Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN CLINICAL EXPOSURE III

SINUSITIS

Novaliana Rachma Munarisya


01071180115
Dokter pembimbing: dr. Grace Miko Lukito

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2019
BAB I – ILUSTRASI KASUS

1. Identitas pasien

Nama : Tn. G
Umur : 29 tahun
Alamat : Pasir Jaya
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Karyawan pabrik

2. Anamnesis

- Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan rasa sakit disekitar wajah sejak 3 minggu
lalu

- Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan merasakan sakit disekitar wajah sejak 3


minggu lalu. Sakit dirasakan terutama pada bagian wajah di dekat
hidung. Pasein juga mengeluhkan hidung terasa tersumbat dan adanya
keluar cairan bening keluar dari hidung namun lama kelamaan cairan
menjadi kuning kehijauan, kental dan berbau. Pasien mengatakan
bahwa pasien terkadang mengalami hidung tersumbat dan bersin-bersin
terutama di pagi hari. Pasien mengeluhkan sering mengalami pilek dan
penurunan kemampuan mencium. Pasien menyangkal adanya demam,
adanya bolong pada gigi.

- Riwayat penyakit dahulu

2
Pasien menyangkal jika sebelumnya pernah mengalami hal serupa.
Pasien juga menyangkal adanya riwayat alergi penyakit amandel,
hipertensi, diabetes dan asma.

- Riwayat keluarga

Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit diabetes, hipertensi,


penyakit jantung dan asma di dalam keluarga.

- Riwayat kebiasaan

Pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan merokok, meminum minuman


beralkohol ataupun mengonsumsi obat-obatan terlarang.

3. Pemeriksaan fisik

Kesadaran dan Tanda Vital


- Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang

- Kesadaran : GCS 15
- Berat Badan : 66 kg
- Tinggi Badan : 170 cm
- BMI (Body Mass Index) : 19.4
- Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah = 120/80 mmHg
: Denyut Jantung = 78x/menit
: Laju Nafas = 17x/menit
: Suhu tubuh = 36.4 oC

Pemeriksaan Generalis

3
Kepala* - Bentuk kepala nomocherpal
- Tidak ada diskolorisasi
- Tidak ada massa

Mata* - Konjungtiva anemis (-/-)


- Sklera ikterik (-/-)
- Jarak antar mata simetris
- Sama besar
- Pergerakan bola mata normal
- RCL (+/+)
- RCTL (+/+)
- Pupil isokhor

Mulut* - Tidak ada tanda sianosis


- Tidak ada ulkus/luka
- Tidak ada nodul/massa
- Lidah merah muda, bersih, gerakan normal
- Tonsil T1-T1
- Faring tidak hiperemis
- Mukosa tampak basah

Thorax*

Jantung* Inspeksi - Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi - Ictus cordis teraba di ICS V linea


midclavicularis sinistra

Perkusi - Batas jantung normal

Auskultasi - Suara jantung regular, S1 dan S2,


murmur (-) gallop (-)

Paru – Paru* Inspeksi - Tidak terdapat bekas luka / operasi


- Tidak ada diskolorasi
- Tidak ada massa
- Kedua lapang dada mengembang secara

4
simetris

Palpasi - Taktil fremitus : getaran teraba sama


diseluruh lapang paru
- Chest expansion : kedua lapang dada
mengembang secara simetris

Perkusi - Terdengar sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi - Terdengar vesikuler di seluruh lapang


paru, rhonchi (-) wheezing (-)

5
Abdomen* Inspeksi - Perut datar
- Tidak ada striae
- Tidak ada bekas luka / operasi
- Tidak ada perubahan warna kulit

Auskultasi - Bising usus (+) 8x/menit


- Aortic Bruits (-)
- Metallic sound (-)
- Clicking sound (-)

Perkusi - Terdengar timpani di seluruh kuadran


abdomen

Palpasi - Nyeri tekan (+) pada regio epigastrium


dan iliac dextra
- Massa (-)
- McBurney sign (+)
- Psoas sign (+)
- Obturator sign (+)
- Rovsing’s sign (+)
- Blumberg (+)

Pemeriksaan Lokalis

TELINGA

Kelainan Dekstra Sinistra


Dauntelinga Kel. Kongenital - -
Trauma - -
Radang - -

6
Nyeritekan - -
Liang Cukuplapang (N) + +
&dindingtelinga

 Sempit Sempit lapang lapang


Hiperemis - -
Edema - -
Massa - -

 Secret/serumen Bau + (N) + (N)


Warna - -
Jumlah Sedikit Sedikit
Membran timpani

 Utuh Warna (N) (N)


Reflekcahaya + +
Bulging - -
Retraksi - -
Atrofi - -

 Perforasi - -

 Mastoid Nyeritekan - -
Tandaradang - -
Nyeriketok - -
Tesgarputala Rinne + +
Schwabach N N
Weber Lateralisasi (-) Lateralisasi (-)

HIDUNG
Hidung luar Deformitas - -
Kelainan - -
kongenital
Trauma - -
Radang - -
Sinus paranasal Nyeri ketok Sinus Sinus

7
maksilaris maksilaris
(+) (+)
Nyerit ekan Sinus Sinus
maksilaris maksilaris
(+) (+)

OROFARING DAN MULUT


Palatum mole dan Simetris/tidak Simetris Simetris
arkus faring
Warna Normal Normal
Edema - -
Dinding faring Warna Normal Normal
Permukaan Licin Licin
Post nasal drip + +
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Normal Normal
Permukaan Licin Licin
Muarakripti - -
Detritus - -
Eksudat - -

Resume

Pasien datang dengan keluhan sakit disekitar wajah sejak 3 minggu lalu pada
bagian wajah di dekat hidung. Pasein juga mengeluhkan hidung terasa tersumbat
dan adanya keluar cairan bening keluar dari hidung namun lama kelamaan cairan
menjadi kuning kehijauan, kental dan berbau. Pasien juga terkadang mengalami
hidung tersumbat dan bersin-bersin terutama di pagi hari. Pasien mengeluhkan
sering mengalami pilek dan penurunan kemampuan mencium. Pada pemeriksaan
fisik terdapat nyeri ketok pada sinus maksilaris.

8
Pemeriksaan penunjang

a. Saran pemeriksaan penunjang


- Radiologis: CT-Scan Kepala

Tatalaksana

a. puskesmas

Medikamentosa
- Paracetamol 500mg 3x1
- Chlorpheniramine 4ml 3x1

Non-medikamentosa

- Disarankan menggunakan masker untuk pencegahan penyebaran penyakit


- Konsumsi nutrisi dan cukup berolahraga untuk meningkatkan imunitas
tubuh

b. Saran tatalaksana

Non-Medikamentosa

- Menggunakan masker agar tidak menyebarkan penyakit


- Memperbaiki asupa nutrisi
- Edukasi tetang Sinusitis

4. Diagnosis

Diagnosis : Sinusitis akut

9
Diagnosis Banding : Influenza
Rhinitis alergi

BAB II – LANDASAN TEORI

10
a. Definisi

Sinusitis merupakan inflamasi dari sinus. Karena saluran sinus berdekatan


dengan saluran hidung, Rhinosinusitis sering digunakan unutk istilah yang
lebih tepat. Faktor predisposisi utama untuk sinusitis adalah infeksi virus
pernafasan atas sebelumnya.1

b. Epidemiologi

Sekitar 25 juta orang di Amerika Serikat didiagnosis dengan rhinosinusitis


akut setiap tahun, menjadikannya salah satu alasan utama untuk
dipresentasikan kepada dokter perawat primer atau otolaringologis.
Prevalensi akut rhinosinusitis sedikit lebih tinggi di antara perempuan
daripada laki-laki Ada tingkat yang lebih tinggi dari kejadian sinusitis di
selatan, Midwest, dan di antara wanita. Anak anak yang lebih muda dari 15
tahun dan orang dewasa berusia 25 tahun hingga 64 tahun paling
terpengaruh.
Status ekonomi yang lebih rendah dan merokok juga dapat dikaitkan dengan
prevalensi yang lebih tinggi dari akut rhinosinusitis. Secara umum, meskipun
beberapa variabilitas geografis dan populasi berdasarkan ada di antara
spektrum etiologi untuk rhinosinusitis akut, faktor yang paling sering terlibat
adalah virus seperti Rhinovirus, Influenza dan Parainfluenza. Sekitar 0.5%
hingga 2% orang dewasa dan hingga 10% dari kasus pediatrik rhinosinusitis
virus berkembang menjadi infeksi bakteri pada sinus.1,2

c. Etiologi

Penyebab sinusitis adalah kombinasi dari faktor lingkungan dan individu


sendiri. sinusitis akut paling sering disebabkan oleh virus dan biasanya
sembuh sendiri. individu yang menderita atopi umumnya menderita sinusitis

11
hal ini dapat disebabkan oleh alergen, iritan, virus, jamur dan bakteri. Iritan
yang paling sering adalah bulu binatang, polusi udara, asap dan debu.
Human rhinovirus terlibat dalam 50% dari kasus, tapi ada virus-virus lain
yang mungkin termasuk yaitu coronavirus, influenza, parainfluenza, virus
pernafasan sintal, adenovirus, dan enterovirus dan penyebab paling seirng
dari rhinosinusitis akut yang disebabkan oleh bakteri adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus inflluenzae, dan Moraxella catarrhalis.1,2,3

d. Patofisiologi

Faktor penyebab Sinusitis akut salah satunnya adalah dari faktor lingkungan.
Prevalensi puncak virus-virus penyebab Sinusitis akut terjadi pada awal
musim gugur dan musim semi, menyamai puncah insiden rhinosinusitis akut
yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi virus menyebabkan inflamasi dimana
polarisasi sitokin tipe 1 T-helper dikaitkan dengan tingginya faktor tumor
nekrosis beta dan interferon-gamma. Ada juga pelepasan sitokin
proinflamasi terkait seperti interleukin (IL) 1beta dan IL-^ dan IL-8.
Sitonkin ini dianggap kemoatraktan yang sangta potensial untuk neutrofil.
Induksi virus dari kaskade inflamasi menghasilkan edema mukosa akut,
oklusi sinus ostia dan gangguan pembersihan mukosiliar. Stasis lendir yang
dihasilkan dapat berkontribusi pada lingkungan yang mendukung proliferasi
mikroorganisme pathogen yang mengakibatkan sinusitis bakteri akut.4

e. Manifetasi klinis

Secara klinis, Sinusitis dikarakteristikan dengan inflamasi mukosa kurang


dari 4 minggu hidung tersumbat, rhinorrhea, nyeri atau sakit pada bagian
wajah, hyposmia, bersin dan jika lebih parah dapat juga terjadi malaise dan
demam.5

f. Komplikasi

12
Komplikasi sangat jarang terjadi pada penyakit Sinusitis. Infeksi sinus
mungkin dapat menyebar ke orbit, tulang dan rongga intrakranial.
Komplikasi sinusitis menurut The Chandler Classification:

1. Selulitis preseptal
2. Selulitis orbital
3. Abses subperiosteal
4. Abses orbital
5. Cavernosus sinus thrombosis6

g. Tatalaksana

Pengobatan untuk Sinusitis biasanya diberikan terapi antibiotik. Menurut


The American Academy of Otolaryngologu Adult Sinusitis 2015 updated
Guidline merekomendasikan pemberian Amoxicillin sebagai terapi pertama
untuk jangka 5 sampai 10 hari pada orang dewasa. Untuk pasien dengan
alergi pada penicillin, dapat diberikan generasi ketiga Cephalosporin dengan
Clindamycin atau Deoxycycline.6

h. Prognosis

Sebagian besar kasus akan sembuh secara spontan atau dapat diobati secara
efektif dengan antibiotik.6

 Ad Vitam : Dubia ad bonam


 Ad Functionam : Dubia ad bonam
 Ad Sanationam : Dubia ad bonam

13
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Tn. G datang ke puskesmas dengan keluhan rasa sakit dibagian wajah


sudah berlangsung selama 3 minggu disertai keluargnya cairan dari hidung
dengan tekstur kental dan berbau. Pasien juga mengeluhkan menurunya
kemampuan penciuman. Beradasarkan hasil anamnesis, keluhan yang diderita
Tn. G mengarah ke diagnosis Sinusitis akut karena terjadinya inflamasi pada
sinus yang dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyebabkan
penyumbatan sinus. Mukosa hidung memproduksi mucus dan merekrut
mediator untuk inflamasi untuk respon pada adanya patogen yang menyebabkan
hidung tersumbat dan inflamasi dari saluran hidung.

Salah satu diagnosis banding dari sinusitis akut adalah influenza yaitu
infeksi virus yang menyerang sistem pernafasan yaitu hidung, tenggorokan dan
paru-paru. Influenza memiliki gejala yang juga terjadi pada sinusitis akut yaitu
hidung tersumbat dan pada pasien juga ditemukan adanya bersin-bersin yang
merupakan salah satu gejala influenza. Namun pada pasien tidak ditemukanya
demam yang mencapai, pada pasien dengan influenza biasanya ditemukan
demam yang mungkin dapat disebabkan karena terjadinya infeksi dan biasanya
pada pasien influenza terjadi sakit tenggorokan karena virus influenza juga
dapat menyerang tenggorokan.

Diagnosis banding lainnya yaitu Rhinitis alergi yaitu inflamasi dari


membran nasal dengan gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung gatal dan
rhinorrhea. Pasien memiliki gejala serupa dengan rhinitis alergi. Rhinitis alergi
terjadi karena reaksi alergi dari alergen seperti debu, bulu dari binatang, asap
dan lainnya. Namun pada pasien, berdasarkan anamnesis, pasien ataupun
dikeluarga tidak memiliki riwayat alergi terhadap alergen yang dapat
menyebabkan rhinitis alergi.

14
Saran terapi yang saya berikan adalah amoxicillin sesuai dengan teori pada
BAB II dengan dosis 500mg 3 kali dalam sehari selama 5 sampai 10 hari. Untuk
terapi non-medikamentosa adalah saran penggunaan masker untuk mencegah
penyebaran penyakit, memperbaiki asupan nutrisi dan edukasi tentang sinusitis.
Namun pemeriksaan penunjang belum dilakukan di puskesmas karena
keterbatasan alat.

15
REFERENSI

1. DeBoer DL, Kwon E. Acute Sinusitis. [Updated 2019 Dec 22]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547701/

2. Kennedy D, Hwang P. Rhinology. 1st ed. New York: Thieme; 2012: 164.

3. Battisti AS, Pangia J. Sinusitis. [Updated 2020 Jan 28]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470383/

4. Kountakis S, Senior B, Draf W. The frontal sinus. 2nd ed. 2016: 64-65.

5. Ah-see K. Sinusitis (Acute Sinusitis). BMJ Clin Evid. 2015 Apr 17.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4400653/

16

Anda mungkin juga menyukai