Anda di halaman 1dari 22

MODUL 7

PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN / SC

ISI MODUL :
1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar
2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Prosedur tindakan
5. Evaluasi psikomotor
6. Evaluasi afektif

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


STANDART KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu melaksanakan
pemberian obat sub cutan / SC

KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
Mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat SC.
2. Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat SC.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat
SC.
4. Menjelaskan faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan efektifitas penggunaan obat SC.

B. PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF


KEGIAT TUGAS PENCAPAIAN PENILAIAN
AN FASILITATOR MAHASISWA HARD SOFT
SKILL SKILL
Fasilitator Mahasiswa melakukan - Kemampu - Disiplin
mengarahkan analisis terhadap studi an sintesis - Kreatif
mahasiswa untuk kasus yang ditunjukkan analisis - Bertang
menganalisis studi dengan mampu kasus. gung
kasus sesuai dengan menjelaskan pengkajian - Kemampu jawab
modul praktikum yang fokus yang harus an dalam - Percaya
menjadi acuan bagi dilakukan, menentukan memaha diri
mahasiswa dalam masalah keperawatan mi konsep - Terampil
menentukan tindakan dan intervensi dan - Aktif
keperawatan. keperawatan yang tepat. aplikasi - Berfikir
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP kritis
PBL mendemonstrasikan melakukan keperawat
pelaksanaan persiapan redemonstrasi an
alat untuk pemberian persiapan alat untuk - Kemampu
obat SC pemberian obat SC an dalam
Fasilitator Mahasiswa mampu critical
mendemonstrasikan melakukan point SOP
persiapan klien untuk redemonstrasi keperawat
pemberian obat SC persiapan klien untuk an
pemberian obat SC - Kemampu
Fasilitator Mahasiswa mampu an
mendemonstrasikan melakukan mengaplik
pelaksanaan prosedur redemonstrasi prosedur a- sikan
pemberian obat SC pemberian obat SC SOP
Fasilitator Mahasiswa mampu keperawat
mendemonstrasikan melakukan an dalam
hal-hal yang harus redemonstrasi hal-hal asuhan
diobservasi selama yang harus diobservasi keperawat
pemberian obat SC selama pemberian obat an klien
SC dengan
Fasilitator Mahasiswa mampu pemberian
mendemonstrasikan melakukan pengobata
cara observasi selama redemonstrasi cara n sub
pemberian obat SC observasi selama cutan
pemberian obat SC
Fasilitator Mahasiswa mampu
mendemonstrasikan melakukan
pendokumentasian redemonstrasi
hasil pemberian obat pendokumentasian hasil
SC sesuai standart. pemberian obat SC
sesuai standart

PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai
kompetensi kognitif yang diharapkan.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMK.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator praktikum
masing-masing (setiap akhir minggu praktikum) dan kepada PJMK (segera setelah masing-
masing mahasiswa menyelesaikan seluruh modul), untuk dilakukan penilaian.

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR


Pengobatan injeksi secara sub cutan adalah menyuntikkan obat ke dalam
lapisan sub cutan yaitu lapisan jaringan connective loose yang terdiri dari
jaringan adipose yang melekat pada kulit dibawah jaringan dan organ.
Pengobatan dengan injeksi SC hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak
menyebabkan iritasi jaringan. Absorbsi biasanya terjadi secara lambat dan
konstan sehingga efeknya bertahan lama. Obat dalam bentuk suspensi diserap
lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran obat dengan
vasokonstriktor juga akan memperlambat absorbsi obat tersebut. Obat dalam
bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit dapat diabsorbsi selama beberapa
minggu atau beberapa bulan. Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikkan secara
SC kadang-kadang dapat diberikan secara IM. Obat yang diberikan secara SC
bersifat isotonis, tidak mengiritasi, tidak pekat dan dapat larut dalam air. Contoh
obatnya antara lain : epinephrine, insulin, tetanus toxoid, obat-obat alergi,
narkotik dan heparin. Hanya obat-obat dosis kecil (0,5 – 1 ml) yang dapat
diberikan secara SC. Obat diabsorbsi secara lengkap jika status sirkulasi normal.
Karena jaringan sub cutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat mengalami
rasa tidak nyaman.
III. EVALUASI KOGNITIF
KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat SC
1. Seorang klien mendapatkan injeksi sub cutan obat insulin dengan dosis 20 unit
perhari. Tetapi perawat B memberikan obat hanya 10 unit perhari, dengan
alasan yang tidak dapat dibenarkan. Tindakan perawat B adalah tidak
memenuhi prinsip 7 benar. Jelaskan!

KOMPETENSI KOGNITIF 2:
Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat SC
2. Pada klien yang sering mendapatkan terapi injeksi cub cutan (misalnya klien
Diabetes Mellitus), maka perawat harus merotasikan area injeksi (clock wise
rotation). Mengapa harus demikian?

KOMPETENSI KOGNITIF 3:
Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat SC.
3. Pada pengobatan sub cutan, daerah sub cutan adalah daerah yang tersusun
atas reseptor nyeri. Apa yang akan anda sampaikan pada klien sebelum dan
setelah tindakan pengobatan sub cutan?
KOMPETENSI KOGNITIF 4:
Menjelaskan faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan efektifitas penggunaan obat SC.
4. Clock wise rotation perlu dilakukan pada klien yang di lakukan pengobatan sub
cutan. Di area masa sajakah clock wise rotation bisa dilakukan?

IV. PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN


DEFINISI: Pemberian obat dengan cara menyuntikkan obat ke dalam jaringan
sub cutan di bawah kulit, dengan menggunakan spuit.
TUJUAN : 1) Untuk memberikan obat suntikan tertentu misalnya insulin,
imunisasi.

NO KEGIATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 1. Cek pesanan dokter seperti nama klien, nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberian.
2. Cari informasi yang berhubungan dengan pesanan obat : cara kerja,
indikasi, waktu paruh dan puncak kerja, efek samping, implikasi
keperawatan.
3. Kaji faktor yang mungkin merupakan kontraindikasi dilakukannya
suntikan SC, seperti menurunnya perfusi jaringan lokal, atau shock
sirkulasi.
4. Kaji indikasi pemberian injeksi SC : klien sadar atau klien bingung,
klien yang tidak dapat menelan atau mempunyai gangguan
pencernaan, adanya gastric suction.
5. Kaji riwayat kesehatan klien, riwayat alergi dan riwayat pengobatan.
6. Kaji keadequatan jaringan adipose klien.
7. Kaji pengetahuan klien tentang pengobatan yang diterima.
8. Observasi reaksi verbal dan non verbal klien terhadap injeksi.
9. Jika obat masih berada di dalam lemari pendingin, keluarkan 30
menit sebelum pemberian.
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 1. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti prosedur pelaksanaan :
- Klien mengalami rasa terbakar pada area injeksi.
- Tidak ada alergi obat / efek yang tidak diharapkan.
- Klien menjelaskan tujuan, dosis dan efek samping obat.
2. Cek buku catatan pengobatan.
3. Siapkan dosis yang tepat dari ampul/vial. Cek dosis dengan hati-hati.
4. Identifikasi psien dengan mengecek nama. Bandingkan dengan
pesanan pengobatan.
Persiapan Alat :
- Spuit : 1 – 3 ml atau spuit insulin.
- Jarum : ukuran 27 – 25, 3/8 – 5/8 inch.
- Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Obat (ampul / vial), aquadest untuk pengencer obat.
- Handschoen dalam bak instrumen (bila diperlukan).
- Perlak dan alas perlak.
- Bengkok
- Kasa steril dan plester (bila perlu)
- Baki beserta alasnya.
- Buku catatan pengobatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur injeksi, lokasi injeksi, serta posisi yang nyaman
untuk injeksi
3. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bagian yang akan disuntik didesinfeksi, lalu menegangkan sedikit
tempat yang akan disuntik dengan menggunakan tangan kiri.
6. Ambil spuit berisi obat di dalam bak instrumen dan tusukkan jarum
dengan lubang menghadap keatas dan membuat sudut 45o dari
permukaan kulit.
7. Penghisap ditarik sedikit. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan
perlahan. (Bila ada darah, obat jangan dimasukkan).
8. Setelah obat habis, jarum dan semprit ditarik dan bekas tusukan
ditahan dengan kapas alkohol.
9. Merapikan klien dan membereskan alat.
10. Mencuci tangan
11. Mencatat hasilnya dalam buku catatan pengobatan.

EVALUASI KEPERAWATAN
4 1. Datangi kembali klien, tanyakan pada klien tentang nyeri dan rasa
terbakar yang dirasakan klien.
2. Observasi respon klien terhadap pengobatan pada 30 menit setelah
injeksi.
- Minta klien untuk menjelaskan tujuan dan efek samping obat

V. EVALUASI PSIKOMOTOR (Diisi oleh mahasiswa setelah praktikum)


Nama Klien : _________________________
Tanggal Praktikum : _________________________
Tulislah hasil dari tindakan prosedur yang telah anda lakukan !
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
_
VI. EVALUASI AFEKTIF (Diisi oleh fasilitator setelah praktikum)
 Disiplin
 Kreatif
 Bertanggungjawab
 Percaya diri
 Terampil
 Aktif
 Berfikir kritis
FASILITATOR MAHASISWA

( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP
MODUL 8
PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR / IM

ISI MODUL :
1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar
2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Prosedur tindakan
5. Evaluasi psikomotor
6. Evaluasi afektif

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


STANDART KOMPETENSI:
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu melaksanakan
pemberian obat intra muskular / IM.

KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
Mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IM.
2. Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IM.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang harus diobservasi selama pemberian
obat.

B. PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF


KEGIAT TUGAS PENCAPAIAN PENILAIAN
AN FASILITATOR MAHASISWA HARD SOFT
SKILL SKILL
Fasilitator Mahasiswa melakukan - Kemampu - Disiplin
mengarahkan analisis terhadap studi an sintesis - Kreatif
mahasiswa untuk kasus yang ditunjukkan analisis - Bertang
menganalisis studi dengan mampu kasus. gung
kasus sesuai dengan menjelaskan pengkajian - Kemampu jawab
modul praktikum yang fokus yang harus an dalam - Percaya
menjadi acuan bagi dilakukan, menentukan memaha diri
mahasiswa dalam masalah keperawatan mi konsep - Terampil
menentukan tindakan dan intervensi dan - Aktif
keperawatan. keperawatan yang tepat. aplikasi - Berfikir
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP kritis
PBL mendemonstrasikan melakukan keperawat
pelaksanaan persiapan redemonstrasi an
alat untuk pemberian persiapan alat untuk - Kemampu
obat IM pemberian obat IM. an dalam
Fasilitator Mahasiswa mampu critical
mendemonstrasikan melakukan point SOP
persiapan klien untuk redemonstrasi keperawat
pemberian obat IM persiapan klien untuk an
pemberian obat IM
Fasilitator Mahasiswa mampu - Kemampu
mendemonstrasikan melakukan an
pelaksanaan prosedur redemonstrasi prosedur mengaplik
pemberian obat IM pemberian obat IM asi-kan
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP
mendemonstrasikan melakukan keperawat
hal-hal yang harus redemonstrasi hal-hal an dalam
diobservasi selama yang harus diobservasi asuhan
pemberian obat IM. selama pemberian obat keperawat
IM an klien
Fasilitator Mahasiswa mampu dengan
mendemonstrasikan melakukan pemberian
cara observasi selama redemonstrasi cara pengobat
pemberian obat IM observasi selama an
pemberian obat IM parenteral
Fasilitator Mahasiswa mampu IM.
mendemonstrasikan melakukan
pendokumentasian redemonstrasi
hasil pemberian obat pendokumentasian hasil
IM sesuai standart. pemberian obat IM
sesuai standart

PENCAPAIAN kognitif yang diharapkan KOMPETENSI KOGNITIF


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai
kompetensi.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMK.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator praktikum
masing-masing (setiap akhir minggu praktikum) dan kepada PJMK (segera setelah
masing-masing mahasiswa menyelesaikan seluruh modul), untuk dilakukan penilaian.

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR


Pengobatan injeksi secara intramuskular (IM) adalah menyuntikan obat
(dalam bentuk cair) ke dalam jaringan otot tertentu dengan menggunakan spuit
steril dan menggunakan tekhnik tertentu pula.
Pada suntikan IM, kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan
kelengkapan alsorbsi. Obat yang sukar larut dalam air pada pH fisiologik
misalnya Digoksin, Fenitoin dan Diazepam akan mengendap di tepat suntikan
sehingga absorbsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Rute IM
memungkinkan absorpsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh
darah lebih banyak terdapat di otot. Obat yang larut dalam air diserap sukup
cepat, tergantung dari aliran darah di tempat suntikan. Absorbsi lebih cepat di
daerah deltoid atau vastus lateralis daripada di gluteus maksimus. Obat-obat
dalam larutan minyak atau bentuk suspensi akan diabsorbsi sangat lambat dan
konstan (suntikan depot) misalnya Penisilin.

III. EVALUASI KOGNITIF


KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IM
1. Dalam prinsip 7 benar, salah satu diantaranya adalah benar obat. Perawat
seharusnya membaca advis obat sebanyak 3 kali. Jelaskan singkat kapan saja
obat harus dibaca perawat !

KOMPETENSI KOGNITIF 2:
Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IM.
2. Salah satu komplikasi pengobatan intra muskular adalah terjadinya injury
pada saraf. Jelaskan bagaimana tindakan pencegahan supaya tidak terjadi
injury pada saraf !

KOMPETENSI KOGNITIF 3:
Mengidentifikasi hal-hal yang harus diobservasi selama pemberian obat IM
3. Ketika perawat akan memberikan pengobatan intra muskular pada lokasi
deltoid site, bagaimana persiapan posisi klien yang paling tepat?

IV. PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN OBAT INTRA MUSKULAR


DEFINISI: Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
jaringan otot dengan menggunakan spuit.
TUJUAN : 1) Untuk menyuntikkan obat yang bersifat iritasi pada kulit,
dan
2) Supaya obat cepat diabsorbsi oleh pada jaringan otot

NO KEGIATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 - Cek pesanan dokter seperti nama klien, nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberian.
- Cari informasi yang berhubungan dengan pesanan obat : cara kerja,
indikasi, waktu paruh dan puncak kerja, efek samping, implikasi
keperawatan.
- Pertimbangkan faktor yang mungkin merupakan kontraindikasi
dilakukannya suntikan IM, seperti atropi otot, menurunnya aliran
darah, atau shock sirkulasi.
- Kaji riwayat kesehatan klien, riwayat alergi dan riwayat pengobatan.
- Kaji pengetahuan klien tentang pengobatan dan dosis.
- Observasi reaksi verbal dan non verbal klien

INTERVENSI KEPERAWATAN
2 1. Perkirakan hasil yang diharapkan mengikuti prosedur pelaksanaan:
- Pengalaman klien tentang terbakar ringan pada daerah injeksi.
- Tidak ada alergi obat / efek yang tidak diharapkan.
- Tujuan dan efek pengobatan.
- Klien tidak menunjukkan perilaku cemas.
2. Untuk dewasa, pilih jarum uk 1,5 inch. Sedangkan untuk anak, pilih
jarum uk 1 inch.
3. Siapkan dosis yang tepat dari ampul/vial. Cek dosis dengan hati-hati.
4. Cek jarum pada spuit.
5. Identifikasi psien dengan mengecek nama. Bandingkan dengan
pesanan pengobatan.
6. Jelaskan prosedur injeksi, lokasi injeksi, serta posisi yang nyaman
untuk injeksi.
Persiapan Alat :
- Spuit : 2 – 3 ml (untuk dewasa) ; 0,5 – 1 ml untuk bayi dan anak-anak.
- Jarum : ukuran 21 – 23, 1-1,5 inch untuk dewasa, 1 inch untuk anak-
anak.
- Kapas alkohol dalam tempatnya.
- Obat (ampul / vial), aquadest untuk pengencer obat.
- Handschoen dalam bak instrumen (bila diperlukan).
- Bengkok
- Baki beserta alasnya.
- Buku catatan pengobatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 - Menjelaskan prosedur, lokasi dan posisi yang nyaman kepada klien
dan meminta klien berpartisipasi.
- Membawa alat-alat ke dekat klien sesuai dengan kebutuhan
- Mencuci tangan
- Membaca kembali daftar obat klien, jenis obat, dosis obat dan rute
pemberian obat
- Mengambil semprit dan jarum dari tempatnya
- Melarutkan obat yang diperlukan
- Mengambil obat dalam jumlah tertentu sesuai dengan dosis yang
ditentukan
- Membaca kembali daftar obat klien, jenisobat, dosis obat dan rute
pemberian obat
- Semprit yang berisi obat dimasukkan ke dalam bak instrumen
(terlebih dahulu keluarkan udara dari semprit) dan letakkan kembali
ke baki
- Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan dengan
papan nama / tanya pada klien
- Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian
- Mengukur dan menentukan tempat yang akan disuntik
(ventrogluteal, dorsogluteal, vastus lateralis, atau deltoid), lalu
desinfeksi area.
ventrogluteal – klien terbaring pada satu sisi atau tengkurap,
lutut fleksi dan pinggul pada sisi yang akan diinjeksi ; vastus
lateralis – klien terbaring datar, denga lutut sedikit fleksi, atau
tengkurap ; dorso gluteal – klien tengkurap dengan kaki
menekuk ke dalam atau berbaring pada satu sisi dengan lutut fleksi
pada pinggul dan ditempatkan di depan kaki ; deltoid – klien
mungkin duduk atau terbaring dengan lengan fleksi tetapi relaks
menyilang pada abdomen atau dipangku.
- Desinfeksi area penusukan
- Tangan kiri meregangkan/mencubit kulit kemudian tangan kanan
menusukkan jarum tegak lurus dengan permukaan kulit (sudut 90o).
- Penghisap (plunger) ditarik sedikit untuk aspirasi (bila ada darah
dalam spuit, obat jangan dimasukkan)
- Obat dimasukkan perlahan
- Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat. Spuit dan
jarum dibuang ke dalam bengkok.
- Kulit ditekan dengan kapas alkohol
- Merapikan klien dan membereskan alat
- Mencuci tangan

EVALUASI KEPERAWATAN
4 1. Datangi kembali klien, tanyakan pada klien tentang nyeri, terbakar,
kekakuan atau warna pada lokasi injeksi.
2. Kaji lokasi, catat adanya memar atau indurasi.
3. Evaluasi kembali respon klien terhadap pengobatan dalam 10-30
menit.
4. Minta klien untuk menjelaskan tujuan dan efek pengobatan.
5. Hal yang tidak diharapkan dapat terjadi, termasuk:
- Klien masih mengeluh nyeri.
- Klien menunjukkan tanda dan gejala alergi atau efek samping.
- Klien tidak dapat menjelaskan tujuan dan efek pengobatan.

V. EVALUASI PSIKOMOTOR (Diisi oleh mahasiswa setelah praktikum)


Nama Klien : _________________________
Tanggal Praktikum : _________________________
Tulislah hasil dari tindakan prosedur yang telah anda lakukan !
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________
I. EVALUASI AFEKTIF (Diisi oleh fasilitator setelah praktikum)
 Disiplin Terampil
 Kreatif Aktif
 Bertanggungjawab Berfikir kritis
 Percaya diri
FASILITATOR MAHASISWA

( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP
MODUL 9
PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN / IC

ISI MODUL :
1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar
2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Prosedur tindakan
5. Evaluasi psikomotor
6. Evaluasi afektif

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


STANDART KOMPETENSI:
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu melaksanakan
pemberian obat intra cutan / IC

KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
Mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IC.
2. Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IC.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat
SC.

B. PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF


KEGIAT TUGAS PENCAPAIAN PENILAIAN
AN FASILITATOR MAHASISWA HARD SOFT
SKILL SKILL
Fasilitator Mahasiswa melakukan - Kemampu - Disiplin
mengarahkan analisis terhadap studi an sintesis - Kreatif
mahasiswa untuk kasus yang ditunjukkan analisis - Bertang
menganalisis studi dengan mampu kasus. gung
kasus sesuai dengan menjelaskan pengkajian - Kemampu jawab
modul praktikum yang fokus yang harus an dalam - Percaya
menjadi acuan bagi dilakukan, menentukan memaha diri
mahasiswa dalam masalah keperawatan mi konsep - Terampil
menentukan tindakan dan intervensi dan - Aktif
keperawatan. keperawatan yang tepat. aplikasi - Berfikir
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP kritis
PBL mendemonstrasikan melakukan keperawat
pelaksanaan persiapan redemonstrasi an
alat untuk pemberian persiapan alat untuk - Kemampu
obat IC pemberian obat IC an dalam
Fasilitator Mahasiswa mampu critical
mendemonstrasikan melakukan point SOP
persiapan klien untuk redemonstrasi keperawat
pemberian obat IC persiapan klien untuk an
pemberian obat IC
Fasilitator Mahasiswa mampu - Kemampu
mendemonstrasikan melakukan an
pelaksanaan prosedur redemonstrasi prosedur mengaplik
pemberian obat IC pemberian obat IC asikan
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP
mendemonstrasikan melakukan keperawat
hal-hal yang harusredemonstrasi hal-hal an dalam
diobservasi selamayang harus diobservasi asuhan
pemberian obat IC selama pemberian obat keperawat
IC an klien
Fasilitator Mahasiswa mampu dengan
mendemonstrasikan melakukan pemberian
cara observasi selama redemonstrasi cara pengobata
pemberian obat IC observasi selama n
pemberian obat IC parenteral
Fasilitator Mahasiswa mampu IC
mendemonstrasikan melakukan
pendokumentasian hasil redemonstrasi
pemberian obat IC pendokumentasian hasil
sesuai standart. pemberian obat IC
sesuai standart

PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai
kompetensi kognitif yang diharapkan.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMK.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator praktikum
masing-masing (setiap akhir minggu praktikum) dan kepada PJMK (segera setelah masing-
masing mahasiswa menyelesaikan seluruh modul), untuk dilakukan penilaian.

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR


Pengobatan injeksi secara intracutan (IC) adalah memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit yang peka (lapisan kulit / dermis). Pada lapisan dermis, suplai
darah menurun dan absorbsi obat menjadi lambat. Perawat menggunakan injeksi
secara IC biasanya untuk skin test seperti screening tuberculin dan tes alergi.
Untuk memberikan injeksi secara IC ini, perawat menggunakan spuit
tuberculin atau spuit khusus dengan ukuran jarum 26 – 27, ¼ - ½ inch dan sudut
penusukan adalah 15o-20O.

III. EVALUASI KOGNITIF


KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IC
1. Perawat C melakukan skin test pada klien A (yang seharusnya dilakukan pada
klien B). Bila dikaitkan dengan prinsip 7 benar, jelaskan pendapat anda
mengenai situasi tersebut !
KOMPETENSI KOGNITIF 2:
Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IC
2. Perawat C melakukan skin test intra cutan dengan memasukkan obat
sejumlah 1 ml. Menurut pendapat anda, bagaimana dampak tindakan ini ?

KOMPETENSI KOGNITIF 3:
Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat IC.
3. Sesaat setelah dilakukan skin test, klien B mengusap gelembung pada area
injeksi. Menurut pendapat anda, apa dampak dari tindakan ini dan apa yang
perlu dilakukan selanjutnya?

IV. PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN OBAT INTRA CUTAN


DEFINISI: Pemberian obat dengan cara menyuntikkan obat ke dalam jaringan
kulit dibawah epidermis, dengan menggunakan spuit.
TUJUAN : 1) Untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan
digunakan.

NO KEGIATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 1. Cek pesanan dokter seperti nama klien, nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberian.
2. Cari informasi yang berhubungan dengan pesanan obat : cara kerja,
indikasi, waktu paruh dan puncak kerja, efek samping, implikasi
keperawatan.
3. Kaji riwayat kesehatan klien, riwayat alergi dan riwayat pengobatan.
4. Kaji pengetahuan klien tentang tujuan dan reaksi skin test
5. Observasi reaksi verbal dan non verbal klien.
6. Kaji pengetahuan klien tentang pengobatan yang diterima
7. Cek tanggal kadaluarsa obat (vial / ampul).

INTERVENSI KEPERAWATAN
2 1. Perkirakan hasil yang diharapkan mengikuti prosedur pelaksanaan:
- Pengalaman klien tentang terbakar ringan pada daerah injeksi.
- Klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda reaksi kulit.
2. Buku catatan pengobatan.
3. Siapkan dosis yang tepat dari ampul/vial. Cek dosis dengan hati-hati.
4. Identifikasi paien dengan mengecek nama. Bandingkan dengan
pesanan pengobatan.

Persiapan Alat :
- Spuit tuberculin / spuit khusus 1 ml dengan ukuran jarum 26 – 27.
- Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Obat (ampul / vial), aquadest untuk pengencer obat. Obat yang akan
digunakan diencerkan dengan aquadest kemudian diambil 0,5 cc dan
diecerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc. Letakkan pada bak
instrumen.
- Handschoen dalam bak instrumen (bila diperlukan).
- Bengkok
- Perlak dan alas perlak
- Baki beserta alasnya.
- Buku catatan pengobatan.
- Balpoint untuk memberi tanda pada kulit

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur pengobatan kepada klien..
3. Pilih area yang akan dilakukan penusukan.
4. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian.
5. Memasang perlak & alasnya pada daerah yang akan disuntik.
6. Mendesinfeksi kulit lalu meregangkan kulit dengan tangan kiri.
7. Ambil spuit berisi obat dan tusukkan jarum dengan lubang
menghadap ke atas & membuat sudut 15o – 20o dari permukaan
kulit.
8. Lalu obat dimasukkan sampai terjadi gelembung pada tempat
tersebut.
9. Menarik jarum dengan cepat, daerah suntikan tidak dihapus dengan
alkohol & tidak dilakukan masage.
10. Melingkari area injeksi kemudian melihat reaksi setelah jangka
waktu tertentu.
11. Merapikan klien dan membereskan alat.
12.Mencuci tangan.
13. Mencatat hasilnya dalam buku catatan pengobatan.

EVALUASI KEPERAWATAN
4 1. Temani klien dan observasi terhadap reaksi alergi.
2. Inspeksi terhadap gelembung pada area injeksi. Gunakan balpoin
untuk melingkari area yang telah dilakukan penusukan.
3. Ajak klien untuk mendiskusikan tentang skin test dan tanda-tanda
hipersensitifitas.
4. Hasil yang tak diharapkan mungkin dapat terjadi seperti :
- Kemerahan atau keras sekeliling area test (indurasi).
- Perkembangan reaksi alergi.
- Klien tidak dapat menjelaskan tujuan atau tanda-tanda skin test.

V. EVALUASI PSIKOMOTOR (Diisi oleh mahasiswa setelah praktikum)


Nama Klien : _________________________
Tanggal Praktikum : _________________________
Tulislah hasil dari tindakan prosedur yang telah anda lakukan !
__________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________________
____________________________________________________
________________________________________________

VI. EVALUASI AFEKTIF (Diisi oleh fasilitator setelah praktikum)


 Disiplin
 Kreatif
 Bertanggungjawab
 Percaya diri
 Terampil
 Aktif
 Berfikir kritis

FASILITATOR MAHASISWA

( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP
MODUL 10
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA / IV

ISI MODUL :
1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar
2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Prosedur tindakan
5. Evaluasi psikomotor
6. Evaluasi afektif

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


STANDART KOMPETENSI:
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu melaksanakan
pemberian obat intra vena / IV.

KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
Mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IV.
2. Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IV.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang harus diobservasi selama pemberian
obat.

B. PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF


KEGIAT TUGAS PENCAPAIAN PENILAIAN
AN FASILITATOR MAHASISWA HARD SOFT
SKILL SKILL
Fasilitator Mahasiswa melakukan - Kemampu - Disiplin
mengarahkan analisis terhadap studi an sintesis - Kreatif
mahasiswa untuk kasus yang ditunjukkan analisis - Bertang
menganalisis studi dengan mampu kasus. gung
kasus sesuai dengan menjelaskan pengkajian - Kemampu jawab
modul praktikum yang fokus yang harus an dalam - Percaya
menjadi acuan bagi dilakukan, menentukan memaha diri
mahasiswa dalam masalah keperawatan mi konsep - Terampil
menentukan tindakan dan intervensi dan - Aktif
keperawatan. keperawatan yang tepat. aplikasi - Berfikir
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP kritis
PBL mendemonstrasikan melakukan keperawat
pelaksanaan persiapan redemonstrasi an
alat untuk pemberian persiapan alat untuk - Kemampu
obat IV pemberian obat IV an dalam
Fasilitator Mahasiswa mampu critical
mendemonstrasikan melakukan point SOP
persiapan klien untuk redemonstrasi keperawat
pemberian obat IV persiapan klien untuk an
pemberian obat IV
Fasilitator Mahasiswa mampu - Kemampu
mendemonstrasikan melakukan an
pelaksanaan prosedur redemonstrasi prosedur mengaplik
pemberian obat IV pemberian obat IV asikan
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP
mendemonstrasikan melakukan keperawat
hal-hal yang harus redemonstrasi hal-hal an dalam
diobservasi selama yang harus diobservasi asuhan
pemberian obat IV selama pemberian obat keperawat
IV an klien
Fasilitator Mahasiswa mampu dengan
mendemonstrasikan melakukan pemberian
cara observasi selama redemonstrasi cara pengobat
pemberian obat IV observasi selama an
pemberian obat IV parenteral
Fasilitator Mahasiswa mampu IV.
mendemonstrasikan melakukan
pendokumentasian redemonstrasi
hasil pemberian obat pendokumentasian hasil
IV sesuai standart. pemberian obat IV
sesuai standart

PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai
kompetensi kognitif yang diharapkan.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMK.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator praktikum
masing-masing (setiap akhir minggu praktikum) dan kepada PJMK (segera setelah masing-
masing mahasiswa menyelesaikan seluruh modul), untuk dilakukan penilaian.

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR


Pengobatan injeksi secara intra vena (IV) adalah pengobatan dengan
memasukkan obat-obatan ke dalam vena, baik secara langsung (bolus) atau tidak
langsung (melalui infuse).
Pemberian obat melalui intra vena (IV) tidak mengalami tahap absorbsi,
maka kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan
langsung dengan respon klien. Larutan tertentu yang iritatif hanya dapat
diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah relative tidak sensitive
dan bila disuntikkan perlahan-lahan, obat akan segera diencerkan oleh darah.
Kerugiannya ialah efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera
mencapai darah dan jaringan. Disamping itu, obat yang disuntikkan IV tidak
dapat ditarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan
konstituen darah, dan yang menyebabkan hemolisis, tidak boleh diberikan
dengan cara ini. Penyuntikan IV harus dilakukan perlahan-lahan sambil terus
mengawasi respon klien.

III. EVALUASI KOGNITIF


KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat IV
1. Seorang klien mendapatkan penicillin procain dengan rute intra muskular.
Tetapi perawat A memberikan melalui rute intra vena, dengan alasan yang
tidak dapat dibenarkan. Tindakan perawat A adalah tidak memenuhi prinsip 7
benar. Jelaskan!

KOMPETENSI KOGNITIF 2:
Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat IV
2. Kesalahan yang telah dilakukan oleh perawat A diatas telah merugikan klien.
Jelaskan alasan anda !

KOMPETENSI KOGNITIF 3:
Mengidentifikasi hal-hal yang harus diobservasi selama pemberian obat IV
3. Selama dan setelah dilakukan injeksi intra vena pada klien, tampak
pembengkakan dan kebiruan pada daerah injeksi. Apa yang dapat dilakukan
oleh perawat untuk mengatasi kasus ini?

IV. PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN OBAT INTRA VENA


DEFINISI: Menpemberian obat dengan cara memasukkan obat melalui
pembuluh darah vena secara langsung, dengan menggunakan
spuit.
TUJUAN : 1) Untuk mempercepat reaksi pengobatan.

NO KEGIATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 1. Cek pesanan dokter seperti nama klien, nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberian.
2. Kaji riwayat kesehatan klien, riwayat alergi dan riwayat pengobatan.
3. Kaji pengetahuan klien tentang pengobatan dan dosis
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 1. Perkirakan hasil yang diharapkan mengikuti prosedur pelaksanaan :
- Infus obat tanpa terjadinya reaksi yang merugikan.
- Klien akan menjelaskan tujuan dan efek samping obat.
2. Siapkan obat di ruang pengobatan.
Cek dosis yang tepat dari ampul/vial. Cek dosis dengan hati-hati. Cek
jarum pada spuit. Bila obat dalam sediaan bubuk maka larutkan
dengan pelarut (aquadest steril).

Persiapan Alat :
- Spuit : 3 – 5 ml
- Jarum : ukuran 21 – 25
- Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Obat (ampul / vial), aquadest untuk pengencer obat.
- Handschoen dalam bak instrumen (bila diperlukan)
- Torniquet
- Perlak dan alas perlak.
- Plester
- Bengkok
- Baki beserta alasnya.
- Kasa steril dan plester (bila perlu)
- Buku catatan pengobatan.
- Obat-obat emergency (adrenalin, corticosteroid, aminophylin, anti
histamin).

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 1. Cuci tangan.
2. Cek identifikasi klien.
3. Jelaskan prosedur pengobatan kepada klien.
4. Cek kemungkinan hipersensitifitas obat.
5. Cek tanda-tanda vital
6. Tempatkan klien dalam posisi yang nyaman.
7. Tentukan lokasi penyuntikan.
8. Pasang perlak beserta alasnya dibawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
9. Pasang torniquet (arah proksimal) tempat yang akan ditusuk sambil
minta klien untuk mengenggam tangan.
10.Pakai sarung tangan.
11. Pastikan vena yang akan ditusuk.
12. Desinfeksi area penusukan dengan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter  5 cm, tunggu
hingga kering.
13. Terik kulit ke bawah dengan tangan yang tidak dominan agar kulit
menjadi kencang, kemudian tusukkan jarum ke dalam vena dengan
lubang jarum menghadap/mengarah ke atas sejajar dengan vena
yang akan ditusuk.
14. Penghisap (plunger) ditarik sedikit untuk aspirasi (bila tidak ada
darah di dalam spuit, lakukan pencarian vena lebih lanjut). Bila ada
darah di dalam spuit, segera buka/lepaskan pembendung vena.
15. Kemudian genggaman tangan dibuka perlahan dan cairan obat
dimasukkan ke dalam vena secara perlahan dengan cara mendorong
bagian plunger ke arah jarum sampai obat habis.
16. Meletakkan & menekan kapas alkohol diatas lokasi tusukan jarum
kemudian menarik semprit dan jarum dengan cepat. Membuang
spuit dan jarum ke dalam bengkok.
17. Menekan bekas tusukan dengan kapas alkohol dan rekatkan plester
diatas kapas alkohol.
18. Menutup area penusukan dengan kasa steril dan plester (bila perlu).
19. Merapikan klien dan membereskan alat.
20. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian obat.
21. Mencuci tangan.

EVALUASI KEPERAWATAN
4 1. Observasi klien selama dan setelah injeksi.
2. Observasi daerah IV selama injeksi.
3. Minta klien utuk menjelaskan tujuan dan efek samping obat.
4. Hasil yang tidak diharapkan mungkin terjadi seperti :
- Reaksi pengobatan yang merugikan.
- Daerah injeksi menjadi bengkak (menggelembung), membiru.
- Klien tidak dapat menjelaskan tentang informasi pengobatan

V. EVALUASI PSIKOMOTOR (Diisi oleh mahasiswa setelah praktikum)


Nama Klien : _________________________
Tanggal Praktikum : _________________________

Tulislah hasil dari tindakan prosedur yang telah anda lakukan !


__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
VI. EVALUASI AFEKTIF (Diisi oleh fasilitator setelah praktikum)
 Disiplin
 Kreatif
 Bertanggungjawab
 Percaya diri
 Terampil
 Aktif
 Berfikir kritis
FASILITATOR MAHASISWA

( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

Anda mungkin juga menyukai