BULAN IMUNISASI
ANAK NASIONAL (BIAN)
Ketua : Lian Pardomuan Nasution
Anggota :
1. Lasni Lestari Siregar, SKM 6. Santy Sitohang, SKM
2. Dermawati Laia, SKM 7. Mirna Dwi Asri, SKM
3. Lamria Simorangkir, S.Kep, Ns8. Mila Sari, S.Tr.Keb
4. Metri Lusi Yanti, SKM 9. Karunia Laia, SKM
5. Rasti, S.Kep, NS
OUTLINE
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Ruang lingkup
3. Sasaran
4. Pengertian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Epidemiologi Gambaran Klinis
2. Situasi penyakit-penyakit yang dapat dicegah PD3i
3. Situasi Cakupan Imunisasi dan Hasil Penilaian Risiko di Indonesia
4. Rekomendasi para ahli
BAB III
1. Tujuan
2. Tempat pelaksanaan
3. Waktu dan mekanisme pelaksanaan
4. Strategi pelaksanaan
5. Pembiyaan
6. Mikroplanning
7. Pembentukan kelompok BIAN
8. Promkes
BAB IV PELAKSANAAN BIAN
9. Mekanisme dan alur pelayanan
10. Penyiapan vaksin dan logistic
11. Cara pemberian imunisasi
12. Penyuntikan aman
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI KIPI
1. KIPI
2. Mekanisme pemantauan dan penanggulangan KIPI
3. Kurun waktu pelaporan KIPI
4. Pelacakan KIPI
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI
5. Evaluasi cakupan BIAN
6. Monitoring
7. RCA (Rapid Convenience Assesment)
8. Evaluasi Dampak
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pelaksanaan BIAN
1. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan rubella/
Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023.
2. Indonesia juga diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio dan
mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026.
3. Beberapa tahun terakhir, terutama selama masa pandemi COVID-19 pelaksanaan
imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal sehingga terjadi penurunan cakupan
imunisasi rutin yang cukup signifikan dan mulai timbul beberapa KLB PD3I di
beberapa daerah.
Oleh karena itu dilakukan strategi nasional melalui penguatan imunisasi rutin
dan pemberian imunisasi tambahan
Sasaran Pelaksanaan BIAN Tahun 2022
1. Sasaran imunisasi tambahan campak rubella:
Anak usia 9 (Sembilan) bulan sampai dengan kurang dari 15
(lima belas) tahun;
2. Sasaran imunisasi kejar adalah :
Anak usia 12 (dua belas) bulan sampai dengan 59 (lima puluh
sembilan) bulan yang belum atau tidak lengkap mendapatkan
imunisasi OPV, imunisasi IPV, dan imunisasi DPT-HB-Hib.
Pengertian
1. Imunisasi Tambahan adalah jenis Imunisasi tertentu yang
diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling
berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada
periode waktu tertentu.
2. Imunisasi Kejar adalah kegiatan memberikan imunisasi
kepada anak yang belum menerima dosis vaksin sesuai
usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi dan Gambaran Klinis
• Campak termasuk penyakit yang menular melalui percikan ludah dengan gejala demam, ruam
makulopapular dan gejala lain seperti batuk, pilek dan/atau konjungtivitis. Campak dapat
menyebabkan immune amnesia yang akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang
membuat penderita rentan untuk terkena penyakit lain seperti pneumonia, diare dan radang
selaput otak.
• Rubela adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rubela. Virus ini menular melalui percikan
ludah yang ditandai dengan gejala awal seperti demam ringan, ruam makulopapular dan
pembengkakan pada kelenjar limfe didaerah leher dan belakang telinga
• Difteri adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri difteri yang memunculkan gejala utama
seperti demam dan nyeri tenggorokan yang disertai adanya pseudomembran putih keabu-
abuan yang sulit lepas, mudah berdarah apabila disentuh atau dilakukan manipulasi pada
area tenggorokan
Regulasi Penyelenggaraan BIAN
• Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI dan Komite
Verifikasi Nasional Eliminasi Campak-Rubela/CRS Indonesia terkait pelaksanaan
imunisasi tambahan campak-rubela dalam rangka mewujudkan eliminasi campak
dan rubela
• Rekomendasi ITAGI terkait pelaksanaan imunisasi kejar polio suntik dosis pertama
atau IPV1
• Rekomendasi Komite Ahli Penanggulangan Difteri
STRATEGI UNTUK MENCAPAI TARGET
DPT-HB-Hib 4 dosis (3 dosis imunisasi ● Interval minimal dosis pertama dan kedua adalah
dasar dan 1 dosis imunisasi 4 minggu (1 bulan),
lanjutan ● interval minimal dosis kedua dan ketiga adalah 6
bulan);
● interval minimal dosis ketiga dan keempat adalah
12 bulan
• Pelaksanaan imunisasi kejar dapat terus dilakukan sesuai
interval, sampai status imunisasi balita lengkap, meskipun
kegiatan BIAN telah selesai dilaksanakan
• Pemberian imunisasi tambahan campak-rubela dan/atau
imunisasi kejar dilakukan dengan memperhatikan interval
minimal 2 minggu dengan vaksin COVID-19
Keamanan Pemberian Imunisasi Ganda
Pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan bermanfaat:
a. untuk mempercepat perlindungan kepada anak,
b. meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke
fasilitas kesehatan berulang kali.