Kelompok 2
Anugrah rahim
Nur salam
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pemeriksaan Fisik”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah
ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan medikal
bedah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan (alat,pasien,dan linkungan)
D. Langkah-langkah prosedur
E. Hal-hal yang harus diperhatikan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis dalam memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam
medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli
medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar
penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik ?
2. Apa saja teknik atau metode yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang disebut dengan pemeriksaan fisik.
2. Untuk mengetahui apa saja teknik atau metode dalam pemeriksaan fisik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik berasal dari kata “Physical Examination” yang artinya
memeriksa tubuh. Jadi pemeriksaan fisik adalah memeriksa tubuh dengan atau
tanpa alat untuk tujuan mendapatkan informasi atau data yang
menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya.
1. Fungsi Koordinasi
2. Fungsi Sensorik
Sistem sensorik adalah sistem yang menghubungkan manusia dengan
dunia luar.informasiyang diterimah oleh reseptor menjadi petanda bagi
yubuh untuk memberikan respon. Sistem sensorik di bagi menjadi dua
yaitu exterceptif dan profrioceptif.
3. Fungsi Motorik
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls
dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
4. Pemeriksaan Refleks
Reflex adalah jawaban terhadap suatu perangsangan. Gerakan yang timbul
namanya gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan
gerakan yang bangkit untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin
ketangkasan gerakan volunter, maupun untuk membela diri. Bila suatu
perangsangan dijawab dengan bangkitnya suatu gerakan, menandakan
bahwa daerah yang dirangsang dan otot yang bergerak secara reflektorik
terdapat suatu hubungan.
5. Pemeriksaan visus
merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan
memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya visus.
B. Tujuan
1. Fungsi Koordinasi
2. Fungsi sensorik
merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan
memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya visus.
3. Fungsi motoric
a. Memberi pengetahuan dan keterampilan mengenai gejala
dan cara pemeriksaan sistem motoric
b. Mampu melakukan pemeriksaan motoric secara
sistematik
c. Menentukan letak lesi kelumpuhan otot
4. Pemeriksaan reflex
Untuk melakukan penilaian dan membantu menegakkan diagnosa
adanya gangguan pada sistem saraf. Hasil pemeriksaan hiperrefleks,
tidak selalu menunjukan adanya gangguan patologis.
5. Pemeriksaan visus
pemeriksaan visus dilakukan untuk indikasi sebagai
pemeriksaan bagi pasien yang mengalami keluhan gangguan pada
ketajaman penglihatan. Sebagai penentu diagnosis pasien terkait
dengan gangguan refraksi.
C. Persiapan
1. Fungsi koordinasi
Alat
Persiapan klien :
a. memberikan penjelasan kepada klien tentang maksud pemeriksaan
fisik
b. memberikan penjelasan kepada klien tentang beberapa posis klien
pada waktu dilakukan pemeriksaan
Persiapan lingkungan
a. pencahayan yang cukup
b. dapat menjaga privasi klien
c. kondisi ruangaan yang aman dan nyaman
2. Fungsi sensorik
b. Kuas halus, kapas, bulu, tisu, atau bila terpaksa dengan ujung jari
tangan yang disentuhkan ke kulit secara halus sekali untuk rasa
raba/taktil
c. Tabung yang diisi air dingin atau air panas untuk sensasi suhu.
Lebih baik menggunakan tabung dari metal daripada tabung gelas
karena gelas merupakan konduktor yang buruk. Untuk sensasi
dingin menggunakan air bersuhu 5-10 derajat Celsius dan sensasi
panas diperlukan suhu 40-45 derajat Celsius. Suhu kurang dari 5
derajat Celsius dan lebih dari 45 derajat Celsius dapat
menimbulkan rasa nyeri
3. Fungsi motoric
a. Penuntun belajar
b. Manekin otot dan saraf
4. Pemeriksaan reflex
melakukan pemeriksaan refleks dalam diperlukan alat khusus berupa palu
refleks (hammer reflex) yang akan digunakan untuk mengetuk tendon.
Sementara untuk melakukan pemeriksaan refleks superfisial dapat
menggunakan ujung dari palu refleks pada bagian yang tajam ataupun
menggunakan benda lain yang agak runcing seperti kayu geretan atau kunci.
Sementara untuk menguji refleks kornea diperlukan sepotong kapas yang
ujungnya dibuat runcing.
5. Pemeriksaan visus
Alat:
1. Kartu snellen
2. E chart
3. Cincin landolt
4. Ruangan ( 5-6m)
5. Buku pencatat
Persiapan klien:
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan kepada klien dan keluarga
Persiapan lingkungan:
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
2. Memberikan posisi klien yang nyaman dan sesuai dengan
kondisi pasien
D. Langkah-langkah Prosedur
1. Fungsi koordinasi
2. Fungsi sensorik
(FUNGSI MOTORIK)https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2017/08/MANUAL-4-CSL-IV-NEUROLOGI.pdf
( VISUS) https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2019/10/Manual-Sistem-Indera-Mata.pdf
(REFLEKS) https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2017/08/MANUAL-4-CSL-IV-NEUROLOGI.pdf