Anda di halaman 1dari 21

HIPOGLIKEMIA PADA

NEONATUS

MUH.RAMADHAN I.
N 111 21 012
Pembimbing
dr. Amsyar Praja Sp.A
z
PENDAHULUAN

 Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar glukosa


darah .

 Kadar glukosa darah yang normal terjadi karena adanya


keseimbangan antara penyediaan glukosa dalam darah dengan
pemakaiannya oleh tubuh

 90% dari glukosa darah total dikonsumsi oleh otak


z
DEFINISI

 hipoglikemia didefinisikan dengan kadar serum glukosa <40-45


mg/dL pada bayi premature dan cukup bulan (kontroversial).

 Saat ini banyak institusi menggunakan kadar serum glukosa


<45-50 mg/dl (beberapa menggunakan <60 mg/dL) dalam 24
jam pertama dan <50-60 mg/dL setelahnya.

 Pada bayi dengan hiperinsulinemia nilai <60 mg/dL


dipertimbangkan sebagai hipoglikemia.
z
EPIDEMIOLOGI

 Insidens secara umum diperkirakan antara 1- 5 per 1000


kelahiran hidup, namun angka tersebut meningkat pada
populasi dengan risiko tinggi

 Hipoglikemia lebih sering terjadi pada neonatus yang lahir pada


kurang dari 37 minggu dan lebih dari 40 minggu usia kehamilan,
z
KLASIFIKASI

 KLASIFIKASI MENURUT PATOFISIOLOGI

 1. bayi dari ibu diabetes atau diabetes waktu hamil

 2. bayi berat badan lahir rendah yang mungkin mengalami


malnutrisi intrauterine

 3. bayi sangat kecil atau sakit berat yang mengalami


hipoglikemia

 4. bayi dengan kelainan genetik atau gangguan metabolik


primer
z
ETIOLOGI

 Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan

 1. Hiperinsulinisme

 2. Defek pada pelepasan glukosa

 3. Defek pada produksi energi alternative

 4. Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik


z
ETIOLOGI

 Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa

 1. Simpanan glukosa tidak akuat

 2. Kelainan pada produksi glukosa hepar

 3. Kelainan hormonal

 4. Toksin dan penyakit lain


z
PATOFISIOLOGI

 Hipoglikemia disebabkan oleh berkurangnya suplai glukosa atau


meningkatnya konsumsi glukosa. Karena euglikemia pada
mulanya tergantung pada glikogenolisis dan glikoneogenesis,
bayi yang kekurangan substrat atau jalur metaboliknya tidak
normal, terjadi hipoglikemia.
z
PATOFISIOLOGI

 Sehingga untuk mempertahankan kadar gula darah normal


tergantung pada:

 1. sistem endokrin yang normal untuk integrasi dan


modulasi mobilisasi substrat, interkonversi dan utilisasi.

 2. Enzim untuk glikogenolisis, sintesis glikogen, glikolisis,


glukoneogenesis, dan utilisasi bahan bakar metabolik lain dan
penyimpanan yang berfungsi baik.

 3. Suplai lemak endogen, glikogen, dan substrat glukoneogenik


potensial (asam amino, gliserol, dan laktat) yang adekuat.
z
MANIFESTASI KLINIS

 Berikut ini merupakan gejala klinis yang disusun mulai dari


frekuensi tersering, yaitu gemetar atau tremor, serangan
sianosis, apatis, kejang, serangan apneu intermitten atau
takipneu, tangis yang lemah atau melengking, kelumpuhan atau
letargi, kesulitan minum, dan terdapatnya gerakan putar mata.
Dapat pula timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal
jantung, dan henti jantung.
z
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

 Untuk menetapkan diagnosis hipoglikemia secara benar harus dipatuhi


trias Whipple yaitu:

 1. Manifestasi klinis yang khas,

 2. Kejadian ini harus bersamaan dengan rendahnya kadar glukosa


plasma yang diukur secara akurat dengan metode yang peka dan tepat,

 3. Gejala klinis menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa


jam setelah euglikemia.

 Bila ketiganya dipenuhi, maka diagnosis klinis hipoglikemia dapat


ditetapkan
z
Anamnesis dan pemeriksaan fisis

 Gejala hipoglikemia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok


besar, yaitu: berasal dari sistem saraf otonom dan
berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak
(neuroglikopenia). Gejala akibat dari sistem saraf otonom
adalah berkeringat, gemetar, gelisah, dan nausea.
z
Anamnesis dan pemeriksaan fisis

 Akibat neuroglikopenia adalah pusing, bingung, rasa lelah, sulit


bicara, sakit kepala, dan tidak dapat berkonsentrasi. Kadang
disertai rasa lapar, pandangan kabur, mengantuk, dan
lemah.

 Pada neonatus tidak spesifik antara lain tremor, peka rangsang,


apneu, sianosis, hipotonia, sulit minum, kejang, koma, tangisan
nada tinggi, nafas cepat, dan pucat. Namun hal ini juga dapat
terjadi pada bayi yang tidak hipoglikemia, misalnya kelainan
bawaan pada susunan saraf pusat, cedera lahir, mikrosefali,
perdarahan, dan kernikterus.
z
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Metode pengukuran glukosa dapat melalui 2 cara antara lain


pengukuran glukosa oksidase (strip reagen) dan pemeriksaan
laboratorium.

 Dalam pemeriksaan laboratorium, glukosa darah diukur dengan


cara kalorimetrik atau dengan cara elektroda ( glucose electrode
method)
z
PENCITRAAN

 Pada persisten hipoglikemi hiperinsulinisme, maka dilakukan


pemeriksaan USG abdomen, CT Scan, dan MRI untuk
membantu dalam membedakan bentuk fokal dan difus.
z
PENATALAKSANAAN
MEDIKA MENTOSA

 bila hipoglikemia terjadi pada bayi aterm simtomatik, berikan larutan


glukosa atau susu formula, bila memungkinkan minum ASI, bila
tidak dapat minum jangan berikan dengan pipa nasogastrik, berikan
akses intravena.

 Terapi pertama yang dianjurkan adalah pemberian infuse glukosa


intravena 1 gram/kgBB (glukosa 50% 2 mL/kgBB), diikuti dengan 10
mg/kgBB/menit (glukosa 30%, 50 mL/kgBB/24 jam).

 Dosis ini merupakan dosis perkiraan sehingga glukosa darah harus


dipantau terus menerus paling sedikit selama 24 jam setelah gula
darah stabil
z
PENATALAKSANAAN
PEMBEDAHAN

 Pembedahan untuk hiperinsulinisme biasanya dilakukan


bilamana terapi medikamentosa gagal atau bilamana pasien
anak dengan kemungkinan tumor yang memproduksi insulin
z
PENATALAKSANAAN
DIETETIK

 Terapi dietetik pada pasien hipoglikemia tergantung pada


etiologinya. Pada pasien dengan penyakit metabolik, hindari
bahan spesifik yang dapat menyebabkan hipoglikemia
z
PROGNOSIS

Prognosis tergantung penyebab yang mendasarinya


z
KESIMPULAN

Hipoglikemia merupakan masalah metabolik yang umum pada


neonatus. Hipoglikemia lebih sering terjadi pada bayi baru lahir
dibandingkan anak yang lebih besar. Kadar glukosa darah yang
normal terjadi karena adanya keseimbangan antara penyediaan
glukosa dalam darah dengan pemakaiannya oleh tubuh. Bila terjadi
gangguan pada keseimbangan ini, maka dapat terjadi hipoglikemia
atau sebaliknya hiperglikemia. Hipoglikemia pada neonatus dapat
bersifat sementara dan menetap atau berulang. Hipoglikemia
disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa
berlebihan dan atau produksi glukosa kurang.
z
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai