Anda di halaman 1dari 35

Seorang Pria Usia 45 tahun dengan

Rhinitis Alergi Intermiten Sedang-


Berat
Disususun oleh :
Christian Todo G992302030

Pembimbing :
dr. Niken Dyah Aryani Kuncorowati, Sp.THT-KL., M.Kes
Periode : 17 desember 2023 -14 Januari 2024

Kepaniteraan Klinik Ilmu THT-KL


Fakultas Kedokteran UNS/RSUNS 2023
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama : Tn. JP
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : kartasura, sukoharjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Suku/ras : Jawa
No. RM : 000926xx
Keluhan Utama : Keluar cairan dari hidung
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli THT-KL RS UNS (20/12/23) dengan keluhan hidung keluar cairan
terus-menerus. Keluhan dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu, namun
memberat 7 hari terakhir hingga mengganggu aktivitas. Pasien awalnya mengeluhkan
7 hari ini bersih-bersin yang dirasakan berulang lebih dari 6 kali dalam sehari, dan
hidung keluar cairan terus menerus. Cairan dari hidung berwarna bening, konsistensi
cair, tidak berbau, dan tanpa disertai adanya darah. Keluhan disertai hidung gatal,
tersumbat, dan pusing.
Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan bersin dan keluar cairan dari hidung memberat ketika pasien bekerja dan berada
pada kondisi lingkungan yang dingin dan berkurang ketika pasien tidak bekerja. Keluhan
keluar cairan dan hidung tersumbat juga menetap ketika pasien tidur dan beraktivitas
sehingga mengganggu tidur dan kegiatan harian. Pasien mengatakan di lingkungan
kerjanya tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Keluhan demam dan mata berair
disangkal. Keluhan pada telinga serta tenggorokan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat penyakit serupa : diakui (sejak 1 bulan lalu dan memberat 7 hari yang
lalu)
- Riwayat demam dan batuk pilek : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat COVID-19 : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat sakit gigi : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat diabetes melitus : disangkal
- Riwayat keganasan : disangkal
- Riwayat penyakit lain : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat demam dan batuk pilek : Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat sakit gigi : Disangkal
- Riwayat hipertensi : Disangkal
- Riwayat diabetes melitus : Disangkal
- Riwayat keganasan : Disangkal
- Riwayat penyakit lain : Disangkal
- Riwayat penyakit serupa : Disangkal
Riwayat Kebiasaan & Sosial Ekonomi
Pasien berobat ke dokter menggunakan BPJS. Pasien merupakan karyawan
yang sehari-harinya berada di gudang berAC dengan kondisi kurang ventilasi
dari luar serta ruangan dipenuhi barang. Pasien bekerja 6 hari dalam seminggu
dari pukul 07.00 hingga 15.00.

Pola makan pasien teratur 3x sehari dengan buah dan sayur yang tidak terlalu
sering. Pasien minum air kurang lebih 1 sampai 1,5 liter perhari. Pasien jarang
berolahraga dan tidur teratur 5-7 jam perhari. Riwayat merokok dan konsumsi
alkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
a. Kesadaran : GCS E4V5M6 (composmentis)
b. Keadaan umum : Sakit ringan
c. Tanda vital :
- Berat badan : 70 kg
- Frekuensi nadi : 85x/menit
- Frekuensi napas : 21x/menit
- Suhu : 36,2C
- SpO2 : 98%
- TD : 128/61 mmHg
a. Thorax : tidak dilakukan
b. Jantung : tidak dilakukan
c. Paru-paru : tidak dilakukan
d. Abdomen : tidak dilakukan
Status THT-KL Subjek Dextra Sinistra

Telinga Daun Telinga Normotia, edema (-), Normotia, edema (-),


hiperemis (-), luka (-), nyeri tekan hiperemis (-), luka (-), nyeri tekan
(-) (-)

Canalis Auricularis Lapang, hiperemis (-), Lapang, hiperemis (-),


serumen (-) serumen (-)

Membran Timpani Intak, refleks cahaya (+) pada arah Intak refleks cahaya (+) pada arah
jam 5, bulging (-) jam 5, bulging (-)

Tragus Pain (-) (-)

Discharge (-) (-)

Tes Rinne Positif Positif

Tes Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Tes Swabach Swabach sama Swabach sama


Status THT-KL Subjek Dextra Sinistra

Cavum nasi Lapang, benda asing (-) Lapang, benda asing (-)
Hidung
Discharge Sekret serous (+) sekret serous (+)

Konka nasalis Hipertrofi (+), edema Hipertrofi (+), edema


inferior (+), hiperemis (-) (+), hiperemis (-)

Meatus nasi Discharge (-), Massa (-) Discharge (-), Massa


medius (-)

Meatus nasi Discharge (-), Massa (-) Discharge (-), Massa (-)
inferior

Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)

Provokasi lesi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nyeri tekan Tidak didapatkan nyeri Tidak didapatkan nyeri


sinus tekan sinus tekan sinus

Lain-lain Massa (-) Massa (-)


Status THT-KL
Mulut
Subjek Hasil

Bibir Mukosa bibir lembab, sianosis (-), ulkus (-), trismus (-),
drooling (-), pucat (-)

Ginggiva Mukosa hiperemis (-), licin (+), bleeding(-), edema (-)

Gigi Tidak ada yang tanggal, berdarah (-), gigi berlubang (-)

Lidah Kotor (-), oral trush (-) , papil atrofi (-)


Status THT-KL
Tenggorokan

Subjek Dextra Sinistra

Tonsil T1, hiperemis (-), detritus (-), T1, hiperemis (-), detritus (-),
kripte melebar (-) kripte melebar (-)

Faring Hiperemis (-), granulasi (-), Clot darah (-), post nasal
drip (-)

Adenoid Fenomena palatum molle (+) Fenomena palatum molle (+)

Lain - lain Uvula ditengah Uvula ditengah

Leher
Pembesaran kelenjar getah bening regional (-)
RESUME
Seorang laki-laki 45 tahun dengan keluhan hidung keluar cairan terus-menerus.
Keluhan dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu, namun memberat 7 hari terakhir
hingga mengganggu tidur dan aktivitas. Pasien awalnya mengeluhkan bersih-bersin yang
dirasakan berulang lebih dari 6 kali dalam sehari. Saat ini hidung keluar cairan terus
menerus. Keluhan disertai hidung gatal, tersumbat, dan pusing. Keluhan bersin dan keluar
cairan dari hidung memberat ketika pasien bekerja dan saat berada di lingkungan yang
dingin. Keluhan berkurang ketika pasien tidak bekerja. Keluhan keluar cairan dan hidung dan
hidung tersumbat juga menetap ketika pasien tidur dan beraktivitas sehingga mengganggu
tidur dan kegiatan harian. Pada pemeriksaan fisik didapatkam hipertrofi dan edema konka
nasalis inferior disertai adanya discharge serous, berwarna jernih, encer, dan tidak berbau.
Diagnosis Diagnosis Banding
Rhinitis Alergi Intermiten - Rhinitis Alergi Intermiten
Sedang-Berat Sedang-Berat
- Rhinitis Alergi Persisten
Sedang-Berat
- Rhinitis Kronis
Tata Laksana
Medikamentosa :
- Irigasi hidung dengan NaCl 0,9% → 3 dd 1
- Loratadin 10 mg → 1 dd 1
Edukasi :
- Edukasi pasien untuk memakai masker dan kacamata pelindung ketika bekerja
serta membersihkan rumah
- Edukasi pasien untuk menghindari paparan debu dan bulu binatang.
- Mencuci tangan sehabis bekerja
- Edukasi untuk tidak menggosok hidung dan mengucek mata
Planning

- Rujuk TS Sp.THT untuk pemeriksaan nasoendoskopi


- Evaluasi keluhan dalam waktu satu minggu
Terima kasih
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI

Rhinitis alergi adalah penyakit atopik berupa inflamasi


pada mukosa hidung yang ditandai dengan gejala
bersin-bersin, hidung yang tersumbat, pruritus hidung,
dan rinore jernih atau keluarnya cairan di hidung.

(Akhouri dan House, 2023)


Epidemiologi
- Di seluruh dunia : 30% orang dewasa dan 40% pada anak-anak.
- Puncak insidensi rhinitis alergi yaitu pada usia 20-40 tahun.
- Rinitis alergi musiman lebih sering terjadi pada kelompok usia anak-
anak, sedangkan rinitis kronis lebih banyak terjadi pada orang dewasa

(Varshney et al., 2015; Vandenplas et al., 2018; Jean, 2023)


Etiologi
1. Alergen inhalan luar ruangan, utamanya berupa serbuk sari dan jamur.
2. Alergen inhalan dalam ruangan, utamanya berupa tungau, bulu binatang,
serangga, debu, dan jamur.
3. Alergen makanan jarang menjadi penyebab dari gejala hidung yang
terisolasi.
4. Agen okupasional dapat menyebabkan rinitis melalui mekanisme alergi dan
non-alergi.
5. Peran polutan udara dalam dan luar ruangan mungkin berpengaruh, tetapi
masih diperlukan lebih banyak data untuk menilai pengaruhnya

(WHO-ARIA, 2008).
Patogenesis
Manifestasi Klinis
- Anamnesis : gejala, waktu, durasi, dan frekuensi gejala, dugaan
paparan, faktor yang memperburuk/meringankan, musim, riw.
Dermatitis, lingkungan rumah dan tempat kerja, penggunaan obat
tertentu.
-Gejala : hidung termasuk rhinorea, bersin berulang, hidung
tersumbat dan/atau gatal pada hidung yang dapat bertahan
selama berjam-jam, batuk, tenggorok gatal, gangguan konsentrasi,
gangguan tidur, rinokonjungtivitis.

(Small et al., 2018; Wise et al., 2018).


Pemeriksaan Fisik
- Penilaian tanda-tanda luar, hidung, telinga, sinus, orofaring posterior
(daerah tenggorokan yang berada di belakang mulut), dada dan kulit.
- Tanda-tanda luar sugestif : pernapasan mulut yang terus menerus,
menggosok hidung (nasal crease), sering terisak atau membersihkan
tenggorokan, dan allergic shiners (lingkaran hitam di bawah mata yang
disebabkan oleh hidung tersumbat
- Pemeriksaan hidung : pembengkakan mukosa hidung dan pucat, serta
terdapat secret cair dan bening.
- Palpasi sinus dapat menimbulkan nyeri tekan pada pasien dengan
gejala kronis.

(Small et al., 2018; Akhouri et al., 2023).


Klasifikasi

(WHO-ARIA, 2008).
Pemeriksaan Penunjang
1. Skin Prick Test -> pemicu alergi spesifik rhinitis
2. Skin End-point Titration -> mengetahui allergen penyebab, derajat
alergi, serta dosis inisial sensitisasi
3. IgE spesifik allergen

(Small et al., 2018)


Diagnosis Banding
 Rhinitis vasomotor: rhinitis yang tidak berkaitan dengan peradangan, umumnya dipicu
oleh perubahan suhu, bau, dan kelembaban.
 Rhinitis infeksius: disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
 Rhinitis non alergi dengan sindrom eosinophilia atau non-allergic rhinitis with
eosophinilia syndrome (NARES): infiltrasi eosinofil pada jaringan nasal tanpa
sensitisasi alergi.
 Rhinitis akibat paparan zat kimia : paparan terhadap zat kimia dari pekerjaan, rumah
tangga, dan lain sebagainya.
 Drug-induced rhinitis/rhinitis medikamentosa, contoh: NSAID, penghambat ACE,
dekongestan nasal, kokain.
 Rhinitis autoimun, granuloma, dan vaskulitis.
 Poliposis nasal
 Neoplasma nasofaring

(Akhouri dan House, 2022).


Tatalaksana
1. Non medikamentosa
- Edukasi mengidentifikasi allergen pemicu gejala -> menghindari,
meminimalisasi kontak, dan mengeliminasi paparan alergen tersebut.
- Edukasi menggunakan masker, memakai penutup tempat tidur yang kedap
alergen, mencuci seprai/kain dengan air panas
2. Medikamentosa
- Cuci hidung denan NaCl
- Antihistamin AH 1 generasi 2 : cetirizine, loratadine, desloratadine,
fexofenadine
- Kortikosteroid intranasal: beclomethasone, budesonide, flunisonide,
fluticasone propionate, mometasone furoate, dan triamcinolone acetonide

(Pratama, 2021; Akhouri et al., 2022).


