PEMBIMBING:
dr. Mega Ayu Marina S. A., Sp.An, MARS
01
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
● Agama : Islam
● Status : Menikah
● Pendidikan Terakhir : D1
Nama Ny. S ● Pekerjaan : IRT
● Alamat : Bekasi
No. RM 24****
● Tanggal datang ke RS : 11/12/2022
Jenis Kelamin Perempuan
● Tanggal pemeriksaan : 15/12/2022
Usia 39 Tahun
ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan 15 Desember 2022 pukul 08.30 WIB di bangsal camellia RSUD Kabupaten Bekasi
Pasien datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak 2
jam SMRS. Perdarahan sebanyak 2 buah softex berukuran 30 cm disertai gumpalan darah berwarna
merah segar, disertai rasa lemas. Awalnya pasien memiliki riwayat keluar gumpalan darah sejak 2 bulan
yang lalu diluar masa menstruasi, pada awalnya gumpalan darah sedikit namun semakin lama semakin
banyak dengan warna merah segar dan terdapat nyeri perut saat menstruasi terutama saat hari pertama
dan hari kedua. Pasien juga mengeluhkan perut membesar secara bertahap sejak 2 bulan lalu. Pasien
juga mengeluhkan pinggang nya terasa sakit dan tidak bisa menahan pipis pada malam hari, pasien
sering terbangun untuk pipis sebanyak 5-6x.
Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Menstruasi : Pasien menstuasi selama 7 hari dengan siklus teratur, dan mengganti
pembalut ukuran 20 cm sebanyak 7-8x/hari
b. Riwayat Melahirkan : Pasien sudah menikah selama 20 tahun dan memiliki 2 orang anak
dengan usia 19 tahun dan 12 tahun, keduanya persalinan normal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan -
-
Tekanan darah
Nadi
: 130/90 mmHg
: 87 kali/menit
- Pernapasan : 20 kali/menit
- Berat badan : 60 kg
- SpO2 : 99%
C. Mata
B. Kepala
- Palpebra : Edema (-/-), ektropion (-/-), ptosis (-/-)
- : Normocephal - Konjungtiva : Anemis (+/+)
Bentuk - Sklera ikterik : (-/-)
- : Hitam, tidak mudah dicabut - Pupil : Bulat isokor diameter 3mm/3mm.
Rambut - Lain-lain : Pengelihatan kabur (-), pandangan
- : (-) ganda (-)
Hematom
- Massa : (-)
Pemeriksaan Fisik
Telinga Mulut
- Bentuk Normal − Faring : Hiperemis (-), pseudomembran (-)
- Pendengaran Normal − Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
- Sekret (-/-) − Lidah : Tidak deviasi
- Nyeri tekan (-/-) − Uvula : Deviasi (-), hiperemis (-)
Hidung
Leher
− Napas cuping hidung (-)
− Trakea : Deviasi (-), intak
− Nyeri tekan (-)
− Kelenjar tiroid : pembesaran (-)
− Sekret (-)
− Kelenjar : pembesaran kelenjar getah bening (-)
− Darah (-)
lymphonodi
− Deviasi Septum (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Abdomen
- Inspeksi : Pergerakan dada simteris
- Inspeksi : cembung (+), sikatrik (-)
- Palpasi : massa (+), konsistensi padat,
- Palpasi : Fremitus taktil dan vocal paru simetris
permukaan rata
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Vesikuler pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : bising usus (+)
Jantung
Ekstremitas
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT
<2s
- Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga ke IV
- Inferior : akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
<2s
- Auskultasi : BJ I-III regular, murmur (-), Gallop (-)
Pemeriksaan Laboratorium (12 Desember 2022)
Pemeriksaan
Penunjang
Foto Thorax AP :
Pemeriksaan
Penunjang
Pada tanggal 15 Desember 2022 pukul 10.55 WIB, pasien tiba di ruang operasi dengan RL 400
ml terpasang di tangan kanan. Dilakukan pemasangan EKG dan pemeriksaan tanda vital dengan hasil
TD 130/80 mmHg, nadi 63x/menit, SpO2 99%. Anestesi dengan teknik spinal blok dimulai pada pukul
11.00 WIB. Pasien diposisikan duduk di meja operasi dengan sedikit membungkuk. Dilakukan
pencarian letak penusukan dengan memproyeksikan kedua krista iliaka dan garis tengah vertebrae.
Dilakukan penusukan dengan menggunakan jarum Quincke 26G, lalu dimasukan Bupivacaine 20mg,
lalu pasien disegerakan berbaring. Pasien dipasangkan oksigen melalui nasal canule 2L/mnt. Operasi
dimulai pada pukul 11.30 sampai 12.15 WIB.
Intra Operasi
TD Nadi SpO2
Jam Tindakan Keluhan
(mmHg) (x/menit) (%)
Histerektomi
dimulai.
Pemberian As.
Tranexamat 500
mg
11.15 Pemberian 98/54 47 98%
Sulfas Atropin
0,5mg
Efedrin 10 mg
Intra Operasi
• Input cairan : 610 cc (Gelofusal 300 ml, NaCl 0,9% 100 ml, PRC 210 cc)
• Perdarahan : 100 ml
• Urine : 800 ml dalam 1 jam
Post Operasi
Bromage skor
Ruang Recovery
− TD : 117/72 mmHg Kriteria Skor
− Nadi : 68 x/mnt
− SpO2 : 99% RA Gerak penuh dari tungkai 0
− Suhu : 36.5 C
Tidak mampu ekstesi tungkai 1
− Kesadaran: Komposmentis
− Pernafasan: Room Air Tidak mampu fleksi tungkai 2
− Mual (-), Muntah (-)
− Tidak mampu fleksi pergelangan kaki 3
Bromage Skor: 3
Post Operasi
Allowed Blood Loss
= 3 x (1014-1170)
= 3 x -156 cc
= -468 cc
Post Operasi
Intruksi di ruangan :
S : Nyeri pada bekas operasi (+), nyeri perut (-), mual (-), muntah (-)
O:
− Ku : TSS Hasil Lab 16 Desember 2022
− GCS : E4M6V5 • Hb : 9,9 g/dL
− TD : 138/68 mmHg • Ht : 30%
− HR : 61x/menit • Eritrosit : 3,84 10^6/uL
− RR : 20x/menit • Trombosit : 345 10^3/uL
− SPO2 : 99% RA • Leukosit : 13,3 10^3/uL
− Kepala : kaku kuduk (-)
− Mata : conjuctiva anemis (+/+), pupil bulat isokor, 3mm/3mm, rcl +/+
− Paru : vesikuler (+/+)
− Cor : BJ I-II reguler
− Abdomen : Terdapat luka post operasi, tertutup verban, rembesan (-)
− Ekstremitas : hangat, edema (-/-)
Follow Up
Pasien Pasca Bedah 22 Juni 2022 (Bangsal Camellia)
P:
• Cefixime 200 mg 2 x 1 PO
• Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 PO
• Paracetamol 500 mg 3 x 1 PO
02
Tinjauan Pustaka
Spinal Definisi
Anestesia Merupakan salah satu blok neuraksial dengan
memasukkan obat anestesi lokal ataupun
ajuvan ke rongga subarachnoid.
Spinal Anesthesia
Indikasi
• Operasi perut bagian bawah, inguinal, urogenital, rektal, dan ekstremitas bawah.
• Operasi tulang belakang lumbar juga dapat dilakukan dengan anestesi spinal.
• Prosedur operasi yang memerlukan manuver yang dapat membahayakan fungsi
pernapasan (misalnya, pneumoperitoneum atau pneumotoraks).
Spinal Anesthesia
Kontraindikasi
Spinal Anesthesia
Posisi Pasien
10 ml 100 – 150 ml
Maximal Allowable Blood Loss
Maximal Allowable Blood Loss (ABL) untuk memperkirakan kehilangan darah maksimum yang
digunakan untuk menyiapkan kapan harus transfusi
Maximal Allowable Blood Loss
Contoh: Seorang wanita dengan berat badan 85 kg memiliki hematokrit pra operasi sebesar 35%. Berapa banyak
kehilangan darah yang akan menurunkan hematokritnya menjadi 30%?
Transfusi harus dipertimbangkan jika kehilangan darah pasien ini melebihi 800 mL
Transfusi
Whole Blood
Trombosit
DO2 adalah jumlah oksigen yang dikirim ke seluruh tubuh dari paru-paru. Pengantaran O2 menuju jaringan sangat
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
(1) Kandungan O2 yang terdapat di dalam darah arteri (CaO2)
(2) Curah jantung (CO)
DO2 = CO x CaO2
CO = SV x HR
• Stroke Volume (SV) : End diastolic volume (EDV) - end systolic volume (ESV)
• Heart Rate (HR)
Delivery Oxygen
CaO2 merupakan kandungan oksigen (O2) yang terdapat di dalam darah arteri
• Hb = hemoglobin
• 1,34 = kapasitas hemoglobin dalam membawa oksigen
• SaO2 = derajat saturasi hemoglobin dengan oksigen
• PaO2 = tekanan parsial oksigen dalam darah arteri
• 0,0031 = koefisien solubilitas oksigen
Syok Syok hemoragik adalah jenis syok hipovolemik.
Pengobatan syok hemoragik, meliputi penghentian perdarahan dan penggantian volume, dengan darah
dan turunannya atau cairan (kristaloid atau koloid)
• Kristaloid (ringer-laktat, asering) untuk mengisi ruang intravaskular 3 : 1 dari volume darah yang
hilang dalam waktu satu jam
Dosis 1 – 2 liter untuk dewasa, 20 ml/kg/jam untuk anak - anak
• Jika tidak terjadi perbaikan hemodinamik maka diberikan koloid dengan jumlah sama dengan
darah yang hilang 1 : 1
Syok Hemoragik
Respon Terapi
Resusitasi adekuat :
• urin output 0,5-1ml/kg/jam (dewasa)
• Urin output 2ml/kg/jam (pediatrik)
03
Analisis Kasus
Analisa Kasus
1. Mengapa pasien dikatergorikan kedalam ASA 3?
Klasifikasi Definisi
banyak darah yang dapat menyebabkan anemia, ejeksi sedang, ESRD yang menjalani dialisis
terjadwal secara teratur, riwayat (>3 bulan) MI,
walaupun pada Ny. S tidak memiliki riwayat sakit CVA, TIA, atau CAD/stent.
Preeklamsia dengan gejala berat, DM
sistemik berat, pasien dengan anemia berpotensi untuk
gestasional dengan komplikasi atau kebutuhan
mengalami perburukan. insulin yang tinggi, penyakit trombofilik yang
memerlukan antikoagulasi.
Syok Hemoragik
2. Apakah jenis anestesi yang dilakukan sudah benar?
Pada kasus ini dilakukan anestesi spinal, sesuai dengan teori indikasi dari anestesi spinal :
• Bedah panggul
• Tindakan sekitar rektum-perineum
• Bedah obstetri-ginekologi
• Bedah urologi
Pada pasien ini dilakukan transfusi sesuai teori karena menimbang keadaan pasien yang sudah di transfusi 2x
sebelumnya dan hb masih 8,7 sehingga dikhawatirkan terdapat kehilangan darah lebih lanjut
Daftar Pustaka
1. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.02.02/ Menkes/251/2015 tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Anestesiologi Dan Terapi Intensif. 2015
2. Said A latief dkk. Petunujuk Praktis Anestesiologi, ed 2 FKUI, Jakarta, 2002.
3. Morgan, E. and Mikhail, M. Clinical Anesthesiology. 6th ed. Elm St. Appleton & Lange Stamford.2018
4. Taghavi S, Nassar Ak, Askari R. Hypovolemic Shock. [Updated 2022 Oct 4]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
5. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 7th Ed. New York.
McGraw-Hill Companies. 2022.
6. Piras, Claudio. Hypovolemic Shock. International Physical Medicine & Rehabilitation Journal. 2. 2017
7. Cannon, J.W. “Hemorrhagic Shock,” The new england journal of medicine, 378(4), pp. 370–378. Available
at: https://doi.org/10.1056/NEJMra1705649. 2018
Terimakasih