Anda di halaman 1dari 20

KEGAWATDARURATAN

DALAM SISTEM
ENDOKRIN
Ns. Yosi Oktarina, M.Kep
KEGAWATDARURATAN HIPOGLIKEMIK

Hipoglikemia merupakan komplikasi akut yang paling sering terjadi pada


diabetes. Kadar glukosa darah normal berkisar 80-120 mg/dl.

Pada kondisi hipoglikemia gula darah kurang dari 60-70 mg/dl. Sementara
hipoglikemia berat didefinisiklan sebagai kadar glukosa darah kurang dari 40
mg/dl.
Pasien beresiko mengalami hipoglikemia jika mengkonsumsi :
 Sulfoniurea
 Meglitinides
 Obat long-acting hipoglikemik oral
Penyebab lain hipoglikemia :
 Asupan makanan tidak mencukupi termasuk asupan kalori
 Terlalu banyak insulin
 Peningkatan latihan atau aktivitas
 Konsumsi alkohol
Tanda dan Gejala

• Perubahan • Hipoglikemia
RINGAN

SEDANG

Berat
• Gemetar Perilaku berat
• Berkeringat • Kebingunan merupakan
• Sakit Kepala keadaan
• Takikardi
darurat
• Kelaparan • Mengantuk
medis. Jika
• Pucat • Berbicara tidak diobati
• Kesemutan Cadel dapat
• Kecemasan • Kelemahan menyebabkan
• Palpitasi • Penglihatan kejang koma
Kabur atau
• Gelisah
kerusakan
saraf
permanen
PENANGANAN

Jika tidak yakin apakah pasien sedang mengalami hipoglikemia atau


hiperglikemia dan kadar glukosa darah tidak diketahui, maka tangani seolah-olah
pasien mengalami hipoglikemia.

Memberikan sedikit tambahan glukosa tidak akan membahayakan pasien dengan


hiperglikemia, namun kurangnya glukosa dapat membahayakan pasien dengan
hipoglikemia.
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA
PASIEN SADAR
 Mengukur kadar serum glukosa menggunakan fingerstick
 Lakukan analisis lab serum glukosa untuk mengkonfirmasi pembacaan hasil.
 Berikan 15 s.d 20 g rapid acting oral glucose
 Jika serum glukosa tidak membaik dalam waktu 15 menit, berikan dosis kedua
secara oral.
 Setelah serum glukosa mengalami peningkatan lanjutkan dengan pemberian
karbohidrat kompleks
PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN
SETENGAH SADAR ATAU TIDAK SADAR

 Memeriksa kadar glukosa darah


 Berikan 50% dekstrosa, 25 sampai 50 ml intravena untuk pasien dewasa. Pada
anak-anak berikan 25% dekstrose, dan berikan 10 sampai 12,5% dekstrosa
untuk bayi
 Pertimbangkan pemberian infus dekstrose 5% dalam air (D5W) atau dekstrose
10% dalam air (D10W) secara kisaran normal seperti yang telah ditentukan.
Edema serebralmerupakan komplikasi yang jarang namun mungkin terjadi,
terutama pada anak-anak
 Lakukan pencegahan kejang
KETIKA AKSES INTRAVENA TIDAK ADA

 Berikan glukagon 1 mg intramuskular (0,5 mg pada anak-anak usia 3 sampai 5


tahun; 0,25 mg pada anak kurang dari 3 tahun)
 Glukagon harus diresepkan untuk semua orang yang memiliki resiko
hipoglikemia berat (caregiver atau anggota keluarga harus diberitahukan cara
pemberiannya. Pemberian glukagon tidak terbatas pada tenaga kesehatan
profesional)
 Jika tidak ada perbaikan dalam 20 menit ulangi dosis glukagon yang sama.
 Setelah pasien bisa menalan, berikan 20 g karbohidrat melalui mulut untuk
menambah kembali penyimpanan glikogen yang habis dan untuk mencegah
terulangnya hipoglikemia
DIABETES KETOASIDOSIS (DKA)
Penyebab kegawatdaruratan hiperglikemik yang sering terjadi. DKA sering terjadi
akibatkurang adekuatnya kadar insulin dan ditandai oleh dehidrasi yang berat,
kehilangan elektrolit, ketonuria, dan asidosis. Ketika insulin tidak teersedia
untuk mengangkat glukosa ke dalam sel, hati memetabolisme asam lemak
menjadi keton. Akumulasi dari keton menghasilakan asidosis metabolik.

Temuan klasik meliputi : Glukosa > 250 mg/dl, pH < 7.3, Serum HCO3 kurang dari
15 s.d 20 mmol/L, ketonemia
ETIOLOGI

 Diabetes onset baru


 Dosis insulin tidak memadai
 Penyakit atau infeksi pada pasien yang diketahui diabetes
 Alkohol atau pengyalahgunaan narkoba
 Infark miokard
 Pankreatitis dan kelainan abdomen
TANDA DAN GEJALA

 Takikardi, hipotensi
 Berkurangnya volume : kulit kering dan turgor kulit buruk, membran mukosa
kering
 Kelelahan
 Perubhanan status mental
 Nafas berbau aseton
 Pernapasan kusmaul
 Nyeri perut
PROSEDUR DIAGNOSTIK

 Mengukur kadar serum glukosa


 Uji glukosa dan keton dalam urine
 Melakukan pemeriksaan urinalisis
 Melalukan pemeriksaan darah lengkap
 Melakukan pemeriksaan AGD arteri
 Melakukan pemeriksaan rontgen dada, EKG 12 lead, dan kultur darah
INTERVENSI TERAPEUTIK

1. Penggantian Cairan
- Gantikan volume intravaskular dan perfusi ginjal
- Berikan NS 1 sampai 2L per jam selama 1 sampai 2 jam pertama, kemudian 100 hingga 500 ml
per jam untuk orang dewasa.
- Ubah cairan IV menjadi saline 0,45% jika hipovolemia telah teratasi dan tingkat serum natrium
masih tinggi atau normal
Cont’d...

2. Mengatasi ketonemia dan hiperglikemia dan pemberian insulin


- Dianjurkan insulin dibverikan secara intravena
- Berikan dalam bolus IV 0,1 unit insulin reguler per kg BB dan kemudian mulai
berikan insulin menggunakan infus IV secara kontinu 0,1 unit/kg per jam
- Periksa serum glukosa setiap jam. Penurunan serum glukosa yang terlalu
cepat akan meningkatkan resiko edema serebral.
Cont’d..

3. Penggantian elektrolit
- Periksa serum elektrolit pada saat kedatangan pasien dan setiap 2 sampai 4
jam kemudian.
- Setelah serum < 5 meQ/l, penggantian kalium IV dimulai untuk menjaga kadar
kalium darah antara 4 s.d 5 meQ/l. Jika serum kalium awal kurang dari 3,3
mEq/L, tunda terapi insulin dan mulai oenggantian kalium segera.
- Mulailah penggantian kalium hanya setelah ditetapkan bahwa pasien memiliki
urine yang cukup
- Penggantian fosfat juga mungkin diperlukan
- Natrium bikarbonat dapat diberikan secara intravena jika pH arteri sama atau
kurang dari 7
SINDROM ATAU STATUS HIPEROSMOLAR
GLIKEMIK
Sebanyak 10 s.d 20% merupakan penyebab dari kegawatdaruratan hiperglikemik dan
menyebabkan mortalitas 10 s.d 60% tergantung pada tingkat keparahan.

Etiologi :
- Kelemahan
- Poliuria, polidipsia
- Penurunan volume yang signifikan dengan mukosa kering, kulit kering, hipotensi
ortostatik dan takikardia pada kasus berat.
- Anoreksia dan mual muntah
- Perubahan status mental
- Kejang
PROSEDUR DIAGNOSTIK

Perbedan utama antara HHS dan DKA yaitu; HHS ditunjukkan dengan peningkatan
glukosa serum yang sangat tinggi dan tidak adanya ketoasidosis. HHS
didefinisikan melalui hasil lab berikut :
 Hiperglikemia > 600 mg/dl
 Peningkatan osmolalitas plasma > 315 mOsm/kg
 Serum bikarbonat > 15 mEq/L
 Keton serum negatif
 Glukosa positif dalam urine namun tidak ada keton
INTERVENSI TERAPEUTIK

1. Penggantian cairan
- Rata-rata kekurangan cairan yaitu 9 sampai 12 L. Mulai resusitasi cairan
dengan1 L normal salin selama satu jam pertama untuk mengembalikan tekanan
darah dan urine. Ubah menjadi 0,45% saline pada 5 sampai 15 mL/kg per jam
jika kadar natrium serum normal atau tinggi
- Pasng kateter urine untuk memonitor masukan dan keluaran
Cont’d...

2. Pengurangan Serum Glukosa


- Berikan insulin : tujuan terapi insulin pada pasien dengan HHS adalah untuk
mengurangi kadar serum glukosa sekitar 50 sampai 70 mg/dl per jam
- Ketika kadar glukosa darah turun menjadi 300 mg/dl, ubah menjadi larutan IV
yang mengandung dekstrosa seperti D5W/0, 45% saline.
- Monitor kadar serum glukosa setiap jam
Cont’d...

3. Penggantian Elektrolit
- Periksa kimia darah setiap 2 sampai 4 jam sampai pasien stabil
- Ganti kalium 20 sampai 30 mEq/L dalam cairan IV jika keluaran urine
memadai. Jika kalium kurang dari 3,3 mEq/L, tunda terapi insulin sampai
hipokalemia telah diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai