PENALARAN
KLINIS
(NAIS)
Oktober 2021
Pediatri
1. 5 Pilar Pediatrik
•
•
•
•
Monitoring pertumbuhan
Monitoring perkembangan
Asuhan nutrisi pediatrik
Pencegahan penyakit (vaksinasi)
Daftar
Isi
• Stimulasi dan kasih sayang
Pencegahan
Stimulasi dan
Penyakit
Kasih Sayang
(Vaksinasi)
Monitoring Pertumbuhan
Pemilihan Kurva Kurva BB/U WHO Kurva TB/U WHO
BB/TB, BB/U,
TB/U IMT (BMI)
>5-18
2-18 tahun:
tahun: CDC
CDC 2000
2000
Obesitas >120
Overweight >110
Normal >90
protuberansia
oksipitalis
glabella
INTERPRETASI:
<sentil ke-5 atau < -2 SD : mikrosefali
>sentil ke-95 atau > +2 SD : makrosefali
Setiap
Setiap bulan Setiap 2 bulan
kunjungan
pada usia <1 pada usia 1-2
dokter pada
tahun tahun
usia >2 tahun Nellhaus WHO
BB/TB, BB/U,
TB/U IMT (BMI)
>5-18
2-18 tahun:
tahun: CDC
CDC 2000
2000
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Perkembangan
Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali
0-3 bulan: 3-6 bulan: 6-9 bulan: Motorik
• Belajar mengangkat kepala • Mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada dengan • Dapat duduk tanpa dibantu kasar dan
• Belajar memiringkan tubuh ke satu sisi bertopang tangan • Dapat merangkak halus
• Mengikuti obyek dengan matanya • Belajar tengkurap bolak balik • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
• Melihat muka orang dengan tersenyum (senyum sosial) • Mulai berguling atau merayap • Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu jari
• Bereaksi terhadap suara/bunyi • Berusaha meraih dan menggenggam benda-benda • Mengeluarkan “kata” tanpa arti (babbling) Sosial
• Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, • Memasukkan tangan dan menaruh benda-benda di mulut • Takut pada orang asing
pendengaran dan kontak • Tertawa atau menjerit bila diajak bermain • Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
• Mengoceh spontan sembunyi-sembunyian
• Berusaha mencari benda-benda yang hilang
• Menoleh ketika dipanggil namanya Emosi
9-12 bulan 12-18 bulan 18-24 bulan
• Berdiri sendiri tanpa dibantu • Berjalan dan mengeksplorasi rumah • Naik turun tangga
• Berjalan dituntun • Menyusun 2-3 kotak • Menyusun 6 kotak Perilaku
• Menirukan suara, belajar menyatakan 1-2 kata • Mengucapkan 5-10 kata • Menunjuk mata dan hidungnya
• Mengerti perintah/larangan sederhana • Memperlihatkan wajah cemburu, suka bersaing • Menyusun kalimat dengan 2 kata
• Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan benda • Belajar makan sendiri
ke mulut • Belajar mengontrol buang air kecil/besar
• Berpartisipasi dalam permainan
Bahasa
• Minat terhadap apa yang dikerjakan orang-orang lebih
besar
• Bermain dengan anak-anak lain
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Perkembangan
Metode KPSP
Jawaban Ya : 9-10 Jawaban Ya : 7-8 Jawaban Ya: ≤6
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung
Soal No. 1
Bayi J, usia 18 bulan, datang dengan keluhan keterlambatan duduk dan bicara.
Pasien masih harus ditopang dan seperti tidak ada kekuatan untuk duduk sendiri.
Sejak lahir, wajahnya agak bengkak dan tampak kasar, sempat tampak kuning.
Lidahnya besar dan licin disertai kulit kering dan sulit BAB. HR 80x/menit, RR
14x/menit T 36,3 C. Terdapat keterlambatan perkembangan global.
Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut?
a. Hipotiroid iatrogenic
b. Hipotiroid sekunder
c. Hipotiroid tersier
d. Hipotiroid kongenital
e. Tiroidisme Hashimoto
Soal No. 1
Bayi J, usia 18 bulan, datang dengan keluhan keterlambatan duduk dan bicara.
