Anda di halaman 1dari 149

01

KELAS PENDALAMAN MATERI


JULI 2021

Pediatrik
SEJAWAT.IDN

IG: sejawat.idn
WA: 0877-4876-3742
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
● Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
● Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
● Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
● Metode belajar interaktif
● Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
DAFTAR ISI
5 Pilar Pediatrik Monitoring Pertumbuhan

Monitoring Perkembangan

Asuhan Nutrisi Pediatrik

Pencegahan Penyakit (Vaksinasi)

Stimulasi dan Kasih Sayang

Penyakit Gawat Darurat Syok

Resusitasi Anak

Diare Akut

Kejang

Perinatologi APGAR Score

Resusitasi Neonatus

Distress Pernapasan (Hyaline Membrane Disease, Meconium Aspiration syndrome, Transient Tachypneu of Newborn)

Neonatal Jaundice

Sepsis Neonatorum
DAFTAR ISI
Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan Kepala
Tanda Rangsang Meningeal
Saraf Kranialis
Fungsi Motorik
Pemeriksaan Refleks
Anemia dan Thalassemia

Alergi Susu Sapi dan Intoleransi


Laktosa

Gangguan Muskulo Pediatrik Duchenne Muscular Dystrophy


Congenital dislocation of the hip
Osteogenesis imperfekta
Kelainan Kongenital Tungkai Bawah
Penyakit Jantung Bawaan Patent Ductus Arteriosus
Ventricle Septal Defect
Atrial Septal Defect
Tetralogy of Fallot
Transposition of Great Arteries
Infeksi Pediatri TB anak
Bronkiolitis
Pneumonia
Pertussis
5 PILAR PEDIATRIK SKDI 4

Monitoring Monitoring Asuhan Nutrisi


Pertumbuhan Perkembangan Pediatrik

Pencegahan
Stimulasi dan
Penyakit
Kasih Sayang
(Vaksinasi)
PERTUMBUHAN SKDI 4
Potensi genetik tinggi seorang anak:
Laki-laki = 1⁄2 x (TB ayah + TB ibu + 13) ± 8,5 cm

Perempuan = 1⁄2 x (TB ayah + TB ibu - 13) ± 8,5 cm

Pemilihan kurva sesuai umur

BB/TB, BB/U,
TB/U IMT (BMI)

0-5 tahun : 0-2 tahun:


WHO 2006 WHO 2006

>5-18
2-18 tahun:
tahun: CDC
CDC 2000
2000

Pantau pertumbuhan anak setiap 1-3 bulan

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERTUMBUHAN SKDI 4

Interpretasi Kurva WHO Interpretasi Kurva CDC


Siska, 6 tahun,
BB 16 kg, TB 120 cm

• BB/U = 16 kg/19 kg = 84,2%


• TB/U = 120 cm/114 cm = 105%
• BB/TB = 16 kg/22 kg = 72,7%
• HA = 6.5 tahun
Status Gizi BB/TB (% median)

Obesitas >120

Overweight >110

Normal >90

Gizi Kurang 70-90

Gizi Buruk <70


PERTUMBUHAN SKDI 4

Pengukuran Lingkar Lengan Atas: Laki-laki Perempuan


Pertengahan lengan

Interpretasi : Interpretasi:

>13,5 cm: 85-100%:


gizi baik gizi baik

11,5 – 13,5 cm: 70-85%:


gizi kurang gizi kurang

<11,5 cm: <70%:


gizi buruk gizi buruk

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN SKDI 4
Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali
0-3 bulan: 3-6 bulan: 6-9 bulan: Motorik
• Belajar mengangkat kepala • Mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada dengan • Dapat duduk tanpa dibantu kasar dan
• Belajar memiringkan tubuh ke satu sisi bertopang tangan • Dapat merangkak halus
• Mengikuti obyek dengan matanya • Belajar tengkurap bolak balik • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
• Melihat muka orang dengan tersenyum (senyum • Mulai berguling atau merayap • Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu jari
sosial) • Berusaha meraih dan menggenggam benda-benda • Mengeluarkan “kata” tanpa arti (babbling) Sosial
• Bereaksi terhadap suara/bunyi • Memasukkan tangan dan menaruh benda-benda di • Takut pada orang asing
• Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, mulut • Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
pendengaran dan kontak • Tertawa atau menjerit bila diajak bermain sembunyi-sembunyian
• Mengoceh spontan • Berusaha mencari benda-benda yang hilang
• Menoleh ketika dipanggil namanya Emosi
9-12 bulan 12-18 bulan 18-24 bulan
• Berdiri sendiri tanpa dibantu • Berjalan dan mengeksplorasi rumah • Naik turun tangga
• Berjalan dituntun • Menyusun 2-3 kotak • Menyusun 6 kotak Perilaku
• Menirukan suara, belajar menyatakan 1-2 kata • Mengucapkan 5-10 kata • Menunjuk mata dan hidungnya
• Mengerti perintah/larangan sederhana • Memperlihatkan wajah cemburu, suka bersaing • Menyusun kalimat dengan 2 kata
• Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan benda • Belajar makan sendiri
ke mulut • Belajar mengontrol buang air kecil/besar
• Berpartisipasi dalam permainan • Minat terhadap apa yang dikerjakan orang-orang lebih
Bahasa
besar
• Bermain dengan anak-anak lain

2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun


• Meloncat, memanjat • Berjalan sendiri dan mengunjungi tetangga • Melompat, menari
• Membuat jembatan dengan 2 kotak • Belajar memakai/membuka pakaian • Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan
• Mampu menyusun kalimat sederhana • Menggambar orang dengan kepala dan badan • Menggambar segiempat dan segitiga
• Menggambar lingkaran • Mengenal 2-3 warna • Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam
• Bicara dengan baik, menyebut nama, jenis seminggu
kelamin, dan usianya • Protes bila dilarang apa yang diinginkannya
• Bertanya bagaimana anak dilahirkan • Mengenal 4 warna
• Mengenal sisi atas, bawah, depan, belakang • Memperkirakan bentuk dan besar benda,
• Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana membedakan besar dan kecil
• Menaruh minar pada aktivitas orang dewasa

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN SKDI 4

Metode KPSP
Jawaban Ya : 9-10 Jawaban Ya : 7-8 Jawaban Ya: ≤6

Perkembangan Sesuai (S) Perkembangan Meragukan (M) Perkembangan Penyimpangan (P)


• Pola asuh sudah baik • Stimulasi perlu dilakukan lebih • Rujuk ke RS/dokter spesialis
• Teruskan pola asuh dan stimulasi sering anak dengan menuliskan jenis dan
sesuai usia dan kesiapan anak • Ajarkan cara stimulasi jumlah penyimpangan
• Stimulasi sebagai kegiatan sehari- • Mencari underlying disease perkembangan.
hari, tidak perlu momen khusus • Ulang KPSP dalam 2 minggu
• Keterlibatan ortu dalam setiap dengan form KPSP yang sama,
stimulasi sesuai usia anak
• Ikutkan anak dalam setiap • Jika hasil tidak berubah, pikirkan
kegiatan Posyandu bahwa anak mengalami
penyimpangan (P)→rujuk

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 4

Tanner Stage
Perempuan Laki-laki

Onset 8-13 tahun 9.5-13.5 tahun

Pubertas Prekoks <8 tahun <9 tahun

Pubertas Terlambat >13 tahun >14 tahun

Urutan 1. Telarche 1. Pertumbuhan testis


2. Growth spurt ≥ 4 ml
3. Pubic Hair 2. Mimpi basah
4. Menstruasi 3. Growth spurt

Durasi pubertas 2.4 ± 1.1 3.2 ± 1.8


(tahun)

Maksimal kecepatan 9 (Tanner II-III) 10.3 (Tanner III-IV)


tumbuh (cm/tahun)

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 2
Pubertas Prekoks
Definisi: Munculnya tanda-tanda pubertas pada laki-laki usia
<9 tahun dan perempuan <8 tahun Gambaran Hormonal Pubertas Prekoks
Klasifikasi LH FSH Seks
Steroid
Klasifikasi: Pubertas Prekoks Sentral é é é

• Pubertas Prekoks Sentral (GnRH dependent) Pubertas Prekoks Perifer ê ê é


• Reaktivasi prematur dari hypothalamus-pituitary-gonad axis → peningkatan
GnRH → peningkatan hormon seks Varian Pubertas N N N

• Penyebab utama : idiopatik (perempuan 80%)


• Penyebab lain: CNS tumor, trauma, radiasi (laki-laki lebih dominan)
• Pubertas Prekoks Perifer (GnRH independent)
• Adanya produksi hormon seks berlebih secara endogen atau eksogen→
biasanya patologis. Penyebab; congenital adrenal hyperplasia, tumor gonad,
tumor adrenal

Pemeriksaan penunjang:

• Lab : GnRH, FSH, LH, estradiol/testosterone, beta-HCG, 17-OHP, kortisol


• Imaging : Bone age, MRI kepala (lesi organik)

Tata laksana : sesuai etiologi

• Pubertas prekoks sentral idiopatik : GnRH agonist/analog


• Pubertas prekoks perifer : ketoconazole, medroxy-progesteron, finasteride,
spironolactone, anastrozol
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742

PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 2


PERKEMBANGAN- PUBERTAS SKDI 2

Pubertas Terlambat

Definisi:
• Tidak adanya tanda- tanda pubertas pada:
• laki-laki pada usia 14 tahun
• perempuan pada usia 13 tahun

Klasifikasi

Hypergonadotropic Hypogonadotropic
hypogonadism hypogonadism
ASUHAN NUTRISI PEDIATRIK
SKDI 4
Menentukan jumlah Usia Energi (kkal/kg/hari)
tinggi
kebutuhan kalori (tahun)
0-1 0-6 bulan : 120
BB ideal x RDA (usia tinggi) 6-12 bulan : 110
1-3 100
- BB ideal = dengan kurva WHZ, acuan pada 4-6 90
TB kronologi
- Usia tinggi (Height Age) = dengan kurva 7-9 80
HAZ, acuan pada TB kronologis 10-12 Lelaki: 60-70
- RDA = usia tinggi dicocokkan ke dalam Perempuan: 50-60
tabel RDA
12-18 Lelaki: 50-60
Perempuan: 40-50

Menentukan jumlah volume


ASI per hari

- Kalori ASI = 0,67 kkal/mL


- Kebutuhan volume ASI = kebutuhan kalori /
kalori ASI
- Jumlah volume ASI dibagi 8x waktu
pemberian ASI
AT RISK OF FAILURE TO THRIVE SKDI 4

Sjarif DR. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
AT RISK OF FAILURE TO THRIVE SKDI 4

Sjarif DR. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
GIZI BURUK
SKDI 4

Fase Jenis nutrisi : F75

Stabilisasi

Fase Jenis nutrisi : F100

Transisi

Fase Jenis nutrisi: F100

Rehabilitasi

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


GIZI BURUK
SKDI 4

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


GIZI BURUK
SKDI 4
I : Sudah shock II: Kondisi III + IV III: Muntah / Diare / IV: Letargi V: Tanpa gejala lain
Dehidrasi
Secepatnya Glukosa atau larutan pasir 10% (1 cth) 50 mL PO or NGT
• O2 1-2 LPM D10% bolus 5 mL/kgBB - D10% bolus 5 mL/kgBB
• RLG 5% 1:1 20 mL/kgBB
• D10% bolus 5 mL/kgBB
• ReSoMal 5 mL/kgBB via
NGT
Jam 1 RLG 5% 15 mL/kgBB
Monitoring TTV tiap 10 menit
Jam 2 • Jika membaik: F75 sesuai BB ;dosis 2
Lanjut RLG + ReSoMal ReSoMal 5mL/kgBB/30 F75 sesuai BB ;dosis 2
ReSoMal 5mL/kgBB/30 jam dibagi 4, tiap 30
menit jam dibagi 4, tiap 30
menit menit (NGT)
• Jika tidak membaik: menit (NGT)
RLG 5% 4 mL/kgBB
+ PRC 10 mL/kgBB/3 jam
Atau rujuk
Jam 12 • Membaik :Resomal 5-10 mL/ • Resomal 5-10 mL/ • Resomal 5-10 mL/ F-75 per 2 jam + ASI F-75 per 2 jam→ 3 jam
kgBB/ 2 jam kgBB/2 jam kgBB/2 jam → 4 jam + ASI
• F-75 per 2 jam +ASI • F-75 per 2 jam +ASI • F-75 per 2 jam + ASI
• Monitor TTV tiap 1 jam

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


sejawat.idn 0877-4876-3742

GIZI BURUK
SKDI 4
Jumlah Kalori pada tiap Fase Cara Hitung Kenaikan BB

Inisial Energi = 80-100 kkal/kg/hari


1-2 hari Protein = 1-1,5 g/kg/hari
Cairan = 130 mL/kg/hari atau 100 mL/kg/hari (edema +)

Transisi Energi = 100-150 kkal/kg/hari


3-7 hari Protein =2-3 g/kg/hari
Cairan =150 mL/kg/hari

Rehabilitasi Energi = 150-220 kkal/kg/hari


2-6 minggu Protein = 3-4 g/kg/hari
Cairan = 150-200 mL/kg/hari

Follow-up sebaiknya dilakukan :


● Minggu ke-1 dan 2 Kenaikan BB : 10-15 g/kgBB/hari
● Bulan ke-1, 3 dan 6

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


GIZI BURUK
SKDI 4

Terapi Infeksi Kriteria Pulang


Edema sudah berkurang atau hilang, anak
sadar dan aktif

BB/TB > -3 SD

Komplikasi sudah teratasi

Ibu telah mendapat konseling gizi

Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu


selama 2 minggu berturut-turut atau >15% dari
BB awal
Selera makan sudah baik, makanan yang
diberikan dapat dihabiskan

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


QUIZ TIME #1

Bayi perempuan A, 9 bulan, tampak sangat kurus. Sehari-hari hanya minum ASI tanpa
makanan tambahan. BB 4 kg, TB 62 cm, status gizi < -3 SD dan LILA 11 cm. Bayi terlihat wajah
orang tua, atrofi otot, tidak ada edema, baggy pants (+). GDS 60 mg/dL.
Tata laksana awal yang tepat adalah?

a. ASI setiap 2 jam → diberikan bersamaan F-75 tidak dibatasi


b. Susu F-100 setiap 3 jam → pada fase transisi dan rehabilitasi
c. Susu F-75 setiap 4 jam → 12 x 35-44 mL (130 mL/kg), min 80% total (416 mL) per 2 jam
selang seling resomal
d. Dextrose 10% 10 cc/kg → dosis tidak benar D10% 5 mL/kg atau bila anak masih sadar PO
larutan gula 5% 50 mL via NGT
e. Resomal 20 mL per 30 menit selama 2 jam pertama
QUIZ TIME #2

Anak Y, perempuan, 3 thn, datang dengan keluhan diare setelah makan


bubur kacang hijau 2 hari yang lalu. Diare 4-5x/hari, terdapat sisa
makanan yang belum tercerna pada feses. Kesadaran normal, rambut
kemerahan, muka bulat, perut buncit, akral hangat. BB 9.2 kg TB 94 cm
Apa tindakan pertama yang paling tepat untuk kasus di atas kecuali?
a. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
b. Mencegah dan mengatasi hipotermia
c. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
d. Koreksi gangguan elektrolit
e. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro dan Fe
QUIZ TIME #3
An.Wali, laki-laki usia 15 tahun dibawa orang tuanya ke poliklinik dengan keluhan pasien
tampak lebih pendek dibandingkan dengan teman-temannya. Pasien mengatakan hingga
saat ini belum mengalami mimpi basah. Ayah pasien mengatakan ketika kecil mengalami
keluhan yang sama. Sementara, ibu pasien mengalami haid pertama saat usia 16 tahun.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan belum adanya pertumbuhan kumis, tidak ditemukan
pertumbuhan payudara, bulu ketiak, ataupun rambut pubis. Ukuran skrotum dan penis
pasien lebih kecil dibandingkan anak seusianya. Dokter berencana akan melakukan
pemeriksaan penunjang kepada pasien. Pemeriksaan awal apakah yang sebaiknya
dilakukan kepada pasien?
a. Urin lengkap
b. USG abdomen
c. Growth hormone
d. TVUS
e. Bone age
VAKSINASI
Vaksin termasuk imunitas buatan aktif SKDI 4
Tipe Vaksin:
7 Benar:
• Benar anak
• Benar jadwal
• Benar vaksin dan pelarutnya
• Warna : polio harus kuning-oranye (pH 6,8-7,2)
• Periksa Vaccine Vial Monitor
• Uji kocok à gumpalan = vaksin pernah membeku
• Pelarut : Vaksin BCG pelarutnya NaCl 0,9%;
campak adalah water for injection
• Benar dosis
• Benar rute, panjang jarum, dan teknik
• Sesuai tabel
• 6. Benar lokasi
• 7. Benar dokumentasi Subkutan A ⅝-inch, 23- to 25-gauge needle pada jaringan
• 8. Benar perlakuan limbah dan sisa vaksin lemak otot paha anterolateral

Dapat
digunakan

Soedjatmiko, et al. Intisari imunisasi. 2nd ed. FKUI: Jakarta; 2015


VAKSINASI
SKDI 4
VAKSINASI
SKDI 4
VAKSINASI
SKDI 4
VAKSINASI
SKDI 4

Permenkes No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi


VAKSINASI
SKDI 4
Dosis dan teknik Keterangan lain Jenis vaksin Kontraindikasi KIPI
penyuntikan absolut
Hepatitis B • Monovalen → saat lahir : 0,5 • Bayi lahir dari ibu pengidap • Rekombinan • Jarang terjadi, timbul demam
mL IM, anterolateral paha Hepatitis B kronik, perlu ringan 1-2 hari
kanan (30min-1h setelah diberikan juga HBIg 0,5 mL
injeksi Vitamin K 1 mg di IM, pada lokasi berbeda
anterolateral paha kiri) dalam 12 jam setelah lahir
• Pentavalen→ DPT-HepB-Hib
0,5 mL IM
Polio • OPV : 2 tetes (@0,05 mL) per • OPV diberikan sesaat • OPV: Live- • Anafilaksis pada dosis • OPV: VAPP (jarang)
oral sebelum bayi baru lahir attenuated sebelumnya • IPV: reaksi lokal
• IPV: 0,5 mL IM/SC pulang dari rumah sakit • IPV: killed

BCG • 0,05 mL untuk <1 tahun; 0,1 • Harus disimpan dalam suhu • Live-attenuated • Immunocompromised • Reaksi lokal minor (eritema,
mL untuk >1 tahun, 2-8 °C. (keganasan, steroid indurasi, nyeri) diikuti ulserasi 3
intracutaneous ( proksimal • Dilarutkan dengan NaCl 0,9% jangka panjang, HIV), minggu setelahnya dan jaringan
insersio M. deltoid kanan) dan hanya dapat digunakan gizi buruk, uji parut 2-3 bulan setelahnya
dalam waktu 3 jam. tuberkulin >5 mm • Limfadenitis supuratif aksila / leher
• Pada anak usia >3 bulan • Limfadenitis BCG diseminasi pada
perlu dilakukan uji tuberkulin pasien immunocompromised
DPT • Kombinasi vaksin pentavalen • Dipthteria & • Anafilaksis pada dosis • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM tetanus : toxoid sebelumnya
• Pertusis : • Ensefalopati pada
inactivated vaksin pertusis
sebelumnya
Hib • Kombinasi vaksin pentavalen • Konjugasi • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM

PCV • 0,5 mL IM • Konjugasi • Reaksi lokal

Soedjatmiko, et al. Intisari imunisasi. 2nd ed. FKUI: Jakarta; 2015


VAKSINASI
SKDI 4
Dosis dan teknik Keterangan lain Jenis vaksin Kontraindikasi absolut KIPI
penyuntikan
Rotavirus • 1 mL per oral • Monovalen : 2x • Live • Immunocompromise (keganasan, steroid • Demam, tinja
• Pentavalen: 3x attenuated jangka panjang, HIV) berdarah,
• Riwayat alergi terhadap komponen vaksin muntah, diare,
gastroenteritis
Influenza • Usia 6 bulan -3 tahun : • Diulang setiap tahun • Inactivated • Reaksi alergi pada dosis sebelumnya • jarang
0,25 mL IM
• Usia >3 tahun: 0,5 mL IM
MR/MMR • 0,5 mL SC deltoid - MR : Dilarutkan dengan water for • Live • Immunocompromised (keganasan, steroid • Demam
injection. 1 vial = 10 dosis → hanya attenuated jangka panjang, HIV)
dapat digunakan dalam 6 jam • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin
• Wanita hamil
• Penerima transfusi imunoglobulin / whole
blood
JE • 2 bulan – 3 tahun : 0,5 • Diberikan pada daerah endemis • jarang
mL IM atau yang akan bepergian ke
daerah endemis
• >3 tahun : 1 mL IM
Varisela • 0,5 mL Subcutaneous • Live • Demam akut
attenuated
Hepatitis A • 0,5 mL IM • Inactivated • Reaksi alergi pada dosis sebelumnya • Jarang

Tifoid • 0,5 mL IM • Proteksi untuk 3 tahun • Konjugat • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin • Demam, nyeri
kepala, pusing
HPV • 0,5 mL IM • Konjugat • Kehamilan • Reaksi lokal
Dengue • 0,5 mL ;3 dosis primer IM • Diberikan pada pasien dengan • Inactivated • Reaksi lokal
interval 6 bulan riwayat dengue / IgG anti Dengue
+

Soedjatmiko, et al. Intisari imunisasi. 2nd ed. FKUI: Jakarta; 2015


QUIZ TIME #4

Bayi K usia 2 bulan ke puskesmas untuk imunisasi dasar yang


berikutnya. Maka, imunisasi yang sebaiknya diberikan untuk bayi K
adalah…
a. MR
b. BCG, hepatitis 1, Polio 1
c. DPT 1, Polio 1
d. Campak, DPT 1, Polio 1
e. DPT 1, Hepatitis 2, Polio 1
Penyakit Gawat Darurat SKDI 4

Resusitasi
Syok
Anak

Diare Akut Kejang


Penyakit Gawat Darurat SKDI 3B

Pediatric Assessment Triangle

Referensi: https://www.eventmedicinegroup.org/patientassessment
Penyakit Gawat Darurat SKDI 3B
Tanda Glasgow coma scale (GCS) Pediatric GCS Nilai
Glasgow Comma
Buka mata Spontan
Terhadap perintah
Spontan
Terhadap suara
4
3 Scale Pediatrik
Terhadap nyeri Terhadap nyeri 2
Tidak ada Tidak ada 1
Verbal Terorientasi baik Sesuai usia, terorientasi, 5 GCS 15: kesadaran
ikuti objek, senyum sosial normal (kompos
mentis)
Bingung, kalimat-kalimat Menangis/rewel, dapat dibujuk 4
tidak terorientasi
Menangis persisten, GCS 12-14:
Kata-kata tidak tepat kadang dapat dibujuk 3 penurunan kesadaran
ringan (somnolen)
Menangis tidak dapat
Suara tidak dimengerti dibujuk, gelisah, agitasi 2
GCS 9-11: penurunan
Tidak ada kesadaran sedang
Tidak ada 1 (somnolen-sopor)
Motorik Mengikuti perintah Mengikuti perintah/gerak 6
spontan GCS <8: penurunan
Melokalisir nyeri Melokalisir nyeri 5
kesadaran berat
Menghindar dari nyeri Menghindar dari nyeri 4 (sopor-koma)
Fleksi abnormal Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal Ekstensi abnormal 2
Tidak ada Tidak ada 1

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Penyakit Gawat Darurat SKDI 3B

Tanda Vital Normal pada Anak

Laju Nafas normal / menit Laju Nadi normal / menit Manifestasi Klinis
Umur Rentang Umur
Baru lahir
Rentang
100-180
Syok
Neonatus- 1 tahun 30-60
1 tahun – 2 tahun 25-50 1 minggu – 3 bulan 100-220 Takikardia, Nadi teraba lemah, tak
3 tahun - 4 tahun 20-30 3 bulan – 2 tahun 80-150 kuat angkat
5 tahun – 9 tahun 15-30 2 tahun – 10 tahun 70-110
>10 tahun 15-30 >10 tahun 55-90 Hipoperfusi
CRT > 2 detik, akral dingin, diuresis
<<, LoC <<
Tekanan darah normal Suhu normal
Tekanan darah menurun
Usia Sistolik (2SD) mmHg Diastolik (2SD) 36,5-37,5
mmHg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6-12 bulan 90 (30) 60 (10)
1-5 tahun 92 (25) 65 (20)
5-10 tahun 100 (15) 60 (10)
10-15 tahun 115 (17) 60 (10)

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
MANAJEMEN SYOK SKDI 3B

Dengue Shock Syndrome


KLASIFIKASI SYOK SKDI 4
RJP PEDIATRIK SKDI 3B

Tahapan
Cek Kesadaran→ AVPU

SAFE Approach
Shout for Approach Free from Evaluate
help with care danger ABC

Airway
Head tilt Chin lift

Breathing (look feel listen)


Rescue Breathing (5x)

Circulation (check pulse)


bila tidak ada, mulain RJP
RJP PEDIATRIK
Teknik Kompresi 5 Komponen High Quality CPR
(1) Kedalaman kompresi adekuat = 1/3 diameter AP

Finger (2) Push hard, Push fast ( 15:2), 5 siklus dalam 1 menit
technique

(3) Interupsi minimal → hanya 10 detik untuk memberi nafas tiap


siklus

(4) Full Recoil

(5) Menghindari ventilasi berlebih à kantung udara hanya ditekan


hingga dada mengembang, tidak ditekan sepenuhnya
Thumb
technique
CHOKING BLS SKDI 4
Sadar & batuk Tidak
efektif sadar
< 1 tahun > 1 tahun

Start
Back blow heimlich CPR

Chest thrust
DIARE AKUT SKDI 4

Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan


berdasarkan Durasi Patofisiologi:
Diare Akut
BAB konsistensi lembek atau cair, Diare sekretorik
frekuensi ≥3x dalam 24 jam, berlangsung • Etiologi Diare
<14 hari
akut utama :
Rotavirus
Diare Persisten
Durasi 2-4 minggu, etiologi infeksi Diare osmotik
saluran cerna • Etiologi Disentri
utama : Shigella

Diare Kronik
Diare exudative/inflammatorik (berdarah/
Durasi >4 minggu, etiologi dapat selain
mucus) → disentri
infeksi saluran cerna

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DIARE AKUT SKDI 4
DIARE AKUT SKDI 4
Disentri Basiler (Shigellosis / lying down Disentri Amuba (amoebiasis / walking
diarrhea) diarrhea)
Etiologi Shigella Sp. Entamoeba histolytica
Cara penularan Fekal-oral Fekal-oral: kista matur tertelan dari makanan/minuman
terkontaminasi

Ciri dari feses ● Frekuensi >10x/hari ● Frekuensi 6-8x/hari


● Darah merah segar ● Darah berwarna gelap/kehitaman
● Disertai / tanpa lendir ● Disertai / tanpa lendir
● Tidak berbau ● Bau busuk

Keadaan umum pasien ● Onset mendadak dan progresi cepat ● Progresi perlahan
● Sakit berat ● Tidak tampak sakit / sakit ringan
● Demam tinggi ● Demam tidak terlalu tinggi
● Ada tenesmus berat ● Tenesmus ringan
● Sering ditemukan dehidrasi ● Tidak dehidrasi

Pemeriksaan feses rutin ● Tidak ditemukan ● Kista matur : bulat, berinti 4 → pada feses padat
● Leukosit banyak (>50 neutrofil per lapang pandang) ● Trofozoit bergranuler, dengan vakuola berisi eritrosit →
feses saat diare
● Leukosit sedikit
● Kristal Charcot-Leyden
Kultur Positif (batang gram negatif, non motil, anaerobik fakultatif, Negatif
tidak membentuk spora) → agar MacConkey atau SS agar

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DIARE AKUT SKDI 4
Shigellosis Amoebiasis
DIARE AKUT SKDI 4

Terapi A Terapi B Terapi C


Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DIARE AKUT SKDI 4
Oralit (Cairan)
Tata laksana Diare Akut :
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi Berat
LINTAS DIARE Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan - Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar • Diberikan cairan rehidrasi parenteral
NEW ORALIT diberikan 5-10 mL/kg BB setiap 75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti dengan RL atau RA 100 mL/kgBB dengan
diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < kehilangan cairan yang telah terjadi + 5-10 cara pemberian:
1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun mL/ kgBB setiap muntah-diare cair. • <12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam
sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 - Cairan intravena RL atau KaEN3B atau pertama, dilanjutkan 70 mL/ kgBB dalam 5
tahun semaunya. NaCl sesuai berat badan: jam berikutnya
• >12 bulan:30 mL/kgBB dalam 1⁄2j am
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari 2,5 jam berikutnya
- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari • Bila bisa PO, mulai 5 mL/kg

Seng
• Seng elemental selama 10-14 hari, dengan dosis:
• Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
• Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari

Nutrisi
• Asi dilanjutkan, makan sedikit tapi sering 6x per hari, rendah serat, termasuk pisang

Antibiotik
• Shigella : Ciprofloxacin 20-30 mg/kg/hariPO dibagi 2 dosis, 7-10 hari
• Vibrio Cholerae : Doxycycline 2-4 mg/kg PO single dose
• Entamoeba Hystolytica, Giardia Lamblia : Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis , 7-10 hari

Edukasi : menjaga kebersihan terutama saat makan dan memasak; tanda bahaya
IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009
QUIZ TIME #5

An F perempuan 5 tahun datang dengan keluhan diare kurang lebih 8x per


hari sejak 3 hari terakhir. Diare disertai lendir darah merah gelap. Mual
muntah (+), demam (+) disertai nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TV normal, turgor kembali cepat dan tenesmus. Kemudian
dokter memeriksakan analisis feces dan ditemukan parasit berikut.
Diagnosis yang tepat adalah?
a. Disentri basiler
b. Disentri
c. Disentri amoebiasis
d. Colitis
e. Dehidrasi berat
QUIZ TIME #6
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan datang dibawa orangtuanya ke IGD karena BAB
cair 6 kali sehari sejak 2 hari yang lalu. BAB air > ampas, tanpa disertai lendir dan darah. ibu
pasien mengatakan baru mencoba memberikan susu formula untuk anaknya beberapa hari
ini. Sebelumnya anak hanya minum ASI saja. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan demam
atau tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan feses ditemukan feses berwarna seperti susu dan
berbau asam. Bagaimana kemungkinan mekanisme terjadinya diare pada anak kasus diatas?
A.Kuman mengeluarkan eksotoksin untuk merangsang motilitas usus

B.Kuman mengeluarkan endotoksin untuk merangsang sekresi usus

C. Bakteri menginvasi mukosa usus

D. Rotavirus menyerang mukosa usus

E. Hiperosmolaritas dalam lumen usus menarik cairan ke lumen usus


KEJANG AKUT SKDI 4
Etiologi: paroxysmal depolarization shift (aktivitas listrik terlalu tinggi dan lama) --> eksitasi neuron → kejang

Kejang akut

Disertai Demam Tanpa Demam

Epilepsi dengan Gangguan


Kejang Demam Infeksi SSP infeksi intra / Epilepsi Tumor Otak metabolik,
ekstrakranial elektrolit

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG DEMAM SKDI 4
• Bangkitan kejang pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang didahului kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses metabolik, infeksi SSP, gangguan elektrolit dan tidak pada neonatus.
• Pasca kejang → anak langsung sadar

Kejang Demam Sederhana (simple febrile seizure) Kejang Demam Kompleks (complex febrile seizure)
Kejang singkat : Berlangsung <15 menit, berhenti sendiri Kejang lama: Berlangsung >15 menit atau berulang dan di antara kejang
anak tidak sadar
Kejang umum (tonik dan atau klonik) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang secondary generalized
Tidak berulang dalam 24 jam Berulang dalam 24 jam (berulang dengan kembalinya kesadaran di
antara kejang)

Tata Laksana
Antikonvulsan:
Faktor risiko kejang demam berulang:
• Diazepam suppositoria 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Bila sudah terpasang jalur IV: Dosis diazepam intravena adalah
0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit Usia <12 bulan
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg.
• Jika masih berlanjut, masuk ke algoritma status epileptikus Suhu tubuh <39°C saat kejang

Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya


kejang
Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam
Antipiretik: kompleks

• Paracetamol 10-15 mg/kg/kali, 4-6 kali sehari


Ada seluruh faktor = 80% kemungkinan

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 3B

Definisi SE: kejang akut yang berlangsung terus-menerus selama >30 menit atau berulang > 30
menit tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.

Patofisiologi SE: kegagalan pembatasan penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter
eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

Klasifikasi Kejang Akut

Fokal Umum
Absans
Fokal sederhana
Mioklonik
Atonik
Fokal kompleks
Tonik

Fokal menjadi umum Klonik


(secondary generalized) Tonik-klonik

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4

Airway • Bebaskan jalan napas, posisi, suction

Breathing • Berikan Oksigen

Circulation • Monitor nadi, tekanan darah, EKG

Dextrose • Cek GD, koreksi jika terdapat hipoglikemia

Established • Akses vena

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


KEJANG AKUT DAN STATUS EPILEPTIKUS SKDI 4

Investigasi Etiologi

Jika kejang akut berhenti Jika kejang akut berhenti • Tipe, lama, frekuensi, pre-post kejang
dengan diazepam, terapi dengan fenitoin, terapi rumatan Anamnesis • Truma, demam, diare, muntah, sesak, gejala
rumatan dengan fenobarbital/ dengan fenitoin, dimulai 12 jam (terpenting) neurologi
fenitoin. setelah dosis inisial • Riw. Kehamilan, persalinan, perkembangan
Loading dose diikuti dosis Dosis 5-10 mg/kgBB/hari
rumatan 12 jam setelah inisial dibagi 2 PO
• Kesadaran, tanda vital, jejas trauma
Pemeriksaan • Pemeriksaan neurologi
Jika kejang akut berhenti dengan
Fisik • Sianosis, dehidrasi, kelainan neurokutan
Jika kejang akut berhenti dengan midazolam lini keempat , terapi
fenobarbital, terapi rumatan rumatan fenitoin dan fenobarbital
dengan fenobarbital, dimulai 12 tetap diberikan.
jam setelah dosis inisial • Atas indikasi sesuai analisis setelah anamnesis dan
Pemeriksaan pemeriksaan penunjang
Dosis 3-5 mg/kgBB/hari dibagi
2 dosis IV Penunjang • Hematologi rutin, AGD/elektrolit, pungsi lumbal, CT/
MRI, EEG, metabolik dll

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


QUIZ TIME #7
Anak F, laki-laki, 3 tahun datang dibawa ke IGD oleh orang tuanya karena kejang
di rumah 10 menit yang lalu Kejang kelojotan seluruh tubuh selama 2 menit.
Pasca kejang, anak langsung sadar. Ibu pasien ini merupakan kejang pertama
kali. Sebelumnya pasien demam selama 3 hari terus menerus disertai nyeri BAK.
Hasil PF didapatkan N 90x/min, RR 30x/min, T 38,5 C, OUE tampak eritema.
Pemeriksaan neurologi TRM (-), defisit neurologis (-), dalam batas normal. Lab
GDS dan elektrolit dalam batas normal. Selama 24 jam observasi, hanya 1x
episode kejang. Diagnosis pasien tersebut adalah….
a. KDK
b. KDS
c. Epilepsi
d. Status epileptikus
e. Meningitis
QUIZ TIME #8
Pasien anak perempuan berusia 12 bulan dibawa orangtuanya ke IGD RS karena kejang di
rumah. Kejang berlangsung selama 4 menit sekitar 1 jam sebelum masuk RS. Setelah kejang
anak tampak lemas dan mengantuk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen,
Nadi: 88x/menit, Respirasi: 40x/menit, Suhu: 40.5 C. Pemeriksaan menunjukkan ekstremitas
spastis, kaku kuduk (+), Brudzinski I (+), klonus (+). Pemeriksaan apa yang paling tepat dilakukan
untuk pasien dengan kasus diatas?

a. EEG
b. CT scan kepala
c. Pungsi lumbal
d. Darah perifer lengkap
e. USG kepala
PERINATOLOGI SKDI 4

Distress Pernapasan
(Hyaline Membrane
Disease, Meconium
APGAR Score Resusitasi Neonatus
Aspiration syndrome,
Transient Tachypneu of
Newborn)

Alergi Susu Sapi dan


Neonatal Jaundice Sepsis Neonatorum
Intoleransi Laktosa
APGAR SKDI 4

Menilai adaptasi neonatus


Tanda 0 1 2
Seluruh Tubuh biru/ Tubuh kemerahan, Seluruh Tubuh
Appearance (Warna Kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan
Tidak ada < 100 >=100
Pulse (Laju Jantung)
Tidak Bereaksi (floppy) Gerkan Sedikit Refleks Melawan
Grimace (Refleks)
Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif
Activity (Tonus Otot)
Tidak ada Lambat iregular Menangis Kuat
Respiratory (Usaha Bernafas)

Dinilai menit ke-1 dan menit ke 5


0-3 : Asfiksia berat
4-6 : Asfiksia sedang
7-10: neonatus beradaptasi dengan baik
QUIZ TIME #9
Bayi B lahir di IGD RS dengan tonus otot lemah, nadi 80x/menit,
refleks tidak ditemukan, warna kulit biru pada ujung kaki dan
tangan saja, pernafasan lambat dan irreguler.
Berapakah nilai skor APGAR pada bayi tersebut?
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
SKDI 4

RESUSITASI NEONATUS

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4
KONSELING PRE NATAL

Faktor Risiko Resusitasi Saat Lahir


Faktor Ibu Faktor Janin Faktor intrapartum
• Ketuban pecah dini ≥ 18 jam • Kehamilan multipel (ganda, triplet) • Pola denyut jantun gjanin yang
• Perdarahan pada trimester 2 dan 3 • Prematur (terutama usia gestasi <35 meragukan pada CTG
• Hipertensi dalam kehamilan minggu) • Presentasi abnormal
• Hipertensi kronik • Postmatur (usia gestasi > 41 minggu) • Prolaps tali pusat
• Penyalahgunaan obat Besar masa kehamilan (large for • Persalinan kala 2 memanjang
• Konsumsi obat (seperti litium, gestational age) • Persalinan yang sangat cepat
magnesium, penghambat adrenergik, • Pertumbuhan janin terhambat • Perdarahan antepartum
narkotika) • Penyakit hemolitik aloimun (terutama jika • Ketuban bercampur mekonium
• Diabetes Mellitus terdapat anemia / hidrops fetalis)
• Penyakit kronik (anemia, PJB)

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4
PERSIAPAN TIM PERSIAPAN ALAT

Aspek Peralatan
Suhu • 24-26°C, infant warmer, kain hangat untuk
mengeringkan bayi, topi, sarung tangan, kaos
kaki, selimut
• plastik bening untuk membungkus bayi dengan
berat < 1500 gram
• Menjauhi bayi dari jendela / AC

Airway • OPA/gudle, balloon syringe, suction catheter,


meconium aspirator, laryngoscope, ETT,
sungkup, sungkup laring, plester, gunting
Breathing • T-piece reuscitator, bag valve mask (balon
mengembang sendiri)
Circulation • Stetoskop, pulse oxymetry neonatus, umbilical
Keterangan gambar: resuscitator
1. Pemimpin (airway -breathing)
2. Asisten sirkulasi Obat • 1:10.000 (0,1 mg/mL) epinephrine
3. Asisten obat dan peralatan • NaCl 0,9%

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4

Waktu dari lahir Target SpO2 Preduktal

1 menit 60-70%

2 menit 65-85%

3 menit 70-90%

4 menit 75-90%

5 menit 80-90%

10 menit 85-90%

Keterangan:
u Intubasi endotrakea / LMA dapat
dipertimbangkan pada langkah ini apabila VTP
tidak efektif

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


RESUSITASI NEONATUS SKDI 4

Sugar • Cek gula darah cut off 47-50 mg/dL, cek berkala

Temperatur • Kangaroo mother transport / incubator (36.5 – 37.5)

Airway • CPAP, intubasi, tidak ada retraksi, grunting, oksigenasi baik

Blood pressure • CRT <2 detik, akral, loading NS bila perlu, pasang infus umbilikal, pastikan sirkulasi baik

Lab work • AGD, septic workup, DPL, Hb, ABO, Rh, sesuai indikasi

Emotional • Empati dan informed consent

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


DISTRESS NAFAS SKDI 3B

Downe Skor : Evaluasi Distress Nafas


0 1 2 Skor < 4 gangguan pernapasan Oksigen Low Flow
ringan
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas Skor 4 – 5 gangguan pernapasan CPAP
sedang
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi Skor > 6 gangguan pernapasan Intubasi + Mekanikal
berat (pemeriksaan gas Ventilator
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
darah harus dilakukan)
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2

Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara Etiologi:
udara masuk masuk 1. Hyaline Membrane Disease
2. Meconium Aspiration Syndrome
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar 3. Transient Tachypneu of the newborn
dengan stetoskop tanpa alat bantu

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
HYALINE MEMBRANE DISEASE SKDI 3B
= Neonatal Respiratory Distress Syndrome

• Dikenal juga sebagai lung disease of prematurity, Gambaran Radiologi HMD


atau defisiensi surfaktan
• Bercak retikulogranular /ground glass
– Terjadi terutama pada bayi prematur (<28 minggu)
(infiltrat) pada parenkim
• Faktor risiko dan patofisiologi
• Air bronchogram

• Gejala muncul beberapa menit setelah lahir :


takipnea, grunting, retraksi, cuping hidung, sianosis

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
MECONIUM ASPIRATION SYNDROME SKDI 3B

Diagnosis
Adanya ketuban keruh (bercampur
mekonium) --> biasanya pada bayi post-
term

Obstruksi jalan napas: gasping, apnoe,


sianosis

Distress napas: takipnea, grunting, nafas


cuping hidung, retraksi dada, sianosis

Tanda post-maturitas:

• Kuku Panjang, kulit terkelupas


• Pewarnaan kulit kuning – hijau

Radiologi torak:

• Granular, dengan aerasi iregular

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN SKDI 3B
PATOFISIOLOGI: Pada persalinan normal, pasase bayi melewati
pelvis ibu yang sempit akan memeras cairan keluar dari paru-paru
Transient = gejala membaik maksimal dalam 72 jam

TTN banyak terjadi pada:

• Bayi cukup bulan


• Bayi dilahirkan dengan metode C-section
• Bayi lahir dari ibu dengan diabetes

Gejala muncul segera setelah lahir:

• Takipnea
• Grunting
• Retraksi dada
• Napas cuping hidung
• Sianosis

Merupakan diagnosis eksklusi (gejala mirip RDS), dengan


keunikan:
• Perbaikan klinis terjadi cepat = self limiting
• Foto radiologi torak normal (tidak ada tanda RDS seperti hypoaeration atau diffuse
reticulogranular pattern)

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEWBORN SKDI 3B

Hyaline Membrane Meconium Aspiration Transient Tachypnea


Disease Syndrome of Newborn

Etiologi Kurangnya surfaktan Aspirasi mekonium Cairan dalam paru yang


menetap
Faktor risiko ● Prematur ● Ketuban hijau, bau busuk C-section
● Maternal Diabetes ● Kehamilan post-term

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
DISTRESS NAFAS SKDI 3B

Etiologi tersering: Bayi preterm Bayi cukup bulan


1. Hyaline Membrane Disease
2. Meconium Aspiration Syndrome • Early life : RDS, infeksi • TTN, MAS, PPHN, infeksi
3. Transient Tachypnea of the newborn • Later life : infeksi, BPD

Penyakit Temuan pada Xray dada

Respiratory distress syndrome Ground-glass opacities


Penurunan volume paru
Air bronchograms
Pneumonia Opasitas fokal
Infiltrat difus
Aspirasi benda asing Air trapping pada sisi tempat benda asing

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BAYI LAHIR PRETERM SKDI 4

Nilai Minggu
Ballard Score
5 26

10 28 • Cukup bulan
15 30 • antara 37 – 42
20 32
minggu lengkap ( 259
– 294 hari)
25 34
• Kurang bulan
30 36 • < 37 minggu
35 38 (sebelum 259 hari)
40 40 • Lebih bulan
45 42
• > 42 minggu
(sesudah 294 hari)
50 44
QUIZ TIME #10

Bayi T, lahir di IGD rumah sakit. Usia kehamilan ibu cukup bulan dan
berat badan lahir 3 kg, tetapi ketika lahir tidak menangis. Berikut
adalah langkah-langkah awal resusitasi, kecuali?
a. Memberi kehangatan
b. Memposisikan bayi
c. Membersihkan jalan nafas
d. Mengeringkan bayi sambil memberi stimulasi
e. Pemberian ventilasi tekanan positif
QUIZ TIME #11

Bayi N baru dalam dalam keadaan kurang bulan. Setelah lahir tampak
merintih, retraksi di sela iga, ujung jari tampak kebiruan. Setelah
dilakukan tindakan pembebasan jalan napas, stimulasi dan
diposisikan, denyut nadi 90x/menit dan RR 65x/menit. Tindakan apa
yang tepat selanjutnya?
a. Dilakukan resusitasi VTP dengan balon dan sungkup
b. Dihangatkan, posisikan dan beri oksigen bila perlu
c. Tidak perlu dilakukan resusitasi karena pernapasan bayi masih ada
d. Lakukan kompresi dada dan VTP dengan balon dan sungkup
e. Berikan epinephrin dan lakukan kompresi dada
NEONATAL JAUNDICE SKDI 4

LAJU CEPHALO-CAUDAL

Physiologic jaundice Pathologic jaundice


PHYSIOLOGIC JAUNDICE SKDI 4

Patofisiologi
Increased production

Decreased uptake and binding by liver cells

Decreased conjugation (most important)

Decreased excretion

Increased enterohepatic circulation of bilirubin

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
How to differ JAUNDICE? SKDI 4

Ikterik Fisiologis Ikterik Patologis


• Onset : usia ke 24–72 jam dengan puncak pada usia hari ke 4–5 pada • Onset : < usia 24 jam
neonatus cukup bulan dan hari 7 pada preterm • Persisten selama 8 hari pada bayi cukup bulan dan 14 hari pada bayi
• Menghilang pada usia 10–14 hari kurang bulan
• Predominan bilirubin indirek dengan konsentrasi <15–18 mg/dl atau • Kadar bilirubin total serum >12 mg/dl dalam waktu kapanpun
puncak bilirubin total serum 5–6 mg/dl • Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,2 mg/dL/jam (>5 mg/dL/24 jam)
• Peningkatan fraksi bilirubin direk (>2 mg/dl atau 30% dari bilirubin total)
• Peningkatan bilirubin yang membutuhkan fototerapi
• Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari (muntah, letargi, malas
minum, penurunan berat badan dengan cepat, apneu, takipneu atau suhu
tidak stabil)

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BREASTFEEDING & BREAST MILK JAUNDICE SKDI 4

Breastfeeding jaundice Breast Milk jaundice


Etiologi: kekurangan ASI (khususnya pada bayi Etiologi : pemberian ASI, dicurigai berhubungan
dengan ASI eksklusif) dengan beta-glucuronidase dalam ASI

Muncul pada usia < 7 hari Muncul pada usia 7 hari atau lebih, memuncak pada
minggu ke-2–3 kemudian menurun, terkadang
persisten hingga 1-3 bulan
Bilirubin indirek >12 mg/dL Bilirubin indirek 10-30 mg/dL
Dapat didampingi dehidrasi ringan-sedang dan Bilirubin turun (3 mg/dL/hari) jika ASI dihentikan
penurunan pasase feces selama 48 jam , tapi muncul kembali saat ASI
diberikan kembali. Dapat berlangsung hingga 10
minggu jika pemberian ASI diteruskan

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PATHOLOGICAL JAUNDICE SKDI 4

“too early” (usia <24


jam)

• Hemolisis : incompatibilitas ABO, RH,


sepsis, red cell morphology defects

“too high” (24 jam- 10


hari)

• Breastfeeding jaundice, breastmilk


jaundice, infection, polycythemia

“too long” (>10 hari)

• Breast milk jaundice, hypothyroidism,


infection

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
INKOMPATIBILITAS ABO dan RHESUS SKDI 4

Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Rhesus

Terjadi pada ibu dengan • golongan Kondisi di mana wanita dengan rhesus
darah O terhadap janin dengan (-) terekspos dengan eritrosit Rh (+),
golongan darah A atau B sehingga membentuk antibodi Rh
1% ibu gol darah O yang memiliki titer • Anak pertama : normal
antibody IgG. Biasanya terjadi pada • Anak kedua: jaundice
anak pertama • Anak ketiga dan seterusnya :
hidrops fetalis

Diagnosis : Coombs test


Tatalaksana Hiperbilirubinemia
Jika ibu hamil Rh- belum tersensitisasi,
berikan human anti-D immunoglobulin
(Rh IgG atau RhoGAM)
KERNICTERUS SKDI 4

Nama lain: bilirubin


encephalopathy

Definisi: sindrom neurologis akibat


deposisi bilirubin indirek
(unconjugated) di basal ganglia dan
brainstem nuclei

Terjadi jika bilirubin indirek >20 mg/dL.

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
TATA LAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA SKDI 4
PhotoTherapy

American Academy of Pediatrics.


Management of hyperbilirubinemia
in the newborn infant 35 or more
weeks of gestation. Pediatrics.
2004:114(1): 197–315
TATA LAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA SKDI 4
Transfusi Tukar

American Academy of Pediatrics.


Management of hyperbilirubinemia
in the newborn infant 35 or more
weeks of gestation. Pediatrics.
2004:114(1): 197–315
QUIZ TIME #12
Bayi perempuan berusia 4 hari datang dibawa ibunya ke dokter Puskesmas karena sejak
usia 2 hari mulai tampak kuning. Bayi selama ini dapat ASI namun anak lebih sering tidur.
Ibu mengatakan produksi ASI tidak begitu banyak. Pada pemeriksaan fisik anak tonus otot
baik, tampak menangis kuat, tidak ada tanda tanda dehidrasi, ditemukan Kramer III, lain –
lain dalam batas normal. Bilirubin total 9,25 g/dL, bilirubin direk 0,75 g/dL, bilirubin indirek
8,5 g/dL. Apakah diagnosis yang mungkin dialami pasien pada kasus diatas?

a. Breast milk jaundice


b. Inkompabilitas ABO atau Rh
c. Breast feeding jaundice
d. Atresia bilier
e. Sepsis
QUIZ TIME #13
Bayi laki-laki berusia 6 hari dibawa ke IGD karena kejang sejak 4 jam yang lalu sebelum masuk RS.
Kejang seluruh tubuh dengan durasi sekitar 2 menit. Setelah kejang anak tampak lemas. Anak
tampak kuning sejak usia 1 hari dan diperiksakan ke bidan, disarankan untuk memberikan ASI.
Anak sebelumnya sempat tampak malas minum. Pada pemeriksaan tampak kesadaran letargi,
hipertonus otot, suhu 37 derajat Celcius . Bilirubin total 27 mg/dL, bilirubin direk 1,2mg/dL.
Apakah diagnosis yang sesuai pada kasus diatas?

A. Meningitis
B. Ensefalitis
C. Kejang demam kompleks
D. Kernikterus onset akut
E. Sepsis neonatorum onset lanjut
SEPSIS NEONATORUM SKDI 3B

Karakteristik Awitan Dini Awitan Lambat Risiko yang perlu diwaspadai


Waktu timbulnya ≤ 72 jam > 72 jam
gejala
Risiko Mayor Risiko Minor
Komplikasi + -
kehamilan dan
persalinan Ketuban pecah >12 jam
Ketuban pecah >24 jam
Ibu demam (suhu intrapartum
Sumber Traktus genitalia, Traktus genitalia ibu; >37,5°C)
mikroorganisme urinaria ibu lingkungan pasca Ibu demam (suhu intrapartum Nilai APAR rendah (menit ke-1 <5,
Transplasental natal(RS atau >38°C) menit ke-5 <7)
komunitas)
Bayi berat lahir sangat rendah
Manifestasi klinis Fulminan Progresif lambat (BBLSR) <1500 gram
Multisistem Fokal Korioamnionitis
Pneumonia Meningitis Usia gestasi <37 minggu

Denyut jantung janin yang menetap Kehamilan ganda


Mortalitas (%) 15-50 10-20 >160x/menit

Keputihan pada ibu

Ketuban berbau Ibu dengan infeksi saluran kemih /


tersangka
SEPSIS NEONATORUM SKDI 3B
Diagnosis

Ulangi pemeriksaan septic


marker dalam 12-24 jam

Kultur Darah (5-7 hari) = Gold Standard

Haque, KN. Definitions of bloodstream infection in the newborn. Pediatric Critical Care Medicine. 2005:6(Supplement): S445–9
SEPSIS NEONATORUM SKDI 3B
Tata Laksana

Penggunaan antibiotika secara empiris sesuai dengan pola


Eliminasi kuman penyebab merupakan pilihan utama kuman dan resistensi kuman penyebab yang tersering
ditemukan di tempat tersebut
• Empiris untuk EOS Community Acquired:
• Mild-Moderate = Ampicillin: dosis IV : 50 mg/Kg/dose dan
Gentamycin dosis 7.5 mg/kg/hari
• Severe =Ampicilin-sulbactam dan gentamycin Segera setelah didapatkan hasil kultur darah, jenis
• Empiris untuk LOS Hospital Acquired: antibiotika disesuaikan dengan kuman penyebab dan pola
• HAP, VAP, UTI =Ceftazidime resistensinya
• Sesuaikan dengan hasil kultur
• Durasi : 7-14 hari ; kecuali pada meningitis 21 hari

Bila hasil kultur steril dalam 2-3 hari dan bayi secara klinik
Terapi suportif (adjuvant) baik, pemberian antibiotik harus dihentikan

• Oksigenasi dan ventilasi


• Inotropik
• Nutrisi
• Pemberian Produk Darah (Trombosit, FFP, Anti thrombin III)
• Transfusi tukar

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS SKDI 4

Tanda
Pemeriksaan Saraf
Rangsang
Kepala Kranialis
Meningeal

Fungsi Pemeriksaan
Motorik Refleks
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4

Bentuk Kepala Deformitas kongenital

Plagiosefali

Brakisefali Skafosefali

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4
Indikator Caput Suksedanum Hematoma Sefal Subgaleal hematoma

Etiologi Penekanan pada jalan lahir (edema Pecahnya kapiler subperiosteum Vacuum-delivery associated
jaringan lunak scalp) karena tekanan pada saat lahir
Onset Tampak segera setelah bayi lahir, Terlihat dalam beberapa jam atau 1-2 Setelah lahir dan bertambah
mungkin bertambah dalam beberapa hari kemudian ukurannya
jam
Lokasi Terdapat pada bagian kepala yang Berbatas tegas, tidak melewati Di bawah aponeurosis galeal,
lebih dulu lahir, batas tidak tegas, sutura melewati sutura, dapat menyebar ke
melewati sutura leher
Palpasi Lunak Firm Fluctuating

Remisi Beberapa hari Beberapa minggu - 3 bulan Beberapa minggu - bulan


Dapat mengancam nyawa

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4

protuberansia
oksipitalis

glabella

INTERPRETASI:
<sentil ke-5 atau < -2 SD : mikrosefali
>sentil ke-95 atau > +2 SD : makrosefali

Setiap
Setiap bulan Setiap 2 bulan
kunjungan
pada usia <1 pada usia 1-2
dokter pada
tahun tahun
usia >2 tahun Nellhaus WHO

IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009


PEMERIKSAAN KEPALA SKDI 4
Hidrosefalus
Definisi : pelebaran ventrikel otak disertai peningkatan tekanan tekanan intrakranial.

Etiologi:

• Obstruksi aliran cairan serebrospinal (CSS) di sistem ventrikel otak


• Absorbsi CSS di vili arakhnoid yang menurun
• Produksi CSS di pleksus koroid yang abnormal

Gejala dan Tanda:

• Pertumbuhan lingkar kepala yang abnormal (> + 2 SD atau dalam pemantauan terdapat peningkatan lingkar kepala yang tidak
sesuai grafik pertumbuhan lingkar kepala).
• UUB masih terbuka pada anak usia > 18 bulan atau UUB membonjol
• Frontal bossing
• Sunset appearance
• Lesi UMN

Penunjang:

• Papilledema : pada peningkatan TIK


• Pemeriksaan transiluminasi positif
• CT-Scan atau MRI kepala
untuk mencari etiologi

Tata laksana utama

• VP-Shunt, drainase eksterna ventrikel, atau endoscopic third ventriculostomy.


• Sementara : drainase eksterna ventrikel, ventricular tapping atau pungsi lumbal serial.

Medikamentosa :

• asetazolamide (dosis 30-50 mg/kgBB/hari)


• furosemid (dosis 1 mg/kgBB/hari)
TANDA RANGSANG MENINGEAL SKDI 4

Kaku Kuduk Brudzinski I Brudzinski II

Kernig Lasegue
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4
Optic Nerve (N.II) Extraocular Muscles

Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4

Abducens Nerve (N.VI)


Palsy

Occulomotor Nerve
(N.III) Palsy Trochlear Nerve (N.IV)
Palsy

Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS SKDI 4

Facial Nerve (N.VII) Glossopharyngeal Nerve (N.IX)


Vagus Nerve (N.X)

Deviasi uvula ke sisi sehat

Sensoris khusus: pengecapan lidah 1/3 posterior terganggu

Refleks muntah (bersama N. X)

Disfagia, gangguan menelan, salivasi (bersama N. X) Deviasi ke sisi


sehat

Accessory Nerve (N.XI) Hypoglossus Nerve (N.XII)

Mengangkat bahu Motorik lidah

Paresis:
Memutar kepala – N. • Di dalam mulut: deviasi ke sisi sehat
sternokleidomastoideus • Terjulur: “terdorong” ke sisi sakit

• Tidak dapat memutar kepala ke Paresis sentral vs. perifer


sisi sehat • Atrofi & fasikulasi lidah pada paresis perifer
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK SKDI 4
Inspeksi

Gerak pasif

Tonus postural:
• Traction test à sumbu tubuh harus 1 garis
• Suspensi vertikal à tes tonus bahu
• Suspensi horizontalà tes tonus batang tubuh (+
parachute reaction) tangan harus nopang

Kekuatan Motorik

Anak besar: Bayi & anak kecil:


5 – melawan tahanan normal
Observasi gerak, simetri
4 – melawan tahanan ringan
3 – melawan gravitasi
Respons terhadap rangsang nyeri ringan (gelitik)
2 – gerak lateral (menggeser) tanpa gravitasi
1 – ada kontraksi otot Respons bila anggota tubuh diletakkan pada posisi
0 – tidak ada kontraksi yang tidak nyaman
PEMERIKSAAN REFLEKS SKDI 4

Refleks Fisiologis Refleks patologis


Refleks patella
Refleks Babinski
Refleks Achilles
Refleks primitif yang menetap:
Refleks biseps • Grasp reflex atau fisting
• Asymmetric tonic neck reflex
Refleks brakioradialis • Refleks Moro
• Rooting reflex
Refleks triseps • Sucking reflex
• Cross-extensor reflex (stepping reflex)

Meningkat pada lesi UMN Klonus


Menurun pada lesi LMN

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
QUIZ TIME #14
Bayi laki-laki berusia 4 bulan datang dibawa orangtuanya ke dokter karena ada benjolan sebesar
jeruk pada bagian punggung dekat tulang belakang yang sudah ada sejak lahir dan tidak
menutup. Anak aktif, menyusu dengan baik, saat ini berat 6 kg, panjang 53 cm. Anak lahir
spontan pervaginam usia gestasi 39 minggu di bidan dengan berat lahir 2700 gram. Selama
hamil ibu tidak teratur ANC ke bidan atau dokter. TIdak ada obat obatan tertentu rutin
dikonsumsi serta riwayat penggunaan obat epilepsi disangkal. Riwayat DM pada ibu disangkal.
Apakah kemungkinan penyebab kondisi yang dialami pasien diatas?
a. Defisiensi zat besi
b. Defisiensi asam folat
c. Defisiensi vitamin B6
d. Konsumsi alkohol oleh ibu selama trimester I
e. Infeksi Toxoplasmosis pada trimester I
ANEMIA SKDI 4
Anamnesis Penunjang
• Tampak pucat, mudah lelah, sulit konsentrasi, mudah mengantuk, fungsi kognitif • DPL (Hb, Ht, leukosit, platelet)
menurun
• Pola diet (iron absorption) • Indeks eritrosit: MCV, MCH, MCHC
• Riwayat kuning, obat-obatan • Apusan darah tepi
• RPD : infeksi kronik TB, liver, ginjal, keganasan • Ferritin, SI, TIBC, Transferrin
• Riwayat kelainan serupa di keluarga • Reticulocyte count
• Coombs test, Bilirubin indirek/total
Pemeriksaan Fisik
• Pucat, pallor palmar crease,spoon nail, petechiae
• Picca
• Angular cheilitis, glossitis
• Kompensasi lanjut : tachypnea, murmur ejeksi
• Facies cooley, hepatosplenomegali, frontal bossing → Thalassemia
• Jaundice (hemolisis)
• Pembesaran KGB (curiga malignancy)
• GI bleeding : hemel/melena, occult bleeding
• Parestesia dan neuropati perifer (perniciosa B12)

Terapi pada ADB (tersering)


• Ferrous sulfat dosis 3-5 mg/kg/hari dalam 2 dosis (sediaan drops dan sirup)
• Vitamin C
• Edukasi pola diet

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
DIAGNOSIS BANDING ANEMIA SKDI 4
ADB Thalassemia
Penurunan produksi RBC
trait
RBC ê é
Aplasia RBC Eritropoiesis inefektif
Retikulosit ê é
CKD – penyakit kronik lain RDW é N
Anemia aplastik
ADB, def vit B12, def asam folat
Leukemia
Inflamasi kronik MCV/RBC (index >13 <13
Mentzer)

Peningkatan destruksi RBC PBS


• Mikrositik + +
hipokromik
Ekstrakospuskular (immune) atau
Korpuskular
idiopatik • Poikilositosis + ++
Kelainan membrane RBC • Anisositosis ++ +
(spherocytosis)
Thalassemia
G6PD deficiency

Hilangnya RBC ec blood loss

Fetomaternal Inherited bleeding


Perdarahan GI kronik
bleeding disorder

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
DIAGNOSIS BANDING ANEMIA SKDI 4
THALASSEMIA SKDI 4

Anamnesis Tata laksana

• Riwayat keluarga +, pucat kronik • Transfusi darah berkala (mayor) PRC leukodepleted
• Pendek ■ pre : 9 g/dL
• Facies Cooley ■ post : 13 g/dL
• Suplementasi kalsium , vit E dan asam folat
Pemeriksaan Fisik • Diet inhibisi iron absorption (susu, teh, kopi, sereal)
• Kelasi Fe SC [deferoxamine] atau PO [defeprirone
• Facies cooley atau
• Splenomegali, jaundice
• Kulit hiperpigmentasi

Pemeriksaan Penunjang

• Elektroforesis Hb : HbF, HbA, HbA2


• Apusan darah tepi : target cell (+)
dan dominan poikilocytosis

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
THALASSEMIA SKDI 4
ALERGI SUSU SAPI SKDI 4

Gejala saluran
cerna

Gejala pada
kulit

Gejala pada
saluran napas

Kondisi umum: status


gizi, status hidrasi,
kadang tampak pucat

IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009


ALERGI SUSU SAPI SKDI 4

IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009


INTOLERANSI LAKTOSA SKDI 4
Definisi : defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat memecah laktosa pada susu

Gejala dan Tanda (30 menit- 2 jam sejak ingesti)


• Diare osmotik
• abdominal pain/discomfort, flatus, bloating, nausea
• Ruam pada bokong, feces berbau asam

Diagnosis
• pH tinja < 5,5 akibat asam laktat
• Hydrogen breath test
• Lactose tolerance test

Tata laksana
• Manajemen Diet:
• Lactose-free and lactose-reduced milk
• Jangan menghindari susu sepenuhnya → mineralisasi tulang tidak optimal
• Konsumsi produk susu sedikit-sedikit
• Konsumsi produk susu jenis lain : yogurt, keju

IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009


Gangguan Muskulo Pediatrik

Malformasi
Duchenne kongenital (CTEV, Osteogenesis
Muscular Dystrophy flat foot, genovarum imperfekta
genovalgum)

Congenital Hemifasial /
dislocation of the craniofacial
hip microsomia
DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY (DMD) SKDI 1

Penyakit neuromuskular herediter tersering

Gejala klinis:

• Anak biasanya asimptomatik saat lahir --> Gower’s sign usia 3 tahun

Diagnosis : PCR mutasi gen dystrophin + biopsi otot

Treatment : no cure → suportif


CONGENITAL DISLOCATION OF THE HIP
Epidemiologi : perempuan (80%), herediter,
presentasi bokong, firstborn

Etiologi : tidak diketahui

Patofisiologi : increased laxity of the joint

Gejala:

• Asimptomatik
• Asimetri lipatan kulit paha, panjang kaki
• Galeazzi sign
Skrining

• Barlow → positif : terdislokasi (kepala femur


keluar dari acetabulum)
• Ortolani → positif : hip click (kepala femur
masuk acetabulum)
• Klisic Test→ positif : arah di bawah umbilicus

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
OSTEOGENESIS IMPERFECTA SKDI 1
= Brittle Bone Disease

Definisi: merupakan penyebab genetik tersering dari osteoporosis

Etiologi: Kelainan struktural atau berkurangnya jumlah kolagen tipe 1

Manifestasi Klinis : triad of fragile bones, blue sclerae, and early deafness

Treatment : no cure --> rehab medik

Tipe III : progressive Tipe IV : moderately


Tipe 1 : mild Tipe II : perinatal lethal
deforming severe

Tipe non lethal


paling severe

Fractures dari Popcorn In utero


Stillborn /
mild-moderate appearance pada fractures /
meninggal dalam
trauma, semakin metafisis bowing, semakin
1 tahun
jarang setelah jarang setelah
kehidupan
pubertas In utero fractures, pubertas
short stature,
scoliosis,
kompresi vertebra

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
KELAINAN KONGENITAL TUNGKAI BAWAH SKDI 1

Clubfoot or Congenital Talipes Flat Feet


Equinovarus (CTEV)
Manifestasi Klinis: Tatalaksana: Arch menghilang ketika berdiri tegak

• C = cavus midfoot • Non operatif : casting, Ditemukan pada 20% populasi


• A = Adductus forefoot taping, strapping
• V = Varus hindfoot • Operatif Tatalaksana : hanya jika menimbulkan gejala seperti nyeri
• E = Equinus hindfoot

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
KELAINAN KONGENITAL TUNGKAI BAWAH

Genu Varum Genu Valgum

Symmetric bowing Fisiologis : sampai usia 6 tahun


Fisiologis : sampai usia 2 tahun
• Etiologi : posisi in utero Patologis : >6 tahun, deformitas >15 derajat

Patologis : >2 tahun


• Etiologi : defisiensi vitamin D, trauma, bone dysplasia

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Penyakit Jantung Bawaan SKDI 2

Patent
Ventricle Atrial Septal
Ductus
Septal Defect Defect
Arteriosus

Transposition
Tetralogy of
of Great
Fallot
Arteries
Penyakit Jantung Bawaan SKDI 2
Jenis Clinical findings Kelainan yang ditemukan Tatalaksana

Patent Ductus Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Continuous murmur at 2th intercostal • Transcatheter PDA closure kurang dari
Arteriosus • Besar: poor weight gain, exercise intolerance space, left parasternal line usia 1 tahun
• Lebih sering pada prematur • LVH

Ventricular Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Murmur baru muncul pada minggu ke-2–6 • Kebanyakan spontaneous closure,
septal Defect • Besar : poor weight gain, poor growth, sesak, • Murmur Pansystolic grade 3/6 or higher at terutama ukuran kecil
berkeringat berlebih, gagal jantung 3- 4th intercostal space, left parasternal • Transcatheter/Surgical closure jika
line simptomatik
• Sering ada thrill
• LVH

Atrial Septal Acyanotic, • Sebagian besar asimptomatik, bahkan pada • S2: wide dan fixed split • Transcatheter/Surgical closure jika
Defect normal cardiac ukuran besar --> incidental finding • Ejection systolic murmur 2th intercostal simptomatik, sebelum usia sekolah
output space, left parasternal line
• RAH / RVH

Tetralogy of Cyanotic • Cyanosis • Ejection systolic murmur at 2nd intercostal • Segera setelah lahir: IV prostaglandin
Fallot (VSD + • Dyspneu on exertion → squatting position space, left parasternal line E1 (0.01-0.20 µg/kg/min) dilatasi
Pulmonary • Hypoxic Spell • Sering ada thrill duktus arteriosus sampai operasi dapat
stenosis + dilakukan
overriding • Palliatif : Blalock-Taussig shunt
aorta + RVH) • Definitif : surgical therapy

Transposition Cyanotic • Cyanosis + takipnea harus segera operasi • Arterial Po2 is low • Segera setelah lahir: IV prostaglandin
of Great • Kebanyakan meninggal (jika tidak ada foramen • Chest x ray / Echo : abnormal position of E1 (0.01-0.20 µg/kg/min) dilatasi
Arteries ovale and the ductus arteriosus) the great arteries duktus arteriosus sampai operasi dapat
dilakukan
• Definitif : surgical therapy

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
ACYANOTIC SKDI 4
Patent Ductus Arteriosus Ventricular Septal Defect Atrial Septal Defect

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
ACYANOTIC SKDI 2

Ventricular Septal Defect Atrial Septal Defect


Holosystolic murmur LLSB ICS 4-5 Wide fixed splitting S2 (P2 slower)
Ejection systolic ULSB ICS 2
ACYANOTIC SKDI 2
Patent Ductus Arteriosus

Continuous murmur
ULSB
ICS 2
CYANOTIC SKDI 2
Tetralogy of Fallot Transposition of Great Arteries

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
CYANOTIC SKDI 2

Tetralogy of Fallot

Typical VSD and


Ejection systolic
ULSB due to
severe PS
CYANOTIC SKDI 2
Transposition of Great Arteries

NO MURMUR, SIANOSIS ONLY


QUIZ TIME #15
Anak S laki-laki 6 tahun saat bermain bersama temannya kemudian tiba-tiba bibir
dan ujung jari tampak membiru. Riwayat sejak kecil pasien mengalami spell dan
keluhan membaik saat jongkok. Pasien dibawa ke IGD dalam kondisi sesak,
kesadaran somnolen, nadi 110x/min, RR 32x/min, suhu 36 C, sianosis (+),
murmur sistolik di linea parasternalis kiri ICS 2 (+), clubbing finger (+). X ray
toraks gambaran boot shaped. Riwayat at risk FTT. Apa yang terjadi pada kasus
tersebut dan kelainan apa yang dimiliki?
a. Vaskularisasi paru bertambah
b. Vaskularisasi paru tidak terganggu
c. Atrium kiri dan ventrikel kiri membesar
d. Atrium kanan dan ventrikel kiri membesar
e. Ventrikel kanan membesar dan vaskularisasi paru berkurang
QUIZ TIME #16
Pasien anak perempuan berusia 4 bulan datang dibawa ke dokter Puskesmas
karena anak sulit dan tidak mau menyusu sejak 2 minggu terakhir. Anak juga
alami penurunan berat badan. Demam, batuk lama, ataupun kontak TB di rumah
disangkal. Ibu pasien juga bilang anaknya terkadang tampak sesak. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya bunyi murmur pansistolik pada sela iga ke 3
dan 4 linea parasternal kiri. Tidak ditemukan adanya sianosis. Apa diagnosis yang
paling mungkin dari kondisi diatas?

a. ToF
b. ASD
c. VSD
d. Stenosis pulmonal
e. PDA
INFEKSI PEDIATRI SKDI 4

TB anak Bronkiolitis

Pneumonia Pertussis
TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Tatacara:
• 0,1 ml intrakutan di bagian volar lengan bawah.
• Pembacaan 48-72 jam setelah penyuntikan

Cara pembacaan indurasi:


• Pembacaan: tegak lurus dengan arah
penyuntikan
• 0 - 5 mm : negatif
• 5 - 9 mm : meragukan
• ≥ 10 mm : positif

Bila Negatif:
• Tidak ada infeksi TB
• Masa inkubasi
• Anergi
TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Apabila terdapat
Bayi di bawah 5 kg
kenaikan BB, maka
diberikan OAT terpisah
dosis disesuaikan
+ dirujuk ke RS
dengan BB saat itu

Untuk anak obesitas : OAT KDT harus


dosis KDT berdasar diberikan secara utuh
Berat Badan ideal (tidak boleh dibelah/
(sesuai umur) digerus)

Pemberian obat: Obat diberikan


• Ditelan utuh sebelum makan (saat
• Dikunyah/dikulum perut kosong), atau
(chewable)
• Dimasukkan air dalam
paling cepat 1 jam
sendok (dispersable) setelah makan

Bila INH
OAT lepas tidak boleh
dikombinasikan dengan
digerus bersama dan
Rifampisin, dosis INH
dicampur dalam satu
tidak boleh melebihi 10
puyer
mg/kgBB/hari

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Pemberian kortikosteroid pada Kortikosteroid yang sering


kondisi: digunakan:

TB dengan komplikasi seperti: Prednison dengan dosis 2 mg/kg/ hari


• meningitis TB sampai 4 mg/kg/hari pada kasus sakit
• sumbatan jalan napas akibat TB berat
kelenjar
• perikarditis TB.
Dosis maksimal 60 mg/hari selama 4
TB milier dengan gangguan napas yang minggu
berat

Efusi pleura Tappering off dilakukan secara


bertahap setelah 2 minggu pemberian
kecuali pada TB meningitis pemberian
TB abdomen dengan asites. selama 4 minggu sebelum tappering off

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


TUBERKULOSIS ANAK SKDI 4
Profilaksis INH

INH 5-10 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari)

• 1x sehari
• Saat perut kosong (1 jam sebelum makan / 2 jam seseudah
makan)
• Sebaiknya dalam waktu yang sama (pagi/siang/sore/malam)
• Lama pemberian : 6 bulan

Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis. 2019


BRONKIOLITIS SKDI 3B

Inflamasi bronkiolus

Etiologi:
• Paling sering adalah respiratory syncytial virus (RSV)
• Virus lainnya: rhinovirus, influenza, parainfluenza, dan
adenoviruses

Insiden tertinggi :anak < 2 tahun (2-6 months)

• Usia < 3 bulan


• Riwayat prematur atau BBLR
• Imunidefisiensi
• Penyakit penyerta kardiopulmo
klinis lebih berat hingga apnea

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BRONKIOLITIS SKDI 3B
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
• X-foto AP-lateral → tidak rutin
• Sering terjadi pada anak < 2 tahun • Hiprelusensi dengan infiltrat minimal
• Demam • Hanya bila perlu ICU atau curiga
• Rhinorrea, nasal discharge, takipneu, sesak napas komplikasi pneumotoraks
• Batuk kering dengan mengi • AGD → tidak rutin
• Sulit makan minum (karena sesak nafas)--> • Jika terdapat gawat napas / gagal napas
dehidrasi
• Napas cuping hidung, retraksi intercostal,
suprasternal Tatalaksana

Pemeriksaan Fisik
• Self limiting viral infection → tidak perlu
obat spesifik
• Napas cepat
• Suportif:
• Retraksi dinding dada
• Oksigen, nasal suction, pasang NGT
• Bentuk dada tampak hiperinflasi
• Indikasi rawat di ICU:
• Auskultasi → expiratory wheezing high pitch fine
inspiratory crackles • SpO2 <=92% dengan terapi oksigen
• SpO2 wajib dicek • Perburukan status pernapasan
• Umumnya jarang tampak “toksik” • Apnea berulang

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
BRONKIOLITIS SKDI 3B

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
PNEUMONIA SKDI 4
Infeksi akut jaringan parenkim paru meliputi alveolus dan jaringan interstitial

Diagnosis tegak dari inspeksi dan Klasifikasi Derajat Pneumonia (WHO)


laju napas Bayi < 2 bulan Anak 2 bulan - 5 tahun
Berat Sangat Berat Ringan* Berat Sangat Berat
Anamnesis Tachypnea Letargis, sulit Letargis
feeding
• Awal : Demam, bapil
Retraksi Bradypnea
Tachypnea Retraksi
Sulit feeding
• Takipneu, sesak napas
• Retraksi dinding dada HIpotermia Kejang

• Sulit makan minum (krn sesak nafas)à dehidrasi


• Penurunan kesadaran Rawat jalan dengan antibiotik per oral

• Amoksisilin : 25-40 mg/kg/kali sebanyak 2 dosis → 5 hari


Pemeriksaan Fisik • Kotrimoksazol : 4 mg TMP/kg/kali sebanyak 2 dosis → 5 hari

• Napas cepat Rawat inap untuk pneumonia berat dan sangat berat
• Retraksi interkostal, supraklavikular • Antibiotik IV :
• Head bobbing • Ampicillin 4x 50 mg/kg/kali dan Gentamycin 1x 7.5 mg/kg/kali
• Grunting, apnea intermiten (ranap) • Ceftriaxone 50-100 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis , maks 2 gram
• Sianosis (ranap)
• Dehidrasi (ranap) Antipiretik (paracetamol)
• SpO2 wajib dicek (< 92% indikasi ranap)
Terapi suportif oksigen, nutrisi(NGT bila perlu), cairan
PP : X ray toraks wajib untuk rawat inap dan curiga rumatan (Holliday Segar)
komplikasi atelektasis
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742

CROUP (LARYNGOTRAKEITIS)
SKDI 4
Infeksi virus (seringkali Parainfluenzae) di saluran nafas atas yang Pemeriksaan Penunjang
menyebabkan penyumbatan akibat edema jaringan ikat
• X-foto AP leher
• DPL : limfositosis

Anamnesis
Tatalaksana
• Stridor (at rest)
• Demam • Steroid injeksi (dexamethasone 0.15-0.6
• Barking cough dan suara serak mg/kg/hari IV, dosis tunggal, maks 16 mg)
• Takipneu, sesak napas • Nebulisasi epinephrine (1:1000 ; 2 mL dlm
• Sulit makan minum (karena sesak nafas)--> 2 mL NS→ 20 min)
dehidrasi
• Napas cuping hidung, retraksi intercostal,
• Suportif:
suprasternal • Oksigen, NGT bila perlu
• Indikasi rawat di ICU:
• SpO2 <=92% dengan terapi oksigen
Pemeriksaan Fisik • Perburukan status pernapasan

• Napas cepat + stridor inspiratotik


• Retraksi dinding dada STEEPLE SIGN
• Sianosis (berat)
a pencil-point sign or pencil
• SpO2 wajib dicek
sign or wine bottle sign)
• Umumnya jarang tampak “toksik”
→ subglottic narrowing
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742

EPIGLOTITIS
Gejala sangat mirip dengan Croup

Pembeda : drooling berlebihan

Pemeriksaan penunjang:

X ray lateral leher : thumb sign

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
sejawat.idn 0877-4876-3742

PERTUSIS
SKDI 4
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
Pemeriksaan Penunjang
pertussis atau B. parapertussis, B. bronchiseptica,
Mycoplasma pneumonia ataupun adenovirus
1. Hematologi rutin ditemukan leukositosis dengan
limfositosis
Tanda dan Gejala 2. Radiologi : komplikasi paru atau infeksi sekunder
3. Biakan sekret nasofaring (pada stadium kataralis
1. Masa inkubasi 5-10 hari (rata –rata 7 hari, bisa dan awal stadium paroksismal)
memanjang hingga 21 hari) 4. Uji imunofloresens
5. PCR atau enxyme immunoassay IgG dan IgM
2. Terbagi menjadi 3 stadium
• Kataralis : Berlangsung 1-2 minggu.
o infeksi saluran nafas atas, injeksi dan Tatalaksana
peningkatan secret nasal, disertai demam ringan.
• Paroksismal : berlangsung 1-6 minggu. 1. Medikamentosa
o Batuk terus menerus diawali dengan inspirasi • Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari per oral terbagi
panjang (whoop), batuk pada fase ekspirasi menjadi 4 dosis (maksimal 2 gram) diberikan
dan diakhiri dengan muntah, karena sulitnya selama 14 hari
membuang mucus dan secret yang menempel • Lini 2 : trimethoprim-sulfametoksasol (TMP-
pada saluran nafas . Pada bayi pola batuk tidak SMZ 6-8mg/kgBB/hari, terbagi menjadi 2 dosis
jelas, sering ditemukan dalam kondisi apneu (maksimal 1 gram)
• Penyembuhan : batuk akan menghilang secara 2. Suportif : hindari faktor yang menimbulkan
bertahap, total lama sakit 6-10 minggu serangan batuk, cairan, oksigen & nutrisi adekuat
QUIZ TIME #17
An.Taki, laki-laki usia 3 tahun datang ke puskesmas tanpa keluhan. Ayah
pasien saat ini tengah menjalani pengobatan TB paru BTA (+) bulan ke-2.
Saat kecil pasien telah mendapatkan imunisasi BCG. Berdasarkan kondisi
tersebut, hal apakah yang seharusnya dilakukan kepada pasien?

a. Observasi
b.Skoring TB dan profilaksis INH
c. Imunisasi BCG dan skoring TB
d. Imunisasi TB dan profilaksis INH
e. Pengobatan TB
QUIZ TIME #18
Anak 2 tahun datang dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 4 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien mengalami batuk, pilek disertai demam sekitar 7
hari yang lalu. Tidak ada riwayat tersedak. Dari pemeriksaan fisik, nadi 145x/menit,
RR 55x/min, T 38.5 C, wheezing -/-. ronki basah kasar +/+, SpO2 94%. Dari hasil
pemeriksaan X ray toraks, tampak konsolidasi dan patchy infiltrate bilateral.
Diagnosis yang paling memungkinan adalah ….
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Bronkitis
d. TB paru
e. Pneumonitis ec aspirasi
QUIZ TIME #19
Bayi C usia 5 bulan datang dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan sesak
napas memberat sejak 3 hari lalu. Awalnya pasien demam, batuk kering, pilek
sejak 5 hari lalu. Kemudian pasien tampak sesak. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan nadi 145x/min, RR 55x/min, T 38 C, dinding toraks tampak melebar,
wheezing +/+, ronki inspiratory crackles +/+ X ray toraks menunjukkan diameter
AP membesar dan hiperaerasi. Diagnosis yang paling mungkin dan penyebab
tersering ialah ....
a. Bronkopneumonia ec Streptococcus pneumoniae
b. Bronkiolitis ec Respiratory Synctial Virus
c. Bronkitis ec Rhinovirus
d. Asma ec allergen
e. TB paru ec Mtb
QUIZ TIME #20
Bayi laki-laki usia 5 bulan mengalami batuk berat diakhir dengan bunyi
melengking disertai muntah. Bayi juga terlihat kebiruan pada bibir saat
batuk. Demam dan sesak ada ketika batuk. N: 120x P: 38x S: 37.9C. Lab:
leukositosis dan limfositosis. Riwayat imunisasiApa tatalaksana lini pertama
pada pada pasien tersebut ?
A. Eritromisin
B. Azitromisin
C. Levofloxacin
D. Co-amoxiclav
E. Ceftriaxone
Jangan Sampai Ketinggalan Lagi
Materi Lainnya! Mengapa harus ikut Sejawat.Idn?
● Pengajar adalah Lulusan
Terbaik FKUI yang terbaik di
Bidang Kompetensinya
● Materi berkualitas diperiksa
Mahasiswa Berprestasi FKUI
● Harga terjangkau (199 ribu
untuk 18x pertemuan)
● Metode belajar interaktif
● Tryout Gratis dengan sistem
computer based test
169

INSTAGRAM
SEJAWAT.IDN

sejawat.idn

WHATSAPP DARI SEJAWAT


0877-4876-3742 UNTUK SEJAWAT

Anda mungkin juga menyukai