Anda di halaman 1dari 5

PENUNTUN SKILL LAB-1

INTERPRETASI SPIROMETRI
BLOK RESPIRATORY SYSTEM
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
DisusunOleh :
dr.Pantas Hasibuan, SpP(K),
dr.Parluhutan Siagian, SpP(K),
dr. Elizabeth Napitupulu, M.Ked (Paru), SpP,
dr. Dina O. Marpaung, M.Ked (Paru), SpP

I. Pendahuluan

Spirometri merupakan alat untuk mengukur fungsi paru. Dengan pengukuran fungsi
paru dapat dievaluasi obstruksi jalan nafas, respon terhadap pemberian bronkodilator dan volume
paru. Indikasi untuk pemeriksaan fungsi paru sangat luas meliputi:
1. Evaluasi gejala paru untuk mendeteksi adanya gangguan dan menilai keparahannya,
2. Mengklasifikasi penyakit menjadi obstruktif, restriktif atau mixed,
3. Evaluasi respon pengobatan bronkodilator atau pun steroid,
4. Evaluasi preoperasi,
5. Membantu menentukan prognosis penyakit
Fungsi paru sangat bervariasi pada individu yang normal. Variasi ini dipengaruhi
oleh tinggi badan, berat badan, umur, jenis kelamin, dan ras. Pemeriksaan fungsi paru
dengan spirometri juga sangat tergantung kepada usaha maksimal dari pasien.
Pemeriksaan spirometri meliputi Forced Vital Capacity (FVC), Slow Vital Capacity
(SVC), Inspiratory Capacity (IC), dan Expiratory Reserve Volume (ERV). Pemeriksaan
Spirometri dasar hanya meliputi FVC atau Kapasitas Vital Paksa (KVP), FEV1 atau
Volume paksa detik pertama (VEP1) dan rasio FEV1/ FVC atau VEP1 / KVP.

Bahan dan alat yang diperlukan:


- Mouth piece yang disposable (setiap pasien harus memakai mouth piece yang bersih)
- Spirometri

Cara kerja:
1. Sambungan Mouthpiece keSpirometri (lihat tanda oval pada mouthpiece dimasukkan pas
padatempatnya di spirometri, kemudian tekan rapat tombol hitam dibawah tempat
mouthpiece agar terkunci)
2. Mengisi data pasien meliputi: Nama, Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Ras.
3. Pasien diatur dalam posisi berdiri tegak lurus kepala menghadap kedepan, pakaian
dilonggarkan.
4. Memberikan instruksi kepada pasien, bila mouthpiece telah dimasukkan kemulut, pasien
kemudian inspirasi dan ekspirasi secara normal sebanyak 2 kali kemudian inspirasi
dalam dan kemudian ekspirasi dengan cepat dalam waktu 1 detik.
5. Memasang nose clips pada hidung pasien.
6. Pasien melaksanakan manuver (pemeriksaan)
7. Pasien mengulang maneuver sebanyak 2 kali lagi
8. Hasil yang terbaik diambil sebagai hasil Spirometri (NilaiVariabel VEP1 dan KVP yang
tinggi)

INTERPRETASI SPIROMETRI

Setelah dilakukan pemeriksaan spirometri maka hasil spirogram diterima dan dinilai
apakah memenuhi kriteria :
Kriteria acceptabel:
• Grafik mulus, ada puncak, bebas artefak seperti batuk dan bocor
• Awal yang baik
• Durasi ekspirasi cukup (minimal 6 detik)

Kriteria Reproducible
• Dua nilai KVP terbesar ≤ 5%/150 ml
• Dua nilai VEP1 terbesar ≤ 5%/150 ml

Setelah didapat nilai yang memenuhi kriteria diatas maka dilakukan perhitungan spirometri dengan
membandingkan nilai hasil yang didapat (aktual) dengan nilai prediksi. Obstruksi ditegakkan apabila
didapati nilai VEP1/KVP < 0.7 (70%), sedangkan kelainan restriksi didapat apabila nilai KVP < 0.8 (80%)
dari nilai prediksi. Berat ringan nya suatu obstruksi maupun restriksi bergantung pada nilai VEP dan KVP
yang diperoleh.

Contoh :

Dari data spirometri berikut ini:


PARAMETER AKTUAL PREDIKSI
KVP 5,60L 5,26L
VEP1 2,64L 4,26L

Perhitungan : VEP1/FVC = 2.64/5.60 = 0.4714 = 47.14%


FVC = 5.60/5.26 =1.064 = 106.4%
VEP1 = 2.64/4.26 = 0.619 = 61.9%
Kesimpulan : pasien ini memiliki kelainan obstruksi dengan derajat obstruksi sedang
menurut GOLD.

II. Rancangan Cara Pembelajaran

Waktu (menit) Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan


20 Menit Introduksi pada kelas besar (terdiri Narasumber
dari 49 mahasiswa).
Nara sumber melakukan demonstrasi
carakerja (prosedur) spirometri dan
interpretasinya

10 Menit Demonstrasi oleh nara sumber Narasumber


Nara sumbe rmemperlihatkan tata
cara pemeriksaan secara bertahap.
Tahap I
Persiapan alat.
Tahap II
Pemeriksaan Spirometri
Tahap III
Interpretasi spirometri
20-30 menit Instruktur
Mahasiswa
Setelah mahasiswa dibagi menjadi 5
kelompok kecil (1 Kelompok
terdiridari 10 mahasiswa).
Coaching : mahasiswa melakukan
simulasi secara bergantian (2-3
orang) dengan dibimbing oleh
instruktur
9-10 menit Instruktur
Mahasiswa
Self Practice :Mahasiswa melakukan
sendiri secara bergantian. Sehingga
total waktu yang dibutuhkan ± 90
menit (tergantungjumlahmahasiswa)

III. Tujuan Kegiatan


1. Tujuan Umum
Setelah mahasiswa mengikuti skills lab ini diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
spirometri dan interpretasinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa mengikuti skills lab ini diharapkan dapat menginterprestasikan
hasil pemeriksaan Spirometri dan Peak Flow.
IV. PedomanInstruktur
Pelaksanaan
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok besar 49 mahasiswa dan kecil 10 orang.
Kelompok besar dipimpin narasumber dan kelmpok kecil dipimpin instruktur.
2. Cara pelaksanaan kegiatan:
Instruktur melakukan choacing selama 20-30 menit, beberapa mahasiswa melakukan
pemeriksaan simulasi dibimbing instruktur dan peserta lain dapat melakukan
pengamatan. Menggunakan pasien simulasi, mahasiswa. Ditunjuk seorang mahasiswa
untuk melakukan pemeriksaan. Mahasiswa lainnya bertugas sebagai pengamat. Setiap
Mahasiswa harus mendapat kesempatan melakukan.
3. Waktu Pelaksanaan.
- Setiap Kegiatan Skills Lab dilaksanakan selama150 menit
- Disesuaikan dengan jadwal mahasiswa semester IV
4. Tempat pelaksanaan
Ruang Tutorial/Skills lab

V. Rujukan
1.Current Diagnosis & Treatment in Pulmonary Medicine
2.Manual Of SpiroSoft Firmware Version1.0
Lembar Pangamatan Penggunaan Spirometri
Nama: Kelompok :
NPM : Tanggal :

No. Langkah / Tugas Pengamatan Keterangan


PemeriksaanSpirometri 0 1 2
1 Menyambung mouthpiece ke spirometri
2 Mengisi data pasien meliputi: Nama, Umur,
BeratBadan (kg), TinggiBadan (cm), Ras
3 Mengatur posisi pasien yaitu berdiri tegak lurus
kepala menghadap ke depan, pakaian di
longgarkan
4 Memberikan instruktur kepada pasien, bila
mouthpiece telah dimasukkan ke mulut, pasien
kemudian inspirasi dan ekspirasi secara normal
sebanyak 2 kali kemudian inspirasi dalam dan
kemudian ekspirasi dengan cepat dalam waktu 1
detik
5 Memasang nose clips padahidungpasien
6 Pasien melaksanakan manuver (pemeriksaan)
7 Pasien mengulang maneuver sebanyak 2 kali lagi
8 Nilai apakah hasil spirometri dapat diterima,
yaitu bebas dari artefak yang ditimbulkan oleh:
a. Batuk atau glottis tertutup selama sesaat
setelah mengeluarkan nafas
b. Terlalu cepat berhenti
c. Usaha berlainan
d. Bocor
e. Mouthpiece tersumbat
f. Awal start baik
g. Ekspirasi maksimal hingga 6 detik
9 Setelah 3 hasil spirograms diterima, lihat
apakah memenuhi kriteria acceptable dan
reproducible. Jika kedua criteria ini sudah
dimiliki, hasil tes spirometri sudah dapat
disimpulkan.
10. Hasil yang terbaik diambil sebagai hasil
spirometri (nilai variable VEP1 dan KVP yang
tertinggi).
11. Melakukan interpretasi spirometri

Note : 2 = mahasiswamelakukandengansempurna
1 =mahasiswamelakukantidaksempurna
0 =mahasiswatidakmelakukan

Score : .......X 100% =

Instruktur

(.....................................)
CONTOH KASUS

1. Seorang pria usia 51 tahun melakukan manuver KVP. Nilai yang diperolehnya adalah
sebagai berikut:
PARAMETER PREDIKSI AKTUAL
KVP 3,10L 2,97L
VEP1 2,81L 1,96L

2. Seorang wanita usia 50 tahun melakukan manuver KVP. Nilai yang diperolehnya adalah
sebagai berikut:
PARAMETER PREDIKSI AKTUAL
KVP 2,86L 2,16L
VEP1 2,68L 2,54L

Anda mungkin juga menyukai