Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN BAYI NY”N”DENGAN HIPOGLIKEMIA

DI RYUANGAN PERINATOLOGI RSUD UNDATA PALU


PROVINSI SULAWESI TENGAH

OLEH :
RUHANA
NIM : P07124323083

POLITEKNISEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau
kondisi ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat
didefinisikan sebagai kadar glukosa di bawah 40 mg/dL setelah kelahiran
berlaku untuk seluruh bayi baru lahir atau pembacaan strip reagen oxidasi
glukosa di bawah 45 mg/dL yang dikonfirmasi dengan uji glukose darah.

Definisi hipogikemia pada anak belum bisa ditetapkan dengan pasti,


namun berdasarkan pendapat dari beberapa sarjana dapat dikemukakan angka-
angka seperti terlihat pada tabel.

Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk


diagnosis Hipoglikemia pada berbagai kelompok umur anak :
Kelompok Umur Glokuse <mg/dl Darah Plasma/serum
Bayi/anak <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml
Neonatus
* BBLR/KMK <20 mg/100 ml <25 mg/100 ml
* BCB
0 - 3 hr <30 mg/100 ml <35 mg/100 ml
3 hr <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml

Istilah hypoglikemi digunakan bila kadar gula darah bayi secara


bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dan berat badan yang sama. Sebagai
batasannya pada bayi aterm (cukup bulan) dengan berat badan 2500 gram atau
lebih, kadar glukosa plasma darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam
pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya, sedangkan pada berat badan lahir
rendah dibawah 25 mg/dl.
Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin,
walaupun asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut.
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu,
kadar gula darah janin sekitar dua pertiga dari kadar gula darah ibu. Karena
terputusnya hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian
glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60
mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam
kadar 40 mg/dl.

Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30


mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya hipoglikemi
terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi
tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu
yang dipantau glukosa darahnya dengan baik.

2. ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme
kontrol pada metabolisme glukose, antara lain : inborn erors of metabolism,
perubahan keseimbangan endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.

Berikut ini adalah penyebab hipoglikemia pada anak:


a. Hiperinsulinisme
b. Defisiensi enzim hati
c. Defisiensi endokrin
d. Hipoglikemia ketosis
e. Obat dan toksin
f. Lain-lain

Terdapat 4 kelompok besar bayi neonatal yang secara patofisiologik


mempunyai resiko tinggi mengalami hipoglikemi, yaitu :
a. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus atau
menderita diabetes selama kehamilan dan bayi yang menderita penyakit
eritroblastosis fetalis berat, bayi demikian cenderung menderita
hiperinsulinisme.
b. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang mungkin mengalami malnutrisi
intrauterin, yang mengakibatkan cadangan glikogen hati dan lemak tubuh
total menurun. BBLR yang termasuk rawan adalah bayi kecil menurut usia
kehamilan, salah satu bayi kembar yang lebih kecil (berat badan berbeda
25% atau lebih, berat badan lahir kurang 2000 kg, bayi yang menderita
polisitemia, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita toksemia dan
bayi dengan plasenta yang abnormal, terutama sangat peka dan mudah
terkena gangguan ini. Faktor-faktor lain yang juga berperan akan timbulnya
hipoglikemia pada kelompok ini mencakup respon insulin yang tidak
normal, gangguan glikoneogenesis, asam lemak bebas yang rendah, rasio
berat otak/hati yang meningkat, kecepatan produksi kortisol yang rendah
dan mungkin kadar insulin yang meningkat serta respon keluaran epinefrin
yang menurun.
c. Bayi yang sangat imatur (kecil) atau yang sedang sakit berat dapat
menderita hipoglikemia karena meningkatnya kebutuhan metabolisme yang
melebihi cadangan kalori, dan bayi dengan berat badan lahir rendah yang
menderita sindrom gawat nafas, asfiksia perinatal, polisitemia, hipotermia
dan infeksi sistemik dan bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan
sianotik yang menderita gagal jantung.
d. Pada bayi yang menderita kelainan genetik atau gangguan metabolisme
primer (jarang terjadi) seperti galaktosemia, penyakit penyimpanan
glikogen, intoleransi fruktosa, propionat asidemia, metilmalonat asidemia,
tirosinemia, penyakit sirop mapel, sensitivitas leusin, insulinoma,
nesidioblastosis sel beta, hiperplasia fungsional sel beta fungsional,
panhipopituitarisme dan sindrom beckwith serta bayi raksasa.

3. GEJALA/TANDA
Kejadian hipoglikemi sukar diketahui karena gejalanya juga dijumpai
bila disertai keadaan lain seperti infeksi terutama sepsis dan meningitis,
kelainan perdarahan dan edema susunan saraf pusat, asfiksia, penghentian obat,
apnea pada prematuritas, kelainan jantung bawaan, polisitemia dan juga dapat
dijumpai pada bayi sehat normoglikemik.
a. Neonatus
Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama
6-12 jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress
perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM. Tidak ada
perbedaan dalam hal jenis kelamin. Juga termasuk dalam golongan ini ialah
bayi dari ibu DM insulin dependen (IDM) dan ibu menderita DM kehamilan
(IGDM). Meskipun sebanyak 50% dari IDM dan 25% IGDM mempunyai
kadar glukose < 30 mg/dl selama 2-6 jam kehidupan, kebanyakan tidak
memperlihatkan akibat-akibat dari hipoglikemianya. Umumnya sembuh
spontan, tetapi sebagian kecil (10-20%) kadar gula tetap rendah. Beberapa di
antaranya menunjukkan respons yang balk terhadap suntikan glukagon 300
mikro gram atau 0,3 mg/kgBB im, tidak lebih 1 mg totalnya.
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas, misalnya :
apati, anoreksia, hipotoni, apnu, sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran
menurun, tremor, kejang tonik/klonik, menangis tidak normal dan cengeng.
Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24-28 jam kehidupan.

b. Bayi/Anak
Gejala-gejala dapat berupa: sakit kepala, nausea, cemas, lapar,
gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan b'erkunang-kunang,
ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang,malas/lemah, tidak ada
perhatian dan gangguan tingkah laku.
Hipoglikemia bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan
takhikardi. Serangan ulang gejala-gejala tadi dapat terjadi pada waktu-waktu
tertentu setiap hari, sehingga kita harus waspada terhadap kemungkinan
hipoglikemia. Pemeriksaan glukose darah pada saat timbulnya gejala sangat
penting.

4. PROSEDUR PELAKSANAAN/TAHAPAN KERJA


a. Neonatus
1) Hipoglikemia asimptomatik
Jika pemeriksaan uji dextrostix menunjukkan kadar gula darah
rendah, harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Bila hasil
pemeriksaan laboratorik juga menunjukkan kadar gula rendah
(hipoglikemia), diberikan infus gltikose 6-8mg/kg BB/menit sampai kadar
glucose darah menjadi normal.
2) Hipoglikemia simptomatik
Bila klinik dan uji dextrostix menunjukkan hipoglikemia, keadaan
ini harus dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorik. Infus glukose harus
segera dimulai (glukose peroral bukan merupakan pengan adekuat untuk
hipoglikemia simptomatik). Glukagon bisa diberikan selama terpasang
infus glukose. Jika pemeriksaan laboratorik menunjukkan hipoglikemia
dan gejala hilang sesudah pemberian glukose IV, ini membuktikan
adanya hipoglikemia simptomatik. Pengobatan dilanjutkan dengan
glukose parenteral 8 10 mg/kg BB/ menit. Makanan rikan NaCl (2-3
meq)/kgBB/hari sesudah 12 jam untuk mencegah hiponatremia. Dua
puluh empat jam kemudian diberikan KC1 1-2 meq/kgBB/hari. Kadar
gula darah dipantau setiap 4-6 jam sampai kadar gula darah tetap normal.
Selanjutnya glucose hipertonik ini secara perlahan-lahan dikurangi
kecepatan tetesannya (10864 mg/kgBB/menit) dengan larutan glukose 5%
untuk mencegah reaksi hipoglikemia.
Pengobatan glukose parenteral ini biasa diperlukan 4872 jam.
Penderita semacam ini berjumlah 15% kasus dan disebut hipoglikemia
simptomatik transient.

3) Hipoglikemia neonatus menetap/berulang


Sejumlah kasus (1-12%) yang gejala kliniknya menetap/berulang
meskipun sudah diberikan glukose IV 12-16 mg/kgBB/menit, maka harus
dipikirkan penyebab primemya. Diambil darah 5-10 cc sebelum dan
sesudah pemberian glukagon (30 mikrogram/kgBB IV/IM/IC tidak lebih
dari .1 mg).

b. Bayi
Makan makanan hidrat arang yang sering telang digunakan dengan hasil
bervariasi. Sekarang telang digunakan pengobatan dengan pemberian
makanan melalui naso gastric drips. Kurang lebih 1/3 dari energi total sehari
diberikan dalam bentuk glukose dengan kecepatan 46 mg/kgBB/menit
selama malam hari dengan menggunakan pompa otomatis. Makanan pagi
harinya harus diberikan sebelum sonde dicabut. Pengobatan ini
akanmemperbaiki asidosis kronis, zat-zat kimia darah menjadi normal,
perdarahan hidung berhenti, mengecilnya hepatomegali dan diikuti dengan
percepatan pertumbuhan.

c. Anak
Hipoglikemi Akietosis :Pengobatan dasar dan penyakit ini terdiri atas
tindakan sederhana menghindari puasa lebih dari 1 jam dan hindari
penyebab-penyebab muntah. Jika hal ini tidak mungkin maka dapat
dilakukan pencegahan dengan minum air gula (air jeruk manis) pada malam
hari selama beberapa tahun sampai anak mencapai umur kurang lebih 8
tahun.
Dalam keadaan serangan hipoglikemia diberikan segera 1-2 ml glukose
50%/kgBB IV, dilanjtkan dengan infuse glukose 10%. Diet tinggi protein
tinggi hidrat arang dengan pemberian 4-5 kali/hari.
DAFTAR PUSTAKA

CornblathM, HawdonJM, WilliamsAFAynsley-Green A, Ward Platt-MP, Schwartz


R, KalhanSC. Kontroversi mengenai definisi hipoglikemianeonatal: disarankan
ambang operasional. Pediatrics 2000;105:1141-5

Hoseth E, Joergensen A, Ebbesen F, kadar glukosa darah Moeller M.dalam populasi


yang sehat, ASI, bayi cukup bulan dengan ukuran yang sesuai untuk usia
kehamilan. ArchDisChild Fetal Neonatal Ed2000;83: F117-9

M Sacharin, Rosa. 1986. Prinsip Keperawatan Pediatrik., Jakarta: EGC.

Masjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Saifudin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.

Nelson Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 1. Jakarta : EGC

Mahasiswa CI Lahan Praktik

RUHANA NiWayanSunarti., S.ST


NIM. PO7124323083 NIP.19790917 200212 2 005

Pembimbing Akademik

LILI SURYANI,S.KEP.NS.MPH
NIP. 19670806 199103 1 003

Anda mungkin juga menyukai