Pasien masih harus ditopang dan seperti tidak ada kekuatan untuk duduk sendiri.
Sejak lahir, wajahnya agak bengkak dan tampak kasar, sempat tampak kuning.
Lidahnya besar dan licin disertai kulit kering dan sulit BAB. HR 80x/menit, RR
14x/menit T 36,3 C. Terdapat keterlambatan perkembangan global.
Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut?
a. Hipotiroid iatrogenic
b. Hipotiroid sekunder
c. Hipotiroid tersier
d. Hipotiroid kongenital
e. Tiroidisme Hashimoto
Perkembangan-Pubertas
Tanner Stage
Perempuan Laki-laki
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Perkembangan-Pubertas
Pubertas Prekoks
Definisi: Munculnya tanda-tanda pubertas pada laki-laki usia
<9 tahun dan perempuan <8 tahun Gambaran Hormonal Pubertas Prekoks
Klasifikasi LH FSH Seks Steroid
Klasifikasi: Pubertas Prekoks Sentral
Pemeriksaan penunjang:
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Perkembangan-Pubertas
Pubertas Terlambat
Definisi:
• Tidak adanya tanda- tanda pubertas pada:
• laki-laki pada usia 14 tahun
• perempuan pada usia 13 tahun
Klasifikasi
Hypergonadotropic Hypogonadotropic
hypogonadism hypogonadism
Asuhan Nutrisi Pediatrik
Menentukan jumlah Usia tinggi Energi (kkal/kg/hari)
(tahun)
kebutuhan kalori
0-1 0-6 bulan : 120
6-12 bulan : 110
BB ideal x RDA (usia tinggi) 1-3 100
4-6 90
- BB ideal = dengan kurva WHZ, acuan pada
TB kronologi 7-9 80
- Usia tinggi (Height Age) = dengan kurva 10-12 Lelaki: 60-70
HAZ, acuan pada TB kronologis Perempuan: 50-60
- RDA = usia tinggi dicocokkan ke dalam
tabel RDA 12-18 Lelaki: 50-60
Perempuan: 40-50
Dapat
digunakan
Soedjatmiko, et al. Intisari imunisasi. 2nd ed. FKUI: Jakarta; 2015
Vaksinasi
Vaksinasi
Permenkes No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
Vaksinasi
Dosis dan teknik Keterangan lain Jenis vaksin Kontraindikasi KIPI
penyuntikan absolut
Hepatitis B • Monovalen → saat lahir : 0,5 mL • Bayi lahir dari ibu pengidap • Rekombinan • Jarang terjadi, timbul demam ringan
IM, anterolateral paha kanan Hepatitis B kronik, perlu 1-2 hari
(30min-1h setelah injeksi Vitamin diberikan juga HBIg 0,5 mL IM,
K 1 mg di anterolateral paha kiri) pada lokasi berbeda dalam 12
• Pentavalen→ DPT-HepB-Hib 0,5 jam setelah lahir
mL IM
Polio • OPV : 2 tetes (@0,05 mL) per oral • OPV diberikan sesaat sebelum • OPV: Live- • Anafilaksis pada dosis • OPV: VAPP (jarang)
• IPV: 0,5 mL IM/SC bayi baru lahir pulang dari attenuated sebelumnya • IPV: reaksi lokal
rumah sakit • IPV: killed
BCG • 0,05 mL untuk <1 tahun; 0,1 mL • Harus disimpan dalam suhu 2-8 • Live-attenuated • Immunocompromised • Reaksi lokal minor (eritema, indurasi,
untuk >1 tahun, intracutaneous ( °C. (keganasan, steroid nyeri) diikuti ulserasi 3 minggu
proksimal insersio M. deltoid • Dilarutkan dengan NaCl 0,9% jangka panjang, HIV), setelahnya dan jaringan parut 2-3
kanan) dan hanya dapat digunakan gizi buruk, uji tuberkulin bulan setelahnya
dalam waktu 3 jam. >5 mm • Limfadenitis supuratif aksila / leher
• Pada anak usia >3 bulan perlu • Limfadenitis BCG diseminasi pada
dilakukan uji tuberkulin dulu pasien immunocompromised
DPT • Kombinasi vaksin pentavalen • Dipthteria & • Anafilaksis pada dosis • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM tetanus : toxoid sebelumnya
• Pertusis : • Ensefalopati pada vaksin
inactivated pertusis sebelumnya
Hib • Kombinasi vaksin pentavalen • Konjugasi • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM
Tifoid • 0,5 mL IM • Proteksi untuk 3 tahun • Konjugat • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin • Demam, nyeri
kepala, pusing
HPV • 0,5 mL IM • Konjugat • Kehamilan • Reaksi lokal
Dengue • 0,5 mL ;3 dosis primer IM • Diberikan pada pasien dengan riwayat • Inactivated • Reaksi lokal
interval 6 bulan dengue / IgG anti Dengue +
https://www.aafp.org/afp/2015/0701/p43.html
Tubuh Pendek (short stature)
Etiologi Mekanisme Karakterisik
Varian Normal
Familial short diturunkan Pertumbuhan normal, bone age
stature sesuai
Constitutional Keterlambatan • Gangguan pertumbuhan dan
Growth Delay padapelepasan GnRH pubertas yang sementara
pulsatil • Bone age kurang dari usia
kronologis
• Keterlambatan pubertas
Idiopathic short Diagnosis eksklusi Tinggi ≤2 SD di bawah rujukan yang
stature tidak bisa dijelaskan dengan etiologi
lain
Genetik Patologis
kehilangan gen SHOX • Abnormalitas skeletal
Turner Syndrome pada kromosom X • Disgenesis gonad
• Defek kardiovaskular kongenital
defisiensi GIF-1 selektif • Dismorfia kraniofasial
• Abnormalitas skeletal
Down syndrome
• Hambatan perkembangan
• Obesitas
Gangguan osteogenesis
Skeletal dysplasia
https://www.aafp.org/afp/2015/0701/p43.html
At Risk of FTT
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
At Risk of FTT
Sjarif DR. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
Gizi Buruk
Stabilisasi
Transisi
Rehabilitasi
BB/TB > -3 SD
Le, Tao and Bhushan, Vikas. First Aid for the USMLE Step 1 2020, Thirtieth edition. New York: McGraw-Hill Education, 2020.
Patiofisiologi Ikterus
Mengapa bayi bisa mengalami ikterus?
Ikterus Fisiologis Ikterus patologis Terminologi
Hiperbilirubinemia indirek Jaundice
Neonatus berusia
• Short lifespan of erythrocytes in the • Increased production of bilirubin Eksresi bilirubin <24 jam yang
newborn • Decreased hepatic uptake akan membaik mengalami ikterus
• Insufficient hepatic bilirubin • Decreased conjugation setelah 1 minggu
metabolism: due to immature UDP- • Impaired excretion
glucuronosyltransferase • Increased enterohepatic circulation Faktor Risiko
• ↑ Enterohepatic circulation of
bilirubin
BBLR
Penyakit hemolisis
Asfiksia
Hipoksia
Infeksi sistemik
TORCH
LAJU CEPHALO-CAUDAL
Onset 24–72 jam setelah lahir dengan puncak pada usia hari ke 4–5 usia <24 jam atau >2 minggu
pada neonatus cukup bulan dan hari 7 pada preterm
Durasi Menghilang pada usia 10–14 hari Persisten 8 hari pada bayi cukup bulan dan 14 hari pada bayi
kurang bulan
Kadar bilirubin total <15 mg/dl >12 mg/dl dalam waktu apapun
Peningkatan fraksi bilirubin Bilirubin indirek meningkat dengan konsentrasi <15–18 mg/dL Peningkatan fraksi bilirubin direk >1 mg/dL atau 20% dari
atau puncak bilirubin total serum 5–6 mg/dL bilirubin total
Peningkatan fraksi bilirubin indirek
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Le, Tao and Bhushan, Vikas. First Aid for the USMLE Step 1 2020, Thirtieth edition. New York: McGraw-Hill Education, 2020.
Pendekatan Klinis Ikterus
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Le, Tao and Bhushan, Vikas. First Aid for the USMLE Step 1 2020, Thirtieth edition. New York: McGraw-Hill Education, 2020.
Pathological Neonatal Jaundice
“too early” (usia <24 jam) “too high” (24 jam- 10 hari) “too long” (>10 hari)
Terjadi pada ibu dengan • golongan darah Kondisi di mana wanita dengan rhesus (-)
O terhadap janin dengan golongan darah A terekspos dengan eritrosit Rh (+), sehingga
atau B membentuk antibodi Rh
1% ibu gol darah O yang memiliki titer • Anak pertama : normal
antibody IgG. Biasanya terjadi pada anak • Anak kedua: jaundice
pertama • Anak ketiga dan seterusnya : hidrops
fetalis
Jika tidak ada glutation → RBC terpapar ROS → hemolisis intravaskular dan
ekstravaskular
• Kamper, kacang
• obat antimalaria (kloroquin, primaquin), antibiotik sulfa (TMP-SX),
nitrofurantoin, isoniazide, dapson, NSAID, kloramfenikol
Pencetus
• Bakteri dan infeksi virus
• Inflamasi
• Asidosis metabolik
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Heinz body
• Bite cells
Pemeriksaan:
• Periksa warna feses secara langsung acholic ,
urine menyerupai teh
• USG abdomen
• Fraksi bilirubin → bilirubin direk >1 mg/dL
Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia:
Kernikterus
American Academy of
Pediatrics. Management of
hyperbilirubinemia in the
newborn infant 35 or more
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
Transfusi Tukar
American Academy of
Pediatrics. Management of
hyperbilirubinemia in the
newborn infant 35 or more
Soal No. 4
Seorang bayi A berusia 6 minggu datang ke IGD dengan keluhan kuning sejak 10 hari yang lalu. Bayi lahir cukup
bulan, berat lahir 2900 gram, langsung menangis saat lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi tampak letargis
dan ikterik. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 g/dl, leukosit 10.000/mm3, trombosit
420.000/m3, SGOT 87, SGPT 49, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 9 mg/dl, bilirubin direk 5 mg/dl. Pada USG
didapatkan tanda triangular cord. Pada pemeriksaan feses tiga porsi didapatkan feses alkolis. Pemeriksaan
penunjang baku emas pada kasus ini adalah…
A. MRI abdomen
B. CT-Scan abdomen dengan kontras
C. Kolangiografi
D. USG abdomen
E. Foto polos abdomen 3 posisi
Soal No. 4
Seorang bayi A berusia 6 minggu datang ke IGD dengan keluhan kuning sejak 10 hari yang lalu. Bayi lahir cukup
bulan, berat lahir 2900 gram, langsung menangis saat lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bayi tampak letargis
dan ikterik. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 g/dl, leukosit 10.000/mm3, trombosit
420.000/m3, SGOT 87, SGPT 49, GGT 788.000 U/L, Bilirubin total 9 mg/dl, bilirubin direk 5 mg/dl. Pada USG
didapatkan tanda triangular cord. Pada pemeriksaan feses tiga porsi didapatkan feses alkolis. Pemeriksaan
penunjang baku emas pada kasus ini adalah…
A. MRI abdomen
B. CT-Scan abdomen dengan kontras
C. Kolangiografi
D. USG abdomen
E. Foto polos abdomen 3 posisi
Sistem Pernapasan Neonatus
Pneumosit tipe I Pneumosit tipe II
Surfaktan
Diproduksi pada GA 20 minggu hingga 35 minggu
↑ compliance
Sistem Pernapasan Neonatus
Adaptasi Sistem Pernapasan pada Neonatus
Neonatal Respiratory Distress
Neonatal respiratory distress Transient tachypnea of Meconium aspiration syndrome Persistent pulmonary hypertension of
syndrome (RDS) newborn (TTN) (MAS) newborn (PPHN)
Usia gestasi Umumnya preterm Aterm atau preterm Umumnya post-term Umumnya aterm atau preterm
Etiologi Defisiensi surfaktan Resorpi cairan paru yang Obstruksi airway akibat aspirasi Peningkatan resistensi pembuluh darah
tertunda mekonium paru
Manifestasi • Takipnea • Takipnea • Takipnea • APGAR score rendah
klinis • Peningkatan usaha napas • Peningkatan usaha • Peningkatan usaha napas • Sianosis dan distress pernapasan
• Sianosis napas • Cairan amnion hijau • Auskultasi jantung: S2 dominan
• Hipoksia • Dapat ditemukan ronki • APGAR score rendah
• Penurunan suara napas basah pada auskultasi • Dapat ditemukan ronki basah atau
• Bersifat reversibel kering pada auskultasi
Imaging Ground glass opacities Cairan pada fisura paru Opasitas yang patchy dan asimetris Echo: Hipertensi pulmoner
Tortora
RDS vs PJB
Tortora
Distress Nafas
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara Etiologi:
udara masuk masuk 1. Hyaline Membrane Disease
2. Meconium Aspiration Syndrome
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar 3. Transient Tachypneu of the newborn
dengan stetoskop tanpa alat bantu
Diagnosis
Adanya ketuban keruh (bercampur
mekonium) --> biasanya pada bayi post-
term
Tanda post-maturitas:
Radiologi torak:
Transposition
Tetralogy of
of Great
Fallot
Arteries
Penyakit Jantung Bawaan
Jenis Clinical findings Kelainan yang ditemukan Tatalaksana
Patent Ductus Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Continuous murmur at 2th intercostal space, • Transcatheter PDA closure kurang dari usia
Arteriosus • Besar: poor weight gain, exercise intolerance left parasternal line 1 tahun
• Lebih sering pada prematur • LVH
Ventricular Acyanotic • Kecil : asimptomatik • Murmur baru muncul pada minggu ke-2–6 • Kebanyakan spontaneous closure,
septal Defect • Besar : poor weight gain, poor growth, sesak, • Murmur Pansystolic grade 3/6 or higher at 3- terutama ukuran kecil
berkeringat berlebih, gagal jantung 4th intercostal space, left parasternal line • Transcatheter/Surgical closure jika
• Sering ada thrill simptomatik
• LVH
Atrial Septal Acyanotic, normal • Sebagian besar asimptomatik, bahkan pada ukuran • S2: wide dan fixed split • Transcatheter/Surgical closure jika
Defect cardiac output besar --> incidental finding • Ejection systolic murmur 2th intercostal space, simptomatik, sebelum usia sekolah
left parasternal line
• RAH / RVH
Tetralogy of Cyanotic • Cyanosis • Ejection systolic murmur at 2nd intercostal • Segera setelah lahir: IV prostaglandin E1
Fallot (VSD + • Dyspneu on exertion → squatting position space, left parasternal line (0.01-0.20 μg/kg/min) dilatasi duktus
Pulmonary • Hypoxic Spell • Sering ada thrill arteriosus sampai operasi dapat dilakukan
stenosis + • Palliatif : Blalock-Taussig shunt
overriding aorta • Definitif : surgical therapy
+ RVH)
Transposition of Cyanotic • Cyanosis + takipnea 🡪 harus segera operasi • Arterial Po2 is low • Segera setelah lahir: IV prostaglandin E1
Great Arteries • Kebanyakan meninggal (jika tidak ada foramen • Chest x ray / Echo : abnormal position of the (0.01-0.20 μg/kg/min) dilatasi duktus
ovale and the ductus arteriosus) great arteries arteriosus sampai operasi dapat dilakukan
• Definitif : surgical therapy
Acyanotic
Continuous murmur
ULSB
ICS 2
Cyanotic
Tetralogy of Fallot
Aspek Peralatan
Suhu • 24-26°C, infant warmer, kain hangat untuk
mengeringkan bayi, topi, sarung tangan, kaos kaki,
selimut
• plastik bening untuk membungkus bayi dengan berat
< 1500 gram
• Menjauhi bayi dari jendela / AC
2 menit 65-85%
3 menit 70-90%
4 menit 75-90%
5 menit 80-90%
10 menit 85-90%
Keterangan:
◆ Intubasi endotrakea / LMA dapat dipertimbangkan
pada langkah ini apabila VTP tidak efektif
Sugar • Cek gula darah cut off 47-50 mg/dL, cek berkala
Blood pressure • CRT <2 detik, akral, loading NS bila perlu, pasang infus umbilikal, pastikan sirkulasi baik
Lab work • AGD, septic workup, DPL, Hb, ABO, Rh, sesuai indikasi
10 28 • Cukup bulan
15 30 • antara 37 – 42
20 32 minggu lengkap ( 259
– 294 hari)
25 34
• Kurang bulan
30 36
• < 37 minggu
35 38 (sebelum 259 hari)
40 40 • Lebih bulan
45 42
• > 42 minggu
(sesudah 294 hari)
50 44
Koreksi Usia Bayi Prematur
Fenton Chart Lubchenco
Congenital Hip Dysplasia
Epidemiologi : perempuan (80%), herediter,
presentasi bokong, firstborn
Gejala:
• Asimptomatik
• Asimetri lipatan kulit paha, panjang kaki
• Galeazzi sign
Skrining
Etiologi:
• Pertumbuhan lingkar kepala yang abnormal (> + 2 SD atau dalam pemantauan terdapat peningkatan lingkar kepala yang tidak sesuai
grafik pertumbuhan lingkar kepala).
• UUB masih terbuka pada anak usia > 18 bulan atau UUB membonjol
• Frontal bossing
• Sunset appearance
• Lesi UMN
Penunjang:
Medikamentosa :
Diare Kronik
Diare exudative/inflammatorik
Durasi >4 minggu, etiologi dapat selain
(berdarah/mucus) → disentri
infeksi saluran cerna
Tata laksana Diare Akut : Tanpa Dehidrasi Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi Berat
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW - Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar 75 • Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan
LINTAS DIARE ORALIT diberikan 5-10 mL/kg BB setiap diare cair mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti RL atau RA 100 mL/kgBB dengan cara
atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun kehilangan cairan yang telah terjadi + 5-10 pemberian:
sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak mL/ kgBB setiap muntah-diare cair. • <12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. - Cairan intravena RL atau KaEN3B atau NaCl dilanjutkan 70 mL/ kgBB dalam 5 jam
sesuai berat badan: berikutnya
• >12 bulan:30 mL/kgBB dalam 1⁄2j am
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari jam berikutnya
- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari • Bila bisa PO, mulai 5 mL/kg
Seng
• Seng elemental selama 10-14 hari, dengan dosis:
• Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
• Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
Nutrisi
• Asi dilanjutkan, makan sedikit tapi sering 6x per hari, rendah serat, termasuk pisang
Antibiotik
• Shigella : Ciprofloxacin 20-30 mg/kg/hariPO dibagi 2 dosis, 7-10 hari
• Vibrio Cholerae : Doxycycline 2-4 mg/kg PO single dose
• Entamoeba Hystolytica, Giardia Lamblia : Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis , 7-10 hari
Edukasi : menjaga kebersihan terutama saat makan dan memasak; tanda bahaya
IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009
Disentri
Disentri Basiler (Shigellosis / lying down Disentri Amuba (amoebiasis / walking diarrhea)
diarrhea)
Etiologi Shigella Sp. Entamoeba histolytica
Cara penularan Fekal-oral Fekal-oral: kista matur tertelan dari makanan/minuman
terkontaminasi
Ciri dari feses ● Frekuensi >10x/hari ● Frekuensi 6-8x/hari
● Darah merah segar ● Darah berwarna gelap/kehitaman
● Disertai / tanpa lendir ● Disertai / tanpa lendir
● Tidak berbau ● Bau busuk
Keadaan umum pasien ● Onset mendadak dan progresi cepat ● Progresi perlahan
● Sakit berat ● Tidak tampak sakit / sakit ringan
● Demam tinggi ● Demam tidak terlalu tinggi
● Ada tenesmus berat ● Tenesmus ringan
● Sering ditemukan dehidrasi ● Tidak dehidrasi
Pemeriksaan feses rutin ● Tidak ditemukan ● Kista matur : bulat, berinti 4 → pada feses padat
● Leukosit banyak (>50 neutrofil per lapang pandang) ● Trofozoit bergranuler, dengan vakuola berisi eritrosit → feses
saat diare
● Leukosit sedikit
● Kristal Charcot-Leyden
Kultur Positif (batang gram negatif, non motil, anaerobik fakultatif, tidak Negatif
membentuk spora) → agar MacConkey atau SS agar
Gejala saluran
cerna
Gejala pada
kulit
Gejala pada
saluran napas
Diagnosis
• pH tinja < 5,5 akibat asam laktat
• Hydrogen breath test
• Lactose tolerance test
Tata laksana
• Manajemen Diet:
• Lactose-free and lactose-reduced milk
• Jangan menghindari susu sepenuhnya → mineralisasi tulang tidak optimal
• Konsumsi produk susu sedikit-sedikit
• Konsumsi produk susu jenis lain : yogurt, keju
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
• Bangkitan kejang pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang didahului kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode pengukuran
suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses metabolik, infeksi SSP, gangguan elektrolit dan tidak pada neonatus.
• Pasca kejang → anak langsung sadar
Kejang Demam Sederhana (simple febrile seizure) Kejang Demam Kompleks (complex febrile seizure)
Kejang singkat : Berlangsung <15 menit, berhenti sendiri Kejang lama: Berlangsung >15 menit atau berulang dan di antara kejang anak
tidak sadar
Kejang umum (tonik dan atau klonik) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang secondary generalized
Tidak berulang dalam 24 jam Berulang dalam 24 jam (berulang dengan kembalinya kesadaran di antara
kejang)
Tata Laksana
Antikonvulsan:
Faktor risiko kejang demam berulang:
• Diazepam suppositoria 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Bila sudah terpasang jalur IV: Dosis diazepam intravena adalah
0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit Usia <12 bulan
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg.
• Jika masih berlanjut, masuk ke algoritma status epileptikus Suhu tubuh <39°C saat kejang
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
Definisi SE: kejang akut yang berlangsung terus-menerus selama >30 menit atau berulang > 30
menit tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
Patofisiologi SE: kegagalan pembatasan penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter
eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.
Fokal Umum
Absans
Fokal sederhana
Mioklonik
Atonik
Fokal kompleks
Tonik
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
Jika kejang akut berhenti dengan • Tipe, lama, frekuensi, pre-post kejang
Jika kejang akut berhenti dengan Anamnesis
fenitoin, terapi rumatan dengan
diazepam, terapi rumatan dengan • Truma, demam, diare, muntah, sesak, gejala neurologi
fenitoin, dimulai 12 jam setelah (terpenting)
fenobarbital/fenitoin. • Riw. Kehamilan, persalinan, perkembangan
dosis inisial
Loading dose diikuti dosis rumatan
Dosis 5-10 mg/kgBB/hari dibagi 2
12 jam setelah inisial
PO
• Kesadaran, tanda vital, jejas trauma
Pemeriksaan • Pemeriksaan neurologi
Jika kejang akut berhenti dengan
Fisik • Sianosis, dehidrasi, kelainan neurokutan
Jika kejang akut berhenti dengan midazolam lini keempat , terapi
fenobarbital, terapi rumatan dengan rumatan fenitoin dan fenobarbital
fenobarbital, dimulai 12 jam setelah tetap diberikan.
dosis inisial • Atas indikasi sesuai analisis setelah anamnesis dan
Pemeriksaan pemeriksaan penunjang
Dosis 3-5 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis IV Penunjang • Hematologi rutin, AGD/elektrolit, pungsi lumbal,
CT/MRI, EEG, metabolik dll
Kernig Lasegue
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Facial Nerve (N.VII) Glossopharyngeal Nerve (N.IX)
Vagus Nerve (N.X)
Paresis:
Memutar kepala – N. • Di dalam mulut: deviasi ke sisi sehat
sternokleidomastoideus • Terjulur: “terdorong” ke sisi sakit
Gerak pasif
Tonus postural:
• Traction test → sumbu tubuh harus 1 garis
• Suspensi vertikal → tes tonus bahu
• Suspensi horizontal→ tes tonus batang tubuh (+ parachute
reaction) tangan harus nopang
Kekuatan Motorik
Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Refleks
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Primitif
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung
Seto;
Soal No. 9
Anak C, perempuan, 3 thn dibawa ke poli karena muncul ruam maculopapular
kemerahan di seluruh badan sejak 4 hari yang lalu. Ibu mengatakan pada hari
pertama ruam hanya tampak di batas rambut belakang telinga kemudian
menyebar ke bagian leher, wajah, hingga ke tungkai. Sebelumnya pasien sempat
demam tinggi hingga 40 C disertai batuk, pilek, mata merah dan bercak keputihan
di mukosa mulut dekat gigi molar.
Diagnosis yang tepat untuk An. C adalah?
a. Scarlet fever
b. Rubeola
c. Roseola infantum
d. Kawasaki disease
e. Rubella
Soal No. 9
Anak C, perempuan, 3 thn dibawa ke poli karena muncul ruam maculopapular
kemerahan di seluruh badan sejak 4 hari yang lalu. Ibu mengatakan pada hari
pertama ruam hanya tampak di batas rambut belakang telinga kemudian
menyebar ke bagian leher, wajah, hingga ke tungkai. Sebelumnya pasien sempat
demam tinggi hingga 40 C disertai batuk, pilek, mata merah dan bercak keputihan
di mukosa mulut dekat gigi molar.
Diagnosis yang tepat untuk An. C adalah?
a. Scarlet fever
b. Rubeola
c. Roseola infantum
d. Kawasaki disease
e. Rubella
Soal No. 10
Anak S, perempuan 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
bengkak pada pipi kiri bagian depan telinga sejak 3 hari yang llau. Pasien
mengluhkan nyeri jika mengunyah sehingga susah makan. Pasien juga
mengeluhkan ada demam dan nyeri kepala. PF : TD 120/80, HR 105x/menit, dan
suhu 38, 2C, daerah mandibula sinistra tampak edematous dengan nyeri tekan
dan tampak eritema.
Terapi apakah yang tepat diberikan kepada pasien ?
a. Kortikosteroid
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Antifungal
e. Antipiretik
Soal No. 10
Anak S, perempuan 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
bengkak pada pipi kiri bagian depan telinga sejak 3 hari yang llau. Pasien
mengluhkan nyeri jika mengunyah sehingga susah makan. Pasien juga
mengeluhkan ada demam dan nyeri kepala. PF : TD 120/80, HR 105x/menit, dan
suhu 38, 2C, daerah mandibula sinistra tampak edematous dengan nyeri tekan
dan tampak eritema.
Terapi apakah yang tepat diberikan kepada pasien ?
a. Kortikosteroid
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Antifungal
e. Antipiretik
Soal No. 11
Anak H, perempuan 12 tahun diantar ibunya ke poli dengan keluhan lemas sejak
satu bulan yang lalu. Lemas, pucat dan seperti tidak bertenaga. Pasien mulai
menstruasi 1 tahun yang lalu, rutin tiap bulan dan jumlahnya cukup banyak.
Semenjak kecil, nafsu makan kurang. PF tampak kuku menyerupai sendok dan
lidah licin. Hasil lab Hb 9, MCV 60, MCHC 28 dan Hct 27% leukosit 6000 dan
trombosit 200.000. Dokter memutuskan untuk memberikan terapi. Pada
pemeriksaan apusan darah tepi, apakah bentuk eritrosit yang ditemukan?
a. Makrositik
b. Sel target, sel pensil
c. Mikrositik hipokromik
d. Sel sabit
e. Heinz bodies
Soal No. 11
Anak H, perempuan 12 tahun diantar ibunya ke poli dengan keluhan lemas sejak
satu bulan yang lalu. Lemas, pucat dan seperti tidak bertenaga. Pasien mulai
menstruasi 1 tahun yang lalu, rutin tiap bulan dan jumlahnya cukup banyak.
Semenjak kecil, nafsu makan kurang. PF tampak kuku menyerupai sendok dan
lidah licin. Hasil lab Hb 9, MCV 60, MCHC 28 dan Hct 27% leukosit 6000 dan
trombosit 200.000. Dokter memutuskan untuk memberikan terapi. Pada
pemeriksaan apusan darah tepi, apakah bentuk eritrosit yang ditemukan?
a. Makrositik
b. Sel target, sel pensil
c. Mikrositik hipokromik
d. Sel sabit
e. Heinz bodies
Dari
Sejawat
Untuk
Sejawat