Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN PROGRAM

IMUNISASI HUMAN
PAPILLOMA VIRUS
(HPV)

Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan


Khusus Kementerian Kesehatan
2022
Outline
1. Kebijakan Imunisasi Nasional
2. Kebijakan Introduksi Imunisasi HPV
3. Kebijakan Pelaksanaan Imunisasi
Anak Usia Sekolah pada Masa
Pandemi COVID-19
Kebijakan
Imunisas
i
Nasional
Jenis Imunisasi

Imunisasi Imunisasi Pilihan

Imunisasi Rutin Imunisasi Imunisa


Tambahan si

Dasar Lanjutan Imunisasi yang di berikan Imunisasi bagi orang • Pneumonia dan
yang
• Anak
i HPseVsusaei kbaejialunmepnidyeammioleogriudpi Meningitis akibat
Imunisasi pada
bawahImduuanisa
akanakimanudnanisdaasrii tempat pneumokokus
bayi, yaitu:
• Hepatitis B
s usunatsuadaaterianhi, menjadi
• BCG tahun: pilihan, imunisaesnidpemroisgjreanmis PD3I
• tertentu
• Polio Tetes (OPV) nam Bac kl o g fi g ht in
s ec a r a b
• DPT-HB-Hib • g • Imunisasi Meningitis
 DPT-HB-Hib Crash
• IPV  Campak/MR
e rtahap ORI) Meningokokus
program • Imunisasi Yellow Fever
• Campak/MR • Anak Sekolah (BIAS): • PIN (Demam Kuning)
 Campak/MR • Catch Up Campaign • Imunisasi Rabies
 DT (kampanye) • Imunisasi Polio
• Sub PIN
• Imunisasi dalam
• Diare (rotavirus) • Tifoid • Japanese Encephalitis
• Influenza • Hepatitis A • Herpes Zoster
• Gondongan (Mumps) • Kanker serviks (HPV) • DBD
• Rubella
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Jadwal Imunisasi Rutin
IMUNISASI

LANJUTAN Td PADA WUS  HARUS


IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA MELALUI
BADUTA SKRINING
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal
Masa Perlindungan
0 Hepatitis B Imunisasi Pemberian
1 BCG, OPV1
T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2 T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
9 MR
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE*
12 PCV3 T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
-DT Td HPV HPV
-MR Td
* di Prov/Kab/Kota Terpilih

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 SD 2 SD 5 SD 6 SD
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Perubahan Paradigma
 Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11
bulan tidak cukup untuk memberikan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) perlindungan yang optimal terhadap PD3I.
 Pemahaman masyarakat imunisasi cukup
sampai usia 9 bulan (campak) saja.

 Imunisasi lengkap adalah keadaan jika


seorang anak memperoleh imunisasi rutin
secara lengkap mulai dari:
1) IDL pada usia 0-11 bulan
2) Imunisasi Lanjutan DPT-HB-
Hib dan Campak Rubela pada
usia 18 bulan
3) Imunisasi Lanjutan Campak
Rubela dan DT pada Kelas 1
Imunisasi Rutin Lengkap (IRL) SD/MI
4) Imunisasi Td pada kelas 2 dan
5 SD/MI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia


KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI

Pemerintah Pusat: Pengaturan Kebijakan Penyediaan Vaksin


Pemerintah
Daerah:
Penyelenggaraan
Imunisasi Dilaksanakan dengan prinsip
keterpaduan dan
mengupayakan
kesinambungan melalui
perencanaan program dan
Swasta:
anggaran terpadu
Mitra pemerintah Masyarakat:
Kesadaran dan
peran aktif
Kebijakan
Program
Imunisasi
HPV
Latar Belakang
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini
kanker
serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada perempuan
Program Penapisan dengan IVA belum berjalan optimal
yang sudah menikah
Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi spesifik dengan
memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di sektor swastaRekomendasi
d ITAGI tentang pelaksanaan program demonstrasi imunisas

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV pada
anak
perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI/sederajat
TARGET GLOBAL

Menurunkan angka kejadian menjadi 4 per


100.000 penduduk per tahun pada tahun
2030
90% wanita yang
90% anak perempuan 70% wanita dilakukan diidentifikasi menderita
sepenuhnya mendapat skrining kanker leher kanker leher rahim
vaksinasi dengan rahim dengan tes presisi mendapat
vaksin HPV pada usia tinggi pada usia 35 dan 45 penatalaksanaan
15 tahun tahun serta perawatan
terhadap penyakitnya
WHO Position Paper – Mei
2017 tentang Vaksin HPV

