Anda di halaman 1dari 25

HIPOGLIKEMIA

Hello!
Aditya Rizki Pratiwi Fitri Amalia
Bella Nopita Indah Permadani
Echa Aulia Utami Putri Rizqi Yani M
Fauziah Adherta Vera Shafira Iskandar

2
HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemia adalah Menurut Adam W (dalam Texas


salah satu komplikasi Children’s hospital handbook of
akut diabetes melitus pedriatrics and neonatology)
definisi hipoglikemia masih
dimana adalah suatu
diperdebatkan, tetapi umumnya
keadaan gawat darurat diterima sebagai glukosa plasma
yang dapat terjadi <40 mg/dL pada setiap pagi, tanpa
pada perjalanan memandang usia kehamilan.
penyakit diabetes Tujuannya adalah untuk
melitus mempertahankan kadar glukosa >45
mg/dL dalam 24 jam pertama,
kemudian >50mg/dL di atas 24 jam.

3
1.
Prevalensi
Hipoglikemia

4

Seratus enampuluh (43,1%) adalah kelompok hiperglikemia. Subyek laki-laki 214 (57,7%)
lebih banyak dibanding perempuan, dan 171 (46%) subyek berumur 1-12 bulan. Angka
kematian 92 (24,8%). Kelompok hiperglikemia mempunyai angka kematian yang lebih tinggi
dibanding non hiperglikemi (31,3% vs 19,9% p<0,05). Dihubungkan dengan pemakaian obat
vasoaktif/inotrop, pola napas, adanya disfungsi ≥2 organ ternyata hiperglikemi berhubungan
dengan lama rawat. Kelompok hiperglikemia dengan lama rawat ≤48 jam, proporsi subyek
meninggal lebih besar dibandingkan dengan subyek hidup (28,3% vs 16,1%).
Kesimpulan. Prevalensi hiperglikemi pasien anak sakit kritis yang dirawat di PICU RSAB
Harapan Kita 43,1%. Hiperglikemia mempunyai hubungan bermakna dengan mortalitas dan
lama rawat. Penelitian ini merupakan penelitian awal, perlu penelitian lanjutan dengan
mengelompokkan diagnosis saat masuk PICU dan memisahkan kelompok subyek yang
meninggal.

5
ETIOLOGI

◍ Peningkatan pemakaian glukosa

eritroblastosis fetalis

8
o Penurunan produksi/simpanan glukosa

Prematur
IUGR

9
◍ Peningkatan pemakaian glukosa
dan penurunan produksi glukosa
◍ Polisitemia
◍ Ibu mendapat terapi β-blockers
(labetalol atau propanolol)
atau steroid.
◍ Tranfusi Tukar

10
GEJALA
11
Gejala Ringan
◍ Lelah
◍ Pusing
◍ Pucat
◍ Bibir kesemutan
◍ Gemetar
◍ Berkeringat
Place your screenshot here
◍ Merasa lapar
◍ Jantung berdebar-debar
◍ Sulit berkonsentrasi
◍ Mudah marah
Jika memungkinkan, disarankan untuk
memeriksa gula darah saat itu. Jika tidak
pasien/pendeita diberi minum gula atau jus
buah.

12
GEJALA BERAT

Gula darah yang turun secara drastis sebaiknya dihindari pada semua
pasien/penderita diabetes, terutama anak-anak dan orang tua, dengan obat
antidiabetes. Jika tidak diobati dapat memperburuk kondisi pasien. Penderita
hipoglikemia yang kondisinya makin memburuk akan mengalami gejala-gejala seperti:
◍ Mengantuk
◍ Gangguan penglihatan
◍ Seperti kebingungan
◍ Gerakan menjadi canggung, bahkan berperilaku seperti orang mabuk
◍ Kejang
◍ Hilang kesadaran
◍ Apabila pasien tidak sadar yang terbaik adalah untuk memberikan glucosa
intravena di bawah pengawasan medis.
◍ Gejala yang memburuk tersebut umumnya terjadi ketika kadar darah turun secara
drastis akibat hipoglikemia yang tidak mendapat penanganan tepat. Hipoglikemi
yang tidak ditangani dapat menyebabkan koma,
13
PATOFISIOLOGI

Normal tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 60-120 mg/dl. agar
dapat memberi sumber energi bagi metabolisme sel. Pemasukan glukosa
dari berbagai sumber seperti : pemasukan makanan, pemecahan glikogen,
glukoneogenesis memacu terjadinya respon insulin. Orang sehat akan
segera memproduksi Hormon insulin untuk menurunkan kembali kadar gula
darah ke level yang normal.
Pada orang Diabetes Melitus, terjadi defisiensi Insulin, sehingga
Glukosa tidak bisa dimanfaatkan oleh sel dan hanya beredar di pembuluh
darah sehingga menimbulkan Hiperglikemia.

14
DIAGNOSA

15
◍ Tremor,
jitteriness
(gerakan tidak
beraturan), atau
iritabilitas.
◍ Kejang, koma.
◍ Letargi, apatis.
◍ Sulit menyusui,
muntah sehingga
asupan kurang.
◍ Apneu.
ANAMNESA
◍ Menangis
melengking (high
pitched cry) atau
lemah.
◍ Sianosis.
◍ Beberapa bayi
tidak memberikan
gejala.
16
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar
glukosa darah, baik
menggunakan strip
reagen (glucose sticks) Pemeriksaan Fisis
(hasilnya 15% lebih Berat lahir ≥ 4000 gram.
rendah dari kadar dalam Beberapa saat sesudah
plasma), maupun melalui lahir menunjukkan
laboratorium (darah gejala sakit seperti
vena). lemas atau letargi,
Pemeriksaan urin, kejang, atau gangguan
khususnya reduksi urin nafas.
pada waktu yang sama
dengan pengambilan
sampel gula darah.
Kadar elektrolit darah
jika fasilias tersedia.

17
Bayi Tak – bergejala
◍ Semua bayi yang berisiko
hipoglikemia harus dilakukan
pemeriksaan kadar glukosa serial
(yaitu tiap 2 jam selama 8 jam
setelah persalinan).
◍ Bayi yang tidak bergejala harus
diberi makan sesegera mungkin
bila kondisinya memungkinkan (ASI Place your screenshot here

atau susu formula, sesuai


permintaan ibu), dengan
pengulangan kadar glukosa 20
menit setelah makan.
Catatan : pemberian air gula akan
meningkatkan kadar glukosa
sementara, tetapi akan sering
memicu hipoglikemia putus obat dan
dengan demikian harus dihindari .
◍ Bila kadar glukosa darah tidak
kembali normal setelah pemberian
makan pertama mungkin diperlukan
tindakan yang lebih agresif.
18
TATA LAKSANA
Bayi Bergejala

◍ Semua bayi bergejala, tanpa memandang usia atau penyebab, harus diobati dengan infus glukosa
parenteral secara darurat karena komplikasi jangka panjangnya bermakna.
Catatan : Bolus harus diberikan 2 mL/kg D10W dalam 1 menit diikuti oleh infus glukosa kontinu dengan
GIR 6 – 8 mg/kg/menit.
GIR (mg/kg/menit) = (% konsentrasi dekstrosa) x (mL/kg/ hari cairan)
144
Misalnya, bila bayi menerima D 12,5 W mL/kg/hari, GIR adalah (12,5 x 100)/144 = 8,7 mg/kg/menit
◍ Tujuannya adalah mempertahankan konsentrasi glukosa plasma >50 mg/dL.
◍ Bila glukosa darah ulangan <50 mg/dL, berikan bolus 2 mL/kg D10W dan tingkatkan GIR 10%-20%. Periksa
glukosa darah setelah 20 menit.
◍ Pengukuran glukosa darah harus dilakukan 20 menit setelah dimulainya terapi dan harus dipantau
secara teatur setiap 1-2 jam sampai stabil, kemudian setiap 4-6 jam.
◍ Penghentian dari glukosa parenteral dapat dilakukan bila glukosa plasma telah stabil sampai >60
mg/dLselama 3-4 jam. Infus glukosa dapat diturunkan setiap 1-2 jam sebesar 10%-20% sambil
melanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah serial.
◍ Bila bayi harus diberikan dekstrosa konsentrasi >12,5%, jalur vena sentral (misal,UVC atau PICC)
harus dipasang.
19
Terapi darurat
Pemeberian segera dengan bolus 200 mg/kg dengan dekstrosa 10% =2
cc/kg dan diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang seseuai
diperlukan.
Terapi lanjutan
- eInfus glukosa 6-8 mg/kg/menit.
- Kecepatan Infus Glukosa (GIR) dihitung menurut formula berikut :
GIR (mg/kg/min) = kecepatan cairan ml/kg/hari x konsentrasi Dextrose (%)
6 X BB

- Periksa ulang kadar glukosa setelah 20 – 30 menit dan setiap jam


sampai stabil.
- Ketika pemeberian minum telah dapat ditoleransi dan pemantuan
glukosa bedside sudah normal maka infus dapat diturunkan secara
bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24-48 jam atau lebih
mnghindari kambuhnya hipoglikemia.

20
Pemantuan
• Pada umunya hipoglikemia akan pulih dalam 2- 3 hari. Apabila
hipoglikemia >7 hari, maka perlu dikonsulkan ke sub bagian endokrin
anak.
• Bila ibu menderita DM, perlu skrinning atau uji tapis DM untuk
bayinya .
• Bila bayi penderita DM ( juvenile diabetes mellitus) kelola DMnya
atau konsultasikan ke subbagian endokrin anak.
• Memantau kadar glukosa darah terutama dalam 48 jam pertama.
• Semua neonatus berisiko tinggi (seperti ibu DM BBLR) harus ditapis :
- Pada saat lahir
- 30 menit setelah lahir
- Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam sampai pemberian
minum berjalan baik dan kadar normal tercapai.

21
Pencegahan hipoglikemia

◍ menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya


hipotermia)
◍ pemberian nutrisi secara eternal merupakan tindakan
preventif tinggal paling penting
◍ jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian
minum dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam
setelah lahir.
◍ Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai
glukosanya sampai asupannya penuh dan tiga kali
pengukuran normal (sebelum pemberian minum gula darah
>45 mg/dL)
◍ Jika ini gagal, terapi IV dengan glukosa 10 % harus
dimulai dan kadar glukosa dipantau.

22
Hipoglikemia refraktori

◍ Kebutuhan glukosa>12 mg/kg/menit


menunjukkan adanya hiperinsuline.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan :
◍ Hidrokrotison 5 mg/kg/menit atau IM
setiap 12 jam
◍ Glucagon 200 µg IV (segera atau infus
berkesinambungan 10 µg/kg/jam)
◍ Diazoxid 10 mg/kg/hari setiap 8 jam
menghambat sekresi insulin pancreas
23
DAFTAR PUSTAKA
Adam W, Lowry, dkk.(2014).Texas Children’s Hospital Buku Saku PEDIATRI DAN
NEONATOLOGI.Jakarta:EGC.

Agnes Praptiwi, Dharma Mulyo, Henny Rosita Iskandar, Yuliatmoko Suryatin.


Hubungan Kadar Gula Darah Terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada Anak
Sakit Kritis di Pediatric Intensive Care Unit. Artikel Asli Sari Pediatri. Vol. 14,
No. 5, Februari 2013

IDAI.2011.PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER ANAK


INDONESIA.Badan Penerbit IDAI.

PERKENI.(2015).KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DIABETES


MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015.[Online] Tersedia:
http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf diakses 27 Agustus 2018.

Surasmi, Asrining, dkk.(2003).Perawatan Bayi Risiko Tinggi.Jakarta:EGC.

WHO SEARO.(2016).Diabetes Fakta dan Angka.[Online] Tersedia:


http://www.searo.who.int/indonesia/topics/8-whd2016-diabetes-facts-and-
numbers-indonesian.pdf diakses 30 Agustus 2018.

24
THANK YOU

25

Anda mungkin juga menyukai