BB LL U
U EE SS
ETIO-
• Konflik dalam perkawinan
PATOGENESIS HORMONAL
• Sikap ambivalen atau keraguan yang
• Hormon esterogen dan
besar terhadap kehamilan dan
progesteron
keinginannya untuk mempunyai
anak. • penurunan hormon yang
• Riwayat pernah menderita gangguan dihasilkan oleh kelenjar tiroid
depresi sebelumnya dan atau reaksi • hormon sex (neurosteroid)
terhadap kejadian tertentu dalam
kehidupannya, termasuk stres akibat
melahirkan anak.
• Stres lingkungan
Menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau menjadi
terlalu memperhatikan dan khawatir terhadap bayinya
Sulit beristirahat dengan tenang, namun bila ada
Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga 55 orang lain menjaga bayi, si ibu bisa tertidur
gejala klinis
Penurunan berat badan yang disertai tidak mau
Mudah kesal, gampang tersinggung
dan tidak sabaran 22 88 makan
Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri dan
depresi disertai dengan menangis tanpa
sebab
11 99 bayinya
Diagnosis
• anamnesis
• Semua wanita pasca melahirkan
• Perubahan sikap dan kondisi emosional umumnya 14 hari pertama pasca mela
hirkan
• Adanya perasaan cemas, khawatir berlebihan, sedih, dan sering menangis tanp
a sebab jelas
• Adanya perasaan putus asa, ketidakmampuan dalam mengurus anak, dan rasa
bersalah
• Jika gejala menetap >2 minggu dipikirkan kemungkinan postpartum depressio
n
kriteria diagnosis
patofisiologi
Kadar hormon estrogen dan progresteron menurun drastis saat persalinan.
Perubahan kadar hormon estrogen dan progresteron pada saat kehamilan
memicu peningkatan ikatan pada reseptor dopamin dan penurunan kadar
hormon saat persalinan menyebabkan terjadinya suatu super sensitivitas
reseptor dopamin yang mencetus terjadinya psikotik postpartum.
psikosis postpartum depresi postpartum
Berdasarkan kriteria diagnostik DSM-IV :
Menurut DSM IV, tidak ada kriteria bagi gangguan psikotik 1. Suasana hati yang depresi
pada postpartum. Gejala karakteristik bagi gangguan 2. Kurangnya kesenangan atau minat
psikotik pada postpartum terdiri atas delusi, gangguan 3. Gangguan tidur (insomnia atau hyperinsomnia)
kognotif, gangguan motilitas, mood atau suasana 4. Penurunan berat badan
perasaan tak terkontrol dan halusinasi. Gejala psikotik ini 5. Kehilangan energi
hanya mencakup hal-hal yang menyangkut keibuan dan 6. Agitasi atau keterblakangan perasaan tidak berharga
kehamilan. DSM IV juga menyetujui diagnosis gangguan atau rasa bersalah yang tidak pantas
psikotik dan gangguan mood (suasana perasaan) yang 7. Konsentrasi yang berkurang atau keragu-raguan
singkat disebakan karena pasca persalinan. 8. Adanya keinginan bunuh diri
diagnosis
diagnosis
Sedang menurut PPDGJ III, Pedoman
diagnostik untuk gangguan psikiatri pada
postpartum (F,53), yaitu: Dalam Pedoman
Dalam Pedoman Penggolongan
Penggolongan dan dan Diagnosis
Diagnosis Gangguan
Gangguan JiwaJiwa
atauPPDGJ-III
atau PPDGJ-III pun
pundijelaskan
dijelaskanbahwa
bahwa adaada tiga
tiga gejala
gejala utama
utama yang
yang
F.53.1 Gangguan Mental dan Perilaku Berat harus muncul
muncul pada
pada gangguan
gangguan depresi,
depresi, yakni
yakni afek
afek depresif,
depresif,
harus
yang Berhubungan dengan Masa Nifas. kehilangan minat
minat dan
dan kegembiraan,
kegembiraan, serta
serta berkurangnya
berkurangnya energi
energi
kehilangan
yang menuju
yang menuju meningkatnya
meningkatnya keadaan
keadaan mudah
mudah lelah
lelah (rasa
(rasa lelah
lelah
yangnyata
yang nyatasesudah
sesudahkerja
kerjasedikit
sedikitsaja)
saja)dan
danmenurunnya
menurunnyaaktivitas.
aktivitas.
Perbedaan Baby blues syndrome dan Postpartum depressio
n