Anda di halaman 1dari 15

Jason Leonard Wijaya

01071180063

LAPORAN VI CLINICAL EXPOSURE II


INFLUENZA B

Disusun Oleh:
Jason Leonard Wijaya
01071180063
Dibimbing Oleh:
Dr. Pamela Tifanny

PUSKESMAS SEPATAN
PERIODE 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
Jason Leonard Wijaya
01071180063

BAB 1
Illustrasi Kasus

Identitas Pasien :
Nama : Ibu. U
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Karet
Status: Sudah Kawin
Jumlah Anak: 1
Metode Anamnesis: Autoanamnesis
a. Keluhan Utama
Bersin-bersin, hidung meler, batuk kering, nyeri badan dan nyeri sendi sejak 3 hari yang lalu
b. Keluhan tambahan
Demam ringan dengan suhu 37.8 ℃, sakit tenggorokan, dan badan terasa lemas, pusing jika
beraktifitas berat, dan penurunan nafsu makan sejak 3 hari yang lalu
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Sepatan dengan keluhan bersin-bersin, hidung meler, nyeri
badan dan nyeri sendi sejak 3 hari yang lalu. Ingus yang dikeluarkan dari hidung pasien
berwarna putih bening dengan konsistensi ringan. Pasien juga disertai demam ringan dengan
suhu 37.8℃ . Pasien juga disertai dengan batuk kering dan sakit tenggorokan. Pasien juga
mengeluh mengenai kepalanya yang kerap kali terasa pusing jika melakukan aktifitas berat.
Frekuensi batuk dan bersin-bersin pasien akan bertambah di pagi dan malam hari atau pada
keadaan suhu dingin. Keluhan pasien akan meredah apabila leher dan dada pasien diberi
balsam, tidak berada di tempat yang bersuhu dingin, meminum air hangat dan pada siang
hari. Pasien belum mengkonsumsi obat atau berobat mengenai keluhan terkait. Selain itu
pasien juga mengeluhkan mengenai kondisi tubuhnya yang cenderung lebih lemah/lebih
mudah lelah dari biasanya. Pasien juga mengaku bahwa selama 3 hari ini terjadi penurunan
nafsu makan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Jason Leonard Wijaya
01071180063

Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, kira-kira setengah tahun yang lalu
e. Riwayat Keluarga
Suami pasien mengalami hal serupa dan tidak ada keluarga pasien yang memiliki penyakit
hipertensi, diabetes, diabetes, asma, jantung, TB.
f. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebih,
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, ataupun memakai narkotika
g. Riwayat Social Ekonomi
Kegiatan sehari-hari pasien adalah mengajar di sekolah dan tinggal di daerah perumahan
h. Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
i. Pemeriksaan Fisik
· Status Generalis :
- Kesan umum : Sakit Ringan
- Kesadaran : GCS 15 (Compos Mentis)
- Berat badan : 59 kg
- Tinggi badan : 155 cm
· Tanda-tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Pulse rate : 90 x/menit
- Respiratory Rate : 14 x/menit
- Suhu : 37.8℃

- Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan


Kulit
- Tidak ada kemerahan
keseluruhan
- Tidak ada edema

Kepala dan Bentuk Bentuk kepala normosefali


wajah (Normal kepala
cephal)
Rambut - Rambut berwarna hitam
- Rambut tersebar merata
Jason Leonard Wijaya
01071180063

- Pergerakan kepala normal


Fungsi
- Tidak ada keterbatasan gerak (range of motion)
- Mata cembung

- Skelera iterik (-/-)

Mata - Konjugtiva anemis (-/-)

- Pupil bulat (+/+)

- Bentuk sama besar dan isokor (+/+)

- Penampakan hidung normal

- Pernapasan cuping hidung (-/-)

- Septum deviasi (-)

Hidung - Darah kering (-/-)

- Masa (-/-)

- Discharge (+/+)

- Edema Mukosa Hidung (+/+)

- Bentuk normal (+/+)

- Auricula hiperemis (-/-)


Telinga
- Nyeri tekan tragus (-/-)

- Serumen (-/-)
Jason Leonard Wijaya
01071180063

- Bibir cyanosis (-)

- Uvula ditengah (+)

- Tonsil (T1/T1)

- Tonsil hiperemis (-)

Mulut - Detritus (-)

- Faring hiperemis (-)

- Edema (-)

- Pus (-)

- Lidah kotor (-)

- Papila (+)

Thorax

- Scars (-)

- Bekas operasi (-)


Inspeksi
- Ictus Cordis (-)

- Diskolorisasi (-)

Palpasi - Ictus Cordis teraba (-)


Jantung
Perkusi Batas jantung normal

- S1-S2 reguler

- S3 (-)
Auskultasi
- S4 (-)
Jason Leonard Wijaya
01071180063

- Scars (-)

- Barrel chest (-)

- Pactus excavatum (-)

- Pactus carinatum (-)

Inspeksi
- Retraksi (-)

- Diskolorisasi (-)

- Pernapasan statis dinamis, tidak ada paru yang


tertinggal

Paru-paru
- Chest expansion : Pernapasan statis dinamis,
tidak ada pernapasan tertinggal
Palpasi

- Seluruh lapang paru terdengar sonor (+)


Perkusi

- Ronchi (-)

- Seluruh lapang paru terdengar vesikuler (+)


Auskultasi
- Wheezing (-)

RESUME
Pasien datang dengan keluhan bersin-bersin, hidung meler, nyeri badan dan nyeri sendi,
batuk kering dan sakit tenggorokan sejak 3 hari yang lalu. Ingus yang dikeluarkan dari
hidung pasien cenderung berwarna putih bening dengan konsistensi ringan. Selain itu, pasien
Jason Leonard Wijaya
01071180063

juga disertai demam ringan dengan suhu 37.8℃ . Pasien juga mengeluh mengenai kepalanya
yang kerap kali terasa pusing jika melakukan aktifitas berat. Frekuensi batuk dan bersin-
bersin pasien akan bertambah di pagi dan malam hari atau pada keadaan suhu dingin.
Keluhan pasien akan meredah apabila leher dan dada pasien diberi balsam, tidak berada di
tempat yang bersuhu dingin, meminum air hangat dan pada siang hari. Selain itu pasien juga
mengeluhkan mengenai kondisi tubuhnya yang cenderung lebih lemah/lebih mudah lelah dari
biasanya. Pasien juga mengaku bahwa selama 3 hari ini terjadi penurunan nafsu makan.
Diagnosis Utama
- Influenza B
Diagnosis Banding
- Laringitis akut
- Bacterial Faringitis
Pemeriksaan Penunjang: -
Tata laksana :
· Farmakologis (diberikan oleh Puskesmas)
- Klorfeniramin 4 mg (3x1)
- Pseudoefedrin 60 mg (6 jam sekali)
- Ibuprofen 400 mg (3x1)
· Non- farmakologis
- Minum obat secara teratur
- Istirahat cukup
- Makan makanan yang bergizi (buah dan sayur)
- Mencegah penularan
- Menjaga sanitasi
Prognosis :

- Ad vitam
Bonam
- Ad functionam
Bonam

- Ad sanationam
Bonam
Jason Leonard Wijaya
01071180063

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi
Flu merupakan infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit Flu mudah
menular dari orang ke orang. Virus ini tersebar di seluruh penjuru dunia dan tidak
memandang usia dan jenis kelamin. Flu sendiri merupaka self-limiting disease, dimana bila
tidak timbul komplikasi, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh dengan sendirinya.
Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berar atau ringannya penyakit
tersebut [1].
2.2 Manifestasi Klinis
Jason Leonard Wijaya
01071180063

Gejala yang timbul pada penyakit Influenza B adalah [1]:


- Demam tiba-tiba
- Batuk kering
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Lemas
- Kelelahan
- Hidung berair
2.3 Faktor Risiko
Faktor risiko dari penyakit Influenza B meliputi beberapa hal, yaitu [1]:
- Usia (balita dan orang dengan usia lanjut)
- Orang yang tinggal bersama dengan banyak orang (pesantren, panti asuhan, panti
jompo, dan asrama)
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah
- Orang dengan penyakit kronis (contoh: diabetes dan asma)
- Wanita yang sedang mengandung
- Orang dengan berat badan yang berlebih
2.4 Klasifikasi
Terdapat tiga jenis flu musiman yakni A, B dan Tipe C. Di antara banyak subtipe virus
influenza A, saat ini subtipe influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang paling beredar.
Virus influenza dapat didapati di seluruh dunia. Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebih
jarang dari A dan B. Flu dapat menyebar dengan mudah, contohnya seseorang yang
terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke udara dan orang lain bisa tertular (air borne
transmission). Virus influenza juga dapat menyebar oleh tangan yang terinfeksi virus. Virus
ini dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan ketiga tipe infleuenza dan
dapat menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di Indonesia adalah flu babi
(H1N1) dan flu burung (H5N1). Virus influenza B hampir secara ekslusif hanya menyerang
manusia dan lebih jarang dibandingkan virus influenza A. karena tidak mengalami
keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan diperoleh pada usia muda, tapi sistem
kekebalan ini tidak permanen karena adanya kemungkinan mutasi virus. Virus influenza C
menginfeksi manusia, dan biasanya juga menginfeksi anjing dan babi. Namun, influenza C
Jason Leonard Wijaya
01071180063

jarang terjadi dibanding jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada
anak -anak [3].
2.5 Epidemiologi
Flu merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di lingkungan,
Walupun terlihat sederhana, penyakit ini dapat menjadi penyakit yang cukup berbahaya
untuk anak-anak dan orang dewasa dengan gangguan kardiopulmoner. Bahkan masyarakat
yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau gangguan metabolic endokrin dapat
meninggal akibat penyakit ini. Serangan penyakit influenza paling sering terjadi pada musim
dingin di negera beriklim dingin, sedangkan untuk negara tropis paling banyak terjadi pada
musim hujan. Pada umumnya dunia dilanda pandemic influenza 2-3 tahun sekali dan jumlah
kematian pada pandemi influenza dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih tinggi
daripada angka-angka pada keadaan non-endemik [3].
2.6 Tatalaksana
2.6.1 Tatalaksana farmakologi
Tatalaksana farmakologi untuk penyakit flu memiliki berbagai macam pengobatan, yaitu
[4]:
- Antipiretik
 Paracetamol 3-4 x 500 mg/hari (10-15 mg/kg BB)
 Ibuprofen 3-4 x 200-400 mg/hari (5-10 mg/kg BB)
- Dekongestan
 Pseudoefedrin 4-6 jam sekali (60 mg)
- Anti-histamin
 Klorfeniramin 3-4 x 1 (4-6 mg)
 Difenhidramin setiap 4-6 jam sekali (25-50 mg)
 Loradatin 10 mg dosis tunggal (pada anak 0,5 mg/kg BB)
 Cetirizine 10 mg dosis tunggal (0.3 mg/kg BB)
2.6.2 Tatalaksana non-farmakologi
- Istirahat dengan cukup
- Mengkonsumsi obat secara teratur
- Mengurangi kegiatan fisik berlebih
- Menjaga sirkulasi udara di rumah
Jason Leonard Wijaya
01071180063

- Menjaga kebersihan lingkungan


2.7 Komplikasi
Jika tidak ditangani segera, maka penyakit Flu akan menimbulkan komplikasi, yaitu [4]:
- Infeksi sekunder oleh bakteri pneumoniae

BAB 3
Case Reasoning

Bedasarkan anamnesis yang telah dilakukan dan pemaparan penyakit diatas Ibu U didiagnosa
dengan influenza tipe B. Diagnosis dapat diperjelas dengan gejala yang pasien alami sesuai
dengan pemaparan gejala yang telah dijelaskan, yaitu bersin-bersin, hidung meler, nyeri
badan dan nyeri sendi yang juga disertai dengan nyeri telan, batuk kering, dan penurunan
nafsu makan selama kurang lebih 3 hari. Penyakit flu tipe B dapat didiagnosis apabila
Jason Leonard Wijaya
01071180063

keluhan terjadi secara tiba-tiba, demam, adanya gejala saluran pernapasan seperti batuk, dan
terdapat penyakit serupa di lingkungan penderita. Menurut hasil anamnesis, pasien telah
memenuhi kriteria di atas. Selain itu hasil pemeriksaan fisik menunjukan bahwa ditemukan
cairan/discharge (ingus) di kedua sisi hidung dan terdata edema mukosa hidung.
Untuk influenza tipe B, bakteri yang menyebabkan penyakit ini adalah Virus influenza tipe
B. Biasanya bakteri ini dapat tersebar melalui kontak langsung dengan air ludah orang
(respiratory droplet) yang terinfeksi influenza.
Diagnosis banding pertama yang saya ambil adalah laryngitis akut karena gejala yang terjadi
pada laringitis mempunyai beberapa kesamaan seperti nyeri telan, sakit tenggorokan, demam,
badan terasa lemas (malaise), disertai batuk kering, dan bersin-bersin. Selain itu, penyebab
dari laryngitis dan flu sama-sama dapat disebabkan oleh virus Influenza. Tetapi diagnosis ini
dapat disingkirkan karena pasien tidak ditemukan gejala laryngitis pada umumnya seperti
suara serak/hilang suara (afonia), suara parau (suara yang kasar atau suara yang susah keluar
atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa bahkan sampai tidak bersuara
sama sekali. Selain itu, pasien dengan laryngitis biasanya disertai dengan gejala sesak napas,
dimana pada pasien dengan flu tipe B tidak ditemukan gejala sesak napas. Pada pemeriksaan
fisik orang dengan laryngitis akan ditemukan mucosa larynx yang hiperemis dan
membengkak dimana pada penyakit influenza tipe B yang biasanya mengalami peradangan
adalah pharynx. Maka dari itu diagnosis banding laryngitis dapat disingkirkan.
Sedangkan, diagnosis banding kedua yang saya ambil adalah faringitis bacterial karena gejala
yang terjadi pada pasien yang mengalami faringitis bacterial memiliki beberapa kesamaan
dengan gejala pada penyakit flu tipe B yaitu demam, nyeri telan, sakit tenggorokan, batuk,
badan terasa lemas, dan disertai juga dengan penurunan nafsu makan. Tetapi, jika dilakukan
pemeriksaan fisik pada pasien dengan bacterial faringitis akan ditemukan tonsil yang
membesar dan hiperemis dan akan timbul bercak petichiae pada palatum dan faring.
Terkadang dapat ditemukan juga kelenjar limfa leher anterior yang membesar, kenyal, dan
nyeri pada saat ditekan. Sedangkan, hasil pemeriksaan fisik dari orang dengan flu tipe B
biasanya hanya menunjukan edema pada mukosa hidung, hidung meler (rinore), dan demam.
Selain itu, jika dilihat dari penyebabnya, faringitis bacterial merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri (contoh: Streptococcus Grup A) dan flu tipe B disebabkan oleh virus
Jason Leonard Wijaya
01071180063

Influenza. Berdasarkan perbandingan-perbandingan yang sudah paparkan, diagnosis banding


faringitis bacterial dapat disingkirkan.

Bedasarakan pemaparan teori yang sudah dijelaskan, flu tipe B dapat diobati dengan
beberapa macam obat seperti antipiretik, dekongestan, anti-histamin, dan
antitusif/ekspektoran jika disertai batuk. Menurut pemaparan, tatalaksana yang telah
diberikan oleh puskemas sudah tepat dengan memberikan klorfeniramin 4 mg dengan
anjuran pakai 3x1 sebagai anti-histamin, pseudoefedrin 60 mg dengan anjuran pakai 6 jam
sekali sebagai dekongestan, dan ibuprofen 400 mg dengan anjuran pakai 3x1 sebagai
antipiretik. Selain itu, pasien juga dihimbau untuk meminum obat secara teratur dan sesuai
anjuran, beristirahat dengan cukup, makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayur, dan
mencegah penularan contohnya dengan menggunakan masker. Menurut saya, tata laksana
yang diberikan oleh puskesmas kepada pasien sudah tepat dengan memberikan klorfeniramin
sebagai anti-histamin, pseudoefedrin sebagai dekongestan, dan ibuprofen sebagai antipiretik,
tetapi alangkah baiknya jika ditambahkan antitusif untuk meredahkan batuk pasien. Dengan
pemberian obat-obat ini, gejala yang timbul dapat diredahkan.

Di keadaan tertentu, penyakit flu tipe B dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi yang
paling sering muncul adalah infeksi sekunder dari bakteri, pneumonia, infeksi telinga,
dehidrasi, sinusitis, hingga gagal jantung.
Untuk penyakit flu tipe B, pasien memiliki prognosis yang baik, mengingat influenza tipe B
tidak akan mengancam kelangsungan hidup pasien (Ad vitam: Bonam). Selain itu, penyakit
influenza tipe B juga tidak dapat menganggu fungsi organ pasien (Ad functionam: Bonam).
Jika ditangani dengan tepat dan pasien mengikuti terapi pengobatan juga mengikuti tata
laksana non-farmakologis dengan benar, maka dapat dipastikan bahwa pasien akan sembuh
(Ad sanationam: Bonam). Untuk menghindari terulangnya penyakit ini, disarankan agar
pasien untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengkonsumsi vitamin dan makan
makanan yang bergizi atau dengan caramelakukan vaksinasi influenza.
Jason Leonard Wijaya
01071180063

DAFTAR PUSTAKA

1. Abelson, B. 2009. Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System. [Internet]. Available
from: http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf. [cited 18 November 2019].
Jason Leonard Wijaya
01071180063

2. CDC. 2011. Flu Symptoms & Severity. [Internet]. Available from:


http://www.cdc.gov/flu/. [cited 18 November 2019).
3. Svieta Lubis E. APA ITU INFLUENZA – Prodia OHI [Internet]. Prodiaohi.co.id. 2019.
Available from: https://prodiaohi.co.id/apa-itu-influenza. [cited 18 November 2019]
4. Marsis O, Thabrany H, M Faqih D. Panduan Praktis Klinis. 1st ed. Jakarta: Ikatan Dokter
Indonesia; 2017.

Anda mungkin juga menyukai