Anda di halaman 1dari 14

KONSEP

PERTOLONGAN
KEGAWATAN
PENYAKIT
HIPOGLIKEMI
Keperawatan Gawat Darurat
DISUSUN OLEH :

● Dewi Arshanti A.W (20101440121017)

● Riska Meilinda P (20101440121058)

● Wahyu Arasyid R (20101440121078)


You can use this table of contents.
03 |
01 | DEFINISI 02 | ETIOLOGI
PATOFISIOLOGIS

05 |
04 | MANIFESTASI
PENATALAKSANA 06 | KOMPLIKASI
KLINIK
AN
DEFINISI
Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kondisi seseorang mengalami penurunan pada kadar gula dalam
darah dibawah normal. Dapat dikatakan jumlah gula dalam darah mengalami penurunan saat dilakukannya cek
GDS dimana didapatkan jumlah dibawah 60 mg/dl atau dibawah 80 mg/dl dengan gejala klinis. Saat tubuh
mengalami penurunan gula darah, tubuh akan merespon yang dimana ditandai dengan gejala klinis diantaranya
klien akan merasakan pusing, tubuh lemas dan gemetaran, pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin,
detak jantung meningkat dan terkadang klien bisa sampai hilang kesadaran.
Pada keadaan hipoglikemi berat dimana jumlah kadar gula dalam darah berada dibawah 10 mg/dl, akibat yang
akan dialami oleh tubuh dapat mengalami kejang hingga dapat terjadinya koma.
ETIOLOGI
● Dosis pemberian insulin yang kurang tepat. Pengobatan diabetes di pergunakan untuk mengatur kadar gula
darah tetap baik sehingga membuat pasien akan merasa nyaman dan menghindari terjadinya Hipoglikemi, di
perlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam menurunkan resiko terjadinya komplikasi
diabetes.
● Kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan. Menunda sarapan bagi penderita
diabetes dalam jangka waktu yang lama di pagi hari dapat menyebabkan terjadinya Hipoglikemi atau kadar
glukosa darah menjadi terlalu rendah. Lupa atau membiarkan diri terlalu sibuk hingga melewatkan waktu
makan bisa berbahaya bagi penderita diabetes. Lupa makan akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah
menjadi terlalu rendah, jika di biarkan tanpa penanganan lebih lanjut pada keadaan Hipoglikemi maka kondisi
ini akan menjadi parah, menyebabkan rasa linglung dan pingsan.
ETIOLOGI
● Konsumsi alkohol. Pada kondisi tubuh yang normal, lever merupakan bagian organ yang menyimpan dan
mensekresi glukosa ke dalam sel-sel tubuh sebagai penopang saat seseorang sedang tidak makan. Lever juga
berfungsi dalam membersihkan tubuh dari racun (detoksifikasi). Lever tidak bisa mensekresi glukosa dan
membersihkan racun secara bersamaan. Jadi ketika keadaan lever melakukan detoksifikasi, organ tersebut
akan berhenti mensekresi glukosa.
● Peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan Aktivitas fisik dan olahraga
sangat penting dalam mengontrol diabetes. Namun, jika olahraga yang di lakukan terlalu berlebihan, olahraga
juga dapat menurunkan kadar gula darah hingga di bawah batas normal.
PATOFISIOLOGIS
konsentrasi glukosa yang dimiliki dalam darah yang normal berjumlah 70-110 mg/dl. Penurunan jumlah kadar
glukosa dalam darah akan memicu respon pada tubuh, dimana ketika tubuh mengalami penurunan kadar gula
dalam darah akan memicu terjadinya penurunan konsentrasi insulin secara fisiologis, serta akan membuat tubuh
kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, jika jumlah kadar gula yang di suplai oleh darah mengalami penurunan ,
tentunya akan mempengaruhi fungsi kerja otak. Saat tubuh ingin melakukan aktivitas yang banyak, otak akan
sangat bergantung pada suplai glukosa yang akan di berikan secara terus-menerus dari dalam jaringan system saraf
pusat. Di saat otak ke hilangan suplai glukosa yang di butuhkan, tubuh akan merespon dan secara berlanjut akan
terjadi penurunan kesadaran sehingga mengakibatkan terjadinya pola nafas tidak efektif.
MANIFESTASI
KLINIK
Gejala dan tanda-tanda DM dapat di golongkan menjadi yaitu :
1. Gejala akut penyakit DM Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin tidak
menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang di tunjukkan meliputi serba
banyak (poli) yaitu:
● Banyak makan (poliphagi).
● Banyak minum (polidipsi) .
● Banyak kencing (poliuri).
Keadaan tersebut, jika tidak segera di obati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu
makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah
lelah dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual.
MANIFESTASI
KLINIK
2. Gejala kronik penyakit DM Gejala kronik yang sering di alami oleh penderita DM adalah :
● Kesemutan
● Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
● Rasa tebal di kulit
● Kram
● Mudah mengantuk
● Mata kabur
● Biasanya sering ganti kacamata
● Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
● Gigi mudah goyah dan mudah lepas
● Kemampuan seksual menurun
● Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir
lebih dari 4 kg
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Orang Dewasa
Penatalaksanaan hipoglikemia pada dewasa dapat dibedakan sesuai derajat hipoglikemia.
● Hipoglikemia Ringan-Sedang
Pemberian karbohidrat sebanyak 15 gram dalam bentuk tablet atau larutan glukosa maupun sukrosa diperlukan sebagai pertolongan
pertama hipoglikemia ringan hingga sedang pada orang dewasa. Terapi awal ini cukup untuk memicu kenaikan glukosa darah hingga 38
mg/dL dalam 20 menit dan perbaikan gejala pada sebagian besar individu dengan hipoglikemia ringan-sedang. Pilihan rejimen terapi awal
lainnya seperti susu dan jus jeruk kurang cepat dalam menaikkan kadar glukosa darah dan memperbaiki gejala.
Apabila pasien memiliki riwayat DM, pengukuran kadar glukosa dilakukan dalam 15 menit sejak pemberian terapi glukosa awal. Jika
kadar glukosa darah masih di bawah 70 mg/dL, pemberian 15 gram glukosa atau sukrosa dapat diulang. Apabila tablet glukosa tidak
tersedia, sediaan karbohidrat 15 gram oral lainnya yang ekivalen adalah 15 mL gula pasir yang dilarutkan dalam air, 5 kubus kecil gula, dan
15 mL madu.
PENATALAKSANAAN
● Hipoglikemia Berat
Apabila pasien mengalami hipoglikemia berat namun masih sadar penuh dan memiliki riwayat diabetes, pemberian karbohidrat oral 20 gram
dilakukan dalam bentuk glukosa tablet dan sediaan lain yang ekivalen. kadar glukosa darah kemudian diperiksa dalam kurun waktu 15 menit
setelah pemberian terapi glukosa awal. Pemberian glukosa 15 gram dapat diulang apabila kadar glukosa darah masih < 70 md/dL.
Jika pasien mengalami hipoglikemia berat dan tidak sadarkan diri, pemberian 10-25 gram glukosa atau 20-50 mL dekstrosa 50% dalam air
(D50W) dapat diberikan secara intravena selama 1-3 menit apabila pasien memiliki akses intravena. Jika pasien tidak memiliki akses intravena, 1
mg glukagon dapat diberikan secara subkutan atau intramuskular. Pedoman klinis di Amerika Serikat dan Kanada menyarankan agar pasien dengan
DM dan keluarga yang merawat memiliki sediaan glukagon serta mampu memberikan obat tersebut sesuai indikasi. Namun, sediaan glukagon saat
ini belum tersedia di Indonesia dan bahkan di negara maju harganya masih sangat mahal.
● Jika Teratasi
Apabila hipoglikemia telah teratasi, pasien harus mendapatkan makanan atau kudapan yang semestinya dia dapatkan sesuai jadwal makan harian
guna mencegah hipoglikemia berulang. Apabila jadwal makan lebih dari 1 jam sejak kejadian hipoglikemia, kudapan (termasuk karbohidrat 15 gram
dan protein) perlu diberikan bagi pasien.
PENATALAKSANAAN
● Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Anak-anak
Apabila sampel untuk pemeriksaan laboratorium kritis guna melacak penyebab dasar hipoglikemia telah diambil,
pemberian bolus kecil dekstrosa 0,2 gram/kgBB dapat diberikan melalui infus intravena selama 1 menit (dekstrosa 10% 2
mL/kgBB). Kemudian, infus intravena kontinu dekstrosa 10% dengan dosis 8 mg/kg/menit dapat dimulai. Kadar glukosa
darah perlu diperiksa 15 menit setelah dilakukan bolus kecil di awal dan selama pemberian infus dekstrosa rumatan masih
berlangsung.
Apabila hipoglikemia berulang, pemberian bolus intravena dekstrosa dapat diberikan pada dosis 0,5 gram/kgBB atau
sebanyak 5 mL/kgBB dekstrosa 10% yang dilanjutkan dengan peningkatan jumlah glukosa melalui infus rumatan hingga
25%-50%.
Sebagai alternatif terhadap glukosa intravena, pemberian berulang gula sublingual 0,2 gram/kg merupakan pilihan
yang cukup efektif bagi anak-anak dengan hipoglikemia yang berusia 6 bulan hingga 15 tahun
KOMPLIKASI
Hipoglikemia merupakan gangguan tingkat kesadaran yang dapat berubah kapan saja yang dimana dapat
menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu Hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak
akut. Hipoglikemia yang berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis,
sampai dengan terjadinya gangguan neuropsikologis berat karena efek Hipoglikemi berkaitan dengan
system saraf pusat yang biasanya di tandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal dan menurut
Hipoglikemi yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, Hipoglikemi
juga dapat menyebabkan koma sampai kematian.
Thank you!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai