KEPERAWATAN ANAK
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
Disusun Oleh :
HURUN AIN, S.Kep, Ns, M.Kep
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... : i
KATA PENGANTAR....................................................................... : ii
DAFTAR ISI....................................................................................... : iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. : 4
BAB II KOMPETENSI DAN TARGET PENCAPAIAN.............. : 6
PETUNJUK PELAKSANAAN KETRAMPILAM......................... : 7
LAMPIRAN : 8
SOP DEEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasis mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengan
gangguan sistem pernafasan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan manthoux (manthoux
test).
b. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian nebulasi
c. Mahasiswa mampu melakukan fisioterapi dada
d. Mahasiswa mampu melakukan suctioning
BAB II
KOMPETENSI DAN TARGET PENCAPAIAN
A. KOMPETENSI
Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak, dengan sub kompetensi
melakukan asuhan keperawatan pada anak sakit (dengan gangguan sistem
pernafasan), meliputi :
1. Melakukan pemeriksaan manthoux (manthoux test).
2. Melakukan nebulasi
3. Melakukan fisioterapi dada
4. Melakukan suctioning
B. TARGET PENCAPAIAN
Target pencapaian untuk setiap mahasiswa adalah sebagai berikut :
D. PESERTA
Peserta pembelajaran praktikum adalah mahasiswa Tingkat II semester III,
yang masing-masing kelas dibagi dalam 10 kelompok
F. SANKSI
1. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan
diberikan sangsu oleh akademik sesuai berat ringannya pelanggaran
2. Apabila menghilangkan/merusak alat yang dipakai dalam praktikum
wajib mengganti
G. EVALUASI
Untuk menilai keberhasilan capaian pembelajaran kegiatan praktikum
dilakukan evaluasi, yang meliputi :
1. Kognitif/pengetahuan yaitu responsi dan partisipasi dalam diskusi
2. Sikap : yaitu sikap mahasiswa saat melaksanakan proedur pemeriksaan
manthoux, pemberian nebulasi, fisioterapi dada, suctioning, meiputi
kesopanan, komunikasi, ketelitian, kesabaran dan respon terhadap
anak/klien
3. Psikomotor : mampu melakukan prosedur sesuai SOP dengan tepat dan
benar
LAMPIRAN 1: PEMERIKSAAN MANTOUX TEST
A. PENGERTIAN
Test mantoux adalah suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC.
Tes mantoux itu dilakukan dengan menyuntikan suatu protein yang berasal dari
kuman TBC sebanyak 0,1 ml dengan jarum kecil di bawah lapisan atas kulit lengan
bawah kiri.
B. PRINSIP DASAR
C. TUJUAN
Tujuan dari tes mantoux ini adalah sebagai salah satu cara untuk mendiagnosis
infeksi TBC. Kenapa salah satu? Karena ternyata tidak mudah untuk mendiagnosis
TBC sehingga perlu banyak faktor untuk mengetahui pasti bahwa seseorang memang
terinfeksi TBC dan harus menjalani pengobatan. Hasil tes Mantoux saja tidak bisa
digunakan untuk menegakkan diagnosis karena kadang hasil tes ini memberikan
hasil negatif palsu atau positif palsu. Hasil pemeriksaan tes mantoux ini harus
didukung dengan keluhan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium yang
ada
e. Batuk berulang
Batuk berkepanjangan merupakan gejala yang paling dikenal di kalangan
masyarakat sebagai pertanda TBC. Batuk yang awalnya berupa batuk
kering kemudian lama-kelamaan berlendir dan berlangsung selama 2
minggu lebih, merupakan salah satu tanda TBC. Gejala ini akan muncul
bila sudah terdapat gangguan di paru-paru. Hanya saja, bedakan dari
batuk alergi dan asma
f. Benjolan di leher
Pembesaran kelenjar getah bening di leher samping dan di atas tulang
selangkangan bisa saja merupakan tanda TBC. Karena , kelenjar getah
bening merupakan salah satu benteng pertahanan terhadap serangan
kuman. Kelenjar ini akan membesar bila diserang kuman. Namun, meski
merupakan salah satu gejala TB, tidak semua pembengkakan kelenjar
getah bening adalah gejala penyakit TB. Bisa jadi pembengkakan itu karena
adanya infeksi atau radang di tenggorokan.
h. Diare persisten
Diare akibat TBC biasanya tidak kunjung sembuh dengan pengobatan
biasa. Sebagai orangtua, kita bisa membantu dokter untuk menjelaskan
apakah gejala-gejala di atas memang muncul pada anak atau tidak; berapa
lama berlangsungnya, dan seberapa sering gejala-gejala tersebut muncul.
Dari pengamatan kita sehari-hari, dokter akan sangat terbantu untuk
mendiagnosis penyakit anak serta memutuskan apakah perlu dijalani tes
Mantoux atau tidak.
F. CARA MELAKUKAN UJI TUBERKULIN METODE MANTOUX (TES
MANTOUX)
I. Alat dan Bahan yang harus disiapkan
a. Spuit ukuran 1 ml (3/8 inch 26-27 e. Bengkok
gauge)
b. PPD (Purivied Protein Derivate) f. Bak injeksi steril
c. Handscoen g. Rekam medik pasien
d. Kapas alkohol 70% h. Bolpen
II. Prosedur
1. Siapkan 0,1 ml PPD ke dalam
disposable spuit ukuran 1 ml (3/8 inch
26-27 gauge)
Catatan
a. Perhatikan cara penyimpanan PPD sesuai petunjuk pada kemasan
b. PPD aman bagi bayi berapapun usianya bahkan aman pula bagi wanita
hamil
c. Tes Mantoux bukan merupakan kontra indikasi bagi:
Pasien yang pernah diimunisasi BCG
Pasien yang pernah dilakukan tes Mantoux sebelumnya dan hasilnya
positif (dalam hal ini pengulangan diperlukan karena hasil tes
Mantoux sebelumnya tidak tercatat dengan baik)
Pasien sedang dalam kondisi demam, sakit, maupun pasien dengan
imunokompromais
d. Adanya parut yang besar pada bekas tes Mantoux sebelumnya merupakan
petunjuk hasil positif pada tes terdahulu dan tidak perlu diulang. Namun
perlu ditekankan bahwa tes Mantoux menggunakan PPD dan bukan
vaksin BCG.
G. PEMBACAAN
1. Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam, lebih diutamakan pada 72 jam
Minta pasien control kembali jika indurasi muncul setelah
pembacaan
Reaksi positif yang muncul setelah 96 jam masih dianggap valid
Bila pasien tidak control dalam 96 jam dan hasilnya negative maka
tes Mantoux harus diulang.
2. Tentukan indurasi (bukan eritem) dengan cara palpasi
3. Ukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan dan catat
sebagai pengukuran tunggal
4. Catat hasil pengukuran dalam mm (misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm) serta
catat pula tanggal pembacaan dan bubuhkan nama dan tandatangan
pembaca
5. Apabila timbul gatal atau rasa tidak nyaman pada bekas suntikan dapat
dilakukan kompres dingin atau pemberian steroid topikal
Catatan:
Reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkulin yang munculnya cepat (immediate
hypersensitivity reactions) dapat timbul segera setelah suntikan dan biasanya
menghilang dalam 24 jam. Hal ini tidak mempunyai arti dan bukan menunjukkan
hasil yang positif.
H. INTERPRETASI
J. PELAKSANA
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
4. Mahasiswa Keperawatan/ Kebidanan dengan bimbingan
LAMPIRAN 2: SOP PEMERIKSAAN MANTOUX TEST