Pencegahan kanker serviks


karena HPV tipe 16 dan 18
melalui imunisasi,
keberhasilannya dapat mencapai
100% jika diberikan sebanyak
dua dosis pada saat anak
perempuan berusia 9 - 14 tahun
dengan interval yang dianjurkan
adalah 6 – 15 bulan**
Perluasan Introduksi Vaksin HPV
KMK No. HK.01.07/Menkes/6779/2021
13
Perluasan Imunisasi Human Papilomavirus Vaccine (HPV)
Tahapan introduksi imunisasi HPV

2016 - 2021 2022 2023


Program introduksi bertahap di 20 kab/kota:
• DKI Jakarta (semua kota administrasi)
 Perluasan Introduksi bagi anak NASIONAL
perempuan kelas 5 di 112 kab/kota
• DIY (semua kabkota) (di Provinsi Jateng, Jatim, Bali, Sulut,
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo,  2.722.311 anak perempuan
Gorontalo, Sultra) kelas 5 & 6
Karanganyar)  Total sasaran 889.813 anak (kelas 5 dan
• Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri, 6) dengan target cakupan 95%
Lamongan)
• Bali (Kota Denpasar, Badung)*
• Sulsel (Kota Makassar)
• Sulut (Kota Manado)

Rencana perluasan introduksi imunisasi HPV tahun 2022


Waktu Pelaksanaan : Agustus - September
Sasaran : Anak perempuan kelas 5 dan 6 SD
Jadwal Pemberian : - Dosis Pertama (kelas 5 SD)
- Dosis Kedua (kelas 6 SD)
*menggunakan vaksin pengadaan daerah 1
VaksinVaksin HPV

• Vaksin yang
digunakan adalah
vaksin HPV
Kuadrivalen dalam
kemasan satu dosis.
• Telah mendapatkan izin
edar dari BPOM dan
diawasi oleh pihak
berwenang baik
nasional maupun
internasional : vaksin
aman
Keluaran yang diharapkan

Jangka Pendek Jangka Panjang


Menurunkan angka insiden Menurunkan prevalensi
kutil kelamin (genital warts) kanker serviks

Hal ini dapat tercapai apabila cakupan tinggi sesuai dengan rekomendasi WHO (WHO
Sasaran dan Jadwal

Sasaran
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua)
SD/MI dan yang sederajat
Jadwal
Targets
Vaccine Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
1st 7 tahun Campak Rubella Agustus
DT November
2nd 8 tahun Td November
5th 11 tahun Td November
HPV (dosis pertama)*) Agustus
6th 12 tahun HPV (dosis kedua)*) Agustus
Pelaksanaan

imunisasi HPV dalam kegiatan


BIAS didukung dengan adanya Peraturan
Bersama 4 Menteri Tahun 2014 yaitu
Mendikbud, Menkes, Menag, dan Mendagri
tentang “Pembinaan dan Pengembangan

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam Trias UKS/M adalah ‘
Strategi Menjangkau
Sasaran di Luar Sekolah
1) Dalam melaksanakan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS, sasaran
yang harus dijangkau tidak hanya anak yang bersekolah di sekolah formal
tetapi juga anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah non formal, anak
usia sekolah yang tidak bersekolah atau putus sekolah.
2) Bagi sasaran yang tidak bersekolah, imunisasi dapat dilaksanakan di
posyandu, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Imunisasi
juga dapat dilaksanakan di tempat-tempat dimana anak yang tidak
bersekolah itu berkumpul seperti rumah singgah anak jalanan,
yayasan/panti asuhan, panti sosial, sekolah non formal, dsb.
3) Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak bersekolah, petugas
dinas kesehatan kabupaten/kota dapat berkoordinasi dengan dinas sosial
setempat atau dengan melakukan pendataan secara langsung oleh kader
dari rumah ke rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN BIAS PADA MASA PANDEMI

PELAKSANAAN DI SEKOLAH

01 Siswa dipanggil ke sekolah secara bergiliran berdasarkan nomor


absen sehingga setiap sesi pelayanan imunisasi dibatasi maksimal
lima orang
anak (misal: nomor absen 1 - 5 jam 8.00; absen 6 – 10 jam 08.30; dst)

PELAKSANAAN DI PUSKESMAS

02 Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar


membawa anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu yang
disepakati
oleh sekolah dan puskesmas.

PELAKSANAAN MELALUI PUSKESMAS KELILING


Bila kegiatan BIAS tidak dapat terlaksana di sekolah maupun puskesmas
03 atau sasaran berada di wilayah yang sulit dijangkau, maka dapat
dilakukan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak berupa
kegiatan
puskesmas keliling.
Cakupan Imunisasi BIAS HPV Tahun 2020
[Data Cakupan Imunisasi Tahun 2020 update per 24 Juni 2021]

Dosis 1 Dosis 2

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Kota Kota Kota Kota Kota Kota
Gunung Kulon Bantul Sleman Kota Kepulauan Kota Karangan Kota Kota Badung
Yogyakart Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Sukoharjo
Kidu Progo a Surabaya Barat Seribu Timur Selatan Utara Makassar Pusat yar Manado Denpasar
l
HPV1 Kelas 5 97,0 97,5 97,4 96,3 94,4 68,6 97,8 63,0 56,1 49,6 13,8 70,3 100,8 95,4 50
98,9
HPV1 Kelas 6 97,3 97,1 91,5 97 60,5 79,1 62,8 54,6 39,7 12,4 76,3
HPV2 Kelas 6 96,7 77,3 88,1
99,3
Target (95%) 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95
95
Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DKI Jakarta: 61.6% dan 57.7%
Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DIY: 96.9% & 98.4%
Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 5: 66.8%
Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 6: 50.7%
Cakupan Imunisasi BIAS HPV Tahun 2021
[Data Cakupan Imunisasi Tahun 2021 update per 8 Juni 2022]

 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi DKI Jakarta: 88.0% dan 70.4%
 Cakupan BIAS HPV Kelas 5 & 6 Provinsi Jawa Tengah : 100.4% & 102.7%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 5: 79.6%
 Cakupan Nasional BIAS HPV Kelas 6: 60.6%
Tahapan Kegiatan Program Introduksi

1 2 3 4

Rekomendasi ITAGI dan


Persiapan Advokasi dan Workshop/
SK Menteri Kesehatan
Juknis Sosialisasi kpd Pelatihan/Orientasi Petugas
sebagai dasar hukum
dan stakeholder terkait Kesehatan
5 6 7

Penguatan Surveilans Pengumpulan data sasaran mikroplanning


KIPI dan penyusunan
Monitoring and
Evaluasi
Juknis dan Media KIE

BUKU SAKU KADER DAN ORTU


POSTER

JUKNIS SUDAH DIREVISI

LEMBAR MITOS DAN FAKTA2


BANNER

FLYER
Berbagai Potensi Tantangan yang Dapat Diidentifikasi

• Adanya Black Campaign tentang imunisasi HPV (isu syari,


rumor di media, and misperception tentang KIPI)
• Adanya beberapa penolakan baik dari sekolah dan orang tua.
• Anak usia sekolah yang tidak sekolah

Terkait rumor negatif, perlu untuk segera


diklarifikasi agar tidak mengganggu jalannya
pelaksanaan BIAS HPV dan cakupan yang
tinggi dapat dicapai (minimal 95%)
Kesimpulan

1. Upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif adalah pemberian


imunisasi HPV pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum
pernah terinfeksi HPV.
2. Vaksin HPV yang digunakan terbukti aman karena telah lolos uji BPOM dan
mendapat rekomendasi WHO
3. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka kesakitan
karena kanker serviks, salah satunya melalui perluasan program imunisasi HPV
secara nasional secara bertahap
4. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan pelaksanaan
imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Optimalisasi Imunisasi
Kemenko DPR (APBN)
PMK
Kemeneg PP
& PA Bappenas

Kemendagri Kemenkeu

Kemkumham JKN

Kemendikbud
Komitmen
Bersama
POGI/HOGI
IDAI
Thank You
SURAT EDARAN PENGUATAN IMUNISASI RUTIN DAN PELAKSANAAN
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) TAHUN 2021

Melakukan penguatan imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah, yaitu


sebagai berikut:
• Melaksanakan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS):
• Pada bulan Agustus untuk anak usia kelas 1 SD/sederajat
(imunisasi Campak Rubella) dan anak perempuan usia kelas 5 dan
6 SD/sederajat (imunisasi HPV di provinsi/kabupaten/kota lokasi
program demonstrasi)
• Pada bulan November untuk anak usia kelas 1, 2 dan 5 SD/sederajat
(imunisasi DT dan Td).
• Mengidentifikasi anak usia sekolah yang belum mendapatkan
imunisasi lanjutan BIAS maupun sekolah yang tidak melaksanakan
BIAS pada tahun 2019 dan 2020 kemudian melaksanakan
imunisasi kejar (catch up) bagi anak – anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai