Anda di halaman 1dari 36

PROGRAM NASIONAL IMUNISASI

(IMUNISASI RUTIN & KAMPANYE IMUNISASI MR)

SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI


DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU
IMUNISASI

suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Menurunkan kesakitan, kematian


dan kecacatan akibat Penyakit-
TUJUAN penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I)

Pneumonia
Japanese
Ensefalitis

Human Papiloma Kelainan


Virus congenital
karena Rubella

Pengenalan Vaksin Baru


Program Imunisasi Nasional Saat Ini Tahun 2016 - 2018
PROGRAM IMUNISASI
(Permenkes No. 12 Tahun 2017)

4
IMUNISASI DASAR
Catatan :
•Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi
Interval Minimal untuk <24 jam pasca persalinan, dengan didahului suntikan
Umur Jenis jenis imunisasi yang vitamin K1 2-3 jam sebelumnya, khusus daerah dengan
sama akses sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan
sampai <7 hari.
•Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan
0-24 Jam Hepatitis B Praktik Swasta, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan
 
sebelum dipulangkan.
1 bulan BCG, Polio 1
•Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan,
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2 dapat diberikan sampai usia <1 tahun tanpa perlu
melakukan tes mantoux.
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3 1 bulan •Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar DPT-HB-
Hib 1, DPT-HB-Hib 2, dan DPT-HB-Hib 3 dengan jadwal
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV dan interval sebagaimana Tabel 1, maka dinyatakan
mempunyai status imunisasi T2.
9 bulan Campak/MR  
•IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016
•Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0
dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun.
IMUNISASI LANJUTAN PADA ANAK
BAWAH DUA TAHUN

Interval minimal setelah


Umur Jenis Imunisasi
imunisasi dasar

DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3


18 bulan
6 bulan dari Campak dosis
Campak
pertama

Catatan:
Pemberian imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-
Hib dan Campak dapat diberikan dalam rentang usia
18-24 bulan
Baduta yang telah lengkap imunisasi dasar dan
mendapatkan imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib
dinyatakan mempunyai status imunisasi T3
IMUNISASI LANJUTAN PADA ANAK
USIA SEKOLAH DASAR

Sasaran Imunisasi Waktu Pelaksanaan

Campak Agustus
Kelas 1 SD
DT November

Kelas 2 SD Td November

Kelas 5 SD Td November
IMUNISASI LANJUTAN PADA WANITA
USIA SUBUR (WUS)

Status
Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan
Imunisasi

T1 -
-

T2 4 minggu setelah T1
3 tahun

T3 6 bulan setelah T2
5 tahun

T4 1 tahun setelah T3
10 tahun

T5 1 tahun setelah T4
Lebih dari 25 tahun
LANDASAN HUKUM

UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan

UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg dapat
dihindari melalui imunisasi (Psl 132 ayt 3)
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak (Psl 130)
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia :


WAJIB
TANTANGAN
 Masyarakat belum familier dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan baduta  sudah
mendapat campak/ MR di usia 9 bulan = lengkap
 Masih banyak rumor negatif tentang imunisasi (black campaign)
 Takut KIPI
 Masalah Geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau;
 Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, terutama dalam hal Sumber Daya Manusia
(SDM) termasuk tingginya tingkat pergantian petugas terlatih;
 Sistem Pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal;
 Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin didaerah belum
berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi antara pengelola program dengan
pengelola vaksin sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke daerah
Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)

1. Kegiatan imunisasi secara masal sebagai upaya untuk


memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella
pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun,
2. Tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
3. Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed
consent.
Kampanye Measles Rubella (MR)
Mengapa Cakupan minimal 95 %?
Untuk menghindari penularan dibutuhkan kekebalan
komunitas (Herd Immunity) minimal 95 % secara
merata, yaitu :
◦ < 5 % yang tidak mempunyai kekebalan karena alasan
yang tidak dapat dihindarkan, misal : sakit berat dll
tidak mengelompok.
Herd Immunity?
Kebal/Imun Rentan Penderita

Kekebalan Populasi Tinggi


Kekebalan Populasi yang Tinggi (95%) kemungkinan penderita kontak dengan yang rentan adalah
kecil.
Penyebaran penyakit terbatas. KLB jarang terjadi. Populasi disini mempunyai Herd immunity
Tujuan Vaksinasi: individu? Kelompok?
Tujuan Vaksinasi: Kelompok?
Tujuan Vaksinasi: Herd Immunity

When a critical portion of a community is immunized against a contagious disease, most


members of the community are protected against that disease because there is little
opportunity for an outbreak, even for children, pregnant women and immunocompromised
people. (Herd/Community Immunity)
Sasaran umur 9 bln - < 15 th,
Dimana? Kapan?
Anak Sekolah  Agustus

Belum/Tidak Sekolah Formal (Di Luar Sekolah)  September


Sasaran Anak Sekolah
1. SMP, MTs, SMP-SLB
2. SD, MI, SD-SLB
3. Pondok Pesantren
Diperlukan dukungan agar pelaksanaan Imunisasi di Sekolah
dan Ponpes dapat terlaksana minimal 95 % peserta didik
diimunisasi, dukungan diharapkan dari antara lain:
Dinas Pendidikan, Kandepag, Yayasan Pendidikan,
Pimpinan Ponpes.
Sasaran Anak Putus Sekolah /
Tidak Sekolah < 15 th
Pekerja anak, Pemulung/Pengamen, anak jalanan,
orangtua bukan penduduk setempat.
Sekolah jalanan

Bagaimana menjangkau mereka


Agar dapat diimunisasi ??
 Dinas Sosial, Yayasan Sosial, dll
Sasaran
Bayi & Balita : 9 bulan - < 7 tahun

TK dan PAUD
Posyandu

Melibatkan:
• Dinas Pendidikan & Kemenag
• Yayasan Pendidikan pra sekolah
• Kader Posyandu
Kampanye  Melibatkan Peran Sektor Terkait
Penyebarluasan Informasi
– Media elektronik : Radio, TV, Film
– Media Cetak : Koran, Spanduk, Poster
– Media sosial lain: FB, Tweet, IG

Penggerakan masyarakat/Sasaran (LP/LS, Toma, Toga, media)


 Ajakan / Himbauan / Pendekatan dg memberikan pemahaman

Pendataan Sasaran (Disdik, Sekolah, Yayasan, Kader)


Penyedia dana (Pusat, Pemda, Swasta)
Penyediaan & Distribusi Logistik (Pusat & Pemda)
Pemberian layanan imunisasi & KIPI (Kes : Pusk, RS, Swasta)
 Penyusunan mikroplanning: logistik dan tenaga.

Pemantauan Pelaksanaan di lapangan (LP/LS)


Tim pemantau, Jadwal dan Fomat pemantauan
Pelaporan dan Evaluasi (Dinkes /Pusk & Pemda)
Tujuan Kampanye Imunisasi
Measles Rubella ( MR )

1. Meningkatkan kekebalan masyarakat


terhadap campak dan rubella secara cepat
2. Memutuskan transmisi virus campak dan
rubella
3. Menurunkan angka kesakitan campak dan
rubella
4. Menurunkan angka kejadian CRS
Indonesia Adalah Prioritas Global Untuk Mencapai
Eliminasi Campak dan Rubella
Indonesiamerupakan 1 dari 6 negara prioritas dengan
jumlah anak tidak/belum diimunisasi terbesar di dunia
Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan kasus campak
terbesar di dunia
Jumlah kasus campak tahun 2010 – 2015 sebesar 23.164

Jumlah kasus rubella tahun 2010 – 2015 sebesar 30.463

Jumlah kasus CRS tahun 2013 sebesar 2.767

Global menargetkan eliminasi Campak dan Rubella pada


tahun 2020
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi
campak dan pengendalian Rubela/CRS pada tahun 2020

2020
Confirmed reported measles cases,
Indonesia, 2013 to 2015

89% 11%

Age in years
Source: Sub Dit Surveillance , MOH- data as of 15 April 2016
Laboratory-confirmed reported rubella cases,
Indonesia, 2013 to 2015

77% 23%

CRS ?

Age in years

Source: Sub Dit Surveillance , MOH, data as of 15 April 2016


Penyakit Campak
Gejala :
Demam, Bercak kemerahan , Batuk, pilek, Konjungtivitis (mata merah) dan
selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke
tubuh, tangan serta kaki
Komplikasi berat :
radang paru, radang otak, diare berat,
radang telinga, dehidrasi, SSPE, kematian
Epidemiologi:
Tingkat penularan pada kelompok anak sangat tinggi
KLB Campak dengan adanya kasus yang mengalami kematian, masih
banyak terjadi
KLB Campak juga masih sering terjadi di daerah kumuh di perkotaan,
seperti Jakarta
Pencegahan :
Imunisasi. Cakupan imunisasi harus >95% untuk melindungi populasi
(herd immunity).
Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup
Penyakit Rubella dan Congenital
Rubella Syndrome (CRS)

Gejala :
Demam dan ruam ringan, 50% kasus tidak bergejala
Epidemiology:
Tingkat penularan sangat tinggi , infeksi selama masa kehamilan
dapat menyebabkan abortus spontan atau cacat lahir (CRS):
◦ Retardasi mental
◦ Penyakit jantung bawaan
◦ Gangguan pendengaran
◦ Gangguan penglihatan seperti katarak

Rubella menyebar secara luas di Indonesia (> 90% pada usia <18
tahun)
Pencegahan :
Hanya dengan Imunisasi
Kekebalan setelah imunisasi seumur hidup
Kasus Rubella menyebabkan cacat lahir bila terinfeksi selama masa kehamilan, ini tidak
ada obatnya….pencegahan menjadi penting!!!!
Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) Menargetkan hampir
70 Juta Anak  Terbesar Dalam Sejarah

Sasaran dan Waktu


Anak usia 9 bulan s.d <15 tahun total 66.927.538
 Fase 1 : 34.964.384  bulan Agustus dan September 2017 di seluruh provinsi P. Jawa
 Fase 2 : 31.963.154  bulan Agustus dan September 2018 di seluruh provinsi P. Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
 Strategi Pelaksanaan:
Lokasi : Di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi)
 Tahap 1 : Agustus untuk anak sekolah  pelayanan di sekolah
 Tahap 2 : September untuk anak yang belum/tidak bersekolah  pelayanan di Posyandu, Puskesmas
serta faskes (RS, klinik, dll)
Biaya
2017 : 893, 9 M
2018 : 873,9 M
Target : ≥ 95%
Satu-satunya vaksin MR yang
telah mendapat
rekomendasi Badan
Kesehatan Dunia dan sudah
digunakan di lebih dari 140
negara untuk eliminasi
penyakit Campak dan
Rubella
Negara-negara
List of Countries in WHO EasternIslam yang menggunakan
Mediterranean vaksin
region using MR /MMR MR/MMR
vaccines in National EPI program

Doses primary
Country name Vaccine Manufacturer Measles intro Rubella intro
container
Afghanistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 None
Bahrain MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1974 1974
Dijibouti Measles ? Data not available 1984 none
Egypt MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Iran (Islamic
MMR 2&5 Serum Institute India 1984 2004
Republic of)
Iraq MMR and Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1985 prior to 1995
Jordan Measles and MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1982 2000
Kuwait MMR ? ? Prior to 1995 prior to 1995
Measles-10 & MMR-1
Lebanon Measles and MMR Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1995
&10
Libya MMR Presentation Sanofi Pasteur SA Prior to 1995 prior to 1995
Morocco MR ? Data not available 1980 2014
Oman MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1980 1994
Pakistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 none
GlaxoSmithKline Biologicals SA and Merck
Qatar MMR 1 1982 1992
Sharpe and Dohme
Measles Sanofi, MMR GSK
Saudi Arabia Measles and MMR ? 1974 1991

Somalia Measles ? Data not available 1978 none


PT Bio Farma (Persero) and Serum Institute of
Sudan (the) Measles 10 1985 none
India Pvt. Ltd.
Syrian Arab
MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Republic (the)
Tunisia MR ? ? 1983 2004
United Arab
MMR ? MMR GSK 1980 1985
Emirates
Yemen MR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1977 2015
KUNCI KEBERHASILAN
1. Advokasi kepada pimpinan daerah  Instruksi
Gubernur/Bupati/Walikota
2. Dukungan dari LS/LP terkait : TP PKK, Ormas, Orga,
Disdikbud, Kanwil Kemenag, organisasi profesi, para
mitra, dll
3. Strategi komunikasi : ILM, dukungan media
4. Penyiapan mikroplanning yang baik
5. Analisa dan umpan balik harian kepada semua yang
terlibat
6. Komitmen pimpinan dan petugas kesehatan yang tinggi
Juknis Kampanye&Introduksi MR
dan media KIE
POS
PIN BANNER
TER
FOR
COM
MUN
ITY

POSTER FOR POCKET BOOK FOR


SCHOOL TEACHER,CADRE AND
CHILDREN LEAFLET FOR
PARENTS
Iklan Layanan Masyarakat (ILM)

Testimoni orangtua penderita CRS dan Campak


dengan komplikasi diikuti ajakan dari Ketua IDAI
dan Tokoh Agama
Kesimpulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai