Nim.182044
Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan
ini dapat didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran berlaku
untuk seluruh bayi baru lahir, atau pembacaan strip reagen oxidasi glukosa di bawah 45
mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukosa darah. Teknik terbaru, seperti menggunakan
penganalisa oksidase glukosa darah. Teknik terbaru, seperti menggunakan penganalisa
oksidase glukosa, atau optical bedsise glucose analyzer ( mis, One Touch ), lebih
bermakna untuk tujuan skrining di ruang rawat, karena interpretasi warna terkadang tidak
subjektif. Pada praktik klinik, bayi dengan kadar glukosa kurang dari 40 mg/dL
memerlukan intervensi. Juga nilai glukosa plasma < 20 hingga 25 mg/dL harus diterapi
dengan pemberian glukosa per parenteral, tanpa mempertimbangkan usia atau masa
gestasi.
Hipoglikemi merupakan keadaan kadar glukosa darah yang rendah. Normalnya kadar
glukosa darah pada bayi adalah > 45 mg/dL. Sedangkan pada dewasa adalah <200
mg/dL. Hipoglikemi neonatus adalah keadaan kadar glukosa darah yang rendah setelah
lahir.
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung sementara, dan kadar gula darah akan meningkat dengan sendirinya dalam
24 dan 72 jam setelah kelahiran atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi jam. Yang
menjadi masalah dan butuh pengawasan adalah ketika hipoglikemia menetap. Hal ini
biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dan bisa membahayakan nyawa bayi.
1
pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia.
Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh
karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih
tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.
Ada beberapa gejala yang terkadang ditunjukkan pada bayi dengan hipoglikemi antara
lain :
a. Bayi lahir premature atau usia bayi kurang dari 37 minggu ketika dilahirkan
Cadangan glikogen biasanya baru terbentuk pada kehamilan trimester ketiga,
sehingga bila bayi lahir prematur, maka persediaan glikogen akan lebih sedikit dan
lebih cepat habis terpakai. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia
pada bayi.
b. Bayi lahir dengan berat badan yang rendah
c. Bayi yang mengalami masalah kelainan atau gangguan fungsi hati
2
Bayi BMK biasanya lahir dari ibu dengan toleransi glukosa yang abnormal.
Sedangkan Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK). Selama dalam kandungan, bayi
sudah mengalami kekurangan gizi, sehingga tidak sempat membuat cadangan
glikogen, dan kadang persediaan yang ada sudah terpakai. Bayi KMK mempunyai
kecepatan metabolisme lebih besar sehingga menggunakan glukosa lebih banyak
daripada bayi yang berat lahirnya sesuai untuk masa kehamilan (SMK), dengan
berat badan yang sama. Meskipun bayi KMK bugar, bayi mungkin tampak lapar dan
memerlukan lebih banyak perhatian. Bayi KMK perlu diberi minum setiap 2 jam dan
kadang masih hipoglikemia, sehingga memerlukan pemberian suplementasi dan
kadang memerlukan cairan intravena sambil menunggu ASI ibunya cukup.
f. Bayi stress selama kehamilan dan persalinan
Janin dan bayi yang mengalami stres memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
dan memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan bayi lain. Jika asupan nutrisi
tidak mencukupi bayi yang mengalami stres selama kehamilan dan persalinan akan
rentan mengalami hipoglikemia.
Menurut Sihombing (2013), tata laksana pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan
hipoglikemi antara lain :
3
vena. Pada beberapa bayi yang tidak nromal, diperlukan pemeriksaan yang
seksama dan lakukan evakuasi untuk mendapatkan terapi intensif.
d) Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberikan minum, mulailah
terapi glukosa intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah.
e) ASI diterukan selama terapi glukosa inta vena. Turunkan jumlah dan
konsentrasi glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah.
f) Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah,
konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi (misalnya
respon dari terapi yang diberikan).
2) Hipoglikemi simtomatik dengan manifestasi klinis atau kadar glukosa plasma <20-25
mg/dL atau <1,1-1,4 mmol/L.
a) Berikan glukosa 200mg tiap kilogram berat badan atau 2 ml tiap kilogram
berat badan cairan dekstrosa 10%. Lanjutkan terus pemberian glukosa 10%
intravena dengan GIR (glukose infusion rate) 6-8 mg tiap kilogram berat
badan tiap menit.
b) Koreksi hipoglikemi yang ekstrim atau sstematik, pertahankan kadar glukosa
bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau >2,5 mmolL.