NIM : 182059
Kelas : 2B kebidanan
Hipoglikemi merupakan keadaan kadar glukosa darah yang rendah. Normalnya kadar
glukosa darah pada bayi adalah > 45 mg/dL. Sedangkan pada dewasa adalah <200 mg/dL.
Hipoglikemi neonatus adalah keadaan kadar glukosa darah yang rendah setelah lahir.
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung sementara, dan kadar gula darah akan meningkat dengan sendirinya dalam 24
dan 72 jam setelah kelahiran atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi jam. Yang
menjadi masalah dan butuh pengawasan adalah ketika hipoglikemia menetap. Hal ini
biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dan bisa membahayakan nyawa bayi.
Istilah hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar
rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada
semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia.
Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh
karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah yang menurun.
Ada beberapa gejala yang terkadang ditunjukkan pada bayi dengan hipoglikemi antara lain :
1
a. kulit bayi berwarna kebiruan atau pucat.
b. Mengalami masalah pernapasan, sepeti berhenti napas (apnea), napas cepat.
c. Iritabilitas atau lesu
d. Muntah atau gumoh parah.
e. Tubuh dingin.
f. Tremor, gemetar, berkeringat atau kejang.
Pada bayi, gejala hipoglikemia terkadang tidak khas. Namun, ada beberapa gejala
umum yang bisa Anda kenali, antara lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu.
Pada kondisi yang parah, bayi bisa kejang, berhenti bernapas (apnea), dan bibir
serta kukunya menjadi kebiruan (sianosis).
a. Bayi lahir premature atau usia bayi kurang dari 37 minggu ketika dilahirkan
2
kadang masih hipoglikemia, sehingga memerlukan pemberian suplementasi dan
kadang memerlukan cairan intravena sambil menunggu ASI ibunya cukup.
f. Bayi stress selama kehamilan dan persalinan
Janin dan bayi yang mengalami stres memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
dan memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan bayi lain. Jika asupan nutrisi
tidak mencukupi bayi yang mengalami stres selama kehamilan dan persalinan akan
rentan mengalami hipoglikemia.
Menurut Sihombing (2013), tata laksana pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan
hipoglikemi antara lain :
3
b) Koreksi hipoglikemi yang ekstrim atau sstematik, pertahankan kadar glukosa
bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau >2,5 mmolL.
c) Sesuai pemberian glukosa intrevena dengan kadar glukosa darah yang
didapat.
d) Dukung pemberian ASI sesering setelah manifestasi hipoglikemi menghilang.
e) Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat penurunan
pemberian glukosa intravena secara bertahap sampai kadar glukosa darah
stabil pada saat tidak mendapat cairan glukosa intra vena. Kadang diperlukan
waktu 24-48 jam untuk mencagah hipoglikemi berulang.
f) Lakukan pencatatan manifestasi, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa
darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik (misal
respon dari terapi yang diberikan).