Anda di halaman 1dari 32

SOSIALISASI IMUNISASI

(HPV)
HUMAN PAPILLOMA
VIRUS

dr. Tasfiyah Sri Prihati


Subkoordinator Surveilans, Karantina Kesehatan, dan
Imunisasi
Dinas Kesehatan Kota Salatiga

Workshop BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)


Kamis, 25 Agustus 2022
Kebijak
an
Imunisasi
Nasional
Jadwal Imunisasi Rutin
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS  HARUS MELALUI
SKRINING

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI


Status Interval Minimal
Imunisasi Pemberian Masa Perlindungan
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 MR T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE* T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2 HPV
-DT Td HPV
* di Prov/Kab/Kota Terpilih Td
-MR

Kelas 1 Kelas 2 Kelas Kelas 6


SD SD 5 SD SD
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Perubahan Paradigma
 Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11
bulan tidak cukup untuk
memberikan perlindungan yang optimal
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) terhadap PD3I.
 Pemahaman masyarakat imunisasi
cukup sampai usia 9 bulan (campak) saja.
 Imunisasi lengkap adalah keadaan jika
seorang anak memperoleh imunisasi rutin
secara lengkap mulai dari:
1) IDL pada usia 0-11 bulan
2) Imunisasi Lanjutan DPT-HB-Hib
dan Campak Rubela pada usia
18 bulan
3) Imunisasi lanjutan Rubela
Campak DT dan SD/MI pada
kelas 1
Imunisasi Rutin Lengkap (IRL)
4) Imunisasi Td pada kelas 2 dan
5 SD/MI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kebijakan
Program
Imunisasi
HPV
Jenis Kanker Terbanyak pada Perempuan menurut WHO

World Health Organization - Cancer Country Profiles, 2014.


Insidens Kanker pada Perempuan di Indonesia
(estimasi tahun 2012)
Prevalensi Kanker Serviks per Provinsi, Indonesia - 2013

Provinces with the highest


prevalence rates of cervical
cancer  therefore selected
for Demo Program

Riset Kesehatan Dasar Dalam Angka 2013. http://www.litbang.depkes.go.id/


Rekomendasi ITAGI
Latar
Belakang
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini kanker
serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada perempuan
Program Penapisan dengan IVA belum berjalan optimal
yang sudah menikah

Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi spesifik dengan
memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di sektor Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan program
swasta demonstrasi imunisasi HPV

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV pada anak
perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI/sederajat
TARGET GLOBAL

Menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100.000 penduduk


per tahun pada tahun 2030
90% wanita yang
70% wanita dilakukan diidentifikasi menderita
90% anak perempuan kanker leher rahim
sepenuhnya mendapat skrining kanker leher mendapat penatalaksanaan
vaksinasi dengan vaksin rahim dengan tes presisi serta perawatan terhadap
HPV pada usia 15 tahun tinggi pada usia 35 dan 45 penyakitnya
tahun
WHO Position Paper – Mei 2017
tentang Vaksin HPV

Pencegahan kanker serviks karena


HPV tipe 16 dan 18 melalui
imunisasi, keberhasilannya dapat
mencapai 100% jika diberikan
sebanyak dua dosis pada saat anak
perempuan berusia 9 - 14 tahun
dengan interval yang dianjurkan
adalah 6 – 15 bulan**
Perluasan Introduksi Vaksin
HPV KMK No. HK.01.07/Menkes/6779/2021
13
Perluasan Imunisasi Human Papilomavirus Vaccine
(HPV)
Tahapan introduksi imunisasi HPV

2016 - 2021 2022 2023


Program introduksi bertahap di 20 kab/kota:  Perluasan Introduksi bagi anak
• DKI Jakarta (semua kota administrasi) perempuan kelas 5 di 112 kab/kota (di
NASIONAL
• DIY (semua kabkota) Provinsi Jateng, Jatim, Bali, Sulut,  2.722.311 anak perempuan
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo, Karanganyar) Gorontalo, Sultra) kelas 5 & 6
• Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri,  Total sasaran 889.813 anak (kelas 5
Lamongan) dan
• Bali (Kota Denpasar, Badung)* 6) dengan target cakupan 95%
• Sulsel (Kota Makassar)
• Sulut (Kota Manado)

Rencana perluasan introduksi imunisasi HPV tahun 2022


 Waktu Pelaksanaan : Agustus - September

 Sasaran : Anak perempuan kelas 5 dan 6 SD

 Jadwal Pemberian : - Dosis Pertama (kelas 5 SD)


- Dosis Kedua (kelas 6 SD)
13
*menggunakan vaksin pengadaan daerah
n HPV
Vaksin Vaksin HPV
• Vaksin yang digunakan
adalah vaksin HPV
Kuadrivalen dalam
kemasan satu dosis.
• Telah mendapatkan izin
edar dari BPOM dan
diawasi oleh pihak
berwenang baik nasional
maupun internasional :
vaksin aman
Keluaran yang
diharapkan
Jangka Pendek Jangka Panjang
Menurunkan angka insiden kutil Menurunkan prevalensi kanker
kelamin (genital warts) serviks

Hal ini dapat tercapai apabila cakupan tinggi sesuai dengan


rekomendasi WHO (WHO Position Paper 2017)
Sasaran dan
Jadwal
Sasaran
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua)
SD/MI dan yang sederajat
Jadwal
Targets
Vaccine Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
1st 7 tahun Campak Rubella Agustus
DT November
2nd 8 tahun Td November
5th 11 tahun Td November
HPV (dosis pertama)*) Agustus
6th 12 tahun HPV (dosis kedua)*) Agustus
Pelaksanaan imunisasi HPV dalam kegiatan BIAS
didukung dengan adanya Peraturan Bersama 4
Menteri Tahun 2014 yaitu Mendikbud, Menkes,
Menag, dan Mendagri tentang “Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah”

Salah satu bentuk


pelayanan kesehatan
yang dimaksud dalam
Trias UKS/M adalah
‘Pemberian Imunisasi”
Strategi Menjangkau Sasaran
di Luar Sekolah
1) Dalam melaksanakan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS, sasaran
yang harus dijangkau tidak hanya anak yang bersekolah di sekolah formal
tetapi juga anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah non formal, anak
usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah.
2) Bagi sasaran yang tidak bersekolah, imunisasi dapat dilaksanakan di
posyandu, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Imunisasi
juga dapat dilaksanakan di tempat-tempat dimana anak yang tidak
bersekolah itu berkumpul seperti rumah singgah anak jalanan,
yayasan/panti asuhan, panti sosial, sekolah non formal, dsb.
3) Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak bersekolah, petugas
dinas kesehatan kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan dinas sosial
setempat atau dengan melakukan pendataan secara langsung oleh kader
dari rumah ke rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN BIAS PADA MASA PANDEMI

PELAKSANAAN DI SEKOLAH
01 Siswa dipanggil ke sekolah secara bergiliran berdasarkan nomor absen
sehingga setiap sesi pelayanan imunisasi dibatasi maksimal lima orang
anak (misal: nomor absen 1 - 5 jam 8.00; absen 6 – 10 jam 08.30; dst)

PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
02 Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar membawa
anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu yang disepakati
oleh sekolah dan puskesmas.

PELAKSANAAN MELALUI PUSKESMAS KELILING


Bila kegiatan BIAS tidak dapat terlaksana di sekolah maupun puskesmas
03 atau sasaran berada di wilayah yang sulit dijangkau, maka dapat
dilakukan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak berupa kegiatan
puskesmas keliling.
Cakupan Imunisasi BIAS HPV Tahun 2020
[Data Cakupan Imunisasi Tahun 2020 update per 24 Juni 2021]

Dosis 1 Dosis 2

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Kota Kota Kota Kota Kota Kota
Gunung Kulon Kota Kepulauan Kota Kota Kota
Bantul Sleman Yogyakart Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Karangan Badung
Kidul Surabaya Seribu Makassar yar Sukoharjo Manado Denpasar
a Barat Timur Utara Pusat
Progo
HPV1 Kelas 5 98,9 97,0 97,5 97,4 96,3 94,4 68,6 97,8 63,0 Selatan
56,1 49,6 13,8 70,3 100,8 50
HPV1 Kelas 6 97,3 97,1 91,5 97 60,5 79,1 62,8 54,6 39,7 12,4 76,3 95,4
HPV2 Kelas 6 99,3 96,7 77,3 88,1
Target (95%) 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95

 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DKI Jakarta: 61.6% dan 57.7%
 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DIY: 96.9% & 98.4%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 5: 66.8%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 6: 50.7%
Cakupan Imunisasi BIAS HPV Tahun 2021
[Data Cakupan Imunisasi Tahun 2021 update per 8 Juni 2022]

 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DKI Jakarta: 88.0% dan 70.4%
 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi Jawa Tengah : 100.4% & 102.7%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 5: 79.6%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 6: 60.6%
Tahapan Kegiatan Program
Introduksi
1 2 3 4

Rekomendasi ITAGI dan Persiapan Advokasi dan Workshop/


SK Menteri Kesehatan Juknis dan Sosialisasi kpd Pelatihan/Orientasi Petugas
sebagai dasar hukum Media KIE stakeholder terkait Kesehatan

5 6 7

Penguatan Surveilans Pengumpulan data sasaran


dan penyusunan Monitoring and Evaluasi
KIPI
mikroplanning
Juknis dan Media KIE

BUKU SAKU KADER DAN


POSTER ORTU

JUKNIS SUDAH
DIREVISI

LEMBAR MITOS DAN FAKTA 23


BANNER

FLYER
Berbagai Potensi Tantangan yang Dapat
Diidentifikasi
• Adanya Black Campaign tentang imunisasi HPV (isu syari, rumor di
media, and misperception tentang KIPI)
• Adanya beberapa penolakan baik dari sekolah dan orang tua.
• Anak usia sekolah yang tidak sekolah

Terkait rumor negatif, perlu untuk segera diklarifikasi


agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan BIAS HPV
dan cakupan yang tinggi dapat dicapai (minimal 95%)
Kesimpula
n
1. Upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif adalah pemberian
imunisasi HPV pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum pernah
terinfeksi HPV.
2. Vaksin HPV yang digunakan terbukti aman karena telah lolos uji BPOM dan
mendapat rekomendasi WHO
3. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka kesakitan
karena kanker serviks, salah satunya melalui perluasan program imunisasi HPV
secara nasional secara bertahap
4. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan pelaksanaan
imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Optimalisasi Imunisasi
Kemenko DPR (APBN)
PMK
Kemeneg PP & Bappenas
PA
Kemendagri
Kemenkeu

Kemkumham JKN

Kemendikbud
Komitmen
Bersama
POGI/HOGI
IDAI
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai