Anda di halaman 1dari 49

PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANGARORO

SOSIALISASI
BIAN
(Bulan Imunisasi Anak Nasional)

TINGKAT KECAMATAN NANGARORO

Nangaroro, 18 Mei 2022


Pendahuluan
1. Masih ditemukan beberapa penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
Tuberkulosis, Campak, Rubela, Hepatitis,
Pertusis, Difteri, Polio, Tetanus
Nenonatorum, Meningitis, Pneumonia dan
sebagainya.
2. Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan
pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan
optimal
Latar Belakang
 PERMENKES No. 12 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
 PERMENKES No. 25 Tahun 2014 Tentang

Upaya Kesehatan Anak


 PERMENKES No. 82 Tahun 2014 Tentang

Penanggulangan Penyakit Menular


Tujuan
 Terwujudnya Kekebalan Populasi yang Tinggi
dan Merata di Kecamatan Nangaroro Sebagai
Upaya Mencegah Terjadinya KLB PD3I
LANDASAN
UUD 1945
HUKUM
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
Anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
• Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah
terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak

UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014


“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia : WAJIB


PENYELENGGARAAN IMUNISASI
PROGRAM
(PERMENKES NO. 12 TH 2017)

Penanggungjawab: Tujuan Pendekatan


Pemerintah Pusat dan Keluarga:
Pemerintah Daerah 1.Meningkatkan akses
keluarga terhadap
pelayanan kesehatan
Pendekatan
yang komprehensif
keluarga, utk
meningkatka 2.Mendukung
n akses pencapaian SPM
pelayanan Kab/Kota dan SPM
imunisasi Provinsi
3.Mendukung
pelaksanaan JKN
4.Mendukung
tercapainya program
Check status imunisasi indonesia sehat

▪ catat.
▪ dorong ke tempat
pelayanan
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai
eliminasi Campak dan Rubella pada tahun 2023.

Namun selama pandemic Covid-19 terlihat adanya


penurunan cakupan imunisasi rutin pada bayi dan
anak, maka perlu dilakukan Strategi Nasional
melalui beberapa kegiatan yaitu penguatan
imunisasi rutin dan pemberian imunisasi tambahan.
Imunisasi tambahan Campak-Rubella akan diberikan
dalam kegiatan Bulan Imunisasi Campak-Rubella.
Apa Itu Bulan Imunisasi Anak
Nasional?

 Kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-


Rubela dan pemberian Imunisasi Kejar pada anak
yang belum mendapatkan imunisasi lengkap
 KEGIATAN BIAN MELIPUTI 2 KEGIATAN:
1. IMUNISASI TAMBAHAN (CAMPAK-RUBELA)
2. IMUNISASI KEJAR (OPV, IPV DAN DPT-HB-Hib)

 IMUNISASI TAMBAHAN BERUPA PEMBERIAN


SATU DOSIS IMUNISASI CAMPAK- RUBELA
TANPA MEMANDANG STATUS IMUNISASI
SEBELUMNYA
 IMUNISASI KEJAR BERUPA PEMBERIAN SATU
ATAU LEBIH JENIS IMUNISASI UNTUK
MELENGKAPI STATUS IMUNISASI DASAR
MAUPUN LANJUTAN BAGI ANAK YANG BELUM
MENERIMA DOSIS VAKSIN SESUAI USIA
Mengapa Perlu Dilakukan Bulan
Imunisasi Anak Nasional
 Bulan Imunisasi Anak Nasional dilakukan
karena anak di beberapa wilayah Indonesia
telah menderita penyakit Campak, Rubela,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan
Polio. Tahun 2019 (93,7 %), 2020 (84,3 %)
dan 2021 (84,2 %)
 Data menunjukan penurunan signifikan dari

tahun 2021 ke 2019.


Manfaat Bulan Imunisasi Anak
Nasional
 Imunisasi yang diberikan secara lengkap dan
sesuai usia memberikan perlindungan
individu yang optimal dari penyakit campak ,
Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
dan Polio.
 Cakupan imunisasi lengkap mencapai 95 %,

akan timbul perlindungan kelompok (Herd


Immunity)
Tujuan Bulan Imunisasi Anak
Nasional
 Menghentikan transmisi virus Campak dan
Rubela setempat (indigenous) di semua
kabupaten/kota diwilayah Indonesia pada
tahun 2023 dan mendapatkan sertifikasi
eliminasi Campak dan Rubela/CRS pada
tahun 2026 dari SEARO.
 Mempertahankan Indonesia bebas Polio dan

mewujudkan eradikasi Polio global pada


tahun 2026.
 Mengendalikan penyakit Difteri dan Pertusis.
Sasaran Bulan Imunisasi Anak
Nasional
1. Sasaran Campak Rubela
Usia 9 bulan - < 12 Tahun
2. Sasaran Imunisasi Kejar
Usia 12 – 59 bulan yang tidak/belum
lengkap OPV, IPV dan DPT-HB-Hib
Target Pelaksanaan Bulan Imunisasi
Anak Nasional
1. Target cakupan pemberian imunisasi tambahan
Campak-Rubela yaitu minimal 95 % dari keseluruhan
sasaran dan merata di seluruh desa/keluruhan
2. Target capaian Imunisasi Kejar
 Minimal 80% dari seluruh anak yang tidak atau belum
lengkap imunisasi IPVnya mendapatkan 1 dosis imunisasi
IPV
 Minimal 80 % dari seluruh anak yang tidak atau belum
lengkap imunisasi OPVnya mendapatkan sekurang-
kurangnya 1 dosis imunisasi OPV
 Minimal 80 % dari seluruh anak yang tidak atau belum
lengkap imunisasi DPT-HB-Hibnya mendapatkan
sekurang-kurangnya 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib
Strategi Pelaksanaan
1. Bekerja sama dengan kepala desa, ketua RT/RW, guru dan kepala sekolah, kader
posyandu dan dasawisma setempat untuk mengumpulkan data sasaran,
mengidentifikasi lokasi pos imunisasi baru, menyebarkan media KIE yang berisi
manfaat, lokasi dan waktu pelayanan dan kegiatan penggerakan masyarakat lainnya
2. Melakukan promosi BIAN terintegrasi dengan imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19
3. Menyelenggarakan layanan imunisasi dengan memanfaatkan tempat layanan
imunisasi yang sudah tersedia, seperti posyandu, puskesmas pembantu (pustu), dan
puskesmad serta membuka pos imunisasi baru baik dalam dan luar ruangan pada
lokasi-lokasi strategis.
4. Untuk sasaran yang bersekolah, agar mengoptimalkan pelayanan imunisasi di
sekolah/satuan pendidikan,namun apabila sekolah/satuan Pendidikan belum
menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka maka pelayanan bisa dilakukan di pos
pelayanan komunitas.
5. Advokasi kepada pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat.
6. Melibatkan organisasi profesi
7. Melibatkan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan
8. Melibatkan organisasi atau lembaga yang menangani anak dengan kebutuhan khusus
CAMPAK- RUBELLA

 Penyakit infeksi yang menular melalui saluran


pernapasan yang disebabkan oleh virus Campak-
Rubella.

 Campak-Rubella sangat menular. Anak dan orang


dewasa yang belum mendapat imunisasi Campak-
Rubella atau belum pernah mengalami penyakit
Campak-Rubella adalah orang yang beresiko tinggi
tertular penyakit ini.
 Virus Campak/Paramyxovirus.  Virus Rubella / Togaviridae
Gejala penyakit Gejala penyakit
Campak Rubella
1. Demam ringan
1. Demam tinggi,
2. Bercak kemerahan 2. Sakit Kepala
pada kulit(ruam) 3. Pilek, Hidung
3. Batuk,pilek tersumbat
4. Mata merah dan 4. mata merah
sensitive terhadap 5. Bercak kemerahan
sinar matahari pada kulit
5. Bercak Koplik 6. Pembengkakkan
Kelenjar Getah Bening
di leher dan sekitar
telinga
Campak

komplikasi yang serius seperti :


1. Diare
2. Infeksi Paru ( Pneumonia)
3. Infeksi Otak (Ensefalitis)
4. Kebutaan
5. Gizi buruk
6. dan bahkan kemati
Rubella
Rubella tergolong infeksi ringan

Bila ibu hamil terinfeksi virus Rubella dapat


menularkan ke Janin melalui peredaran darah
menyebabkan keguguran dan kecacatan pada bayi
yang dilahirkan yang dikenal sebagai

Sindroma Rubella Kongenital yang meliputi :


1.Penyakit Jantung Bawaan

2. Katarak

3. Gangg Pendengaran (Tuli)

4. Keterlambatan tumbuh kembang.


Sindrom Rubella Kongenital
PENCEGAHAN

ASI eksklusif
Nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai umur
Kebersihan badan, lingkungan
Hindari kontak terutama ibu hamil
Imunisasi MR
Dasar : umur 9 bulan
Lanjutan : umur 18 bulan
BIAS: kelas 1 SD/MI
tambahan (BICR)
HERD IMMUNITY /KEKEBALAN
KELOMPOK
Penangulangan :
Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
Demam , gelisah : minum sering, baju tipis
Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
TERIMA KASIH
TEKNIS PELAKSANAAN
BIAN
Cara Pemberian Imunisasi
Jenis Vaksin Dosis Cara Pemberian Lokasi
Pemberian
OPV 2 Tetes Oral Mulut
DPT-HB-HIB 0,5 ml Intramuskular Paha (Usia < 18
Bulan, Lengan
Atas ≥ 18 Bulan
Campak Rubela 0,5 ml Subkutan Lengan Atas
IPV 0,5 Intramuskular Paha (Usia < 18
Bulan, Lengan
Atas ≥ 18 Bulan
Perhatikan Aturan Berikut Pada
Pemberian Imunisasi Kejar
Jenis Imunisasi Total Jumlah Dosis yang Keterangan
Harus Diberikan
OPV 4 dosis Interval minimal antar
dosis adalah 4 minggu
IPV 1 dosis Diberikan segera ketika
bayi/baduta datang ke
tempat pelayanan
DPT-HB-Hib 4 dosis (3 dosis ● Interval minimal dosis
imunisasi dasar dan 1 pertama dan kedua
dosis imunisasi adalah 4 minggu (1
lanjutan) bulan)
● interval minimal dosis
kedua dan ketiga adalah
6 bulan); ● interval
CATATAN:
1. Pelaksanaan imunisasi kejar dapat terus
dilakukan sesuai interval, sampai status
imunisasi balita lengkap, meskipun kegiatan
BIAN telah selesai dilaksanakan •

2. Pemberian imunisasi tambahan


campakrubela dan/atau imunisasi kejar
dilakukan dengan memperhatikan interval
minimal 2 minggu dengan vaksin COVID-19
Penyuntikan yang Aman
Yang Tidak Boleh Dilakukan
Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Kader
Manajemen Limbah
Cara Identifikasi Pemberian Imunisasi
BIAN
Mekanisme dan Alur Pelayanan
1. Ketentuan Ruang Pelayanan Imunisasi

a. Mengunakan ruang/tempat yang cukup


besar dengan sirkuliasi udara yang baik
b. Ruang/tempat pelayanan harus bersih
c. Kesesuaian fasilitas dan alur sesuai pertokol
kesehatan.
2. Ketentuan Waktu Pelayanan
3. Pengelolaan Vaksin Saat Pelayanan

a. Petugas menyiapkan vaksin dalam jumlah secukupnya untuk


dibawa ke tempat pelayanan
b. Saat Pelayanan, vaccine carrier tidak boleh terpapar sinar
matahari langsung.
c. Vaksin yang akan dipakai haraus dipantau kualitasnya dengan
memperhatikan : VVM Masih A atau B, belum kadaluarsa,
disimpan pada suhu yang direkomendasikan, label masih ada,
dan tidak terendam air.
d. Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk
mencantumkan tanggal dan waktu pertama kali vaksin dibuka
atau dilarutkan
e. Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas
bertanggung jawab mengembalikan vaccine carrier ke tempat
penyimpanan dan safety box yang telah terisi ke tempat
penyimpanan limbah sementara. Untuk pos imunisasi agar
mengembalikan vaccine carrier ke puskesmas
Pelarutan Vaksin Campak Rubela
Pengembalian Vaksin Sisa
1. Vaksin dan pelarut yang masih dalam keadaan tertutup (belum
digunakan) harus dikembalikan dan diberi tanda “K” (Kembali)
kemudian segera dimasukkan ke dalam vaccine refrigerator. Pada hari
pelayanan berikutnya, vaksin tersebut harus digunakan segera dengan
tetap memperhatikan kondisi VVM dan tanggal kadaluarsa.
2. Untuk pelayanan imunisasi yang dilakukan di dalam gedung atau di
fasilitas pelayanan kesehatan, semua sisa vial vaksin campak-rubela
yang telah dilarutkan lebih dari 6 jam dimasukan ke dalam plastik
untuk dibuang dan dimusnahkan, sedangkan untuk vaksin lainnya
masih dapat digunakan selama belum melampaui masa pemakaian (4
minggu untuk DPT-HB-Hib dan IPV, sedangkan OPV 2 minggu)
3. Untuk pelayanan imunisasi di pos pelayanan imunisasi (luar gedung),
maka pada akhir sesi pelayanan sisa vaksin yang telah dibuka atau
dilarutkan harus langsung dibuang dan dimusnahkan, tidak boleh
dikembalikan lagi ke dalam vaccine refrigerator untuk digunakan pada
hari pelayanan berikutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai