Anda di halaman 1dari 19

Hipoglikemia dan Hiperglikemia

By. Dr. Muslimin , SPA


Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu :
1. Mengenali hipoglikemia sebagai salah satu indikator yang
penting untuk stres dan penyakit pada neonatus.
2. Mendefinisikan hipoglikemia dan mekanismenya.
3. Mengidentifikasi neonatus yang berisiko mengalami
hipoglikemia
4. Mengidentifikasi neonatus yang berisiko mengalami
hipoglikemia.
5. Memantau riwayat neonatus dan status pemeriksaan fisis
harian neonatus serta mendeteksi tanda dini hipoglikemia.
Hipoglikemia
 Untuk setiap neonatus manapun, kadar glukosa < 47 mg/dl
dianggap tidak normal
 Sering gejala tidak jelas/asimptomatik. Semua dokter perlu
mewaspadai kemungkinan adanya hipoglikemia.
 Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah
konsekuensi yang serius
Etiologi
 Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi
glukosa
 PJT atau SGA
 Bayi prematur atau lebih bulan.
 Neonatus yang mengalami penundaan pemberian asupan.
 Neonatus yang menderita asfiksia perinatal
 Neonatus dengan hipotermia dan atau stres dingin
Etiologi
 Peningkatan pemakaian glukosa: Hiperinsulinisme
 IDM - BMK ( besarmasa kehamilan)
 Neonatus dengan polisitemia
 Neonatus yang menderita eritroblastosis fetalis (isoimunisasi
RH-berat)
 Neonatus dengan sindroma Beckwith-Wiedemann.
 Neonatus dengan nesidioblastosis. atau,adenoma pankreatik.
 Malposisi kateter arteri umbilikal
 Lain-lain
 Insufisiensi adrenal
 Sepsis
 Penyakit penyimpanan glikogen (glycogen storage)
 Transfusi tukar
 Penyakit jantung kongenital - hipopituitarisme kongenital
 Obat untuk ibu: steroid, beta blocker
Gejala Klinis
 Kasus bisa menunjukkan gejala ataupun tidak.
 Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi
hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko
 Gejala berupa:
 Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)
 Sianosis
 Kejang atau tremor
 Letargi dan sulit menyusui
 Asupan yang buruk
Hal penting
 Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf,
identifikasi dan pengobatan tepat waktu untuk
hipoglikemia adalah sangat penting.
 Pemantauan glukosa bedside adalah tindakan tepat untuk penapisan
dan deteksi awal.
 Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum dari
laboratorium jika memungkinkan.
 Pencegahan....paling penting
 Hati-hati hipoglikemia refraktori
Tata Laksana
 Memantau Kadar Glukosa Darah
 Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis:
 Pada saat lahir :
 30 menit setelah lahir :
 Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai
pemberian minum berjalan baik dan kadar glukosa normal
tercapai
Tata Laksana
 Pencegahan Hipoglikemia
 Menghindari faktor risiko yang'dapat dicegah (misalnya hipotermia).
 Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling
penting
 Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum per sonde
dalam waktu 1-3 jam setelah lahir.
 Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya sampai
asupannya penuh. Pengukuran dilakukan sebelum pemberian minum, 3x
berturutan nilainya diatas 47 mg/dl,
 Jika ini gagal, terapi IV dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar
glukosa dipantau.
Tata Laksana
 Perawatan Hipoglikemia
 Koreksi segera dengan bolus dekstrosa. 10% 2 cc/kgBB dan
diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai
keperluan.
 Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan kecepatan 6-
8 mg/kg/menit harus dimulai.
Hiperglikemia
 Kadar glukosa darah > 125 mg/dl atau glukosa plasma > 150
mg/dl
 Kadar glukosa ini sekarang timbul pada bayi baru lahir
terutama prematur, tidak memerlukan terapi.
Hiperglikemia
Patofisiologi
 Respon normal karena peningkatan suplai glukosa eksogen karena
insulin, menekan produksi glukosa dan perubahan uptake.
 Bayi ELBW dalam keadaan stabil, mengatur glukosa
dalam keadaan hiperglikemia. Keadaan ini tidak memerlukan
intervensi.
 Terapi kortikosteroid menstimulasi glycogenolisis dan
glukoneogenesis dan dapat menghambat sekresi insulin.
Etiologi & Faktor Pencetus
 LBW, premature (eksterm), IUGR
 Masukan glukosa yang berlebih
 Stress (sepsis atau infeksi)
 Infus lipid
 Post operasi
Gejala Klinis
 Onset: 24 jam pertama, biasanya sebelum usia 72 jam
 Tidak khas : dehidrasi, BB],, febris, glikosuria, ketonis, asidosis
metabolic
Pemeriksaan Laboratorium
 Kadar glukosa serum atau plasma > 125 mg/dl atau 150 mg/dl.
 Glukosa urine pada bayi VLBW ambang batas ginjal terhadap
glukosa rendah (80-100 mg/dl)
 Pemeriksaan kadar insulin untuk menyingkirkan neonatal DM
Penatalaksanaan
 Monitor kadar glukosa darah pada bayi berisiko hiperglikemi, terutama pada
saat peningkatan asupan cairan pada hari ke 2 atau ke 3.
 Turunkan asupan glukosa agar kadar glukosa darah normal.
 Monitor BB, urine output, asupan cairan, GIR, elektrolit.
 Mulai pemberian enteral feeding jika memungkinkan
 Pemberian insulin
 bekerja dengan menekan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan penggunaan
glukosa di perifer
 diberikan pada bayi kadar glukosa plasma 300-400 mg/dl
 Bayi dengan transient neonatal DM
Komplikasi
 Dehidrasi
 Perdarahan intra ventrikuler pada bayi prernatur (hiperosmolar)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai