Anda di halaman 1dari 32

KEBIJAKAN SKRINING BAYI BARU

LAHIR
dr. Nida Rohmawati, MPH
Koordinasto Poksi Kesehatan Maternal dan Neonatal
Direktorat Kesehatan Keluarga,
Kementerian Kesehatan RI

Disampaikan dalam
Orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital Bagi Puskesmas
Regional 1 : 10 November 2021, Regional 2 : 11 November 2021, Regional 3 : 16 November 2021
Analisis
Situasi
ANALISIS
SITUASI
SITUASI K E S E H ATA N B AY I
ANGKA KEMATIAN /100.000 KH PENYEBAB KEMATIAN BAYI BARU Diperkirakan sekitar
LAHIR (SRS,2018)
260,090 anak lahir
SDKI dengan kelainan
19 2012 bawaan setiap tahun di
15 SDKI 2017 Indonesia
( The March of Dimes Report on
TARGE Birth Defects , 2006)
10 T2024
TIDAK HANYA BERFOKUS PADA
Neonatal
PENURUNAN KEMATIAN BAYI
TETAPI JUGA PENINGKATAN
SDKI KUALITAS KESEHATAN BAYI
32
2012
24 SDKI 2017 Dalam “Kebijakan dan Strategi :
TARGE Pencegahan dan Penanggulangan
16 T2024 Kelainan Bawaan”, Hipotiroid
Kongenital masuk dalam 8
Bayi kelainan bawaan prioritas
Newborn Screening apa saja yang dilakukan
di dunia saat ini?
Penyakit Insidens
Maple Syrup Urine Disease (MSUD) 1 : 200.000
Methylmalonic acidemia (MMA) 1 : 48.000
Phenylketonuria 1 : 10.000
Congenital Adrenal Hyperplasia 1 : 10.000
(CAH) 1 : 10.000 Bagaimana
Medium-chain acyl CoA dehydrogenase (MCAD) deficiency 1 : 3.000
Congenital Hypothyroid 1 : 2.500 dengan
Cystic Fibrosis 1 : 1.000
Gangguan Pendengaran 1 : 500 prevalensi di
Penyakit Jantung
Bawaan - CCHD Indonesia?
Africa (7.5%)
G6PD deficiency: affects (5%) 400 million people worldwide Middle east (6%)
prevalence VARIES Asia (4.7%)
Europe (3.9%)
America (3.4%)
Cakupan Skrining Neonatus di Negara ASEAN
Negara Keterangan Cakupan Skrining Neonatus
(2015)
Thailand HK, G6PD, CAH, MSUD, PKU, Homosisteinemia 94,1%
Vietnam HK, G6PD, CAH <1%
Kamboja HK, G6PD <3%
Filipina HK, G6PD, CAH, MSUD, PKU, Galaktosemia, 65%
Homosisteinemia, CF
Malaysia HK, PKU, G6PD, MSUD, Homosisteinemia 95%
Singapura HK, G6PD, MSUD, PKU, Homosisteinemia >99%
Myanmar HK (uji coba) Tidak ada data
Laos HK (uji coba) Tidak ada data
Brunei Tidak ada data Tidak ada data
Darussalam
*Indonesia HK < 2%
(pemeriksaan di fasyankes dan laboratorium
swasta under reported)

Therrell B, Padilla C, Loeber J, Kneisser I, Saadallah A, Borrajo G et al. Current status of newborn screening worldwide: 2015
[Internet].
Seminars in Perinatology. 2017 [cited 8 June 2017]. * Laporan Lab Rujukan SHK
JUSTIFIKASI DILAKUKAN SHK

Anak yang sehat dan cerdas  modal dasar dan aset penting pembangunan
bangsa  SDM unggul

Tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan cerdas karena berbagai faktor.
Salah satu diantaranya terjadi pada anak yang lahir dengan kelainan Hipotiroid
Kongenital (HK). Prevalensi global 1:3000 artinya ± 1500 bayi lahir dengan HK setiap
tahun di Indonesia yang terakumulasi

Gejala saat lahir tidak tampak karena bayi masih memiliki hormone tiroid dari ibu
Terlambat diketahui diobati  pertumbuhan & perkembangan bayi menjadi
terhambat  keterlambatan pertumbuhan dan kognitif

Jika dilakukan Skrining Hipotiroid Kongenital  deteksi dini  bila +  diobati dini
 tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetik
ANALISIS MANFAAT SHK
 Di Indonesia dari 5.000.000 bayi baru lahir, untuk setiap 1.000.000 bayi baru lahir ada 300 bayi dengan HK
 Setiap tahun terdapat 1.500 bayi dengan HK

TANPA SKRINING HK
 Bila ratio guru murid pada sekolah SLB 1:5 dan 1 kelas 10 orang maka berapa guru SLB & berapa sekolah SLB
yang harus disiapkan?
 Beban biaya yg dikeluarkan keluarga untuk memelihara dan melindungi (ketergantungan ekonomi) anak HK
seumur hidup.
 Beban psikologi dan sosial keluarga  tidak terukur

.
COST BENEFIT
SHK DILAKSANAKAN Vs SHK TIDAK DILAKSANAKAN
SHK memberi manfaat sebanyak 9,38 kali
Potensi kerugian negara 3,1% total PDB ≈ Rp 309 T
Tempat dan Pemberi Layanan ANC and Persalinan (Riskesdas
2018) % Tenaga Pemberi Layanan ANC
% Tempat Persalinan
% Tempat ANC
13,4
50
45,3 29% 18%
Dokter Sp.)G Praktek Bidan RS Swasta
40

30
0,5
16% 15%
Dokter Rumah RS Pemerintah
20
82,4
14,6
12,511,3 12% 5%
10
10,1 Bidan Puskesmas/ Klinik
3,1 2,9 Pustu/Pusling
0,3
0 0,5

Perawat 4% 1%
Polindes/ Praktek Dokter
Poskesdes
Tidak ANC 3,1
KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
SHK
S K R I N I N G H I P O T I R O I D K O N G E N I TA L
• Pemeriksaan laboratorium darah bayi baru lahir.
• Pengambilan spesimen darah paling ideal adalah umur bayi 48 sampai 72 jam.

Deteksi dini 

Intervensi dini : pengobatan


L-thyroxine

anak bisa tumbuh


kembang normal
Anak 2 tahun perempuan
Anak 2 tahun perempuan “golden period” Tidak ada kelenjar tiroid, diskrining dan diobati
Tidak ada kelenjar tiroid, tidak di
skrining idealnya sebelum usia 1 bulan
< 1 bulan pertama
DA S A R H U K U M S H K
Permenkes No. 78
Amandemen UUD 1945
UU No. 35 Tahun 2014 Permenkes No. 25 Tahun
tentang Perubahan atas UU Tahun 2014
pasal 28B ayat 2 No. 23 tahun 2002 tentang 2014 tentang Upaya tentang Skrining
Perlindungan Anak Kesehatan Anak pasal 16 Hipotiroid Kepmenkes RI No.
Kongenital HK.01.07/MENKES/
392/2019 tentang
setiap anak berhak atas -Pasal 8 : setiap anak berhak Pasal 7 ayat (1) : Pasal 3 Penetapan Rumah
kelangsungan hidup, tumbuh memperoleh pelayanan Pelayanan kesehatan bayi baru Tugas dan tanggung jawab Sakit Umum Pusat
dan berkembang… kesehatan dan jaminan sosial…, lahir dilaksanakan melalui : pemerintah daerah provinsi
-Pasal 44 : ayat (1) pemerintah Dr. Sardjito
a.pelayanan kesehatan neonatal dalam skrining hipotiroid
dan pemda wajib menyediakan esensial; kongenital meliputi :
Yogyakarta dan
UU No. 36 tahun 2009 fasilitas dan menyelenggarakan
b.skrining bayi baru lahir; dan d. koordinasi dan advokasi Rumah Sakit Umum
upaya kesehatan yang
tentang Kesehatan pasal 131 c.pemberian komunikasi, dukungan sumber daya manusia, Daerah Dr. Soetomo
komprehensif bagi anak agar
ayat 1 setiap anak memperoleh derajat informasi, edukasi kpd ibu dan sarana, prasarana, dan Surabaya sebagai
kesehatan yang optimal sejak keluarganya pembiayaan penyelenggaraan Fasilitas Pelayanan
dalam kandungan; ayat (3) upaya Pasal 16 : Skrining Bayi Baru Skrining Hipotiroid Kongenital Kesehatan Rujukan
kesehatan yang komprehensif Lahir dilakukan thd setiap BBL skala provinsi dan lintas
Regional
131 ayat 1 : Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat oleh nakes kabupaten/kota.
(1) meliputi upaya promotif, Pasal 4 Pemeriksaan
pemeliharaan kesehatan bayi
dan anak ditujukan untuk preventif kuratif dan rehabilitatif Tugas dan tanggung jawab Skrining Hipotiroid
mempersiapkan generasi yang baik untuk pelayanan kesehatan pemerintah daerah Kongenital
akan datang yang sehat, dasar maupun rujukan kabupaten/kota dalam skrining
cerdas, dan berkualitas serta -Pasal 46 : Negara, pemerintah,
untuk menurunkan angka hipotiroid kongenital meliputi:
keluarga, dan orang tua wajib
kematian bayi dan anak. f. penyediaan sumber daya
mengusahakan agar anak yg lahir
terhindar dari penyakit yg manusia, sarana, prasarana, dan
mengancam kelangsungan hidup pembiayaan penyelenggaraan
dan/atau menimbulkan Skrining Hipotiroid Kongenital
kecacatan. skala kabupaten/kota, dimulai
dari penyediaan kertas saring
PENGEMBANGAN P RO G R A M SHK DI INDONESIA
2000-2005 2015 2017
- Studi pendahuluan SHK - Revisi struktur Pokjanas SBBL Kepmenkes - SHK dianggarkan di dana dekonsentrasi 31 provinsi
di lab RSHS & RSCM, - Pengembangan Sistem Pelaporan Laboratorium Rujukan + 1 provinsi BLUD (1.6% sasaran BBL)
International Atomic SHK menggunakan Juknis Sistem Pelaporan SHK dari - SHK masuk dalam dana DAK Non Fisik (Jampersal)
Energy Agency (IAEA) Laboratorium Rujukan SHK, format laporan yang sama dan - Menyepakati bentuk Perjanjian Kerjasama
- Pilot study SHK di RSCM laporan menggunakan hipotiroid.kongenital@gmail.com dan dokumen pertanggungjawaban keuangan
Jakarta dan RSHS - 18 provinsi melaksanakan SHK, 2 provinsi pengenalan SHK (SPK)
Bandung
2014 2018
2006
-Permenkes No 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Rekomendasi Health Anak • Pelaksanakan pemeriksaan SHK baik dari dana
Technology dekonsentrasi, DAK Non fisik Jampersal, APBD, BLUD
- Permenkes No 78 Tahun 2014 tentang SHK dan atau mandiri.
Assessment (HTA),
POGI, IDAI. (27 - Kurikulum Modul Pelatihan SHK • Assessment Lab Rujukan SHK di 3 RS (RSUP dr. M.
September 2006) - Revisi Pedoman SHK dan Standar dan Djamil Padang, RSUP dr. Sardjito, RSUD dr. Soetomo)
2008 Prosedur Laboratorium SHK
-Program pendahuluan - 14 provinsi melaksanakan SHK 2019
dilaksanakan di 8
provinsi (Sumbar, DKI 2009 & 2013
•Soetomo
PenetapanSurabaya
RSUP Dr. Sardjito
sebagaiYogyakarta
Fasilitasdan Pelayanan
RSUD Dr.
Jakarta, Jabar, Jateng,
Jogjakarta, Jatim, Bali, Pokjanas SBBL Kepmenkes No.829/Menkes/ SK/ IX/2009 Kesehatan Rujukan Regional Pemeriksaan SHK
Sulsel). - Rekomendasi Tim Teknis Pengkajian dan Penapisan 2020 & 2021
- Penetapan 2 (dua) Teknologi Kesehatan  SHK perlu dilakukan untuk semua
laboratorium rujukan bayi baru lahir
• Revisi Permenkes SHK
SHK (RSCM & RSHS) - 11 provinsi melaksanakan SHK
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
ESENSIAL SETELAH LAHIR
SAAT
LAHIR KN1 (6-48 jam) KN2 (3-7 hari) KN3 (8-28 hari)
(0 - <6 jam)
Petugas: Petugas: Petugas:
 Kewaspadaan Standar • Konseling perawatan • Konseling perawatan bayi baru
 Penilaian awal bayi baru lahir, ASI lahir, ASI eksklusif
Pencegahan kehilangan eksklusif • Memeriksa kesehatan dengan
• Memeriksa menggunakan pendekatan
panas
Pemotongan dan kesehatan dengan MTBM
perawatan tali pusat menggunakan • Penanganan dan rujukan kasus
pendekatan MTBM Integras
 Inisiasi Menyusu
• Vit K & Hep B i
Dini 1
injeksi (utk bayi lahir dengan
 Pencegahan
bkn dg nakes) SHK
perdarahan • Penanganan dan
(Vit.K) rujukan kasus
Pencegahan infeksi mata
(Tetrasiklin salep mata)
 Pemberian imunisasi
(HB0)
 Pemberian identitas BUKU KIA
 Anamnesis dan
REVISI PERIODE PELAKSANAAN SHK
PERMENKES SHK Revisi Permenkes : usia ideal pengambilan
Revisi Permenkes : Pengiriman
spesimen darah dilakukan sesegera
sampel 48-72 jam. Pada kondisi tertentu, mungkin, tidak lebih dari 7 (tujuh)
GOLDEN PERIOD
jika pada waktu ideal tidak bisa dilakukan hari sejak spesimen diambil TERAPI
pengambilan sampel, dapay dilakukan dari
24 jam sampaiK dengan umur 14 hari.
USIA 16 HARI
USIA 0 HARI USIA 11 HARI

USIA 3-4 HARI USIA 8 HARI USIA 23 HARI


USIA 15 HARI
USIA 30 HARI

48-72 JAM
SETELAH 3 – 4 JAM MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
LAHIR 4 HARI 3 HARI 3-4 HARI 24 JAM 7 HARI 7 HARI

Pelacakan
Pengambilan Pengeringan Pengiriman Hasil TERDIAGNOSIS
Pemeriksaan Ke Rumah
BAYI Sampel Sampel Penyimpanan Sampel SHK Positif HIPOTIROID
Sampel Bayi,
LAHIR Darah Darah Sampel Dari Diinformasika KONGENITAL
Di Lab Konsul Sp.A
Tumit Bayi Di Atas Untuk Fasyankes n MENDAPAT
Rujukan Dan
Kertas Pengiriman Ke Lab Ke TERAPI
2x Seminggu Tes
Saring Kolektif Rujukan Pengirim
Sampel Konfirmasi

PENANGGUNG JAWAB
FASYANKES LABORATORIU Sp.A di RS
PUSKESMAS
WILAYAH DOMISILI
M RUJUKAN BAYI
SHK 15
Hasil Pemeriksaan SHK di Indonesia
Tahun Jumlah sampel TSH tinggi Hasil Reject
diperiksa konfirmasi
Total 2000 - 2020: 725.249 sampel 2000-
2013 212.366 49 44
2014 29.828 19 1407
N/A
2015 41.374 85 1907
2016 51.579 64 1079
2017 92.091 130 N/A
2018 111.658 30 5 17637
2019 97.601 53 15 13679
2020 88.752 35 14 7026
725.249 465 34 25.142
Rata-rata per tahun dari 2000-2013 : 15.169 sampel
Jumlah cakupan SHK tahun 2020 secara Nasional
Hasil pemeriksaan sampel 2018-2020, bayi dengan TSH tinggi 1: 1,9% dari jumlah kelahiran hidup
2525 dan terkonfirmasi HK 1 : 8.765

Pendanaan SHK berasal dari dana Dekonsentrasi, DAK non fisik (Jampersal), APBD, BLUD, mandiri dll.

Tarif SHK sebesar Rp 65.000,-


Fasyankes terlatih/terorientasi shk

No Fasyankes Jumlah Total Terlatih/terorientasi Melaksanakan SHK


SHK

1 Puskesmas 10.205 3.203 2.373

2 Rumah Sakit (pemerintah, swasta, 2.191 669 532


TNI/POLRI)

3 Praktik Mandiri Bidan 23.882* 4.054 2.702

4 FKTP lainnya 5.163* 321 745

Keterangan * : 268 Kab/Kota yang melaporkan

• 268 Kab/Kota yang melaporkan ( 52,1%)


• Puskesmas yang melaksanakan SHK, 23,25% dari seluruh puskesmas di Indonesia (10.205)
• RS yang melaksanakan SHK, 17,15% dari total RS di Indonesia (3102 RS )
• TPMB yang melaksanakan SHK , 2702 dari 23882 (11,31%)
• FKTP lainnya yang melaksanakan SHK 745 dari 5163 (14,42%)
R E G I O N A L I S A S I L A B O R AT O R I U M S H K
TA H U N 2021
RSCM RSHS RSUP dr. Sardjito RSUD dr. Soetomo

1. Aceh 10. Banten 1. Sumut 1. DI Yogyakarta 1. Jawa Timur


2. Riau 11. Bali 2. Sumbar
3. Jambi 12. Kalbar 3. Jabar
4. Sumsel 13. Kalteng 4. Jateng
5. Bengkulu 14. Kalsel 5. NTB
6. Lampung 15. Kaltim 6. NTT
7. Kep. Babel 16. Sulut 7. Kaltara
8. Kep. Riau 17. Sulsel 8. Sulteng
9. DKI Jakarta 18. Papbar 9. Sultra
10. Gorontalo
11. Sulbar
12. Maluku
13. Malut
14. Papua
DRAFT MEKANISME SHK
DALAM JKN
DRAFT
MEKANISME
PEMBIAYAAN
SHK MELALUI
JKN
Perluasan skrining di layanan primer
Skrining 14 penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia
Dan, skrining prioritas
Sasaran Usia No Penyebab kematian Jenis skrining kesehatan RPJMN
0- 28 hari 1 Hipotiroid kongenital Kadar tiroid stimulating hormone Stunting &
wasting
- Cek pertumbuhan (antropometri)
13-18 tahun 2 Anemia dan kanker anak Periksa darah lengkap - Cek perkembangan
3 Thalasemia Analisa hemoglobin
4 Kanker payudara Cek payudara klinis
18-50 tahun
5 Kanker serviks Tes IVA Kematian
Ibu
- 6x Antenatal Care
6 Stroke (ANC)
> 18 Tekanan darah, EKG, LDL, HDL,
7 Ischaemic heart disease trigliserida, kolesterol total
tahun
(termasuk 8 Hypertensive heart disease - Min. 2x ANC oleh dokter
lansia)
9 Tuberkulosis Rontgen dada
10 Hepatitis Rapid antigen hep B dan C,
SGOT, SGPT
11 Gula darah Puasa dan Hba1C - USG sebelum usia
Diabetes
kehamilan 24 minggu
> 50 tahun 12 PPOK Spirometri

13 Kanker usus Pemeriksaan darah Carsinoma


embryonic antigen (CEA)
14 Kanker Paru Rontgen Thorax
21
Pembiayaan
SHK
SAAT INI 2022

1. DANA DEKONSENTRASI
2. DAK ALOKASI KHUSUS NON
FISIK (JAMPERSAL)
JAMINAN KESEHATAN
3. DANA APBD
4. BLUD NASIONAL
5. SUMBER PEMBIAYAAN
LAINNYA
PENTAHAPAN SASARAN SHK DENGAN MEKANISME JKN

A. Jenis
Sasaran Pentahapan Sasaran 2022-2024
Pentahapan Sasaran

 Estimasi jumlah kelahiran hidup tahun  Tahun 2022 : 30% dari sasaran
2021 : 4.443.095 bayi baru lahir
BBL dengan JKN
 Estimasi jumlah kelahiran hidup tahun
2022 : 4.779.999 bayi baru lahir
 Tahun 2023: 60% dari sasaran

 Estimasi populasi JKN 2022 : BBL dengan JKN


82% x 4.779.999 = 3.935.393
 Tahun 2024 : 100%
 Sasaran : Bayi Baru Lahir dari
Ibu dari sasaran BBL dengan JKN
dengan JKN
Draft Alur Pelayanan

Keterangan :

= Dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan yang menangani persalinan dan pelayanan bayi baru lahir

= pemeriksaan spesimen darah yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa SHK

= Pelayanan spesialistik, dilakukan oleh dokter spesialis anak endokrin atau dokter spesialis anak
atau dokter umum dengan tetap konsul dokter spesialis anak
Alur Manajemen SHK

1. Dinkes Kab/Kota berkoordinasi dengan Fasyankes di wilayahnya untuk memperkirakan sasaran


bayi baru lahir yang akan dilakukan SHK

2. Dinkes Kab/Kota berkoordinasi serta membuat suatu perjanjian kerjasama dengan


laboratorium rujukan SHK yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI, untuk menentukan jumlah
Paket SHK (kertas saring, lancet) yang akan dikirimkan dari Lab Rujukan ke Dinkes Kab/Kota.

3. Dinkes Kabupaten/Kota mendistribusikan paket SHK tersebut kepada FKTP dan FKRTL sesuai
dengan jumlah sasaran yang telah dikoordinasikan sebelumnya.
BAB III . PELAYANAN SKRINING
C. Alur Manajemen SHK

5.Fasyankes mengambil spesimen serta mengirimkan spesimen ke Lab rujukan SHK. Mekanisme pengiriman spesimen
dapat langsung dari faskes ke lab rujukan atau melalui dinas kesehatan kab/kota. Pengiriman spesimen dapat
dilaksanakan secara kolektif, maksimal 7 hari setelah pengambilan spesimen.

6. Biaya pengiriman spesimen bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik, APBD, atau sumber dana lainnya

7.Hasil dari pemeriksaan spesimen akan dikirimkan oleh Laboratorium Rujukan ke Fasyankes pengirim. Untuk spesimen
yang reject – harus didiskusikan dengan BPJS

8.Fasyankes pengirim akan melakukan klaim kepada BPJS sesuai dengan hasil pemeriksaan spesimen, paling lambat 1
bulan dari hasil pemeriksaan diterima. (konfirmasi mengenai alur klaim).

9.Fasyankes membayarkan jasa pemeriksaan SHK ke laboratorium rujukan SHK paling lambat 1 bulan setelah
menerima klaim dari BPJS
RENCANA REGIONALISASI
Estimasi Sasaran
LABORATORIUM SHKDKI Jakarta, Banten, Kota Depok, Kota Bogor,
No Nama RS Rencana Regionalisasi (Provinsi)
Kelahiran Hidup (2021)

1 RSUPN dr. Ciptomangunkusomo Kota Bekasi, Bekasi 685.646


Jawa Barat (selain Depok, kota Bogor, kota
2 RSUP dr. Hasan Sadikin Bekasi dan Bekasi) 525.223
3 RSUP dr. Sardjito DIY, Kalbar,Kaltim,Kalsel, Kalteng, Kaltara 337.961
4 RSUD dr. Soetomo Jatim 538.850
5 RSUP dr. Wahidin Soedirohusodo Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra 283.615

6 RSUP dr. M. Djamil Sumbar, Riau, Jambi, Kepri 344.439


7 RSUP H. Adam Malik Sumut, Aceh 382.151
8 RSUP M. Hoesin Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel 362.625
9 RSUP dr. Kariadi Jateng 498.254
10 RSUP Sanglah Bali, NTB, NTT 282.008
Sulut, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua dan
11 RSUP Kandow Pabar 202.323
12 Labkesda DKI (jejaring RSCM) DKI Jakarta( disesuaikan dengan RSCM)
TOTAL BAYI 4.443.095*
*Sasaran Bayi Lahir Hidup 2021
No Kegiatan Mapping
Pelaksana Sumber
Besaran Biaya Sumber Dana
1
2
Jasa Pemeriksaan SHK
Jasa pengambilan spesimen di
Dana
Lab Rujukan SHK
Nakes di faskes
65.000 per spesimen
Masuk dalam paket
JKN
JKN
faskes persalinan/kunjungan neonatus

3 • Transportasi spesimen dari RS ke Dinkes Kab/Kota dan RS Sesuai transport lokal sesuai perda BOK Kab/Kota
Jasa Pengiriman
• Biaya jasa pengiriman/ekspedisi
ke lab rujukan

4. • Transportasi spesimen dari Puskesmas, jejaring dan Sesuai transport lokal sesuai perda BOK Puskesmas
Puskesmas, Jejaring dan jaringannya
jaringannya ke Jasa Pengiriman Sesuai estimasi biaya jasa
• Biaya jasa pengiriman/ Jasa Ekspedisi pengiriman ekspedisi/kurir ke lab
ekspedisi/kurir ke lab rujukan rujukan

5. Tes Konfirmasi Puskesmas melakukan 400-500rb Dana pengobatan


rujukan ke RS di JKN
wilayah Kab/Kota
menggunakan skema
BPJS
PENUT
UP
KESIMPULAN
1. SHK merupakan investasi kesehatan, deteksi dini
pada bayi baru lahir dapat mencegah gangguan
tumbang dan keterbelakangan mental
2. Pada tahun 2022, pembiayaan SHK akan beralih
pada JKN
3. Secara bertahap dilakukan peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dalam mengambil spesimen SHK
pada bayi baru lahir di semua faskes mampu
persalinan
4. Perlu kerjasama dan dukungan semua pihak dalam
peningkatan cakupan SHK, termasuk Organisasi
Profesi dan Swasta
P E D O M A N DA N M E D I A K I E

Pedoman Leaflet

Poster

DVD
Flyer
Terima
Kasih
subditmatneo.ditkesga@kemkes.go.id
ditkesga@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai