Anda di halaman 1dari 52

GAMBARAN UMUM

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


SISTEM PERSARAFAN

GAMBARAN UMUM :
Praktikum ini memuat 3 modul yang berisi tentang Prosedur Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Persarafan, yaitu:
1. Pengkajian Sistem Persarafan
2. ROM Exercise
3. Memberikan Posisi pada Pasien

ALUR BAGI PESERTA PRAKTIKUM :


1. Praktikan menerima dan kemudian mempelajari modul praktikum.
2. Praktikan mengikuti pre test yang diberikan sebelum praktikan memulai praktikum
3. Praktikan mengikuti dan memperhatikan fasilitator yang mendemonstrasikan prosedur
keperawatan.
4. Praktikan mendemonstrasikan kembali prosedur keperawatan yang telah diberikan.
5. Praktikan mengikuti post test yang diberikan setelah praktikan melakukan praktikum

PERATURAN PRAKTIKUM :
1. Praktikan harus menghadiri setiap sesi praktikum, tidak dibenarkan praktikan tidak hadir
tanpa keterangan.
2. Praktikan wajib hadir praktikum tepat waktu.
3. Praktikan wajib memakai baju praktek selama sesi praktikum (Skort dan jam tangan
bersekon)
4. Setiap mahasiswa yang menggunakan laboratorium harap mengisi daftar hadir di buku
hadir yang telah disediakan.
5. Setiap kali selesai menggunakan peralatan harap dikembalikan ketempat dalam keadaan
rapi dan bersih seperti semula.
6. Bagi yang pinjam alat – alat laboratorium mohon dicatat dibuku pinjam alat.

1
GRADE PENILAIAN PRAKTIKUM :

NO RANAH KEMAMPUA BOBOT KRITERIA/ KETERANGA


N AKHIR INDIKATO N
R

1 KOGNITIF Pemahaman 30% Kebenaran Menjelaskan


konsep: konsep konsep dengan
1. Pre test benar
2. Post test

2 AFEKTIF Sikap dalam 30% Mampu Soft skills


pelaksanaan menjaga
prosedur emosi,
keperawatan minat,
kedisiplinan

3 PSIKOMOTO Keterampilan 40% Persiapan Aplikasi


R dalam alat,
pelaksanaan persiapan
prosedur pasien,
keperawatan prosedur
tindakan

2
MODUL I
PENGKAJIAN SISTEM PERSYARAFAN

I. PENGERTIAN
Pengkajian Keperawatan pada sistem Persyarafan adalah salah satu dari komponen pada
proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan
seorang klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti praktik laboratorium dengan penerapan pengkajian pada sistem
Persyarafan diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengkajian sistem persyarafan,
dalam kondisi normal dan abnormal.
B. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti praktik laboratorium sistem persyarafan diharapkan mahasiswa
dapat:
1. Mempelajari pengkajian pada sistem persyarafan.
2. Mendokumentasikan pengkajian dalam format asuhan keperawatan.

III. TINJAUAN TEORI


PENGKAJIAN FISIK DAN TEST DIAGNOSTIK
Tingkat Kesadaran
1. Alert : Composmentis / kesadarn penuh
Pasien berespon secara tepat terhadap stimulus, tanpa stimuli individu terjaga dan
terhadap diri dan lingkungan
2. Lethargic : Kesadaran
a. Klien seperti tertidur jika tidak distimulasi, tampak seperti enggan bicara

3
b. Dengan sentuhan ringan, verbal, stimulus minimal, mungkin klien dapat
berespon dengan cepat
c. Dengan pertanyaan kompleks akan tampak bingung

3. Obtuned
Klien memerlukan rangsangan yang lebih besar agar dapat memberikan respon
misalnya rangsangan sakit respon verbal dan kalimat membingungkan
4. Stuporus
a. Klien dengan rangsang kuat tidak akan memberikan rangsang verbal
b. Pergerakan tidak berrati berhubungan dengan stimulus

 Indikasi Pemeriksaan GCS dan Refleks


Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
3. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
4. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
5. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya).
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan
dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya
aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.Adanya defisit
tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular
mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka
morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

Tujuan Pemeriksaan GCS dan Refleks


4
Pemeriksaan GCS dan Refleks ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.Penyebab
Penurunan Kesadaran Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak.
Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami:
1. Kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok)
3. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis)
4. Pada keadaan hipo atau hipernatremia
5. Dehidrasi
6. Asidosis
7. Alkalosis
8. Pengaruh obat-obatan
9. Alkohol
10. Keracunan
11. Hipertermia
12. Hipotermia
13. Peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak)
14. Infeksi (encephalitis)
15. Epilepsi
Mengukur Tingkat Kesadaran Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan
hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai
untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik
diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang
mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran. Metoda lain
adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert),
berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien
tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).

Glasgow Coma Scale (GCS)


Score : 3-4 : vegetative, hanya organ otonom yang bekerja
11 : moderate disability
15 : composmentis
Adapun scoring tersebut adalah:
RESPON SCORING
Respon membuka mata (E= Eye)
5
Spontan (4)
Dengan perintah (3)
Dengan nyeri (2)
Tidak berespon (1)
Respon Verbal (V = Verbal)
Berorinetasi (5)
Bicara membingungkan (4)
Kata-kata tidak tepat (3)
Suara tidak dapat diemngerti (2)
Tidak ada respons (1)

Respon Motorik (M= Motorik)


Dengan perintah (6)
Melokalisasi nyeri (5)
Menarik area yang nyeri (4)
Menjauhi rangsangan nyeri (fkleksi abnormal) / postur dekortikasi (3)
Ekstensi abnormal / postur deserebri (2)
Tidak berespon (1)

Saraf Kranial:
1. Test nervus I (Olfactory)
Fungsi penciuman
Test pemeriksaan, klien tutup mata dan diminta untuk mencium benda yang baunya
mudah dikenal seperti sabun, tembakau, kopi dan sebagainya. Bandingkan dengan
hidung bagian kiri dan kanan.
2. Test nervus II (Optikus)
Fungsi aktivitas visual dan lapang pandang
Test aktivitas visual, tutup satu mata klien kemudian minta klien untuk membaca dua
baris di koran, ulangi untuk satunya.
Test lapang pandang, klien diminta untuk menutup mata kiri, pemeriksa di kakan,
klien memandang hidung pemeriksa yang memegang pena warna cerah, gerakkan
perlahan obyek tersebut, informasikan agar klien langsung memberitahu bahwa klien
melihat benda tersebut, ulangi pada mata yang satunya.
3. Test nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear, dan Abducens)
Fungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III)
6
Test N III Oculomotorius (respon pupil terhadap cahaya) menyorotkan senter kedalam
tiap pupil mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien dan sinari satu mata
(jangan keduanya), perhatikan kontripsi pupil yang terkena sinar.
Test N IV Trochlear, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang lebih 60 cm sejajar
mid line mata, gerakkan obyek kearah kanan. Observasi adanya deviasi bola mata
diplopoa, nistagmus.
Test N VI Abducens, minta klien untuk melihat kearah kiri dan kanan tanpa
menengok.
4. Test nervus V (Trigeminus)
Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan kapas pada kelopak mata atas dan
bawah
Reflek kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral
Reflek kornea consensual, maka gerakan mengedip kontralateral
Usap pula dengan pilihan kapas pada maxilla dan mandibula dengan mata klien
tertutup. Perhatikan apakah klien merasakan adanya sentuhan.
Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi
pada otot temporal dan masseter.
5. Test nervus VII (facialis)
Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah terhadap asam, manis, asin,
pahit. Klien diminta untuk menutup mata, usapkan larutan berasa dengan kapas /
teteskan. Klien tidak boleh menarik masuk lidahnya karena akan merangsang pula sisi
yang sehat.
Otonom, lakrimasi, dan salvias
Fungsi motorik, control ekspresi muka dengan cara meminta klien untuk : tersenyum,
mengerutkan dahi, menutup mata sementara pemeriksa berusaha membukanya.
6. Test nervus VIII (Acustikus)
Fungsi sensoris:
Cochlear : mengkaji pendengaran, tutup satu telinga klien, pemeriksa berbisik di satu
telinga lain, atau menggesekkan jari bergantian kanan-kiri
Vestibulator : mengkaji keseimbangan, klien diminta untuk berjaln lurus, apakah dapat
melakukan atau tidak.
7. Test nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3 posterior lidah, tetapi bagian ini sulit
di test demikian pula dengan M Stylopharingeus. Bagian parasimpatik N IX
mempersarafi M Salivarius inferior.
7
N X, mempersarafi organ visceral dan thoracal, pergerakan ovula, palatum lunak,
sensai pharynx, tonsil dan palatum lunak.
Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien menguap “ah”) apakah simetris dan tertarik
keatas.
Reflek menelan : dengan cara menekan posterior dinding pharynx dengan tong spatel,
akan terlihat klien seperti menelan.
8. Test nervus XI (Accessorius)
Klien diminta untuk menoleh kesamping melawan tahanan. Apakah
sternocledomastodeus dapat terlihat? Apakah atropi? Kemudian palpasi kekuatannya.
Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha menahan – test otot trapezius.
9. Test nervus XII (Hypoglosus)
Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan
Inspeksi posisi lidah
Keluarkan lidah klien dan memasukkan dengan cepat dan minta untuk menggerakkan
ke kiri dan ke kanan.

FUNGSI SENSORIK
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi respon klien terhadap beberapa
stimulus. Pemeriksaan harus selalu menanyakan kepada klien jenis stimulus.
Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan stimulus secara acak pada bagian tubuh
klien dan dapat berupa sentuhan ringan seperti kapas, tumpul dan tajam, suhu, getaran,
identifikasi objek tanpa melihat objek (stereognosis test), merasakan tulisan di tangan
(graphesthesia test), kemampuan membedakan dua titik, kemampuan mengidentifikasi
bagian tubuh yang diberi sentuhan dengan menutup mata (topognosis test)

FUNGSI REFLEKS
a. Biseps: Klien diminta duduk dengan rilex dan meletakkan kedua lengan diatas
paha, dukung lengan bawah klien dengan tangan non dominan, letakkan ibujari
lengan non dominan diatas tendon bisep, pukulkan refleks hammer pada ibu jari,
observasi kontraksi otot biseps (fleksi siku)
b. Triseps: Minta klien duduk, dukung siku dengan tangan non dominan, pukulkan
refleks hammer pada prosesus olekranon, observasi kontraksi otot triseps (ekstensi
siku).

8
c. Brachioradialis: Minta klien duduk dan meletakkan kedua tangan di atas paha
dengan posisi pronasi, pukulkan hammer diatas tendon (2-3 inchi dari pergelangan
tangan), observasi fleksi dan supinasi telapak tangan.
d. Fleksi, palpasi lokasi patella (interior dari patella), pukulkan reflek hammer,
perhatikan ekstensi otot quadriceps.Patelar : Minta klien duduk dengan lulut
digantung
e. Tendo achiles : Pegang telapak kaki klien dengan tangan non dominant, pukul
tendon achiles dengan mengguanakan bagian lebar refleks hammer, obsvasi
plantar leksi telapak kaki.
f. Plantar: Minta klien tidur terlentang dengan kedua tungkai sedikit eksternal rotasi,
stimulasi telapak kaki klien dengan ujung tajam refleks hammer mulai dari tumit
kearah bagain sisi luar telapak kaki, observasi gerakan telapak kaki (normal jika
gerakan plantar fleksi dan jari-jari kaki fleksi).
g. Abdomen: minta klien tidur terlentang, sentuhkan ujung aplikator ke kulit di
bagian abdomen mulai dari arah lateral ke umbilical, observasi kontraksi otot
abdomen, lakukan prosedur tersebut pada ke empat area abdomen.

9
MODUL II
ROM EXERCISE

1. Definisi ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot
(Potter & Perry, 2005).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas
atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya
kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Muttaqin,
2008).

1.2    Klasifikasi latihan ROM


Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat pada setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan
tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa
atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien
dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna
untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang
lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi
yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada
ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif . Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif.

10
1.3    Prinsip Dasar Latihan ROM
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang
di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah di lakukan.        

1.4    Tujuan ROM


1. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
5. Mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan

1.5    Manfaat ROM


1. Memperbaiki tonus otot
2. Meningkatkan mobilisasi sendi
3. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Meningkatkan massa otot
5. Mengurangi kehilangan tulang

1.6    Indikasi ROM


1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama

1.7    Kontra Indikasi ROM


1. Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah
2. Kelainan sendi atau tulang
11
3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
4. Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi/luka dalam
5. Nyeri berat
6. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak

1.8    Jenis ROM


Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan persendian  sebaga berikut :

1)    Leher, spina, serfikal


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada rentang    45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-
45°
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
kearah setiap bahu, rentang 40-45°
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,
rentang 180°

2) Bahu
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke
posisi  di atas kepala, rentang 180°
Ekstensi         Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang
180°
Hiperektensi   Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak   tangan jauh dari kepala, rentang 180°
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin, rentang 320°
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang, rentang 90°
  Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke
atas dan samping kepala, rentang 90°

12
Sirkumduksi   Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°

3)    Siku
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4)   Lengan bawah


Supinasi  Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°
Pronasi  Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
ke bawah, rentang 70-90°

5)   Pergelangan tangan


Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah, rentang 80-90°
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan,
lengan  bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°

Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,


rentang 30-50°

6)   Jari- jari tangan


Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
rentang 30-60°
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,

13
rentang 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

7)   Ibu jari


Fleksi  Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90°
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
Abduksi       Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi    Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°

8)   Pinggul
Fleksi  Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
rentang 90-120°
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi       Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang
30-50°
Adduksi    Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
jika mungkin, rentang 30-50°

9)   Lutut
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

10) Mata kaki

Dorsifleksi   Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,


rentang 20-30°
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah,  rentang 45-50°

11)  Kaki
Inversi  Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°

14
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
         

12) Jari-Jari Kaki


Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°

Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°


Abduksi   Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang
15°
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

15
MODUL III
MEMBERIKAN POSISI PADA PASIEN

I. PENGERTIAN
Mengatur dan merubah posisi adalah mengatur posisi pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek
keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu
apabila dilakukan dalam waktu yang lama.

