Oleh:
Muamar Ghiffary
Pembimbing Supervisor :
Dr. Dr. Hj. Nadra Maricar, Sp.S
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Agama : Islam
Umur : 52 tahun
Alamat : Jl. Baji Dakka No. 34
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Suku : Bugis
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
No. RM : 231067
Tgl. Masuk : 11 Februari 2017
II. ANEMNESIS
3.1.2 Thoraks
Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-), iktus kordis tidak
terlihat.
Palpasi : vocal fremitus kiri=kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra
Auskultasi : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
3.1.3 Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran
Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien, tidak
teraba.
3.1.4 Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
3.2 Status Lokalis
Telinga Luar
Telinga Luar Kanan Kiri
Auricula Terdapat vesikel eritem -
- Mikrotia - -
- Efusi Perikondrium - -
- Keloid - -
- Nyeri Tarik Aurikula - -
- Nyeri Tekan Tragus - -
Meatus Akustikus
Eksternus
- Lapang/sempit Sempit Lapang
- Edema + -
- Hiperemis + -
- Pembengkakan - -
- Erosi - -
- Krusta + -
- Sekret +, Serous -
- Perdarahan - -
- Bekuan darah + -
Membran Timpani
Membran Timpani Kanan Kiri
- Perforasi Belum dapat dinilai -
(sentral/perifer/marginal/attic)
(kecil/besar/subtotal/total
- Pulsasi Belum dapat dinilai -
- Sekret Belum dapat dinilai -
(serous/seromukus/mukous/pus
)
- Tulang pendengaran Belum dapat dinilai -
- Kolesteatoma Belum dapat dinilai -
- Polip Belum dapat dinilai -
- Jaringan Granulasi + -
3.3 Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M5V6
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk : (-)
- Brudzinski I : (-)
- kernig sign : (-)
3.3.1 Saraf kranial
KANAN KIRI
N.I (Olfaktorius)
Daya pembau Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.II (Optikus)
Visus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Lapang Pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III(Okulomotorius)
Ptosis - -
Ukuran Pupil 2,5 mm 2,5 mm
Bentuk Pupil Bulat (isokor) Bulat (isokor)
Gerakan Bola Mata
- Atas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Bawah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Medial Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Cahaya
- Direk + +
- Indirek + +
KANAN KIRI
N.IV (Trokhlearis)
Gerakan Mata Ke Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Medial Bawah
N.V(Trigeminus)
Mengunyah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Membuka Mata - -
Sensibilitas Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Refleks Kornea Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
N.VI(Abdusens)
KANAN KIRI
N.VII(Fasialis)
Kerutan Kulit Dahi Asimetris (-/+)
Mengangkat Alis Asimetris (-/+)
Mata menutup Asimetris (-/+), Kekuatan (/+)
Meringis Asimetris (-/+)
Lipatan Nasolabialis (-/+) Lateralisaisi ke kiri
Kekuatan udara pipi Asimetris (-/+)
Daya Kecap lidah 2/3 Tidak dilakukan
depan
N.VIII(Vestibulokokhlea
ris)
Tes Bisik Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach Tidak dilakukan
KANAN KIRI
N.IX (Glosofaringeus)
&X (Vagus)
Daya Kecap Lidah 1/3 Tidak dilakukan
Belakang
Uvula Secara Pasif Tidak dilakukantidak dilakukan
Menelan Tidak dilakukanTidak dilakukan
Refleks Muntah Tidak Dilakukan
N.XI(Aksesorius)
Memalingkan Kepala Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mengangkat Bahu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.XII(Hipoglosus)
Sikap Lidah - -
Atrofi Otot Lidah - -
Fasikulasi Lidah - -
3.3.2 Leher
Tanda-tanda perangsangan selaput otak:
Kaku kuduk : tidak ada
Kernigs sign : tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba
Arteri karotis :
Palpasi :Teraba, kuat angkat
Auskultasi : Bruit (-)
Kelenjar gondok : Tidak teraba
3.3.3 Abdomen
Refleks kulit dinding perut : Ada
Kolumna vertebralis:
Inspeksi : Gibbus (-), Skoliosis (-)
Pergerakan : Normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Tidak Dilakukan
3.3.3 Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Motorik
Pergerakan : Normal Normal Normal Normal
Kekuatan : 5 5 5 5
Tonus otot : Normal Normal Normal Normal
Bentuk otot : Normal Normal Normal Normal
Otot yang terganggu: -
Refleks Fisiologis
Biceps : normal/normal
Triceps : normal/normal
Radius : N/N
Ulna : N/N
Klonus
Lutut : tidak ada
Kaki : tidak ada
Refleks Patologi
Hoffman Trommer : -/-
Babinsky : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Schaffer : -/-
Oppenheim : -/-
Sensibilitas Kanan Kiri
Taktil : Normal Normal
Nyeri : Normal Normal
Suhu : Normal Normal
Diskriminan 2 titik : Normal Normal
Lokalis : Normal Normal
Hasil Normal
WBC 6,7 x 103/mm3 4,3 10,8
RBC 4,53 x 106/mm3 4,20 6,40
PLT 287 x 103/mm3 150 450
Hb 13,6 g/dl 12 18
MCV 87 80 99
MCH 30,0 27,0 - 31,0
MCHC 34,5 33,0 37,0
Glukosa Sewaktu 179 mg/dl <140
SGOT 17 U/L L : <37 P : <31
SGPT 26 U/L L : <42 P : <32
Ureum 44,5 mg/dl 10 50
Kreatinin 1,2 mg/dl L : 0,7 - 1,3 P : 0,6 - 1,1
VI. DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Ramsay Hunt Syndrom
Topis : Nn. Cranialis VII, lesi vesikel pada auricula dextra
Etiologi : Infeksi Varicella Zooster Oticus
IX. RESUME
Seorang pasien laki laki berusia 52 tahun di konsul oleh bagian THT
dengan keluhan lemah separuh wajah kanan yang dialami sejak 3 hari yang lalu
setelah pasien masuk rumah sakit. Pasien sulit menutup mata kanan, mulut pasien
sedikit mencong ke kiri. Keluhan disertai dengan telinga terasa nyeri pada sebelah
kanan yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk dan disertai bintil-bintil berisi cairan yang sudah pecah berwarna putih
jernih, pada sisi telinga kanan tampak kemerahan, telinga kanan terasa panas,
telinga kanan terasa berdengung ada, keluar cairan dari liang telinga kanan
berwarna putih bening encer, berbau tidak ada, telinga terasa gatal, perasaan
pusing berputar tidak ada, sakit kepala tidak ada. Pasien baru pertama kali
merasakan keluhan tersebut. Pasien mengaku sebelum masuk rumah sakit pasien
sudah berobat ke dokter praktek namun tidak ada perubahan. Dari bagian THT
pasien di diagnosis dengan herpes zoster otikus, Demam (-), Batuk (-), Mual (-),
Muntah (-), BAB biasa BAK lancar. Riwayat penyakit terdahulu pasien pernah
sakit cacar air (+).
Dari pemeriksaan fisis didapatkan tanda vital TD: 130/70 mmHg, Nadi: 88
x/menit, Pernapasaan: 22 x/menit, Suhu: 36 0C, kesadaran Compos Mentis
(E4M6V5).
Pada pemeriksaan telinga luar ditemukan pada aurikula terdapat vesikel
eritema yang sudah pecah, hiperemis ada, dan terdapat krusta. Pada pemeriksaan
meatus akustikus eksternus di temukan mukosa hipermis, edema ada, hiperemis
ada, sekret ada warna putih bening, dan terdapat krusta. Pada pemeriksaan
membran timpani ditemukan jaringan yang mengalami granulasi.
Pada pemeriksaan neurologi di temukan adanya kelainan pada nervus
fasialis dimana terdapat kelemahan pada daerah wajah sebelah kanan, dimana
kerutan pada dahi, mengangkat alis, menutup mata, sudah tidak simetris kiri dan
kanan, pasien tampak meringis, dan lipatan nasolabialis lateralisasi ke kiri.
X. FOLLOW UP
FOLLOW UP (17 Februari2017)
Subjective Objective Assesment Planning
Lemah Kesadaran : Ramsay Hunt - Mecobalamin 1
wajah Compos Mentis Sindrom amp/12j/IM
- Ranitidin
kanan, GCS: E4M6V5
1amp/12jam/IV
sejak 3 hari TTV :
- Sucralfat Syrup
yang lalu, TD=130/70 mmHg
3 x 1 Cth
Nadi = 88x/m,
gatal dan - Pulvis 2 x 1 caps
reguler - Cendolyters 2
kemerahan
Suhu = 36 0C
dd 1 gtt
telinga Napas =
- Kompres air
kanan, 22x/m,reguler
hangat diwajah
berdengung S.Neurologis:
kanan
- RM:- - Terapi lain
- Kaku Kuduk : (-) sesuai TS THT
- Kernig Sign : (-) dan kulit
b. Nn.Cranial : Kelamin
- Pupil bulat
diameter 2,5 mm,
isokor, Reflek
Cahaya (+/+)
- parese n. Facialis
(VII) dextra tipe
perifer
c. Motorik :
P n n
n n
K 5 5
5 5
T n n
n n
RF n n
n n
RP - -
- -
d. Sensorik : dbn
e. Otonom :
BAB (+), BAK (+)
XI. PROGNOSIS
Qua Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Qua Ad Sanationam : Dubia
Ad Fungsionam : Dubia
XII. DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Ramsay Hunt
Syndrome. Ramsay Hunt Syndrome adalah Herpes Zoster yang mengenai saraf
auditorius dan fasialis yang disertai paralysis fasial ipsilateral dan biasanya hanya
berlangsung sebentar, serta vesikel-vesikel telinga luar atau membrana tympani
yang juga dapat atau tidak dapat disertai dengan tinitus, vertigo, dan gangguan
pendengaran. Disebut juga geniculate neuralgia atau otalgia, herpes zoster
auricularis atau oticus, otic neuralgia, dan Hunts syndrome, disease atau
neuralgia.1
Ramsay Hunt Syndrome adalah suatu kelainan neurologi yang disebabkan
oleh suatu virus yang disebut Varicella Zoster, yang dapat menginfeksi beberapa
saraf di kepala sehingga menyebabkan paralysis fasial dan ruam baik di telinga,
lidah, atau langit-langit mulut.1,2
Lokasi yang paling umum dari infeksi zoster adalah pada kepala dan leher,
setelah zoster herpes ophthalmicus terjadi, lalu mempengaruhi bagian telinga.
Virus Varicella Zoster menyebabkan dua jenis penyakit, sindrom Ramsay
Hunt dan penyakit lain yang menyebabkan paralysis fasial, yaitu Bell's Palsy.
Virus ini diyakini menginfeksi saraf fasial dekat labirin, yang pada kondisi
tertentu mengakibatkan peradangan lokal berupa iritasi dan bengkak. Gejala-
gejala yang timbul menggambarkan tingkat keparahan dari inflamasi saraf yang
terjadi.1,2,3
PATOGENESIS
Pada tahap awal virus varisela zoster masuk ke dalam tubuh melalui
saluran nafas atas dan mukosa konjungtiva, kemudian bereplikasi pada kelenjar
limfe regional dan tonsil. Virus kemudian menyebar melalui aliran darah dan
berkembang biak di organ dalam. Fokus replikasi virus terdapat pada system
retikuloendotelial hati, limpa dan organ lain. Pada saat titer tinggi, virus
dilepaskan kembali ke aliran darah (viremia kedua) dan membentuk vesikel pada
kulit dan mukosa saluran nafas atas.Kemudian berkembang dan menyebar melalui
saraf sensoris dari jaringan kutaneus, menetap pada ganglion serebrospinalis dan
ganglion saraf kranial. Parese nervus VII timbul akibat reaktivasi virus varisela
zoster yang menetap pada ganglion genikulatum dan proses ini disebut dengan
ganglionitis. Ganglionitis menekan selubung jaringan saraf, sehingga
menimbulkan gejala pada nervus VII. Peradangan dapat meluas sampai ke
foramen stilomastoid. Gejala kelainan nervus VIII yang juga dapat timbul akibat
infeksi padaganglion yang terdapat di telinga dalam atau penyebaran proses
peradangan dari nervus VII. Lokasi ruam bervariasi dari pasien ke pasien, seperti
halnya wilayah dipersarafi oleh nervus intermedius (yaitu, bagian sensorik dari
CN VII). Daerah ini mungkin termasuk anterior dua pertiga dari lidah, langit-
langit lunak, kanal auditori eksternal, dan pinna.[4].
Walaupun SRH didefinisikan sebagai herpes zoster oticus dan fasial palsi
tipe lower motor neuron (LMN), Hunt juga menyatakan terdapar gangguan
lainnya seperti tinnitus, hilang pendengaran, mual, muntah, vertigo, dan
nistagmus. Dia menjelaskan bahwa terdapat keterlibatan pula dengan N.
vestibulocochlear karena letaknya yang berdekatan dengan ganglion genikulata
pada kanalis fasialis. Hunt berhipotesis bahwa gasserian, genikulata, petrosus,
aksesorius, jugular, fleksiform, ganglion dorsalis C2 dan C3 merupakan akibat
dari rantai inflamasi yang terjadi pada salah satu ganglion dan menyebar ke
ganglion sekitarnya. Hipotesis ini menjelaskan penyebab terjadinya kelumpuhan
fasialis disertai dengan neuropati lainnya seperti vesikel pada daerah mulut
biasanya pada daerah lidah dan palatum ataupun telinga. Walaupun hipotesisnya
tetap valid, neuropati cranial yang menyebar dapat pula dijelaskan melalui
pembuluh darah yang terkontaminasi dengan virus varicela zoster dan suplai
darah dari cabang kecil A. karotis, meningeal media, dan system faringeal
asendens yang saraf cranial. Sebagai contoh A. pharingeus asendes menyuplai
darah kepada N. glossopharingeus, vagus, aksesorius, dan hipoglosus dan cabang
A. meningeal media menyuplai darah untuk N. fasialis serta cabang N. trigeminus
yaitu maksilaris dan mandibularis. Penyebaran transaksonal dari virus varicela
zoster dari satu atau lebih serabut saraf aferen ke vasa vasorum saraf cranial dapat
mengakibatkan infark oleh karena polyneuritis kranialis zoster.[8]
GEJALA
Herpes Zoster Oticus dapat terjadi pada segala usia, tetapi sebagian besar
terjadi antara umur 40 dan 60 tahun.
vesikel eritema pada leher wanita lesi blister disertai jaringan sikatrik
yang didiagnose dengan Sindrom pada kanalis akustikus eksterna
ramsay hunt kanan
DIAGNOSIS
Diagnosis SRH ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fungsi nervus VII diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya
kelumpuhan dan evaluasi pengobatan. Pemeriksaan meliputi fungsi motorik otot
wajah, tonus otot wajah, gustatometri dan tes Schimer.[6]
1. Anamnesis
Dari dalam anamnesis riwayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada
riwayat terkena penyakit cacar air. Penyakit ini didahului dengan gejala prodromal
berupa nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah.
Lesi terdapat di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok
di atas daerah yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada
telinga dan kulit sekitarnya (nyeri radikuler). Gejala yang biasanya dikeluhkan
adalah nyeri telinga paroksismal, ruam pada telinga atau mulut (80% pada kasus
yang ada, ruam bisa menjadi awal dari adanya paresis), ipsilatereal lower motor
neuron paresis wajah (N. VII), vertigo, ipsilateral ketulian (50% kasus), tinnitus,
sakit kepala, diastrhia, gait ataxia, cervical adenopathy. Nyeri telinga sering kali
nyeri menjalar ke luar telinga sampai ke daun telinga.Nyeri bersifat konstan,
difus, dan tumpul. Nyeri muncul biasanya beberapa jam sampai beberapa hari
setelah muncul ruam.[4]
2. Pemeriksaan Fisis
Pada inspeksi biasanya terlihat vesikel pada meatus eksternus dan konka
aurikuler. Disertai juga dengan limfadenitis pada kelenjar limfa.[6]
Pada pemeriksaan klinis dilakukan pemeriksaan fungsi saraf motorik.
Terdapat 10 otot-otot utama wajah yang bertanggung jawab untuk terciptanya
mimik dan ekspresi wajah. Pemeriksaan N. VII dimulai dari fungsi saraf motorik
dengan cara menggerakkan otot-otot wajah utama di muka, mulai dari
mengangkat alis (m. frontalis), mengerutkan alis (m. soucilier), mengangkat serta
mengerutkan hidung ke atas (m. piramidalis), memejamkan mata kuat-kuat (m.
orbicularis okuli), tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi (m. zygomatikus),
memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi (m. relever
komunis), meggembungkan kedua pipi (m. businator), bersiul (m. orbicularis
oris), menarik kedua sudut bibir ke bawah (m. triangularis), dan memoncongkan
mulut yang tertutup rapat ke depan (m. mentalis).Setiap gerakkan yang dilakukan
dibandingkan kanan dan kiri. Penilaian yang diberikan adalah:[6]
a) jika gerakkan normal serta simetrisangka 3,
b) jika sedikit ada gerakkanangka 1,
c) gerakkan yang berada diantara angka 3 dan 1dinilai dengan
angka 2,
d) jika tidak ada gerakkan sama sekaliangka 0.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang mungkin adalah Bells Palsy hal ini didasarkan
pada tampilan klinis yang terdapat kelamahan separuh otot wajah. Hal yang
sangat membedakan adalah adanya ruam pada SRH
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
Baik seumur hidup, tetapi buruk untuk fungsi. Kelumpuhan saraf fasial
dipulihkan secara perlahan-lahan dan sering kali hanya pulih secara parsial.
Kerusakan cochleovestibular biasanya tidak dapat dikembalikan.18
Hasil pemulihan akan lebih baik jika perawatan dimulai pada hari ke tiga
setelah gejala timbul. Kesembuhan yang sempurna akan tercapai pada 70% kasus
jika pengobatan dimulai pada saat ini. Namun, jika pengobatan tertunda lebih dari
3 hari, kesempatan untuk mencapai kesembuhan sempurna akan turun sekitar
50%. Anak-anak lebih memungkinkan untuk mencapai kesembuhan sempurna
dibanding orang dewasa.19,20
DAFTAR PUSTAKA