Pediatrik
SEJAWAT.IDN
IG: sejawat.idn
WA: 0877-4876-3742
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
● Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
● Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
● Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
● Metode belajar interaktif
● Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
DAFTAR ISI
5 Pilar Pediatrik Monitoring Pertumbuhan
Monitoring Perkembangan
Resusitasi Anak
Diare Akut
Kejang
Resusitasi Neonatus
Distress Pernapasan (Hyaline Membrane Disease, Meconium Aspiration syndrome, Transient Tachypneu of Newborn)
Neonatal Jaundice
Sepsis Neonatorum
DAFTAR ISI
Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan Kepala
Tanda Rangsang Meningeal
Saraf Kranialis
Fungsi Motorik
Pemeriksaan Refleks
Anemia dan Thalassemia
Pencegahan
Stimulasi dan
Penyakit
Kasih Sayang
(Vaksinasi)
PERTUMBUHAN SKDI 4
Potensi genetik tinggi seorang anak:
Laki-laki = 1⁄2 x (TB ayah + TB ibu + 13) ± 8,5 cm
BB/TB, BB/U,
TB/U IMT (BMI)
>5-18
2-18 tahun:
tahun: CDC
CDC 2000
2000
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERTUMBUHAN SKDI 4
Obesitas >120
Overweight >110
Normal >90
Interpretasi : Interpretasi:
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN SKDI 4
Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali
0-3 bulan: 3-6 bulan: 6-9 bulan: Motorik
• Belajar mengangkat kepala • Mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada dengan • Dapat duduk tanpa dibantu kasar dan
• Belajar memiringkan tubuh ke satu sisi bertopang tangan • Dapat merangkak halus
• Mengikuti obyek dengan matanya • Belajar tengkurap bolak balik • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
• Melihat muka orang dengan tersenyum (senyum • Mulai berguling atau merayap • Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu jari
sosial) • Berusaha meraih dan menggenggam benda-benda • Mengeluarkan “kata” tanpa arti (babbling) Sosial
• Bereaksi terhadap suara/bunyi • Memasukkan tangan dan menaruh benda-benda di • Takut pada orang asing
• Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, mulut • Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
pendengaran dan kontak • Tertawa atau menjerit bila diajak bermain sembunyi-sembunyian
• Mengoceh spontan • Berusaha mencari benda-benda yang hilang
• Menoleh ketika dipanggil namanya Emosi
9-12 bulan 12-18 bulan 18-24 bulan
• Berdiri sendiri tanpa dibantu • Berjalan dan mengeksplorasi rumah • Naik turun tangga
• Berjalan dituntun • Menyusun 2-3 kotak • Menyusun 6 kotak Perilaku
• Menirukan suara, belajar menyatakan 1-2 kata • Mengucapkan 5-10 kata • Menunjuk mata dan hidungnya
• Mengerti perintah/larangan sederhana • Memperlihatkan wajah cemburu, suka bersaing • Menyusun kalimat dengan 2 kata
• Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan benda • Belajar makan sendiri
ke mulut • Belajar mengontrol buang air kecil/besar
• Berpartisipasi dalam permainan • Minat terhadap apa yang dikerjakan orang-orang lebih
Bahasa
besar
• Bermain dengan anak-anak lain
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN SKDI 4
Metode KPSP
Jawaban Ya : 9-10 Jawaban Ya : 7-8 Jawaban Ya: ≤6
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 4
Tanner Stage
Perempuan Laki-laki
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 2
Pubertas Prekoks
Definisi: Munculnya tanda-tanda pubertas pada laki-laki usia
<9 tahun dan perempuan <8 tahun Gambaran Hormonal Pubertas Prekoks
Klasifikasi LH FSH Seks
Steroid
Klasifikasi: Pubertas Prekoks Sentral é é é
Pemeriksaan penunjang:
Pubertas Terlambat
Definisi:
• Tidak adanya tanda- tanda pubertas pada:
• laki-laki pada usia 14 tahun
• perempuan pada usia 13 tahun
Klasifikasi
Hypergonadotropic Hypogonadotropic
hypogonadism hypogonadism
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK
SKDI 4
Menentukan jumlah Usia Energi (kkal/kg/hari)
tinggi
kebutuhan kalori (tahun)
0-1 0-6 bulan : 120
BB ideal x RDA (usia tinggi) 6-12 bulan : 110
1-3 100
- BB ideal = dengan kurva WHZ, acuan pada 4-6 90
TB kronologi
- Usia tinggi (Height Age) = dengan kurva 7-9 80
HAZ, acuan pada TB kronologis 10-12 Lelaki: 60-70
- RDA = usia tinggi dicocokkan ke dalam Perempuan: 50-60
tabel RDA
12-18 Lelaki: 50-60
Perempuan: 40-50
Sjarif DR. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
AT RISK OF FAILURE TO THRIVE SKDI 4
Sjarif DR. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
GIZI BURUK
SKDI 4
Stabilisasi
Transisi
Rehabilitasi
GIZI BURUK
SKDI 4
Jumlah Kalori pada tiap Fase Cara Hitung Kenaikan BB
BB/TB > -3 SD
Bayi perempuan A, 9 bulan, tampak sangat kurus. Sehari-hari hanya minum ASI tanpa
makanan tambahan. BB 4 kg, TB 62 cm, status gizi < -3 SD dan LILA 11 cm. Bayi terlihat wajah
orang tua, atrofi otot, tidak ada edema, baggy pants (+). GDS 60 mg/dL.
Tata laksana awal yang tepat adalah?
Dapat
digunakan
BCG • 0,05 mL untuk <1 tahun; 0,1 • Harus disimpan dalam suhu • Live-attenuated • Immunocompromised • Reaksi lokal minor (eritema,
mL untuk >1 tahun, 2-8 °C. (keganasan, steroid indurasi, nyeri) diikuti ulserasi 3
intracutaneous ( proksimal • Dilarutkan dengan NaCl 0,9% jangka panjang, HIV), minggu setelahnya dan jaringan
insersio M. deltoid kanan) dan hanya dapat digunakan gizi buruk, uji parut 2-3 bulan setelahnya
dalam waktu 3 jam. tuberkulin >5 mm • Limfadenitis supuratif aksila / leher
• Pada anak usia >3 bulan • Limfadenitis BCG diseminasi pada
perlu dilakukan uji tuberkulin pasien immunocompromised
DPT • Kombinasi vaksin pentavalen • Dipthteria & • Anafilaksis pada dosis • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM tetanus : toxoid sebelumnya
• Pertusis : • Ensefalopati pada
inactivated vaksin pertusis
sebelumnya
Hib • Kombinasi vaksin pentavalen • Konjugasi • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM
Tifoid • 0,5 mL IM • Proteksi untuk 3 tahun • Konjugat • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin • Demam, nyeri
kepala, pusing
HPV • 0,5 mL IM • Konjugat • Kehamilan • Reaksi lokal
Dengue • 0,5 mL ;3 dosis primer IM • Diberikan pada pasien dengan • Inactivated • Reaksi lokal
interval 6 bulan riwayat dengue / IgG anti Dengue
+
Resusitasi
Syok
Anak
Referensi: https://www.eventmedicinegroup.org/patientassessment
Penyakit Gawat Darurat SKDI 3B
Tanda Glasgow coma scale (GCS) Pediatric GCS Nilai
Glasgow Comma
Buka mata Spontan
Terhadap perintah
Spontan
Terhadap suara
4
3 Scale Pediatrik
Terhadap nyeri Terhadap nyeri 2
Tidak ada Tidak ada 1
Verbal Terorientasi baik Sesuai usia, terorientasi, 5 GCS 15: kesadaran
ikuti objek, senyum sosial normal (kompos
mentis)
Bingung, kalimat-kalimat Menangis/rewel, dapat dibujuk 4
tidak terorientasi
Menangis persisten, GCS 12-14:
Kata-kata tidak tepat kadang dapat dibujuk 3 penurunan kesadaran
ringan (somnolen)
Menangis tidak dapat
Suara tidak dimengerti dibujuk, gelisah, agitasi 2
GCS 9-11: penurunan
Tidak ada kesadaran sedang
Tidak ada 1 (somnolen-sopor)
Motorik Mengikuti perintah Mengikuti perintah/gerak 6
spontan GCS <8: penurunan
Melokalisir nyeri Melokalisir nyeri 5
kesadaran berat
Menghindar dari nyeri Menghindar dari nyeri 4 (sopor-koma)
Fleksi abnormal Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal Ekstensi abnormal 2
Tidak ada Tidak ada 1
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Penyakit Gawat Darurat SKDI 3B
Laju Nafas normal / menit Laju Nadi normal / menit Manifestasi Klinis
Umur Rentang Umur
Baru lahir
Rentang
100-180
Syok
Neonatus- 1 tahun 30-60
1 tahun – 2 tahun 25-50 1 minggu – 3 bulan 100-220 Takikardia, Nadi teraba lemah, tak
3 tahun - 4 tahun 20-30 3 bulan – 2 tahun 80-150 kuat angkat
5 tahun – 9 tahun 15-30 2 tahun – 10 tahun 70-110
>10 tahun 15-30 >10 tahun 55-90 Hipoperfusi
CRT > 2 detik, akral dingin, diuresis
<<, LoC <<
Tekanan darah normal Suhu normal
Tekanan darah menurun
Usia Sistolik (2SD) mmHg Diastolik (2SD) 36,5-37,5
mmHg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6-12 bulan 90 (30) 60 (10)
1-5 tahun 92 (25) 65 (20)
5-10 tahun 100 (15) 60 (10)
10-15 tahun 115 (17) 60 (10)
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
MANAJEMEN SYOK SKDI 3B
Tahapan
Cek Kesadaran→ AVPU
SAFE Approach
Shout for Approach Free from Evaluate
help with care danger ABC
Airway
Head tilt Chin lift
Finger (2) Push hard, Push fast ( 15:2), 5 siklus dalam 1 menit
technique
Start
Back blow heimlich CPR
Chest thrust
DIARE AKUT SKDI 4
Diare Kronik
Diare exudative/inflammatorik (berdarah/
Durasi >4 minggu, etiologi dapat selain
mucus) → disentri
infeksi saluran cerna
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DIARE AKUT SKDI 4
DIARE AKUT SKDI 4
Disentri Basiler (Shigellosis / lying down Disentri Amuba (amoebiasis / walking
diarrhea) diarrhea)
Etiologi Shigella Sp. Entamoeba histolytica
Cara penularan Fekal-oral Fekal-oral: kista matur tertelan dari makanan/minuman
terkontaminasi
Keadaan umum pasien ● Onset mendadak dan progresi cepat ● Progresi perlahan
● Sakit berat ● Tidak tampak sakit / sakit ringan
● Demam tinggi ● Demam tidak terlalu tinggi
● Ada tenesmus berat ● Tenesmus ringan
● Sering ditemukan dehidrasi ● Tidak dehidrasi
Pemeriksaan feses rutin ● Tidak ditemukan ● Kista matur : bulat, berinti 4 → pada feses padat
● Leukosit banyak (>50 neutrofil per lapang pandang) ● Trofozoit bergranuler, dengan vakuola berisi eritrosit →
feses saat diare
● Leukosit sedikit
● Kristal Charcot-Leyden
Kultur Positif (batang gram negatif, non motil, anaerobik fakultatif, Negatif
tidak membentuk spora) → agar MacConkey atau SS agar
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DIARE AKUT SKDI 4
Shigellosis Amoebiasis
DIARE AKUT SKDI 4
Seng
• Seng elemental selama 10-14 hari, dengan dosis:
• Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
• Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
Nutrisi
• Asi dilanjutkan, makan sedikit tapi sering 6x per hari, rendah serat, termasuk pisang
Antibiotik
• Shigella : Ciprofloxacin 20-30 mg/kg/hariPO dibagi 2 dosis, 7-10 hari
• Vibrio Cholerae : Doxycycline 2-4 mg/kg PO single dose
• Entamoeba Hystolytica, Giardia Lamblia : Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis , 7-10 hari
Edukasi : menjaga kebersihan terutama saat makan dan memasak; tanda bahaya
IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009
QUIZ TIME #5
Kejang akut
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG DEMAM SKDI 4
• Bangkitan kejang pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang didahului kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses metabolik, infeksi SSP, gangguan elektrolit dan tidak pada neonatus.
• Pasca kejang → anak langsung sadar
Kejang Demam Sederhana (simple febrile seizure) Kejang Demam Kompleks (complex febrile seizure)
Kejang singkat : Berlangsung <15 menit, berhenti sendiri Kejang lama: Berlangsung >15 menit atau berulang dan di antara kejang
anak tidak sadar
Kejang umum (tonik dan atau klonik) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang secondary generalized
Tidak berulang dalam 24 jam Berulang dalam 24 jam (berulang dengan kembalinya kesadaran di
antara kejang)
Tata Laksana
Antikonvulsan:
Faktor risiko kejang demam berulang:
• Diazepam suppositoria 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Bila sudah terpasang jalur IV: Dosis diazepam intravena adalah
0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit Usia <12 bulan
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg.
• Jika masih berlanjut, masuk ke algoritma status epileptikus Suhu tubuh <39°C saat kejang
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 3B
Definisi SE: kejang akut yang berlangsung terus-menerus selama >30 menit atau berulang > 30
menit tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
Patofisiologi SE: kegagalan pembatasan penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter
eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.
Fokal Umum
Absans
Fokal sederhana
Mioklonik
Atonik
Fokal kompleks
Tonik
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4
Investigasi Etiologi
Jika kejang akut berhenti Jika kejang akut berhenti • Tipe, lama, frekuensi, pre-post kejang
dengan diazepam, terapi dengan fenitoin, terapi rumatan Anamnesis • Truma, demam, diare, muntah, sesak, gejala
rumatan dengan fenobarbital/ dengan fenitoin, dimulai 12 jam (terpenting) neurologi
fenitoin. setelah dosis inisial • Riw. Kehamilan, persalinan, perkembangan
Loading dose diikuti dosis Dosis 5-10 mg/kgBB/hari
rumatan 12 jam setelah inisial dibagi 2 PO
• Kesadaran, tanda vital, jejas trauma
Pemeriksaan • Pemeriksaan neurologi
Jika kejang akut berhenti dengan
Fisik • Sianosis, dehidrasi, kelainan neurokutan
Jika kejang akut berhenti dengan midazolam lini keempat , terapi
fenobarbital, terapi rumatan rumatan fenitoin dan fenobarbital
dengan fenobarbital, dimulai 12 tetap diberikan.
jam setelah dosis inisial • Atas indikasi sesuai analisis setelah anamnesis dan
Pemeriksaan pemeriksaan penunjang
Dosis 3-5 mg/kgBB/hari dibagi
2 dosis IV Penunjang • Hematologi rutin, AGD/elektrolit, pungsi lumbal, CT/
MRI, EEG, metabolik dll
a. EEG
b. CT scan kepala
c. Pungsi lumbal
d. Darah perifer lengkap
e. USG kepala
PERINATOLOGI SKDI 4
Distress Pernapasan
(Hyaline Membrane
Disease, Meconium
APGAR Score Resusitasi Neonatus
Aspiration syndrome,
Transient Tachypneu of
Newborn)
RESUSITASI NEONATUS
Aspek Peralatan
Suhu • 24-26°C, infant warmer, kain hangat untuk
mengeringkan bayi, topi, sarung tangan, kaos
kaki, selimut
• plastik bening untuk membungkus bayi dengan
berat < 1500 gram
• Menjauhi bayi dari jendela / AC
1 menit 60-70%
2 menit 65-85%
3 menit 70-90%
4 menit 75-90%
5 menit 80-90%
10 menit 85-90%
Keterangan:
u Intubasi endotrakea / LMA dapat
dipertimbangkan pada langkah ini apabila VTP
tidak efektif
Sugar • Cek gula darah cut off 47-50 mg/dL, cek berkala
Blood pressure • CRT <2 detik, akral, loading NS bila perlu, pasang infus umbilikal, pastikan sirkulasi baik
Lab work • AGD, septic workup, DPL, Hb, ABO, Rh, sesuai indikasi
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara Etiologi:
udara masuk masuk 1. Hyaline Membrane Disease
2. Meconium Aspiration Syndrome
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar 3. Transient Tachypneu of the newborn
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
HYALINE MEMBRANE DISEASE SKDI 3B
= Neonatal Respiratory Distress Syndrome
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
MECONIUM ASPIRATION SYNDROME SKDI 3B
Diagnosis
Adanya ketuban keruh (bercampur
mekonium) --> biasanya pada bayi post-
term
Tanda post-maturitas:
Radiologi torak:
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN SKDI 3B
PATOFISIOLOGI: Pada persalinan normal, pasase bayi melewati
pelvis ibu yang sempit akan memeras cairan keluar dari paru-paru
Transient = gejala membaik maksimal dalam 72 jam
• Takipnea
• Grunting
• Retraksi dada
• Napas cuping hidung
• Sianosis
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN SKDI 3B
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DISTRESS NAFAS SKDI 3B
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BAYI LAHIR PRETERM SKDI 4
Nilai Minggu
Ballard Score
5 26
10 28 • Cukup bulan
15 30 • antara 37 – 42
20 32
minggu lengkap ( 259
– 294 hari)
25 34
• Kurang bulan
30 36 • < 37 minggu
35 38 (sebelum 259 hari)
40 40 • Lebih bulan
45 42
• > 42 minggu
(sesudah 294 hari)
50 44
QUIZ TIME #10
Bayi T, lahir di IGD rumah sakit. Usia kehamilan ibu cukup bulan dan
berat badan lahir 3 kg, tetapi ketika lahir tidak menangis. Berikut
adalah langkah-langkah awal resusitasi, kecuali?
a. Memberi kehangatan
b. Memposisikan bayi
c. Membersihkan jalan nafas
d. Mengeringkan bayi sambil memberi stimulasi
e. Pemberian ventilasi tekanan positif
QUIZ TIME #11
Bayi N baru dalam dalam keadaan kurang bulan. Setelah lahir tampak
merintih, retraksi di sela iga, ujung jari tampak kebiruan. Setelah
dilakukan tindakan pembebasan jalan napas, stimulasi dan
diposisikan, denyut nadi 90x/menit dan RR 65x/menit. Tindakan apa
yang tepat selanjutnya?
a. Dilakukan resusitasi VTP dengan balon dan sungkup
b. Dihangatkan, posisikan dan beri oksigen bila perlu
c. Tidak perlu dilakukan resusitasi karena pernapasan bayi masih ada
d. Lakukan kompresi dada dan VTP dengan balon dan sungkup
e. Berikan epinephrin dan lakukan kompresi dada
NEONATAL JAUNDICE SKDI 4
LAJU CEPHALO-CAUDAL
Patofisiologi
Increased production
Decreased excretion
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
How to differ JAUNDICE? SKDI 4
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BREASTFEEDING & BREAST MILK JAUNDICE SKDI 4
Muncul pada usia < 7 hari Muncul pada usia 7 hari atau lebih, memuncak pada
minggu ke-2–3 kemudian menurun, terkadang
persisten hingga 1-3 bulan
Bilirubin indirek >12 mg/dL Bilirubin indirek 10-30 mg/dL
Dapat didampingi dehidrasi ringan-sedang dan Bilirubin turun (3 mg/dL/hari) jika ASI dihentikan
penurunan pasase feces selama 48 jam , tapi muncul kembali saat ASI
diberikan kembali. Dapat berlangsung hingga 10
minggu jika pemberian ASI diteruskan
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PATHOLOGICAL JAUNDICE SKDI 4
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
INKOMPATIBILITAS ABO dan RHESUS SKDI 4
Terjadi pada ibu dengan • golongan Kondisi di mana wanita dengan rhesus
darah O terhadap janin dengan (-) terekspos dengan eritrosit Rh (+),
golongan darah A atau B sehingga membentuk antibodi Rh
1% ibu gol darah O yang memiliki titer • Anak pertama : normal
antibody IgG. Biasanya terjadi pada • Anak kedua: jaundice
anak pertama • Anak ketiga dan seterusnya :
hidrops fetalis
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TATA LAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA SKDI 4
PhotoTherapy
A. Meningitis
B. Ensefalitis
C. Kejang demam kompleks
D. Kernikterus onset akut
E. Sepsis neonatorum onset lanjut
SEPSIS NEONATORUM SKDI 3B
Haque, KN. Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediatric Critical Care Medicine. 2005:6(Supplement): S445–9
SEPSIS NEONATORUM SKDI 3B
Tata Laksana
Bila hasil kultur steril dalam 2-3 hari dan bayi secara klinik
Terapi suportif (adjuvant) baik, pemberian antibiotik harus dihentikan
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS SKDI 4
Tanda
Pemeriksaan Saraf
Rangsang
Kepala Kranialis
Meningeal
Fungsi Pemeriksaan
Motorik Refleks
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4
Plagiosefali
Brakisefali Skafosefali
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4
Indikator Caput Suksedanum Hematoma Sefal Subgaleal hematoma
Etiologi Penekanan pada jalan lahir (edema Pecahnya kapiler subperiosteum Vacuum-delivery associated
jaringan lunak scalp) karena tekanan pada saat lahir
Onset Tampak segera setelah bayi lahir, Terlihat dalam beberapa jam atau 1-2 Setelah lahir dan bertambah
mungkin bertambah dalam beberapa hari kemudian ukurannya
jam
Lokasi Terdapat pada bagian kepala yang Berbatas tegas, tidak melewati Di bawah aponeurosis galeal,
lebih dulu lahir, batas tidak tegas, sutura melewati sutura, dapat menyebar ke
melewati sutura leher
Palpasi Lunak Firm Fluctuating
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4
protuberansia
oksipitalis
glabella
INTERPRETASI:
<sentil ke-5 atau < -2 SD : mikrosefali
>sentil ke-95 atau > +2 SD : makrosefali
Setiap
Setiap bulan Setiap 2 bulan
kunjungan
pada usia <1 pada usia 1-2
dokter pada
tahun tahun
usia >2 tahun Nellhaus WHO
Etiologi:
• Pertumbuhan lingkar kepala yang abnormal (> + 2 SD atau dalam pemantauan terdapat peningkatan lingkar kepala yang tidak
sesuai grafik pertumbuhan lingkar kepala).
• UUB masih terbuka pada anak usia > 18 bulan atau UUB membonjol
• Frontal bossing
• Sunset appearance
• Lesi UMN
Penunjang:
Medikamentosa :
Kernig Lasegue
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4
Optic Nerve (N.II) Extraocular Muscles
Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4
Occulomotor Nerve
(N.III) Palsy Trochlear Nerve (N.IV)
Palsy
Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4
Paresis:
Memutar kepala – N. • Di dalam mulut: deviasi ke sisi sehat
sternokleidomastoideus • Terjulur: “terdorong” ke sisi sakit
Gerak pasif
Tonus postural:
• Traction test à sumbu tubuh harus 1 garis
• Suspensi vertikal à tes tonus bahu
• Suspensi horizontalà tes tonus batang tubuh (+
parachute reaction) tangan harus nopang
Kekuatan Motorik
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
QUIZ TIME #14
Bayi laki-laki berusia 4 bulan datang dibawa orangtuanya ke dokter karena ada benjolan sebesar
jeruk pada bagian punggung dekat tulang belakang yang sudah ada sejak lahir dan tidak
menutup. Anak aktif, menyusu dengan baik, saat ini berat 6 kg, panjang 53 cm. Anak lahir
spontan pervaginam usia gestasi 39 minggu di bidan dengan berat lahir 2700 gram. Selama
hamil ibu tidak teratur ANC ke bidan atau dokter. TIdak ada obat obatan tertentu rutin
dikonsumsi serta riwayat penggunaan obat epilepsi disangkal. Riwayat DM pada ibu disangkal.
Apakah kemungkinan penyebab kondisi yang dialami pasien diatas?
a. Defisiensi zat besi
b. Defisiensi asam folat
c. Defisiensi vitamin B6
d. Konsumsi alkohol oleh ibu selama trimester I
e. Infeksi Toxoplasmosis pada trimester I
ANEMIA SKDI 4
Anamnesis Penunjang
• Tampak pucat, mudah lelah, sulit konsentrasi, mudah mengantuk, fungsi kognitif • DPL (Hb, Ht, leukosit, platelet)
menurun
• Pola diet (iron absorption) • Indeks eritrosit: MCV, MCH, MCHC
• Riwayat kuning, obat-obatan • Apusan darah tepi
• RPD : infeksi kronik TB, liver, ginjal, keganasan • Ferritin, SI, TIBC, Transferrin
• Riwayat kelainan serupa di keluarga • Reticulocyte count
• Coombs test, Bilirubin indirek/total
Pemeriksaan Fisik
• Pucat, pallor palmar crease,spoon nail, petechiae
• Picca
• Angular cheilitis, glossitis
• Kompensasi lanjut : tachypnea, murmur ejeksi
• Facies cooley, hepatosplenomegali, frontal bossing → Thalassemia
• Jaundice (hemolisis)
• Pembesaran KGB (curiga malignancy)
• GI bleeding : hemel/melena, occult bleeding
• Parestesia dan neuropati perifer (perniciosa B12)
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
DIAGNOSIS BANDING ANEMIA SKDI 4
ADB Thalassemia
Penurunan produksi RBC
trait
RBC ê é
Aplasia RBC Eritropoiesis inefektif
Retikulosit ê é
CKD – penyakit kronik lain RDW é N
Anemia aplastik
ADB, def vit B12, def asam folat
Leukemia
Inflamasi kronik MCV/RBC (index >13 <13
Mentzer)
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
DIAGNOSIS BANDING ANEMIA SKDI 4
THALASSEMIA SKDI 4
• Riwayat keluarga +, pucat kronik • Transfusi darah berkala (mayor) PRC leukodepleted
• Pendek ■ pre : 9 g/dL
• Facies Cooley ■ post : 13 g/dL
• Suplementasi kalsium , vit E dan asam folat
Pemeriksaan Fisik • Diet inhibisi iron absorption (susu, teh, kopi, sereal)
• Kelasi Fe SC [deferoxamine] atau PO [defeprirone
• Facies cooley atau
• Splenomegali, jaundice
• Kulit hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
THALASSEMIA SKDI 4
ALERGI SUSU SAPI SKDI 4
Gejala saluran
cerna
Gejala pada
kulit
Gejala pada
saluran napas
Diagnosis
• pH tinja < 5,5 akibat asam laktat
• Hydrogen breath test
• Lactose tolerance test
Tata laksana
• Manajemen Diet:
• Lactose-free and lactose-reduced milk
• Jangan menghindari susu sepenuhnya → mineralisasi tulang tidak optimal
• Konsumsi produk susu sedikit-sedikit
• Konsumsi produk susu jenis lain : yogurt, keju
Malformasi
Duchenne kongenital (CTEV, Osteogenesis
Muscular Dystrophy flat foot, genovarum imperfekta
genovalgum)
Congenital Hemifasial /
dislocation of the craniofacial
hip microsomia
DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY (DMD) SKDI 1
Gejala klinis:
• Anak biasanya asimptomatik saat lahir --> Gower’s sign usia 3 tahun
Gejala:
• Asimptomatik
• Asimetri lipatan kulit paha, panjang kaki
• Galeazzi sign
Skrining
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
OSTEOGENESIS IMPERFECTA SKDI 1
= Brittle Bone Disease
Manifestasi Klinis : triad of fragile bones, blue sclerae, and early deafness
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
KELAINAN KONGENITAL TUNGKAI BAWAH SKDI 1
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
KELAINAN KONGENITAL TUNGKAI BAWAH
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Penyakit Jantung Bawaan SKDI 2
Patent
Ventricle Atrial Septal
Ductus
Septal Defect Defect
Arteriosus
Transposition
Tetralogy of
of Great
Fallot
Arteries
Penyakit Jantung Bawaan SKDI 2
Jenis Clinical findings Kelainan yang ditemukan Tatalaksana
Patent Ductus Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Continuous murmur at 2th intercostal • Transcatheter PDA closure kurang dari
Arteriosus • Besar: poor weight gain, exercise intolerance space, left parasternal line usia 1 tahun
• Lebih sering pada prematur • LVH
Ventricular Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Murmur baru muncul pada minggu ke-2–6 • Kebanyakan spontaneous closure,
septal Defect • Besar : poor weight gain, poor growth, sesak, • Murmur Pansystolic grade 3/6 or higher at terutama ukuran kecil
berkeringat berlebih, gagal jantung 3- 4th intercostal space, left parasternal • Transcatheter/Surgical closure jika
line simptomatik
• Sering ada thrill
• LVH
Atrial Septal Acyanotic, • Sebagian besar asimptomatik, bahkan pada • S2: wide dan fixed split • Transcatheter/Surgical closure jika
Defect normal cardiac ukuran besar --> incidental finding • Ejection systolic murmur 2th intercostal simptomatik, sebelum usia sekolah
output space, left parasternal line
• RAH / RVH
Tetralogy of Cyanotic • Cyanosis • Ejection systolic murmur at 2nd intercostal • Segera setelah lahir: IV prostaglandin
Fallot (VSD + • Dyspneu on exertion → squatting position space, left parasternal line E1 (0.01-0.20 µg/kg/min) dilatasi
Pulmonary • Hypoxic Spell • Sering ada thrill duktus arteriosus sampai operasi dapat
stenosis + dilakukan
overriding • Palliatif : Blalock-Taussig shunt
aorta + RVH) • Definitif : surgical therapy
Transposition Cyanotic • Cyanosis + takipnea harus segera operasi • Arterial Po2 is low • Segera setelah lahir: IV prostaglandin
of Great • Kebanyakan meninggal (jika tidak ada foramen • Chest x ray / Echo : abnormal position of E1 (0.01-0.20 µg/kg/min) dilatasi
Arteries ovale and the ductus arteriosus) the great arteries duktus arteriosus sampai operasi dapat
dilakukan
• Definitif : surgical therapy
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
ACYANOTIC SKDI 4
Patent Ductus Arteriosus Ventricular Septal Defect Atrial Septal Defect
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
ACYANOTIC SKDI 2
Continuous murmur
ULSB
ICS 2
CYANOTIC SKDI 2
Tetralogy of Fallot Transposition of Great Arteries
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
CYANOTIC SKDI 2
Tetralogy of Fallot
a. ToF
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis pulmonal
e. PDA
INFEKSI PEDIATRI SKDI 4
TB anak Bronkiolitis
Pneumonia Pertussis
TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4
Tatacara:
• 0,1 ml intrakutan di bagian volar lengan bawah.
• Pembacaan 48-72 jam setelah penyuntikan
Bila Negatif:
• Tidak ada infeksi TB
• Masa inkubasi
• Anergi
TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4
Apabila terdapat
Bayi di bawah 5 kg
kenaikan BB, maka
diberikan OAT terpisah
dosis disesuaikan
+ dirujuk ke RS
dengan BB saat itu
Bila INH
OAT lepas tidak boleh
dikombinasikan dengan
digerus bersama dan
Rifampisin, dosis INH
dicampur dalam satu
tidak boleh melebihi 10
puyer
mg/kgBB/hari
• 1x sehari
• Saat perut kosong (1 jam sebelum makan / 2 jam seseudah
makan)
• Sebaiknya dalam waktu yang sama (pagi/siang/sore/malam)
• Lama pemberian : 6 bulan
Inflamasi bronkiolus
Etiologi:
• Paling sering adalah respiratory syncytial virus (RSV)
• Virus lainnya: rhinovirus, influenza, parainfluenza, dan
adenoviruses
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BRONKIOLITIS SKDI 3B
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• X-foto AP-lateral → tidak rutin
• Sering terjadi pada anak < 2 tahun • Hiprelusensi dengan infiltrat minimal
• Demam • Hanya bila perlu ICU atau curiga
• Rhinorrea, nasal discharge, takipneu, sesak napas komplikasi pneumotoraks
• Batuk kering dengan mengi • AGD → tidak rutin
• Sulit makan minum (karena sesak nafas)--> • Jika terdapat gawat napas / gagal napas
dehidrasi
• Napas cuping hidung, retraksi intercostal,
suprasternal Tatalaksana
Pemeriksaan Fisik
• Self limiting viral infection → tidak perlu
obat spesifik
• Napas cepat
• Suportif:
• Retraksi dinding dada
• Oksigen, nasal suction, pasang NGT
• Bentuk dada tampak hiperinflasi
• Indikasi rawat di ICU:
• Auskultasi → expiratory wheezing high pitch fine
inspiratory crackles • SpO2 <=92% dengan terapi oksigen
• SpO2 wajib dicek • Perburukan status pernapasan
• Umumnya jarang tampak “toksik” • Apnea berulang
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BRONKIOLITIS SKDI 3B
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PNEUMONIA SKDI 4
Infeksi akut jaringan parenkim paru meliputi alveolus dan jaringan interstitial
• Napas cepat Rawat inap untuk pneumonia berat dan sangat berat
• Retraksi interkostal, supraklavikular • Antibiotik IV :
• Head bobbing • Ampicillin 4x 50 mg/kg/kali dan Gentamycin 1x 7.5 mg/kg/kali
• Grunting, apnea intermiten (ranap) • Ceftriaxone 50-100 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis , maks 2 gram
• Sianosis (ranap)
• Dehidrasi (ranap) Antipiretik (paracetamol)
• SpO2 wajib dicek (< 92% indikasi ranap)
Terapi suportif oksigen, nutrisi(NGT bila perlu), cairan
PP : X ray toraks wajib untuk rawat inap dan curiga rumatan (Holliday Segar)
komplikasi atelektasis
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742
CROUP (LARYNGOTRAKEITIS)
SKDI 4
Infeksi virus (seringkali Parainfluenzae) di saluran nafas atas yang Pemeriksaan Penunjang
menyebabkan penyumbatan akibat edema jaringan ikat
• X-foto AP leher
• DPL : limfositosis
Anamnesis
Tatalaksana
• Stridor (at rest)
• Demam • Steroid injeksi (dexamethasone 0.15-0.6
• Barking cough dan suara serak mg/kg/hari IV, dosis tunggal, maks 16 mg)
• Takipneu, sesak napas • Nebulisasi epinephrine (1:1000 ; 2 mL dlm
• Sulit makan minum (karena sesak nafas)--> 2 mL NS→ 20 min)
dehidrasi
• Napas cuping hidung, retraksi intercostal,
• Suportif:
suprasternal • Oksigen, NGT bila perlu
• Indikasi rawat di ICU:
• SpO2 <=92% dengan terapi oksigen
Pemeriksaan Fisik • Perburukan status pernapasan
EPIGLOTITIS
Gejala sangat mirip dengan Croup
Pemeriksaan penunjang:
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742
PERTUSIS
SKDI 4
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
Pemeriksaan Penunjang
pertussis atau B. parapertussis, B. bronchiseptica,
Mycoplasma pneumonia ataupun adenovirus
1. Hematologi rutin ditemukan leukositosis dengan
limfositosis
Tanda dan Gejala 2. Radiologi : komplikasi paru atau infeksi sekunder
3. Biakan sekret nasofaring (pada stadium kataralis
1. Masa inkubasi 5-10 hari (rata –rata 7 hari, bisa dan awal stadium paroksismal)
memanjang hingga 21 hari) 4. Uji imunofloresens
5. PCR atau enxyme immunoassay IgG dan IgM
2. Terbagi menjadi 3 stadium
• Kataralis : Berlangsung 1-2 minggu.
o infeksi saluran nafas atas, injeksi dan Tatalaksana
peningkatan secret nasal, disertai demam ringan.
• Paroksismal : berlangsung 1-6 minggu. 1. Medikamentosa
o Batuk terus menerus diawali dengan inspirasi • Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari per oral terbagi
panjang (whoop), batuk pada fase ekspirasi menjadi 4 dosis (maksimal 2 gram) diberikan
dan diakhiri dengan muntah, karena sulitnya selama 14 hari
membuang mucus dan secret yang menempel • Lini 2 : trimethoprim-sulfametoksasol (TMP-
pada saluran nafas . Pada bayi pola batuk tidak SMZ 6-8mg/kgBB/hari, terbagi menjadi 2 dosis
jelas, sering ditemukan dalam kondisi apneu (maksimal 1 gram)
• Penyembuhan : batuk akan menghilang secara 2. Suportif : hindari faktor yang menimbulkan
bertahap, total lama sakit 6-10 minggu serangan batuk, cairan, oksigen & nutrisi adekuat
QUIZ TIME #17
An.Taki, laki-laki usia 3 tahun datang ke puskesmas tanpa keluhan. Ayah
pasien saat ini tengah menjalani pengobatan TB paru BTA (+) bulan ke-2.
Saat kecil pasien telah mendapatkan imunisasi BCG. Berdasarkan kondisi
tersebut, hal apakah yang seharusnya dilakukan kepada pasien?
a. Observasi
b.Skoring TB dan profilaksis INH
c. Imunisasi BCG dan skoring TB
d. Imunisasi TB dan profilaksis INH
e. Pengobatan TB
QUIZ TIME #18
Anak 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 4 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien mengalami batuk, pilek disertai demam sekitar 7
hari yang lalu. Tidak ada riwayat tersedak. Dari pemeriksaan fisik, nadi 145x/menit,
RR 55x/min, T 38.5 C, wheezing -/-. ronki basah kasar +/+, SpO2 94%. Dari hasil
pemeriksaan X ray toraks, tampak konsolidasi dan patchy infiltrate bilateral.
Diagnosis yang paling memungkinan adalah ….
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Bronkitis
d. TB paru
e. Pneumonitis ec aspirasi
QUIZ TIME #19
Bayi C usia 5 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan sesak
napas memberat sejak 3 hari lalu. Awalnya pasien demam, batuk kering, pilek
sejak 5 hari lalu. Kemudian pasien tampak sesak. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan nadi 145x/min, RR 55x/min, T 38 C, dinding toraks tampak melebar,
wheezing +/+, ronki inspiratory crackles +/+ X ray toraks menunjukkan diameter
AP membesar dan hiperaerasi. Diagnosis yang paling mungkin dan penyebab
tersering ialah ....
a. Bronkopneumonia ec Streptococcus pneumoniae
b. Bronkiolitis ec Respiratory Synctial Virus
c. Bronkitis ec Rhinovirus
d. Asma ec allergen
e. TB paru ec Mtb
QUIZ TIME #20
Bayi laki-laki usia 5 bulan mengalami batuk berat diakhir dengan bunyi
melengking disertai muntah. Bayi juga terlihat kebiruan pada bibir saat
batuk. Demam dan sesak ada ketika batuk. N: 120x P: 38x S: 37.9C. Lab:
leukositosis dan limfositosis. Riwayat imunisasiApa tatalaksana lini pertama
pada pada pasien tersebut ?
A. Eritromisin
B. Azitromisin
C. Levofloxacin
D. Co-amoxiclav
E. Ceftriaxone
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
● Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
● Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
● Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
● Metode belajar interaktif
● Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
169
INSTAGRAM
SEJAWAT.IDN
sejawat.idn