Dosen Pengampu :
Dr. Atti Yudiernawati, S.Kp, M.Pd
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. : i
KATA PENGANTAR...................................................................... : ii
DAFTAR ISI...................................................................................... : iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. : 4
BAB II KOMPETENSI DAN TARGET PENCAPAIAN............... : 6
LAMPIRAN : 8
1. Konsep dan SOP pemberian medikasi secara parenteral 8
(IV, IC, SC dan IM)
2. Konsep dan SOP pemberian medikasi secara oral, dan 12
sublingual
3. Konsep dan SOP pemberian medikasi secara Topikal 16
4. Konsep dan SOP pemberian secara Tetes (Tetes mata, 20
hidung dan telinga)
5. Konsep dan SOP pemberian obat secara suppositoria 24
(vaginal dan rectal)
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa mampu melaksanakan ketrampilan dalam melaksanakan
medikasi
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat oral
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat IM
c. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat IV
d. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat SC
e. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat IC
f. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat topikal
g. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat supositoria
h. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat sub lingual
i. Mahasiswa mampu melaksanakan pemberian obat tetes
BAB II
KOMPETENSI DAN TARGET PENCAPAIAN
A. KOMPETENSI
Modul praktikum medikasi ini mengacu pada standart kompetensi unit 4 :
Melaksanakan tindakan pengobatan sebagai hasil kolaborasi, dengan sub
kompetensi seperti pada tabel dibawah ini :
4 Melaksanakan tindakan pengobatan 1.1. Melaksanakan pemberian
sebagai hasil kolaborasi obat oral
1.2. Melaksanakan pemberian
obat IM
1.3. Melaksanakan pemberian
obat IV
1.4. Melaksanakan pemberian
obat SC
1.5. Melaksanakan pemberian
obat IC
1.6. Melaksanakan pemberian
obat topikal
1.7. Melaksanakan pemberian
obat supositoria
1.8. Melaksanakan
pemberian
obat sub lingual
1.9. Melaksanakan
pemberian obat tetes
B. TARGET PENCAPAIAN
Target pencapaian untuk setiap mahasiswa adalah sebagai berikut :
C. KEGIATAN
Untuk mencapai ketrampilan diatas mahasiswa diberikan fasilitas untuk
menggunakan laboratorium keperawatan KDM, Prodi Keperawatan
Malang didampingi dosen pengajar/Instruktur/laboran Mata kuliah
KDM II, sesuai jadwal kegiatan praktikum.
D. PESERTA
Peserta pembelajaran praktikum adalah mahasiswa Tingkat I semester II,
yang dibagi dalam 8 kelompok
F. SANGSI
1. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan
diberikan sangsi oleh akademik sesuai berat ringannya pelanggaran
2. Apabila menghilangkan/merusak alat yang dipakai dalam praktikum
wajib mengganti dengan spesifikasi yang sesuai
G. EVALUASI
Untuk menilai keberhasilan capaian pembelajaran kegiatan praktikum
dilakukan evaluasi, yang meliputi :
1. Kognitif/pengetahuan yaitu responsi dan partisipasi dalam diskusi
2. Sikap : yaitu sikap mahasiswa saat melaksanakan prosedur medikasi ,
meliputi kesopanan, komunikasi, ketelitian, kesabaran, kejujuran dan
respon terhadap pasien
3. Psikomotor : mampu melakukan prosedur sesuai SOP dengan tepat
dan benar
LAMPIRAN :
2. Tujuan
Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3. Tempat injeksi
PRODI
KEPERAWATAN INJEKSI INTRA VENA
MALANG
No. Dokumen : No. Revisi :
PROTAP Tanggal Ditetapkan Ditetapkan Oleh :
Petugas 1. Perawat
2. Mahasiswa D III Keperawatan
Pengkajian 1. Mengkaji kebutuhan pasien untuk pemberian
medikasi IV
2. Mengkaji kebutuhan dan jenis cairan dan
elektrolit
3. Mengkaji lokasi pemasangan infus
Persiapan Alat 1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2 ml – 5 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Perlak pengalas
10. Pembendung vena (torniquet)
11. Kassa steril (bila perlu)
12. Bengkok
13. Tempat sampah medis
1. Pengertian
1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,
indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara
pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang
riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada
pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila
diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.
2. Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24
jam dari saat penyuntikan obat.
3. Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
4. Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada
penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab
penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani
pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian
inform consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab
menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan therapi.
5. Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,
dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu
mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit,
yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.
6. Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc
dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien.
7. Jarum nampak dari kulit, Terjadi gelembung, Tidak perlu diaspirasi, Tidak
perlu dimasase.
Tujuan :
a. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap obat-obatan tertentu
b. Pemberian vaksinasi
Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan :
a. Lengan bawah bagian dalam
b. Dada bagian atas
c. Punggung pada area scapula
Persiapan alat :
1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril dengan jarum no. 25-27 atau spuit insulin 1 cc
3. Bak instrument
4. Kom berisi kapas alcohol
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Kikir ampul bila diperlukan
Pelaksanaan :
A. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak
B. Fase Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien,
cara pemberian dan waktu)
4. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.
6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
7. Pilih area penyuntikan
8. Pakai sarung tangan
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler
10. Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan
13. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan
masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15o
14. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula
15. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
16. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di tekan
17. Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol. 18.
Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15
menit).
19. Kembalikan posisi klein
20. Bereskan alat.
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cuci tangan
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating
Pendokumentasian
Ingat Prinsip Benar dalam pemberian obat
Tahap Kerja
Tahap Terminasi
a. Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
b. Kapas alkohol 70 %
c. Alat tulis
d. Perlak dan pengalas
e. Bengkok 1, bak spuit 1
f. Kartu obat dan etiket
g. Sarung tangan kalau perlu
6. Lokasi Injeksi
a. lengan atas sebelah luar
b. paha bagian depan
c. perut
d. area scapula
e. area ventrogluteal
f. area dorsogluteal
Prinsip injeksi subkutan :
a. bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis atau edema
b. area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
c. sudut 45°
d. aspirasi tidak boleh ada darah
e. massage pada daerah injeksi setelah injeksi
Pengertian :
B. Pelaksanaan :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat dimasukan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan pemijatan pada tempat yang di
injeksi.
12. Merapikan pasien dan alat
13. Mendokumentasikan hasil tindakan
Pengertian
Memberikan obat melalui mulut.
Tujuan
Menyedian obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran
gastrointestinal.
Menghidari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan.
Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri.
Fokus perhatian
Alergi terhadap obat, kemampuna klien untuk menlan obat, adanya muntah dan
diare yang dapat mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi
obat,kebutuha pembelajaran mengenai obat yang diberikan.
Persiapan alat
Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang
ada)
Kartu atua buku rencana pengobatan
Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat
Pemotong obat (jika diperlukan)
Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan)
Gelas pengukur (jika diperlukan )
Gelas dan air minum
Sedotan
Sendok
Pipet
Spuit sesui ukuran mulut anak-anak
Prosedur pelaksanaan
1. Sipkan peralatan dan cuci tangan .
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan
menelan, mual atau muntah, adanya program NPO/tahan makan dan minum,
akan dilakukan pengisapan lmbung titak terdapatnya bunyi usus)
3. Periksa kembali order pengobatan(nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian), periksa tanggal kedaluwarsa obat ada keraguan pada order
pengobatan, laporkan pada perawata berwenagn atau dokter sesui dengan
kebijakn masing-masing institusi.
4. Ambil obat sesui keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di almari,
rak atau lemari es sesui yang diperlukan).
5. Siapkan obat-obat yang akan diberikan . siapkan jumlah obat yang sesui
dengna dosis yang diperlukan tanpa mengotaminasi obat (gunakan teknik
aseptic untuk menjaga kebersihan obat).
6. Berikan obat pada waktu dan dengna cara yang benar:
Identifikasi klien dengna tepat.
Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh klien.
Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan , atur posisi lateral.
Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu):
- Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian
obat penurun tensi, ukur frekuensi pernapasan sebelum pemberina
narkotik.
- Jika hasilnya di atas atau di bawah normal, laporkan kepada dokter
yang bersangkutan.
Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan
klien meletakkan obat di lidah bagian belakan kemudian anjurkan minum.
Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.
Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu
sebelum minum obat atau beikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau
air gula.
Jika klien mengatakan obat yang ada berikan berbeda dengan obat yang
dibeikan pada hari-hari sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih
dahulu sebelum anda mengecek ulang pada buku catatan obat\.
Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.
Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan
, dan tanda tangan anda. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan,
catat secara jelas alasannya dan tindakan perawatan yang sudah dilakukan
sesui ketentuan institusi.
Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar.
Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah
pemberian obat).
Prosedur pelaksanaan
Secara umum persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara
oral. Hal yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk
meletakkna obat dibawah lidah, obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di
bawah lidah sampai habis di absorbs seluruhnya.
Catatan
Obata yang biasa diberikan dengan cara sublingual adalah nitrogliserin, suatu obat
yasodilator yang digunakan pada penyakit jantung angina pectoris.
Pemberian obat melalui vagina dapat digunakan untuk mengobati Vaginitis, keputihan
vagina dan serviks (leher rahim) karena berbagai etiologi, ektropia dan porsio dan serviks.
Pada Servik obat dapat sebagai hemoestasis setelah biopsy dan pengangkatan polip di
serviks, erosi uretra eksterna dan popiloma uretra kondiloma akuminata. Dapat juga
digunakan untuk mengobati Luka akibat penggunaan instrument ginekologi untuk
mempercepat proses penyembuhan setelah electron koagulasi.
Disamping itu permberian obat pervaginam dapat mempercepat proses penyembuhan, dimana
jaringan nekrotik dikoagulasi kemudian dikeluarkan. Dapat mengobati Infeksi pada Vagina
dan mengurangi peradangan
b.Kerugian:
Obat pervaginam Jangan diberikan pada orang yang mempunyai kecenderungan
hipersensitif atau alergi. Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan vagina berupa
bau dan rasa tidak nyaman.
b. Kontraindikasi :
- Klien dengan nyeri di rektum,
- Perdarahan,
- Riwayat operasi anorektal atau anal stenosis,
- Klien yang mengalami masalah dengan curah jantung.
7.Komplikasi :
1. Pada klien yang memiliki masalah kardio output, maka pemasukan supositoria
dapat menstimulasi syaraf vagus yang menyebabkan disritmia jantung
2. Trauma pada Jaringan rektum, dan resiko infeksi luka operasi area rektum
3. Efek samping dari obat
4. Tanda dan gejala yang dikeluhkan sebelumnya tidak juga hilang
5. Klien mengeluh nyeri saat insersi supositoria rektal
1. Definisi
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara lokal pada kulit atau pada
membrane pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum.
2. Tujuan
Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah untuk memperoleh reaksi lokal dari
obat tersebut.
1) Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit.
2) Tujuan
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah untuk memperoleh reaksi lokal
dari obat tersebut
3) Persiapan alat
a) Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
b) Buku obat
c) Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
d) Sarung tangan
e) Lidi kapas atau tongue spatel
f) Baskom dengan air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
g) Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
4) Prosedur kerja
a) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b) Cuci tangan
c) Atur peralatan disamping tempat tidur klien
d) Tutup gorden atau pintu ruangan
e) Identifikasi klien secara tepat
f) Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi
obat
g) Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
h) Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i) Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
j) Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
k) Oleskan agen topical :
(1) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
(a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
(b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan
bulu.
(c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
(3) Bubuk
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
(c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
l) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak
digunakan pada tempat yang sesuai.
m)Cuci tangan
1) Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberi obat kedalam mata berupa cairan dan salep.
2) Tujuan
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
3) Persiapan alat
a) Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
b) Buku obat
c) Bola kapas kering steril (stuppers)
d) Bola kapas basah (normal salin) steril
e) Baskom cuci dengan air hangat
f) Penutup mata (bila perlu)
g) Sarung tangan
4) Prosedur kerja
a) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c) Identifikasi klien secara tepat
d) Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e) Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f) Pakai sarung tangan
g) Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
h) Minta klien untuk melihat ke langit - langit
i) Teteskan obat tetes mata :
(1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang
lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan
menarik kelopak mata kebawah.
(2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva
normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran
obat yang merata di seluruh mata.
(3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak
mata, ulangi prosedur
(4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan
(5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik
k) Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam
ke luar kantus
l) Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata
yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan
penekanan pada mata.
m)Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
n) Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua
duanya) yang menerima obat.
3) Persiapan alat
a) Botol obat dengan penetes steril
a) Buku obat
b) Cotton bud
c) Normal salin
d) Sarung tangan
4) Prosedur kerja
a) Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat
harus diberikan.
b) Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
(3) Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga yang akan diobati pada
bagian atas.
c) Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
(1) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
(2) Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan
meatus auditory
d) Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu
yang singkat
e) Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun),
tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
f) Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
g) Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga
h) Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
i) Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
j) Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
k) Dokumentasikan semua tindakan
2) Tujuan
a) Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
b) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
3) Persiapan alat
a) Botol obat dengan penetes steril
b) Buku obat
c) Sarung tangan
4) Prosedur kerja
a) Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat
harus diberikan.
b) Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala hiperekstensi diatas bantal (untuk
pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan
miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal)
c) Bersihkan lubang telinga
d) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
e) Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang
etmoidalis
f) Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
g) Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
h) Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
i) Dokumentasikan semua tindakan
2) Tujuan
a) Untuk mengobati infeksi pada vagina
b) Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
c) Untuk mengurangi peradangan
3) Persiapan alat
a) Obat sesuai yang diperlukan (cream, jelly, foam, atau suppositoria
b) Aplikator untuk krim vagina
c) Pelumas untuk suppositoria
d) Sarung tangan
e) Pembalut
f) Handuk bersih
g) Korden/pembatas/sketsel
4) Prosedur kerja
a) Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b) Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
c) Pakai sarung tangan
d) Inspeksi orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa yang tidak nyaman
e) Lakukan tindakan perawatan perineum
f) Suppositoria
1) Buka bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut dalam
air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang
sarung tangan dari tangan dominan.
2) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, regangkan lipatan labia
3) Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
4) Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia
5) Mintalah klien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit setelah insersi.
6) Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang sesuai
7) Cuci tangan
8) Kaji respon klien
9) Dokumentasikan seluruh tindakan
Referensi :
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir
Jakarta. Pusdiknakes.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica,
b. Tujuan
Untuk melonggarkan jalan nafas
c. Indikasi
Pasien dengan serangan asthma bronchiale
d. Persiapan
1) Alat
a) Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
b) Flow meter oksigen tanpa humidifier (kering)
c) Alat inhalasi (neulator)
d) Slang oksigen binasal
e) Semprit 2,5 cc, 5 cc
2) Obat-obatan dan cairan
a) Bronchodilator
b) NaCl 0,9 %
3) Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur fowler/semi fowler
4) Lingkungan
Bersih dan bebas dari asap
5) Petugas
e. Pelaksanaan
a) Memasukkan obat bronchodilator ke dalam alat inhalasi sesuai program pengobatan
b) Menyiapkan oksigen tanpa humidifier
c) Melatih pasien menggunakan alat inhalasi
d) Cara memegang alat
e) Cara menghisap obat melalui alat
f) Menyambung slang oksigen dengan alat inhalasi
g) Membimbing pasien cara menarik nafas dalam :
1) Tarik nafas dalam dan isap melalui mulut sampai terlihat asap keluar dari uhung
sebelah lainnya kemudian hembuskan
2) Tarik nafas dilakukan secara berulang sampai obat yang ada di dalam alat habis
h) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada catatan perawatan.
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Perubahan pernafasan pasien
2. Posisi slang oksigen
Tujuan
1. Memberikan efek local dan sistemik.
2. Menjadikan lunak feses
3. Merangsang BAB
Peralatan
1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
6. Bengkok.
Langkah-langkah
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan.
3. Menawarkan pasien untuk buang air kecil/besar.
4. Bebaskan pakaian bagian bawah dan letakkan bengkok dibawah anus.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
7. Oleskan pelicin pada ujung obat suppositoria.
8. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan obat sambil menyuruh
pasien menarik nafas panjang. Selama 20 menit pasien istirahat baring.
9. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu,.
10. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok.
11. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya.
12. Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
13. Cuci tangan.
14. Catat obat, jumlah/dosis, dan cara pemberian.
Nama Mahasiswa/Tingkat :
NIM :
Jenis Praktikum :
Hari/Tanggal :
Tutor/Pembimbing :
Kegiatan :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Hasil
Malang,......................
Pembimbing /Tutor Mahasiswa
(..................................) (...............................................)