Anda di halaman 1dari 38

Mikroplaning

Pelatihan Pengelola Program Imunisasi Puskesmas


Bela Negara sebagai Karakter Dasar ASN.

=
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, Bela
Negara merupakan sebuah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai

Ancaman.
PD3I = Ancaman.
NILAI DARI SEBATANG POHON

ORANG-ORANG DUDUK DIBAWAH BAYANGAN POHON PADA HARI INI KARENA ADA
SESEORANG YANG MENANAM POHON PADA MASA LALU
RENSTRA DAN RPJMN TAHUN 2022-2024
Target
No Indikator
2022 2023 2024

1 RPJMN Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada anak usia 12 – 71 75 90


23 bulan (survei)

2 IKP Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai target 75 85 95


imunisasi rutin
3 IKK Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat IDL 90 100 100

4 IKK Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen baru 90 100 100
Persentase anak usia 12 – 24 bulan yang mendapatkan
5 IKK 90 100 100
imunisasi lanjutan baduta lengkap
Persentase anak yang mendapatkan imunisasi lanjutan
6 IKK 70 80 90
lengkap diusia sekolah dasar

7 IKK Persentase Wanita Usia Subur yang yang memiliki status 60 80 100
T2+
DO Indikator Renstra dan RPJMN Tahun 2022-2024
No Indikator DO

1 Persentase kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota yang minimal 2 indikator kegiatan mencapai


yang mencapai target target (Cakupan IDL, Cakupan antigen baru, cakupan imunisasi
imunisasi rutin lanjutan baduta lengkap, imunisasi lanjutan lengkap diusia sekolah
dan cakupan WUS yang memiliki status T2+)

2 Persentase bayi usia 0-11 bulan Prsentase anak usia 0 – 11 bulan yang mendapatkan Imunisasi
yang Dasar Lengkap yang meliputi 1 dosis Hepatitis B pada usia 0 – 7
mendapat IDL hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1 dosis Polio suntik
(IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib serta 1 dosis Campak Rubela (MR) disatu
wilayah dalam kurun waktu 1 tahun

3 Persentase bayi usia 0-11 bulan Persentase anak usia 0 – 11 bulan yang mendapatkan imunisasi
yang dasar antigen baru, meliputi imunisasi PCV dan imunisasi Rotavirus
mendapat antigen baru sesuai jenis vaksin yang digunakan dalam kurun waktu 1 tahun

4 Persentase anak usia 12-24 Persentase anak usia 12 – 24 bulan yang mendapatkan imunisasi
bulan yang lanjutan baduta (bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis DPT-HB-Hib serta1
mendapat imunisasi lanjutan dosis Campak Rubella disatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun
baduta
DO Indikator Renstra dan RPJMN Tahun 2022-2024

No Indikator DO

5 Persentase anak yang Persentase anak usia kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang sudah
mendapatkan imunisasi mendapatkan imunisasi lanjutan lengkap meliputi 1 dosis
lanjutan lengkap diusia imunisasi DT, 1 dosis imunisasi Campak Rubela, 2 dosis
sekolah dasar imunisasi Td di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun

6 Persentase wanita Persentase ibu hamil yang sudah memiliki status


usia subur yang imunisasi T2 + di satu wilayah dalam kurun waktu satu
memiliki status tahun
imunisasi T2+
JADWAL IMUNISASI
RUTIN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS
PADA BADUTA 🡺
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status HARUSMELALUI
Interval Minimal SKRINING
Masa Perlindungan
Imunisasi Pemberian
<24 jam Hepatitis B
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT-HepB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1 T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT-HepB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
4 DPT-HepB-Hib3, OPV4, IPV. RV3
9 Campak-Rubela1 T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE* T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT-HepB-Hib4, Campak-Rubela2 -DT Td HPV*
HPV*
-CR Td
* Hanya di wilayah endemis
IMUNISASI LANJUTAN
PADA ANAK
SEKOLAH
Kelas Kelas Kelas Kelas
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
1 2 5 6
SD SD SD SD
Analogi : Ilustrasi
Membayar Cicilan
Bank
Konsep Perencanaan

• Perencanaan dilakukan oleh setiap tingkatan administrasi secara berjenjang


• Perencanaan tk puskesmas mjd ujung tombak
• Perencanaan program Imunisasi meliputi : sasaran, kebutuhan logistik,
pendanaan

Perlu perencanaan

mikro/mikroplaning
Mikroplaning
Dapat mengidentifikasi
kelompok prioritas

Disusun dg tujuan memastikan


seluruh sasaran Imunisasi Mengatasi
terjangkau oleh layanan kendala/permasalahan yg ada
Imunisasi sesuai usia

Menyusun rencana kerja untuk


mengatasi kendala tsb
Komponen Mikroplaning
Jumlah dan Data Sasaran

Jumlah dan Kebutuhan Vaksin dan Logistik Imunisasi

Identifikasi Ketersediaan SDM

Peta Wilayah Kerja Puskesmas

Identifikasi Hambatan : akses dan penggunaan

Identifikasi desa/kelurahan risiko tinggi

Identifikasi solusi

Rencana Kegiatan dan Pembiayaan


1.
Pendataan/Peng
hitungan
Sasaran 2. Perhitungan
6. Penyusunan Kebutuhan
Rencana Vaksin dan
Kegiatan Logistik
Imunisasi
Langkah
Penyusunan

Mikroplaning 3. Pembuatan
5. Identifikasi
Peta
Hambatan dan Kerja
Wilayah
Solusi Puskesmas
4. Penentuan
Wilayah Prioritas
Tahap 1

Pendataan/Penghitungan
Sasaran
Tahap 1. Pendataan/Penghitungan
Sasaran
Sasaran Imunisasi Dasar Sasaran Imunisasi Lanjutan
• Sasaran Bayi Lahir Hidup • Sasaran Anak Bawah Dua
• Sasaran Bayi Bertahan Hidup Tahun (baduta)
(Surviving Infant) • Sasaran Anak Usia Sekolah
Dasar/Sederajat
• Sasaran WUS

Penentuan Sasaran
Perhitungan estimasi Pendataan langsung yang
berdasarkan proyeksi data dilakukan oleh
sasaran yang dikeluarkan puskesmas
Kemenkes
Sasaran Imunisasi Dasar ...[1]
Sasaran Bayi Lahir Hidup Rumus Perhitungan

• Sasaran ini digunakan untuk jenis Imunisasi yg


diberikan pd bayi dg usia kurang dari 2 bulan
(Hep B0, BCG dan bOPV (Polio tetes)1

• Untuk tingkat kecamatan maka dapat


menggunakan perhitungan estimasi atau
perhitungan dg rumus tertentu

• Untuk perhitungan sasaran tk desa/kelurahan


direkomendasikan dg melakukan pendataan
langsung ke seluruh rumah penduduk 🡺
diperoleh data sasaran riil by name by
address, namun dpt juga menghitung estimasi
Sasaran Imunisasi
Dasar ...[2]
Sasaran Bayi Bertahan Hidup (Surviving Infant)

• Digunakan untuk sasaran Imunisasi yg diberikan usia 2 – 11 bulan

• Dalam menghitung sasaran mempertimbangkan jumlah kelahiran hidup, dan angka


kematian bayi

• Jumlah kelahiran hidup, angka kematian bayi harus dikoordinasikan dg program Kesga/KIA

Rumus Perhitungan
Sasaran Imunisasi Lanjutan

Anak usia Sekolah Dasar Wanita Usia Subur


(SD)/sederajat (WUS)
Anak Bawah Usia Dua Tahun
Pada setiap awal tahun ajaran, petugas WUS yang menjadi sasaran
(Baduta) puskesmas meminta data jumlah anak program imunisasi adalah
sekolah SD/MI/sederajat kepada Dinas semua wanita usia 15 s.d 39
Data sasaran imunisasi lanjutan Pendidikan Kabupaten/Kota dan kantor tahun, termasuk ibu hamil.
pada baduta sama dengan jumlah wilayah agama kabupaten/kota
Menghitung estimasi WUS:
Surviving Infant (SI) tahun lalu Untuk anak usia sekolah yang tidak
bersekolah data dapat diperoleh dari dinas
sosial kabupaten/kota atau dengan Jumlah WUS: 21,9 % x
melakukan pendataan langsung oleh kader jumlah penduduk
posyandu dan dasawisma di masyarakat
Tahap 2

Perhitungan Kebutuhan
Vaksin dan Logistik
Imunisasi
Tahap 2. Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik Imunisasi
Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan Kebutuhan Vaksin Auto Disable Syringe
Harus memperhatikan : jumlah sasaran, jumlah (ADS)
pemberian (jumlah dosis yg akan diberikan, target • ADS dihitung sejumlah sasaran yg akan diberikan
cakupan 100%, indeks pemakaian vaksin, sisa • Perhitungan dilakukan untuk setiap ukuran ADS
stok vaksin sebelumnya
Perhitungan Kebutuhan Safety Box
(SB)
Safety Box dihitung dengan
mempertimbangkan jumlah ADS
Dosis per kemasan vaksin dan IP
Penggunaan ADS Nasional
No Jenis vaksin Jumlah IP
dosis/vial
No Ukuran Penggunaan 1 Hepatitis B 1 1
ADS 2 BCG 20 3
3 OPV (Polio Tetes) 10 6
1 0,05 ml Pemberian Imunisasi 4 DPT-HB-Hib 5 4
BCG 5 IPV 5 4
6 Campak Rubela (MR) 10 4
2 0,5 ml Pemberian imunisasi 7 DT 10 8
DPT-HB-Hib, Campak 8 Td 10 8
Rubela, DT, Td, IPV 9 HPV 1 1
10 PCV 1 1
11 JE 5 4
3 5 ml Untuk mencampurkan
pelarut vaksin BCG dan IP vaksin pada pelaksanaan imunisasi massal, seperti pada
Campak Rubela Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), kampanye, ORI,
Sub PIN, PIN dan lain-lain, lebih besar dari pada
pelayanan imunisasi rutin
Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke
kabupaten/kota untuk dilakukan kompilasi, kemudian
diteruskan ke provinsi dan ke pusat (perencanaan
secara bottom up).
Perhitungan kebutuhan vaksin harus
mempertimbangkan estimasi sisa stok per tanggal 31
Desember pada tahun berjalan atau pertanggal 1
Januari pada tahun yang direncanakan
Tahap 3

Pembuatan Peta Wilayah


Kerja Puskesmas
Tahap 3. Pembuatan Peta Wilayah Kerja
Puskesmas
1 Lokasi puskesmas

2 Wilayah desa/kelurahan

3 Lokasi-lokasi penting (posyandu, fasyankes, tempat ibadah, pasar,


sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya)

Perkiraan jarak dan waktu tempuh dari puskesmas, fasilitas pelayanan


4 kesehatan dan posyandu ke setiap komunitas masyarakat (pemukiman
penduduk, pasar, sekolah, dll)

Lokasi-lokasi rentan/berisiko (wilayah padat penduduk, kumuh, terdapat pekerja migran,


Contoh Peta Wilayah Kerja Puskesmas 5 kelompok marjinal dan pengungsi yang berdomisili, pedesaan dan sulit secara geografis,
teridentifikasi adanya penolakan terhadap imunisasi, atau wilayah pemukiman baru)
Tahap 4

Penentuan Wilayah
Prioritas
Tahap 4. Penentuan Wilayah Prioritas
1. Perlu menghitung angka Left Out (LO) dan Drop Out (DO)
2. Data yang digunakan harus data yg valid dan akurat

Angka Left-Out (LO) dan Drop-Out (DO)

Left-Out (LO)
Left Out adalah anak tidak
imunisasi (belum pernah
diimunisasi sama sekali) yang
usianya dalam sasaran program
imunisasi (eligible). Angka LO *Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan
menjadi indikator terhadap akses bulan melakukan analisis (bulan berjalan)
pelayanan imunisasi
Angka Left-Out (LO) dan Drop-Out (DO)

Drop-Out (DO) DO yang dapat digunakan adalah


DO cakupan bayi maupun DO
Drop Out adalah anak yang
cakupan baduta
sudah mendapatkan
kesempatan pertama imunisasi
namun tidak menyelesaikan
rangkaian dosis pemberian
sesuai jadwal. Angka DO Agar diperoleh angka DO yang dapat
menjadi Indikator terhadap lebih menggambarkan situasi di
pemanfaatan imunisasi lapangan, direkomendasikan untuk
menggunakan DO cakupan baduta
Cara Menghitung DO Bayi
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah Imunisasi
DPT-HB-Hib 3 dalam 1 periode
DO DPT-HB-Hib = X 100%
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode

Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah


imunisasi Campak Rubela 1 dalam 1 periode
DO Campak
Rubella 1 = X 100%
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1
periode

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan berjalan)
Cara Menghitung DO Baduta
Jumlah DPT-HB-Hib-3 sampai bulan berjalan di tahun lalu – Jumlah DPT-
HB- Hib-4 sampai bulan berjalan tahun ini
DO DPT-HB-Hib baduta = X 100%
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 3 bulan berjalan di tahun lalu dalam 1
periode

* DPT-HB-Hib 3 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun lalu
* DPT-HB-Hib 4 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun ini

Jumlah Campak Rubela 1 sampai bulan berjalan di tahun lalu – Jumlah


DO Campak Rubela Campak Rubela 2 sampai bulan berjalan tahun ini
= X 100%
baduta
Jumlah imunisasi Campak Rubela 1 bulan berjalan di tahun lalu dalam 1
periode

* Campak Rubela 1 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun lalu
* Campak Rubela 2 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun ini

Agar diperoleh angka DO yang dapat lebih menggambarkan situasi di


lapangan, direkomendasikan untuk menggunakan DO cakupan baduta

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan berjalan)
Membuat Tabel Analisa LO dan DO

LO dan DO yg bernilai negatif


masuk ke dalam kategori buruk (BU)

• Lakukan pengecekan akurasi


data
• Telusuri permasalahannya
(catatan pemberian Imunisasi yg
tidak sesuai riwayat status
Imunisasi, sasaran luar wilayah
yg masuk dalam perhitungan
cakupan)
Menentukan Kategori Risiko setiap Wilayah
Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah

• Angka LO dan DO >5% • Angka LO atau DO >5% • Angka LO dan DO <5%


• Angka LO dan DO >5% • Tanpa kondisi
+ kondisi pendukung : pendukung
padat penduduk, kumuh,
ada pekerja migran,
ada kel marjinal, ada
kel pengungsi yg
berdomisili, pedesaan,
geografi sulit, adanya
penolakan, ada
• Wilayah risiko tinggi mjd prioritas pertama, kemudian wilayah risiko
pemukiman baru
sedang, dan terakhir wilayah risiko rendah
• Pertimbangkan ketersediaan sumber daya
Tahap 5

Identifikasi Hambatan
dan Solusi
Lakukan identifikasi hambatan beserta solusi untuk mengatasi
hambatan
Masalah Akses (LO) dan Solusi Masalah Pemanfaatan (DO) dan Solusi

!
Penentuan solusi

dapat dilakukan melalui


metode curah
pendapat
yang melibatkan
Kepala Desa/Lurah,
toma/toga,
anggota
masyarakat, kader,
serta perangkat
desa/kelurahan
Lakukan identifikasi hambatan beserta solusi untuk mengatasi hambatan
Masalah Akses (LO) dan Solusi Masalah Pemanfaatan (DO) dan Solusi

!
Penentuan solusi

dapat dilakukan melalui


metode curah
pendapat
yang melibatkan
Kepala Desa/Lurah,
toma/toga,
anggota
masyarakat, kader,
serta perangkat
desa/kelurahan
Tahap 6

Penyusunan Rencana
Kegiatan
Penyusunan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan disusun untuk semua desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas,
berdasarkan risiko wilayah, periodik (bulanan triwulan, setiap 6 bulan, tahunan, dan 3 tahunan

Nama desa/kelurahan

Nama/jenis kegiatan

Sasaran kegiatan

Jumlah vaksin dan logistik yg dibutuhkan


Meliputi : Jumlah dana yg dibutuhkan

Sumber dana

Tim pelaksana

Penanggung jawab kegiatan

Rencana waktu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai