan kehamilannya


secara rutin di RBC. Ibu dan keluarga sangat menerima bayi ini.

d. Riwayat faktor ibu dan perinatal


1) Paritas : Hamil ke 1
2) Riwayat penyakit yang pernah diderita saat/selama hamil :
Tidak ada
3) Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan : vitamin,
mineral, tablet FE dan kalsium
4) Riwayat gangguan psikologis saat/selama hamil : Tidak ada
5) Deteksi IUGR : Tidak ada
e. Riwayat faktor neonatal
1) Jenis persalinan : Spontan, persalinan pada usia 39 minggu
2) Penolong persalinan : Bidan
3) Riwayat trauma persalinan : Tidak ada
4) Riwayat Asfiksia, nilai APGAR:
1 menit = 5
7
5 menit = 6

Tindakan yang sudah dilakukan: Mengeringkan bayi, rangsang


taktil

5) Kelainan kongenital : Tidak ada


6) Pola nutrisi bayi : Kolostrum +
7) Inisiasi Menyusu Dini : Berhasil dalam 30 menit
8) Pemberian Vit.K, salep mata & HepB : Belum dilakukan
9) Pola eliminasi
BAK pertama kali : Belum

BAB pertama kali : Pada saat lahir, mekonium

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum:
1) Ukuran tubuh : Proporsional
2) Kesadaran :
3) Tangisan : Tidak menangis
4) Tonus otot dan keaktifan gerakan : Lemah
5) Suhu : 36.7 o C
b. Kulit
1) Warna : Kebiruan
2) Verniks : Terdapat di bagian lipatan bayi yaitu ketiak
dan selangkang
3) Tanda Lahir : Tidak ada
4) Lanugo : Ada sedikit ditangan atas dan pundak
c. Ukuran Berat Badan : 3450 Gram
d. Ukuran Panjang Badan : 50 Cm
e. Kepala :
1) Ukuran dan Kesimetrisan : Bulat dan simetris
8

2) Pembengkakan : Tidak ada caput dan


cepalhematoma
3) Fontanel : Baik
4) Sutura : Teraba berpisah
5) Lingkar kepala : 32 cm
f. Mata :
1) Bentuk mata dan kesimetrisan : Simetris dan normal
2) Jarak kantus dalam mata : 2-2,5 cm
3) Sklera dan konjungtiva : Sklera putih, Konjungtiva
merah muda
4) Pengeluaran : Tidak ada
5) Refleks Mengedip : Positif
6) Reflek glabella : Positif
7) Reflek pupil : Positif
g. Telinga :
1) Kesimetrisan : Simetris
2) Daun telinga : Ada kanan kiri dan elastis
3) Pengeluaran : Tidak ada
4) Hubungan kantus luar mata : Terletak sejajar dengan
sudut mata dengan puncak daun telinga
h. Hidung : Terdapat septum ditengah, terdapat dua lubang hidung,
bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pernapasan cuping hidung.
i. Mulut :
1) Kesimetrisan dan warna bibir : Simetris dan kebiruan
2) Bibir dan Langit – langit : Tidak ada celah, lidah
bersih, gusi kemerahan
3) Refleks Rooting : Negatif
4) Refleks Sucking : Negatif
5) Refleks Swallowing : Negatif
j. Leher (trauma persalinan) : Tidak ada, tidak teraba benjolan
atau pembengkakan
k. Dada :
1) Bentuk dan kesimetrisan : Datar dan simetris
2) Retraksi dinding dada : Tidak ada
9

3) Payudara : Simetris, putting susu kecoklatan


dan menonjol
4) Bunyi dan Frekuensi dan nafas : Tidak bernafas secara
spontan
5) Bunyi dan Frekuensi dan Jantung : 80 x/m
6) Lingkar dada : 33 cm
l. Bahu, Lengan dan Tangan :
1) Kesimetrisan : Simetris
2) Gerakan : Gerakan sedikit
3) Jumlah Jari : 10, 5 kanan dan 5 kiri
4) Refleks Grasping: Tidak dikaji
5) Refleks Moro : Tidak dikaji
m. Abdomen :
1) Bentuk : Bulat dan tidak teraba benjolan
2) Bising usus : Tidak dikaji
3) Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis : Belum
ditemukan
4) Perdarahan tali pusat : Tidak ada
5) Benjolan : Tidak ada benjolan disekitar perut
dan pusar
n. Genital :
Pria
1) Kebersihan : Terdapat sedikit vorniks
2) Skrotum : Terdapat 2 testis didalamnya
3) Posisi uretra : Normal
o. Tungkai dan kaki
1) Bentuk : Simetris
2) Pergerakan : Gerak sedikit
3) Jumlah jari : 10, 5 kanan dan 5 kiri
4) Garis pada telapak kaki : Jelas, normal
5) Gerakan panggul : (-)
10

6) Reflek plantar : Tidak dikaji


7) Refleks Babinski : Tidak dikaji
p. Punggung dan Anus :
1) Bentuk : Datar
2) Pembengkakan atau cekungan : Tidak ada pembengkakan
atau cekungan
3) Anus : Lubang anus ada
4) Reflek crawling : Tidak dikaji
5) Reflek galant : Tidak dikaji

2. Data Penunjang

Laboratorium : Tidak dilakukan

C. ANALISA.

1. Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan bayi lahir

dengan asfiksia

2. Masalah : Asfiksia

D. PENATALAKSANAAN (JAM)
Tanggal 26 Desember 2022 pukul 11.00 WIB

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang dilakukan, ibu


dan keluarga mengerti.
2. Menjaga kehangatan bayi, bayi diletakkan dalam Infarm warmer
3. Menyiapkan alat dan bahan untuk tindakan penyuntikkan vitamin K dan
pemberian salep mata, alat dan bahan telah siap
4. Menggunakan handscone, telah digunakan
5. Memberitahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan, ibu dan
keluarga mengerti
6. Memberikan salep mata Oxytetracyclin 1% pada kedua mata bayi dari
bagian luar kedalam, salep mata telah diberikan.
11

7. Memasukkan vitamin K/fitomenadion dengan dosis 1 mg kedalam spuit


1cc, fitomenadion siap digunakan
8. Menyuntikkan vitamin K pada 1/3 paha luar bayi secara IM, jarum telah
disuntikkan
9. Melakukan aspirasi, tidak ada darah
10. Memasukkan vitamin K secara perlahan, vitamin K telah disuntiikan
dan spuit telah dilepaskan
11. Menekan luka bekas suntikkan dengan kapas kering dan menutup bekas
suntikkan dengan plester, telah dilakukan.
12. Membuang sampah medis pada tempatnya dan membuang alat tajam
dalam safety box, telah dilakukan.
13. Memakaikan kembali pakaian bayi dan merapihkan bayi, telah
dilakukan
14. Memberikan bayi kepada ibu untuk diberikan ASI, ibu memeluk bayi
dan bersiap memberikan ASI
15. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayi akan diberikan imunisasi
Hepatitis 0 pada 1 jam yang akan datang, ibu dan keluarga mengerti dan
menyetujuinya.
16. Melepaskan Handcone dan mencuci tangan, telah dilakukan
17. Memberikan konseling tanda bahaya pada bayi baru lahir, ibu dan
keluarga mengerti
18. Melakukan pendokumentasian kegiatan, dokumentasi telah dilakukan
dalam bentuk SOAP
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kasus

1. Pengkajian Data

Dari hasil pengkajian tanggal 26 Desember 2022 ditemukan By.

Ny. Ai S lahir rpontan tidak langsung menangis, lahir pukul 10.00

WIB. Menurut Riwayat persalinan bayi lahir dengan usia kehamilan

ibu 39 minggu berat badan bayi 3450 gram termasuk ke dalam

kategori bayi cukup bulan, bayi lahir dengan lilitan tali pusat.

2. Interprestasi Data

Pada kasus By. Ny. Ai S BCB SMK dengan asfiksia, kebutuhan

yang diberikan dengan rangsangan taktil, VTP, menghangatkan dan

observasi.

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada bayi yang mengalami asfiksia jika kekurangan oksigen

berlangsung terus menerus maka terjadi kegagalan fungsi miokardium

dan kegagalan fungsi curah jantung, penurunan tekanan darah, yang

mengakibatkan aliran darah ke seluruh tubuh berkurang. Sebagai

akibat dari kekurangan perfusi darah oksigenasi jaringan, akan

menimbulkan kerusakan jaringan otak yang irreversibel, kerusakan

organ tubuh lain, atau kematian.

12
13

4. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera

Nilai usaha nafas, warna kulit, dan frekuensi denyut jantung.

Rasional : untuk mengetahui kondisi bayi dan untuk menentukan

apakan tindakan resusitasi diperlukan.

Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang

kering dan hangat untuk melakukan pertolongan. Rasional : suhu

intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda dimana pada saat bayi

lahir penyesuain suhu diluar kandungan sangat memerlukan

pengawasan agar tidak terjadi kehilangan panas.

Memposisikan bayi dengan baik, (kepala bayi setengah

tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain).

Rasional : untuk membuka jalan nafas bayi dan agar cairan tidak

terinspirasi masuk ke dalam paru-paru sehingga bayi dapat segera

bernafas spontan.

Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia seperti

deele. Rasional : untuk membersihkan jalan nafas agar bayi dapat

bernafas secara spontan tanpa gangguan.

Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah

itu gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk bayi sambil

melakukan rangsangan taktil. Rasional : dengan rangsangan taktil bayi

dapaat segera menangis karena rangsangan taktil dapat merangsang

pernafasan dan meningkatkan aspirasi O2.


14
Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai:

usaha nafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit. Rasional :

untuk mengetahui kondisi bayi untuk menentukan apakah tindakan

resusitasi diperlukan.

Lakukan ventilasi dengan tekanan positif (VTP) dengan

menggunakan ambu bag sebanyak 20 kali dalam 30 detik sampai bayi

dapat bernafas spontan dan frekuensi jantung >100 kali/menit.

Rasional : Tindakan memasukkan sejumlah udara kedalam paru

dengan tekanan positif, membuka alveoli untuk bernafas secara

spontan dan teratur.

Apabila bayi sudah bernafas spontan dan frekuensi jantung sudah

normal tetapi masih biru maka dilakukan pemberian oksigen 1

liter/menit lewat nasal kanul. Rasional : oksigen diberikan untuk

memperbaiki keadaan umum bayi dan mencegah asidosis yang

berkelanjutan. Hal ini dapat dihentikan setelah warna kulit bayi sudah

normal yaitu kemerah-merahan.

5. Perencanaan

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi lalu gunakan

sarung tangan saat memegang bayi. Rasional : untuk mencegah

terjadinya infeksi nosokomial.

b. Potong tali pusat bayi segera setelah lahir. Rasional : dengan

memotong tali pusat akan memutuskan hubungan bayi dengan ibu

dan membantu proses pernapasan dan sirkulasi.


15
c. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang

kering dan hangat untuk melakukan pertolongan. Rasional : suhu

intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda dimana pada saat

bayi lahir penyesuain suhu diluar kandungan sangat memerlukan

pengawasan agar tidak terjadi kehilangan panas.

d. Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah

tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan

kain). Rasional : untuk membuka jalan nafas bayi.

e. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia seperti

deele. Rasional : untuk memperlancar proses respirasi sehingga

bayi dapat bernafas secara teratur tanpa kesulitan.

f. Bungkus bayi dengan selimut bersih dan kering. Rasional : untuk

mencegah kehilangan panas pada bayi

g. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk punggung dan kaki

Rasional: untuk merangsang agar bayi dapat bernafas secara

spontan.

h. Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai :

usaha nafas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit. Rasional :

untuk mengetahui kondisi bayi untuk menentukan apakah

tindakan resusitasi diperlukan.

i. Lakukan ventilasi dengan tekanan positif (VTP) dengan

menggunakan ambu bag sebanyak 20 kali dalam 30 detik sampai

bayi dapat bernafas spontan dan frekuensi jantung >100

kali/menit.
16
Rasional : Tindakan memasukkan sejumlah udara kedalam paru

dengan tekanan positif, membuka alveoli untuk bernafas secara

spontan dan teratur.

j. Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik.

Rasional : untuk menilai pernapasan setelah tindakan ventilasi

tekanan positif.

k. Jika tindakan Ventilasi Tekanan Positif berhasil, hentikan

ventilasi dan berikan asuhan pasca resusitasi. Rasional : agar bayi

dapat segera diberikan asuhan.

l. Melakukan perawat tali pusat. Rasional : untuk menghindari

adanya tanda-tanda infeksi pada bayi.

m. Injeksi vitamin K (Neo-K phytonadione) 0,05 cc. Rasional : untuk

mencegah terjadinya perdarahan.

n. Memberikan salep mata Rasional : untuk mencegah infeksi pada

mata bayi baru lahir.

o. Melakukan pemeriksaan fisik Rasional : untuk mendeteksi dini

kelainan fisik pada bayi.

p. Berikan imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuscular, di paha

kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin

K1. Rasional : hepatitis B untuk member kekebalan pada tubuh

bayi

q. Jika bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi,

siapkan rujukan, nilai denyut jantung. Rasional : agar bayi segera

mendapat pertolongan dangan cepat dan tepat.


17

r. Observasi TTV tiap 15 menit Rasional : mengukur TTV bayi

merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keadaan umum

bayi sehingga dapat dilakukan tindakan segera saat tanda-tanda

vitalnya terdeteksi diluar batas normal.

6. Pelaksanaan

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi dan

menggunakan sarung tangan saat memegang bayi. Hasil : tangan

telah bersih dan sarung tangan telah dipakai

b. Potong tali pusat bayi segera setelah lahir. Hasil : tali pusat telah

dipotong.

c. Menilai usaha nafas, warna kulit, dan frekuensi denyut jantung.

Hasil : bayi belum bernafas spontan, warna kulit merah

ekstremitas biru, dan frekuensi jantung 40 kali/menit.

d. Membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering. Hasil : bayi

telah diselimuti.

e. Mengatur posisi bayi dengan benar (kepala tengadah/sedikit

ekstensi atau dapat meletakkan handuk/kain di bawah bahu bayi..

Hasil : posisi bayi telah diatur.

f. Membersihkan jalan nafas dari lendir dengan menggunakan deele.

Hasil : jalan nafas telah dibersihkan.

g. Mengeringkan bayi dan melakukan rangsangan taktil. Hasil :

terlaksana
18

h. Mengobservasi pemberian O2 sebanyak 1 liter/menit

menggunakan nasal kanul. Hasil : telah dilakukan.

i. Melakukan tindakan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) sebanyak

20 kali dalam 30 detik sampai bayi bernafas spontan dan tanpa

kesulitan Hasil : tindakan VTP (Ventilasi Tekanan Positif) telah

dilakukan.

j. Melakukan perawatan tali pusat. Hasil : tali pusat masih tampak

basah

k. Menginjeksi vitamin K ( Neo-K phytonadione ) 0,05 cc. Hasil :

terlaksana.

l. Memberikan salep mata Hasil : salep mata telah diberikan..

m. Mengobservasi TTV tiap 15 menit. Mengobservasi tanda-tanda

infeksi pada tali pusat bayi yaitu tali pusat merah, bengkak, ada

pengeluaran nanah/darah. Hasil : tidak ada tanda – tanda infeksi

7. Evaluasi

Pada By. Ny. Ai S dengan asfiksia evaluai yang di dapat yaitu bayi

sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan, dapat menangis namun

masih belum kuat.

B. Pembahasan

Asfiksia diartikan sebagai kondisi tidak bisanya bayi bernapas

dengan segera dan spontan. Asfiksia neonatorum merupakan suatu

kejadian kegawatdaruratan yang berupa kegagalan bernafas secara spontan

segera setelah lahir dan sangat berarti dan sangat berisiko untuk terjadinya
19
kematian dimana keadaan janin tidak spontan bernafas serta teratur, alhasil

kadar oksigennya menurun sedangkan karbondioksidanya meningkat

sehingga menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan (Legawati, 2018).

Faktor penyebab asfiksia pada By.Ny. Ai S didapatkan dari

Riwayat kelahiran bayi dengan adanya lilitan tali pusat sehingga

kenyataan dengan teori sangat berhubungan seperti yang di jelaskan fakor

penyebab asfiksia salah satunya dari faktor janin atau neonatus meliputi

tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara

janin dan jalan lahir, gemeli, IUGR, premature, kelainan kongenital pada

neonatus dan lainlain. Faktor persalinan meliputi partus lama, partus

dengan tindakan, dan lain-lain (Jumiarni & Mulyati, 2016).

Hasil pemeriksaan yang didapat pada By. Ny. Ai S tampak ciri-ciri

bayi asfiksia, sesuai dengan teori bahwa setelah bayi lahir bayi tidak

bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100

x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon

terhadap refleks rangsangan (Sembiring, 2017). Dengan hasil APGAR

scoe 4-6 kategori asfiksia sedang dengan ciri-ciri Frekuensi jantung

menurun menjadi 60-80 x / menit tidak ada usaha napas, tanus otot lemah

bahkan hampir tidak ada, bayi tidak dapat memberikan reaksi jika

dirangsang, bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu, terjadi

kekurangan  yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan.

Penatalaksanaan dengan teori yang diterapkan (Wahyuningsih et

al., 2022) melakukan Tindakan resusitasi awal, penangan asfiksia sedang


20
diantaranya: Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi dan

menggunakan sarung tangan saat memegang bayi, potong tali pusat bayi

segera setelah lahir, menilai usaha nafas, warna kulit, dan frekuensi denyut

jantung, membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering, mengatur

posisi bayi dengan benar (kepala tengadah/sedikit ekstensi atau dapat

meletakkan handuk/kain di bawah bahu bayi, membersihkan jalan nafas

dari lendir dengan menggunakan deele, mengeringkan bayi dan melakukan

rangsangan taktil, mengobservasi pemberian O2 sebanyak 1 liter/menit

menggunakan nasal kanul, melakukan tindakan VTP (Ventilasi Tekanan

Positif) sebanyak 20 kali dalam 30 detik sampai bayi bernafas spontan dan

tanpa kesulitan, melakukan perawatan tali pusat, menginjeksi vitamin K

( Neo-K phytonadione ) 0,05 cc, memberikan salep mata, mengobservasi

TTV tiap 15 menit. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi

yaitu tali pusat merah, bengkak, ada pengeluaran nanah/darah.

Penilaian nilai APGAR sudah baik dilakukan perawatan

selanjutnya melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir Apabila nilai

Apgar pada menit ke lima sudah baik (7- 10) lakukan perawatan

selanjutnya : Membersihkan badan bayi, perawatan tali pusat, pemberian

Asi sedini mungkin dan adekuat, melaksanakan antropometri dan

pengkajian kesehatan, memasang pakaian bayi.


BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian melalui pemeriksaan fisik, diagnose yang

ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan serta pembahasan kesesuaian

teori dan kenyataan yang telah diuraikan penulis dapat diambil kesimpulan bahwa

asuhan kebidan pada bayi baru lahir dengan asfiksia melaui pendekatan kebidanan

secara komprehensif dan tepat, secara umum telah dapat dilakukan dengan baik

dan tepat. Tindakan yang dilakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan

tatalaksana awal resusitasi.

21

Anda mungkin juga menyukai