SINUSITIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2019
BAB I – ILUSTRASI KASUS
1. Identitas pasien
Nama : Tn. G
Umur : 29 tahun
Alamat : Pasir Jaya
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Karyawan pabrik
2. Anamnesis
- Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan rasa sakit disekitar wajah sejak 3 minggu
lalu
2
Pasien menyangkal jika sebelumnya pernah mengalami hal serupa.
Pasien juga menyangkal adanya riwayat alergi penyakit amandel,
hipertensi, diabetes dan asma.
- Riwayat keluarga
- Riwayat kebiasaan
3. Pemeriksaan fisik
- Kesadaran : GCS 15
- Berat Badan : 66 kg
- Tinggi Badan : 170 cm
- BMI (Body Mass Index) : 19.4
- Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah = 120/80 mmHg
: Denyut Jantung = 78x/menit
: Laju Nafas = 17x/menit
: Suhu tubuh = 36.4 oC
Pemeriksaan Generalis
3
Kepala* - Bentuk kepala nomocherpal
- Tidak ada diskolorisasi
- Tidak ada massa
Thorax*
4
simetris
5
Abdomen* Inspeksi - Perut datar
- Tidak ada striae
- Tidak ada bekas luka / operasi
- Tidak ada perubahan warna kulit
Pemeriksaan Lokalis
TELINGA
6
Nyeritekan - -
Liang Cukuplapang (N) + +
&dindingtelinga
Perforasi - -
Mastoid Nyeritekan - -
Tandaradang - -
Nyeriketok - -
Tesgarputala Rinne + +
Schwabach N N
Weber Lateralisasi (-) Lateralisasi (-)
HIDUNG
Hidung luar Deformitas - -
Kelainan - -
kongenital
Trauma - -
Radang - -
Sinus paranasal Nyeri ketok Sinus Sinus
7
maksilaris maksilaris
(+) (+)
Nyerit ekan Sinus Sinus
maksilaris maksilaris
(+) (+)
Resume
Pasien datang dengan keluhan sakit disekitar wajah sejak 3 minggu lalu pada
bagian wajah di dekat hidung. Pasein juga mengeluhkan hidung terasa tersumbat
dan adanya keluar cairan bening keluar dari hidung namun lama kelamaan cairan
menjadi kuning kehijauan, kental dan berbau. Pasien juga terkadang mengalami
hidung tersumbat dan bersin-bersin terutama di pagi hari. Pasien mengeluhkan
sering mengalami pilek dan penurunan kemampuan mencium. Pada pemeriksaan
fisik terdapat nyeri ketok pada sinus maksilaris.
8
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
a. puskesmas
Medikamentosa
- Paracetamol 500mg 3x1
- Chlorpheniramine 4ml 3x1
Non-medikamentosa
b. Saran tatalaksana
Non-Medikamentosa
4. Diagnosis
9
Diagnosis Banding : Influenza
Rhinitis alergi
10
a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Etiologi
11
hal ini dapat disebabkan oleh alergen, iritan, virus, jamur dan bakteri. Iritan
yang paling sering adalah bulu binatang, polusi udara, asap dan debu.
Human rhinovirus terlibat dalam 50% dari kasus, tapi ada virus-virus lain
yang mungkin termasuk yaitu coronavirus, influenza, parainfluenza, virus
pernafasan sintal, adenovirus, dan enterovirus dan penyebab paling seirng
dari rhinosinusitis akut yang disebabkan oleh bakteri adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus inflluenzae, dan Moraxella catarrhalis.1,2,3
d. Patofisiologi
Faktor penyebab Sinusitis akut salah satunnya adalah dari faktor lingkungan.
Prevalensi puncak virus-virus penyebab Sinusitis akut terjadi pada awal
musim gugur dan musim semi, menyamai puncah insiden rhinosinusitis akut
yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi virus menyebabkan inflamasi dimana
polarisasi sitokin tipe 1 T-helper dikaitkan dengan tingginya faktor tumor
nekrosis beta dan interferon-gamma. Ada juga pelepasan sitokin
proinflamasi terkait seperti interleukin (IL) 1beta dan IL-^ dan IL-8.
Sitonkin ini dianggap kemoatraktan yang sangta potensial untuk neutrofil.
Induksi virus dari kaskade inflamasi menghasilkan edema mukosa akut,
oklusi sinus ostia dan gangguan pembersihan mukosiliar. Stasis lendir yang
dihasilkan dapat berkontribusi pada lingkungan yang mendukung proliferasi
mikroorganisme pathogen yang mengakibatkan sinusitis bakteri akut.4
e. Manifetasi klinis
f. Komplikasi
12
Komplikasi sangat jarang terjadi pada penyakit Sinusitis. Infeksi sinus
mungkin dapat menyebar ke orbit, tulang dan rongga intrakranial.
Komplikasi sinusitis menurut The Chandler Classification:
1. Selulitis preseptal
2. Selulitis orbital
3. Abses subperiosteal
4. Abses orbital
5. Cavernosus sinus thrombosis6
g. Tatalaksana
h. Prognosis
Sebagian besar kasus akan sembuh secara spontan atau dapat diobati secara
efektif dengan antibiotik.6
13
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Salah satu diagnosis banding dari sinusitis akut adalah influenza yaitu
infeksi virus yang menyerang sistem pernafasan yaitu hidung, tenggorokan dan
paru-paru. Influenza memiliki gejala yang juga terjadi pada sinusitis akut yaitu
hidung tersumbat dan pada pasien juga ditemukan adanya bersin-bersin yang
merupakan salah satu gejala influenza. Namun pada pasien tidak ditemukanya
demam yang mencapai, pada pasien dengan influenza biasanya ditemukan
demam yang mungkin dapat disebabkan karena terjadinya infeksi dan biasanya
pada pasien influenza terjadi sakit tenggorokan karena virus influenza juga
dapat menyerang tenggorokan.
14
Saran terapi yang saya berikan adalah amoxicillin sesuai dengan teori pada
BAB II dengan dosis 500mg 3 kali dalam sehari selama 5 sampai 10 hari. Untuk
terapi non-medikamentosa adalah saran penggunaan masker untuk mencegah
penyebaran penyakit, memperbaiki asupan nutrisi dan edukasi tentang sinusitis.
Namun pemeriksaan penunjang belum dilakukan di puskesmas karena
keterbatasan alat.
15
REFERENSI
1. DeBoer DL, Kwon E. Acute Sinusitis. [Updated 2019 Dec 22]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547701/
2. Kennedy D, Hwang P. Rhinology. 1st ed. New York: Thieme; 2012: 164.
3. Battisti AS, Pangia J. Sinusitis. [Updated 2020 Jan 28]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470383/
4. Kountakis S, Senior B, Draf W. The frontal sinus. 2nd ed. 2016: 64-65.
5. Ah-see K. Sinusitis (Acute Sinusitis). BMJ Clin Evid. 2015 Apr 17.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4400653/
16