II. TUJUAN
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti praktik laboratorium pada system persarafan ini diharapkan
mahasiswa mampu memberikan posisi pada pasien sesuai prosedur dan sesuai
indikasi pada pasien.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik laboratorium pada system persarafan ini diharapkan
mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari memberikan posisi pada pasien
2. Menjelaskan tujuan dari pemberian posisi

III. TINJAUAN TEORI


1. Memposisikan pasien : posisi fowler/semi fowler, Lithotomi, Dorsal recumbent,
SIM, Trendelenberg, Supinasi, Prone, miring kanan/kiri
1.1 Posisi fowler/semi fowler
1) Pengertian
Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagaian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

16
2) Tujuan
a) Mempertahankan kenyamanan
b) Memfasilitasi fungsi pernapasan
c) Untuk memudahkan pasien ketika minum obat
d) Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan
e) Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca atau menonton)
f) Mobilisasi
g) Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada WSD
h) Untuk merilekskan otot perut
i) Membantu mempermudah tindakan saat pemeriksaan

3) Indikasi
a) Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik umum bagian kepala, leher, thorax,
amteriaor, paru-paru, payudara, jantung, tanda-tanda vital, ekstremitas atas,
bawah dan denyutan nadi peripheral
b) Klien yang mengeluh sesak nafas ataupun klien pasca operasi bagian thorax
karenadapat meningkatkan ventilasi paru, serta pasca operasi struma dan hidung
c) Klien yang ingin meningkatkan kenyamanan posisi atau relaksasi
d) Klien yang ingin bersosialisasi dengan klien lain tanpa harus turun dari tempat
tidur karena adanya keterbatasan gerak
e) Klien yang dilakukan tindakan keperawatan tertentu sehingga dengan posisi
tersebut akan lebih memudahkan kerja perawat, misalnya memberikan makan
melalui NGT
f) Klien gangguan jantung

4) Prosedur
a) Alat dan bahan
(1) Tempat tidur khusus
(2) Selimut
(3) Bantal kecil
(4) Bantalan kaki
(5) Sarung tangan (bila diperlukan)
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

17
c) Prosedur tindakan

(1) Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan


(2) Dudukkan pasien
(3) Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur
(4) Klien diatur posisi supinasi. Bagian kepala tempat tidur dinaikkan setinggi
45o.
(5) Untuk semi fowler bagian kepala dinaikkan 30o dan untuk fowler tinggi
dinaikkan 90o.
(6) Untuk menjaga posisi kaki, sandaran kaki dapat dipasang beberapa bantal
yaitu di bawah bahu, kepala, punggung bagian bawah dan paha untuk
mencegah hiperektensi lutut.
(7) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
(8) Cuci tangan sesudah prosedur selesai dilakukan
(9) Dokumentasikan tindakan.

18
5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi supinasi, fowler, prone, berbaring ke samping,


SIM
No. Revisi :1
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 Bantal
2 Papan kaki
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Cuci tangan.

19
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
2 Atur posisi sesuai kebutuhan pasien yang meliputi :
1) Posisi supinasi.
a. Atur pasien dengan berbaring lurus, tulang punggung dan
kedua kaki lurus. Lengan di sisi dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
b. Letakkan sebuah bantal di bawah kepala dan bahu untuk
mencegah hiperektensi leher.
c. Pasang papan kaki untuk menjaga kaki tetap pada posisi
yang tepat.
2) Posisi fowler
a. Atur pasien dengan posisi supinasi. Naikkan bagian kepala
tempat tidur setinggi 450.
b. Untuk semi fowler naikkan bagain kepala setinggi 300 dan
untuk posisi high fowler 900.
c. Pasang beberapa bantal untuk menjaga posisi kaki,
sandaran kaki dapat yaitu dibawah bahu, kepala, punggung
bagian bawah dan paha untuk mencegah hiperektensi lutut.
3) Posisi prone
a. Letakkan pasien pada posisi tengkurap dengan kepala
menoleh ke satu sisi dan lengan di samping bahu.
b. Letakkan sebuah bantal di bawah kepala untuk mencegah
hiperektensi dan flexi leher.
c. Letakkan salah satu bantal di bawah sudut kaki untuk
mencegah fexi telapak kaki.
d. Pasang sebuah bantal di bawah perut untuk menambah rasa
nyaman dan mencegah hiperektensi tulang belakang.
4) Posisi berbaring ke samping
a. Atur posisi pasien berbaring ke samping kanan/kiri.
b. Atur lengan yang dibawah tubuh flexi di depan kepala atau
di atas bantal.
c. Letakkan sebuah bantal di bawah kepala, bahu dan bawah
lengan untuk menyokong otot sternokleido mastiod dapat
dipasang bantal.
d. Letakkan sebuah bantal dibawah lengan untuk mencegah
lengan aduksi dan bahu berotasi ke dalam.
e. Taruh sebuah bantal di bawah paha untuk mencegah paha
aduksi dan rotasi ke dalam.
5) Posisi SIM
a. Atur pasien di posisi miring ke kiri/kanan dengan tangan
yang bawah diletakkan di belakang punggung dan tangan
yang atas diflexikan di depan bahu.
b. Atur kaki atas sedikit flexi dan disokong sebuah bantal.
c. Letakkan 1 bantal di bawah kepala untuk mencegah flexi
dan hiperektensi leher.
20
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat

1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Score (Bobot x Total nilai x 100
Score) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

21
2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9

Hasil : Lulus/Tidak lulus


* coret yang tidak perlu

Catatan pembimbing :

Kediri, …………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

22
1.2 Posisi Lithotomi
1) Pengertian
Pada posisi ini pasien ditempatkan pada posisi berbaring telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan
untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.

2) Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misalnya pemeriksaan
vagina/vaginal touché, cystoscopy, rectoscopy, atau curettage

3) Indikasi
a) Klien yang dilakukan pemeriksaan fisik bagian vagina, rectum, dan saluran
perkemihan atau pada klien wanita yang akan dilakukan pemasangan kateter
b) Klien yang akan dilakukan pemeriksaan diagnostic daerah rongga panggul dan
ginekologi, misalnya cystoscopy, dan rectoscopy
c) Klien yang akan partus, posisi ini akan memudahkan untuk membantu
persalinan
d) Klien yang akan dilakukan pemasangan IUD
e) Klien yang akan dilakukan curettage
f) Klien yang akan dilakukan operasi hemoroid

4) Prosedur
a) Persiapan alat
(1) Bantal
(2) Tempat tidur khusus
(3) Selimut / kain penutup
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan

23
(1) Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
(2) Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan
tarik kearah perut
(3) Tungkai bawah membentk sudut 90º terhadap paha
(4) Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus
untuk posisi litotomi
(5) Pasang selimut
(6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
(7) Dokumentasikan tindakan

24
5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Lithotomi


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 Tempat tidur dengan penyangga kaki diatas
2 1-6 bantal kecil
3 Sarung tangan (bila perlu)
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
3 Baringkan klien pada posisi terlentang
4 Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: kepala bagian
belakang, skapula, siku, tumit
5 Minta pasien untuk merosot ke tengah tempat tidur
6 Minta klien untuk mengangkat kaki dan meletakkan pada penyangga yang
tersedia
7 Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana
8 Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan bahu klien
9 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa nyaman klien
25
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
10 Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya
11 Lepas sarung tangan
12 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
13 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

26
Hasil : Lulus/Tidak lulus
* coret yang tidak perlu
Catatan pembimbing : Kediri, ………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

1.3 Posisi Dorsal Recumbent


1) Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur.

2) Tujuan
a) Perawatan gaerah genetalia
b) Pemeriksaan vagina (vaginal touché)
c) Posisi pada proses persalinan
d) Pemasangan kateter
e) Pemeriksaan vulva (vulva hygiene)
f) Pemeriksaan ginekologi/urologi
g) Pengobatan uretra dan kandung kemih

3) Indikasi
a) Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik, terutama daerah abdomen
(walaupun jarang dilakukan karena klien biasanya merasa tidak nyaman dengan
posisi ini)
b) Klien yang akan dilakukan pemeriksaan rectal touché dan vagina touché
c) Klien yang akan partus posisi ini akan memudahkan untuk membantu persalinan

4) Prosedur
a) Persiapan alat
(1) Tempat tidur khusus
(2) Selimut
(3) Bantal

27
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan
(1) Cuci tangan
(2) Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka
(3) Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan
renggangkan kedua kaki.
(4) Pasang selimut untuk menutupi daerah genetalia
(5) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
(6) Dokumentasikan tindakan

5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Dorsal Recumbent


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 1-6 bantal kecil
2 Handroll
3 Sarung tangan (bila perlu)
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
28
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
3 Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
4 Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: telapak kaki,
sakrum, skapula, siku, kepala bagian belakang
5 Minta klien untuk memfleksikan lutut sampai telapak kaki menempel
pada tempat tidur (Tekuk lutut, renggangkan paha klien, dan telapak
kaki menghadap ke tempat tidur (rata dengan tempat tidur) dan
renggangkan kedua kaki )
6 Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana
7 Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
8 Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika klien
memiliki kelemahan pada kedua tangan tersebut
9 Gunakan handroll jika klien memiliki kecenderungan deformitas pada
jari dan telapak tangan
10 Pakaian bawah dibuka apabila akan melakukan perawatan dan
pemeriksaan genetalia
11 Pasang selimut untuk tetap menjaga privasi klien
12 Lepas Sarung tangan
13 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
14 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
29
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Nilai akhir
Sub nilai Total nilai x
Bobo
Skala (Bobot 100
t
xSkala) Maksimal Score
(30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9
Hasil : Lulus/Tidak lulus
* coret yang tidak perlu
Catatan pembimbing :
Kediri,…………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

30
1.4 Posisi SIM
1) Pengertian
Posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria). Posisi sim adalah
gabungan dari posisi miring dan prone (tengkurap). Pada posisi ini lengan kanan
bawah ada dibelakang pasien dan lengan atas fleksi pada bahu dan siku, kedua
kaki fleksi ke depan, tungkai atas lebih fleksi pada panggul dan lutut
dibandingkan tungkai satunya.

2) Tujuan
a) Cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir keluar dengan lancar
b) Memudahkan perawatan dan pemeriksaan pada area perineal
c) Untuk memfasilitasi drainase dari mulut pasien yang tidak sadar
d) Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokhanter besar pada pasien yang
mengalami paralisis.
e) Untuk tindakan pemberian enema.
f) Pada pasien dengan pemeriksaan rectal atau daerah anus
g) Untuk pasien yang akan di huknah
h) Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
i) Tindakan injeksi IM (intra muscular)

3) Indikasi
a) Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik bagian rectum dan vagina
b) Klien yang akan dilakukan rectal touché

4) Prosedur
1) Persiapan alat
(a) 1-6 bantal kecil
(b) Papan kaki
(c) Gulungan handuk
(d) Sarung tangan (bila perlu)
2) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

31
3) Prosedur tindakan

(1) Mencuci tangan dengan langkah yang benar


(2) Pakai sarung tangan (prn)
(3) Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
(4) Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: ischium, telinga
bawah dan pipi, bahu, lutut, trochanter besar, payudara (pada perempuan),
genetalia (pada laki-laki)
(5) Gulingkan klien sampai posisi setengah Lateral sebagian berbaring pada
abdomen
(6) Letakkan bantal kecil di sela antara dada dan abdomen
(7) Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan bahu klien
(8) Letakkan bantal di bawah lengan yang fleksi. Bantal harus melebihi dari
tangan sampai ke sikunya
(9) Letakkan bantal di bawah tungkai yang fleksi, dengan meyangga tungkai
setinggi pinggul
(10) Tempatkan penyangga/penahan pada telapak kaki klien yang berada dibawah
untuk mencegah plantar fleksi
(11) Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa nyaman klien
(12) Lepas Sarung tangan
(13) Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
(14) Cuci tangan dengan benar

32
5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Sim’s


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 1-6 bantal kecil
2 Papan kaki / foot board
3 Gulungan handuk
4 Sarung tangan (bila perlu)
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
3 Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
4 Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: ischium,
telinga bawah dan pipi, bahu, lutut, trochanter besar, payudara (pada
perempuan), genetalia (pada laki-laki)
5 Gulingkan klien sampai posisi setengah Lateral sebagian berbaring pada
abdomen
6 Letakkan bantal kecil di sela antara dada dan abdomen
7 Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan bahu klien

33
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
8 Letakkan bantal di bawah lengan yang fleksi. Bantal harus melebihi dari
tangan sampai ke sikunya
9 Letakkan bantal di bawah tungkai yang fleksi, dengan meyangga tungkai
setinggi pinggul
10 Tempatkan penyangga/penahan pada telapak kaki klien yang berada
dibawah untuk mencegah plantar fleksi
11 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan menilai rasa nyaman klien
12 Lepas Sarung tangan
13 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
14 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

34
1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9

Hasil : Lulus/Tidak lulus


* coret yang tidak perlu

Catatan pembimbing :

Kediri, …………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

35
1.5 Posisi Trendelenburg
1) Pengertian
Posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
pada bagian kaki

2) Tujuan
Untuk melancarkan peredaran darah

3) Indikasi
a) Klien yang akan dilakukan operasi tertentu, terutama operasi bagian abdomen,
diharapkan dengan posisi tersebut maka area yang dimaksud akan lebih jelas
dan memudahkan kerja tim tenaga kesehatan
b) Klien dengan gangguan sirkulasi, misalnya pasien stroke, posisi ini dapat
membatu melancarkan venous rectum

4) Prosedur

a) Persiapan alat
(1) Tempat tidur
(2) Bantal
(3) Sarung tangan (bila perlu)
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan
(1) Mencuci tangan dengan langkah yang benar
(2) Pakai sarung tangan (prn)
(3) Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
(4) Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur dan berikan bantal
dibawah lipatan paha

36
(5) Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien
(6) Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan
(7) Lepas Sarung tangan
(8) Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
(9) Cuci tangan dengan benar

5) Format penialaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Trendelenburg


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 Bantal 2 buah
2 Sarung tangan b/p
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
3 Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur

37
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
4 Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur dan berikan bantal
dibawah lipatan paha
5 Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau tempat tidur
khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien
6 Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan
7 Lepas Sarung tangan
8 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
9 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai
38
2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9

Hasil : Lulus/Tidak lulus


* coret yang tidak perlu
Catatan pembimbing :

Kediri, …………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

1.6 Posisi Supinasi


1) Pengertian
Posisi dimana klien dalam posisi terlentang dengan kaki ekstensi dan kepala
diberi bantal

2) Tujuan
Posisi ini banyak digunakan pada pasien tirah baring (bedrest) untuk memberikan
posisi yang nyaman dan pada perawatan tulang belakang

3) Indikasi
Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik umum bagian kepala, leher, thorax
anterior

4) Prosedur
a) Persiapan alat
(1) Tempat tidur
(2) Bantal kecil 1-6 buah
(3) Sarung tangan (prn)
39
(4) Trochanter roll 1-2 buah
(5) Papan kaki
(6) Handroll
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan

(1) Mencuci tangan dengan langkah yang benar


(2) Pakai sarung tangan (prn)
(3) Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
(4) Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: tumit, sakrum,
skapula, siku, kepala bagian belakang
(5) Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana
(6) Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan bahu klien
(7) Letakkan bantal kecil mulai bawah lutut sampai tumit
(8) Letakkan trochanter roll disisi luar paha
(9) Letakkan papan kaki pada telapak kaki
(10) Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas, naikkan
lengan bawah dan telapak tangan diatas bantal
(11) Gunakan handroll jika klien memiliki kecenderungan deformitas pada jari
dan telapak tangan
(12) Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan dengan menilai rasa nyaman
klien
(13) Lepas Sarung tangan
(14) Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
(15) Cuci tangan dengan benar

40
5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Supinasi


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 1-6 bantal kecil
2 1-2 trochanter roll
3 Papan kaki / footboard
4 Handroll
5 Sarung tangan (bila perlu)
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
3 Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
4 Identifikasi daerah yang mungkin tertekan pada posisi ini: tumit, sakrum,
skapula, siku, kepala bagian belakang
5 Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
celah disana
6 Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan bahu klien
7 Letakkan bantal kecil mulai bawah lutut sampai tumit
8 Letakkan trochanter roll disisi luar paha
41
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
9 Letakkan papan kaki pada telapak kaki
10 Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas, naikkan
lengan bawah dan telapak tangan diatas bantal
11 Gunakan handroll jika klien memiliki kecenderungan deformitas pada jari
dan telapak tangan
12 Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan dengan menilai rasa
nyaman klien
13 Lepas Sarung tangan
14 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
15 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

42
1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9

Hasil : Lulus/Tidak lulus


* coret yang tidak perlu

Catatan pembimbing :

Kediri, …………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

43
1.7 Posisi Prone
1) Pengertian
Posisi dimana klien dalam kondisi telungkup mendatar

2) Tujuan
a) Untuk mencegah hiperektensi dan flexi leher dapat diletakkan sebuah bantal di
bawah kepala
b) Untuk mencegah flexi telapak kaki, satu bantal dapat diletakkan di bawah
lutut kaki.
c) Untuk menambah rasa nyaman dan mnecegah hiperektensi tulang belakang,
dapat dipasang sebuah bantal di bawah perut
d) Posisi prone dapat meningkatkan drainase mulut, sehingga sangat bermanfaat
untuk klien pasca operasi mulut dan tenggorokan

3) Indikasi
a) Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
b) Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong dan punggung

4) Prosedur
a) Persiapan alat
(1) Bantal kecil 2 buah
(2) Bantal 1 buah
(3) Sarung tangan bila perlu
b) Persiapan pasien
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan
(1) Mencuci tangan dengan langkah yang benar
(2) Pakai sarung tangan (prn)
(3) Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
(4) Gulingkan pasien dengan lengan diposisikan dekat ke tubuhnya dengan siku
lurus dan tangan di atas paha. Posisikan tengkurap di engah tempat tidur
yang datar
(5) Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil. Bila
banyak drainase dari mulut, maka pemasangan bantal mungkin
dikontraindikasikan
44
(6) Letakkan batal kecil di bawah abdomen klien di bawah ketinggian
diagframa.
(7) Posisikan kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan
ibu jari.
(8) Lepas Sarung tangan
(9) Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
(10) Cuci tangan dengan benar

5) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Prone


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 Bantal kecil 2 buah
2 Bantal 1 buah
3 Sarung tangan b/p
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan langkah yang benar
2 Pakai sarung tangan (prn)
45
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
3 Baringkan klien pada posisi telentang di tengah tempat tidur
4 Gulingkan pasien dengan lengan diposisikan dekat ke tubuhnya dengan
siku lurus dan tangan di atas paha. Posisikan tengkurap di engah tempat
tidur yang datar
5 Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil. Bila
banyak drainase dari mulut, maka pemasangan bantal mungkin
dikontraindikasikan
6 Letakkan batal kecil di bawah abdomen klien di bawah ketinggian
diagframa.
7 Posisikan kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan
ibu jari.
8 Lepas Sarung tangan
9 Menjelaskan bahwa tindakan telah selesai dilakukan
10 Cuci tangan dengan benar
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat
Ket : * : Isi dengan skala 0, 1, 2, atau 3 sesuai dengan panduan penilaian kreteria check list

46
1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9
Hasil : Lulus/Tidak lulus
* coret yang tidak perlu
Catatan pembimbing : Kediri, ………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

47
1.8 Posisi Miring kanan/kiri
1) Pengertian
Posisi miring ke kanan atau ke kiri merupakan tindakan yang dilakukan pada klien
untuk mencegah beberapa komplikasi yang dimungkinkan terjadi seperti
pembentukan bekuan darah, dekubitus, pneumonia, kontraktur otot, keterbatasan
gerak sendi, dll

2) Tujuan
a) Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor otot
pinggang
b) Mencegah aspirasi
c) Memasukkan obat supositoria
d) Mencegah pembentukan bekuan darah, dekubitus, pneumonia, kontraktuk
otot, keterbatasan gerak sendi, dll

3) Indikasi
a) Pasien dengan stoke
b) Pasien dengan tidak sadar
c) Pasien pos operasi

4) Prosedur
a) Persiapan alat
(1) Bantal
(2) Lembar observasi
b) Persiapan pasien
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan
c) Prosedur tindakan
(1) Berikan posisi tidur miring (side lying) dengan cara:
(a) Mencuci tangan dengan benar
(b) Pindahkan klien ke sisi tempat tidur sehingga sisi tubuh klien yang terletak di
bawah dekat bagian tengah tempat tidur
(c) Posisi perawat di sisi tempat tidur dengan kaki saling berjauhan
(d) Atur posisi tangan klien dekat perawat
(e) Letakkan lengan klien jauh menyilang di atas dada
(f) Perawat memegang bahu dan panggul klien
48
(g) Memutar klien menghadap perawat dan pasang bantal untuk menopang klien
(h) Jika posisi miring kekanan maka berikan topangan pada lengan kiri dan
tungkai kiri dengan menggunakan bantal.
(i) Usahakan posisi kepala sejajar dengan tulang belakang
(j) Jika posisi miring ke kiri maka posisikan lengan kiri lurus dan geser tulang
belikat agak kedepan. Posisi kaki kiri lurus dan kaki kanan ditekuk dengan
sanggahan bantal
(k) Usahakan kepala sejajar dengan tulang belakang
(l) Rapikan alat dan tempat tidur.
(m)Naikkan jeruji pengaman tempat tidur bila ada
(n) Mencuci tangan dengan benar
(o) Dokumentasikan tindakan dan respon klien.

5) Perhatian
Daerah-daerah seperti tulang ekor, punggung, panggul dan tumit merupakan
tempat paling sering untuk terjadinya luka tekan. Hal ini dapat dicegah dengan
penggantian posisi pasien saat berbaring di tempat tidur dengan pengaturan posisi
miring ke kanan atau miring ke kiri setiap 2 jam sekali.

49
6) Format penilaian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RS. BAPTIS KEDIRI

Jenis Ketrampilan : Memberikan posisi Miring Kanan/Kiri


No. Revisi :0
Nama Mahasiswa : ______________________________
Prodi / NIM : _______________/_______________
Tingkat/ Semester :_______________/_______________
Hari / Tanggal : _______________/_______________
Tempat Praktik : ______________________________

*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
I Persiapan alat :
1 Bantal
2 Lembar observasi
II Tahap pra interaksi :
1 Verifikasi order
2 Persiapan diri perawat
3 Siapkan alat
4 Siapkan lingkungan : Jaga privacy klien tutup sketsel
III Tahap orientasi :
1 Membawa alat dan mengidentifikasi pasien (memanggil nama,
menanyakan nama, membaca kartu TT, membaca gelang pasien)
2 Berikan salam terapeutik
3 Klarifikasi kontrak waktu pemberian posisi
4 Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian posisi
5 Beri kesempatan klien untuk bertanya
6 Persiapkan alat didekatkan klien
IV Tahap kerja :
1 Mencuci tangan dengan benar
2 Pindahkan klien ke sisi tempat tidur sehingga sisi tubuh klien yang terletak
di bawah dekat bagian tengah tempat tidur
3 Posisi perawat di sisi tempat tidur dengan kaki saling berjauhan
4 Atur posisi tangan klien dekat perawat
5 Letakkan lengan klien jauh menyilang di atas dada
6 Perawat memegang bahu dan panggul klien
7 Memutar klien menghadap perawat dan pasang bantal untuk menopang
klien
8 Jika posisi miring kekanan maka berikan topangan pada lengan kiri dan
tungkai kiri dengan menggunakan bantal.
9 Usahakan posisi kepala sejajar dengan tulang belakang

50
*Skala
NO KOMPONEN
(0, 1, 2, 3)
10 Jika posisi miring ke kiri maka posisikan lengan kiri lurus dan geser tulang
belikat agak kedepan. Posisi kaki kiri lurus dan kaki kanan ditekuk dengan
sanggahan bantal
11 Usahakan kepala sejajar dengan tulang belakang
12 Rapikan alat dan tempat tidur.
13 Naikkan jeruji pengaman tempat tidur bila ada
14 Mencuci tangan dengan benar
15 Dokumentasikan tindakan dan respon klien.
V Tahap terminasi :
1 Evaluasi respon klien
2 Simpulkan hasil kegiatan
3 Pemberian pesan
4 Kontrak waktu, tempat, topik / kegiatan selanjutnya
VI Dokumentasikan :
1 Posisi baru klien
2 Waktu pelaksanaan pemindahan posisi
3 Respon klien
VII Sikap :
1 Komunikasi terapeutik
2 Mempertahankan prinsip kerja
3 Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4 Bekerja secara sistematis
VIII Kognitif
1 Tujuan perubahan posisi pasien
2 Indikasi perubahan posisi pasien
3 Kewaspadaan perawat

1. Tabel Penilaian
Tahap Tahap Sub nilai Nilai akhir
Bobot Skala (Bobot Total nilai x 100
xSkala) Maksimal Score (30)
I Persiapan alat dan
1
ligkungan
II Tahap Prainteraksi 1
III Tahap Orientasi 1
IV Tahap Kerja 3
V Tahap Terminasi 1
VI Dokumentasi 1
VII Sikap 1
VIII Kognitif 1
Total nilai

51
2. Konversi Nilai
A : > 80
AB : 75-79,9
B : 70-74,9
BC : 65-69,9
C : 55-64,9
Hasil : Lulus/Tidak lulus
* coret yang tidak perlu
Catatan pembimbing :
Kediri, …………………….
Pembimbing/Penguji :

( ________________)

52

Anda mungkin juga menyukai