Komplikasi
1. Rhinosinusitis kronis
2. Polip hidung
3. Hipertrofi adenoid
4. Disfungsi tuba eustachius : telinga penuh, otalgia-> otitis media

(Kakli et al., 2016; Wise et al., 2018).


Prognosis
- Prevalensi rhinitis alergi memuncak pada masa remaja dan secara bertahap
menurun seiring bertambahnya usia.
- Terjadinya onset gejala pada usia yang lebih muda cenderung untuk
menunjukkan perbaikan. Tingkat keparahan gejala bervariasi dari waktu ke
waktu dan tergantung pada berbagai faktor seperti lokasi dan musim.

(Akhouri dan House, 2022).


Daftar Pustaka
Akhouri S, House SA. Allergic Rhinitis. [Updated 2022 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538186/
ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma). 2008. ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) update 2008. Canada: World Health
Organization.
Baumann, L. M.; Romero, K. M.; Robinson, C. L.; Hansel, N. N.; Gilman, R. H.; Hamilton, R. G.; Lima, J. J.; Wise, R. A.; Checkley, W. (2015).
Prevalence and risk factors for allergic rhinitis in two resource-limited settings in Peru with disparate degrees of urbanization. Clinical &
Experimental Allergy, 45(1), 192–199. doi:10.1111/cea.1237
Dykewicz, M.S. et al. (2020) “Rhinitis 2020: A practice parameter update,” Journal of Allergy and Clinical Immunology, 146(4), pp. 721–767.
Available at: https://doi.org/10.1016/j.jaci.2020.07.007.
Nur Husna SM, Tan HT, Md Shukri N, Mohd Ashari NS, Wong KK. (2022). Allergic Rhinitis: A Clinical and Pathophysiological Overview. Front
Med (Lausanne). doi: 10.3389/fmed.2022.874114. PMID: 35463011; PMCID: PMC9021509.
Jean, T.; Ziyar, A.; Talavera, F.; Dreskin, S. C. (2023). Allergic Rhinitis. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/134825-overview#showall
Kakli HA, Riley TD. (2016). Allergic Rhinitis. Prim Care.;43(3):465-75. doi: 10.1016/j.pop.2016.04.009. PMID: 27545735.
Klimek, L. (2019) “ARIA Guideline 2019: Treatment of allergic rhinitis in the German health system,” Allergo Journal International, 28(7), pp. 255–
276. Available at: https://doi.org/10.1007/s40629-019-00110-9.
Daftar Pustaka
Madiadipoera, T and Utami, R. D.; (2021) Strategi Penatalaksanaan Rinitis Alergi untuk Mengoptimalkan Kualitas Hidup Pasien. MEDICINUS,
34(2), 3–10. https://doi.org/10.56951/medicinus.v34i2.60
PERHATI-KL. (2016). Panduan Praktik Klinis THT-KL. Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher Indonesia (PP PERHATI--‐KL)
Pratama, R. B. (2021). Manajemen Terapi Rhinitis. Jurnal Medika Hutama, 231(4), 207. https://doi.org/10.1038/s41415-021-3384-2
Schoeman, N., Padayachee, N., & Maniki, T. (2021). Allergic Rhinitis. SA Pharmaceutical Journal, 88(4), 11–16.
https://doi.org/10.29309/tpmj/2011.18.02.2085
Small, P., Keith, P. K., & Kim, H. (2018). Allergic rhinitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology, 14(s2), 1–11.
https://doi.org/10.1186/s13223-018- 0280-7
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J and Restuti RD (2017). Buku Ajar Telinga, Hidung, Dan Tenggorokan FK UI. THT UI
Varshney J, Varshney H. (2015). Allergic Rhinitis: an Overview. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 67(2):143-9. doi: 10.1007/s12070-015-0828-
5. Epub 2015 Jan 31. PMID: 26075169; PMCID: PMC4460099.
Wise SK, Lin SY, Toskala E, Orlandi RR, Akdis CA, Alt JA, Azar A, Baroody FM, et al. (2018). International Consensus Statement on Allergy and
Rhinology: Allergic Rhinitis. Int Forum Allergy Rhinol; 8(2):108-352. doi: 10.1002/alr.22073. PMID: 29438602; PMCID: PMC7286723.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai