Anda di halaman 1dari 8

MODUL 7

PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN / SC

ISI MODUL :
1. Standart kompetensi dan kompetensi dasar
2. Deskripsi singkat mata ajar
3. Evaluasi kognitif
4. Prosedur tindakan
5. Evaluasi psikomotor
6. Evaluasi afektif

I. STANDART KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


STANDART KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa mampu melaksanakan
pemberian obat sub cutan / SC

KOMPETENSI DASAR:
A. KOGNITIF
Mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat SC.
2. Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat SC.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat
SC.
4. Menjelaskan faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan efektifitas penggunaan obat SC.

B. PSIKOMOTOR DAN AFEKTIF


KEGIAT TUGAS PENCAPAIAN PENILAIAN
AN FASILITATOR MAHASISWA HARD SOFT
SKILL SKILL
Fasilitator Mahasiswa melakukan - Kemampu - Disiplin
mengarahkan analisis terhadap studi an sintesis - Kreatif
mahasiswa untuk kasus yang ditunjukkan analisis - Bertang
menganalisis studi dengan mampu kasus. gung
kasus sesuai dengan menjelaskan pengkajian - Kemampu jawab
modul praktikum yang fokus yang harus an dalam - Percaya
menjadi acuan bagi dilakukan, menentukan memaha diri
mahasiswa dalam masalah keperawatan mi konsep - Terampil
menentukan tindakan dan intervensi dan - Aktif
keperawatan. keperawatan yang tepat. aplikasi - Berfikir
Fasilitator Mahasiswa mampu SOP kritis
PBL mendemonstrasikan melakukan keperawat
pelaksanaan persiapan redemonstrasi an
alat untuk pemberian persiapan alat untuk - Kemampu
obat SC pemberian obat SC an dalam
Fasilitator Mahasiswa mampu critical
mendemonstrasikan melakukan point SOP
persiapan klien untuk redemonstrasi keperawat
pemberian obat SC persiapan klien untuk an
pemberian obat SC - Kemampu
Fasilitator Mahasiswa mampu an
mendemonstrasikan melakukan mengaplik
pelaksanaan prosedur redemonstrasi prosedur a- sikan
pemberian obat SC pemberian obat SC SOP
Fasilitator Mahasiswa mampu keperawat
mendemonstrasikan melakukan an dalam
hal-hal yang harus redemonstrasi hal-hal asuhan
diobservasi selama yang harus diobservasi keperawat
pemberian obat SC selama pemberian obat an klien
SC dengan
Fasilitator Mahasiswa mampu pemberian
mendemonstrasikan melakukan pengobata
cara observasi selama redemonstrasi cara n sub
pemberian obat SC observasi selama cutan
pemberian obat SC
Fasilitator Mahasiswa mampu
mendemonstrasikan melakukan
pendokumentasian redemonstrasi
hasil pemberian obat pendokumentasian hasil
SC sesuai standart. pemberian obat SC
sesuai standart

PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF


- Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk mencapai
kompetensi kognitif yang diharapkan.
- Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
- Evaluasi dari pencapaian kompetensi ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMK.
- Masing-masing mahasiswa harus mengumpulkan modul yang sudah terisi sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang diharapkan terlebih dahulu kepada fasilitator praktikum
masing-masing (setiap akhir minggu praktikum) dan kepada PJMK (segera setelah masing-
masing mahasiswa menyelesaikan seluruh modul), untuk dilakukan penilaian.

II. DESKRIPSI SINGKAT MATA AJAR


Pengobatan injeksi secara sub cutan adalah menyuntikkan obat ke dalam
lapisan sub cutan yaitu lapisan jaringan connective loose yang terdiri dari
jaringan adipose yang melekat pada kulit dibawah jaringan dan organ.
Pengobatan dengan injeksi SC hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak
menyebabkan iritasi jaringan. Absorbsi biasanya terjadi secara lambat dan
konstan sehingga efeknya bertahan lama. Obat dalam bentuk suspensi diserap
lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran obat dengan
vasokonstriktor juga akan memperlambat absorbsi obat tersebut. Obat dalam
bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit dapat diabsorbsi selama beberapa
minggu atau beberapa bulan. Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikkan secara
SC kadang-kadang dapat diberikan secara IM. Obat yang diberikan secara SC
bersifat isotonis, tidak mengiritasi, tidak pekat dan dapat larut dalam air. Contoh
obatnya antara lain : epinephrine, insulin, tetanus toxoid, obat-obat alergi,
narkotik dan heparin. Hanya obat-obat dosis kecil (0,5 – 1 ml) yang dapat
diberikan secara SC. Obat diabsorbsi secara lengkap jika status sirkulasi normal.
Karena jaringan sub cutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat mengalami
rasa tidak nyaman.
III. EVALUASI KOGNITIF
KOMPETENSI KOGNITIF 1:
Memahami prinsip 7 benar dalam pemberian obat SC
1. Seorang klien mendapatkan injeksi sub cutan obat insulin dengan dosis 20 unit
perhari. Tetapi perawat B memberikan obat hanya 10 unit perhari, dengan
alasan yang tidak dapat dibenarkan. Tindakan perawat B adalah tidak
memenuhi prinsip 7 benar. Jelaskan!

Jawab : karena dosis yang dibrikan tidak sesuai dengan atau melanggar
advis dokter terkait dengan pemberian dosi dan efektifitas obat yang di
harapkan tidak sesuai dengan pedoman penatalaksanaan advis dokter.

KOMPETENSI KOGNITIF 2:
Menjelaskan jenis-jenis obat (penggolongan obat), efek samping dan
kontraindikasi obat SC
2. Pada klien yang sering mendapatkan terapi injeksi cub cutan (misalnya klien
Diabetes Mellitus), maka perawat harus merotasikan area injeksi (clock wise
rotation). Mengapa harus demikian?

Jawab : karena pada penyuntikan yang dilakukan disatu temat dapat


mengakibatkan timbulnya jaringan parut yang dapat mempengaruhi
penyerapan dari insulin sehingga perawat harus melakukan rotasi
penyuntikan.

KOMPETENSI KOGNITIF 3:
Mengidentifikasi hal-hal yang harus dievaluasi setelah pemberian obat SC.
3. Pada pengobatan sub cutan, daerah sub cutan adalah daerah yang tersusun
atas reseptor nyeri. Apa yang akan anda sampaikan pada klien sebelum dan
setelah tindakan pengobatan sub cutan?
Jawab: menganjukan pasien untuk tarik nafas dalam dan memberitahukan pasien
kalau suntikan terasa agak sakit
KOMPETENSI KOGNITIF 4:
Menjelaskan faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan efektifitas penggunaan obat SC.
4. Clock wise rotation perlu dilakukan pada klien yang di lakukan pengobatan sub
cutan. Di area masa sajakah clock wise rotation bisa dilakukan?

Jawab : tempat injeksi insulin


- Abdomen
- Deltoid
- Paha bagian luar
- Skapula
- Bokong
- Daerah berotot dilarang untuk melukan injeksi insulin.

IV. PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN OBAT SUB CUTAN


DEFINISI: Pemberian obat dengan cara menyuntikkan obat ke dalam jaringan
sub cutan di bawah kulit, dengan menggunakan spuit.
TUJUAN : 1) Untuk memberikan obat suntikan tertentu misalnya insulin,
imunisasi.

NO KEGIATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1 1. Cek pesanan dokter seperti nama klien, nama obat, dosis, waktu dan
cara pemberian.
2. Cari informasi yang berhubungan dengan pesanan obat : cara kerja,
indikasi, waktu paruh dan puncak kerja, efek samping, implikasi
keperawatan.
3. Kaji faktor yang mungkin merupakan kontraindikasi dilakukannya
suntikan SC, seperti menurunnya perfusi jaringan lokal, atau shock
sirkulasi.
4. Kaji indikasi pemberian injeksi SC : klien sadar atau klien bingung,
klien yang tidak dapat menelan atau mempunyai gangguan
pencernaan, adanya gastric suction.
5. Kaji riwayat kesehatan klien, riwayat alergi dan riwayat pengobatan.
6. Kaji keadequatan jaringan adipose klien.
7. Kaji pengetahuan klien tentang pengobatan yang diterima.
8. Observasi reaksi verbal dan non verbal klien terhadap injeksi.
9. Jika obat masih berada di dalam lemari pendingin, keluarkan 30
menit sebelum pemberian.
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 1. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti prosedur pelaksanaan :
- Klien mengalami rasa terbakar pada area injeksi.
- Tidak ada alergi obat / efek yang tidak diharapkan.
- Klien menjelaskan tujuan, dosis dan efek samping obat.
2. Cek buku catatan pengobatan.
3. Siapkan dosis yang tepat dari ampul/vial. Cek dosis dengan hati-hati.
4. Identifikasi psien dengan mengecek nama. Bandingkan dengan
pesanan pengobatan.
Persiapan Alat :
- Spuit : 1 – 3 ml atau spuit insulin.
- Jarum : ukuran 27 – 25, 3/8 – 5/8 inch.
- Kapas alcohol dalam tempatnya.
- Obat (ampul / vial), aquadest untuk pengencer obat.
- Handschoen dalam bak instrumen (bila diperlukan).
- Perlak dan alas perlak.
- Bengkok
- Kasa steril dan plester (bila perlu)
- Baki beserta alasnya.
- Buku catatan pengobatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3 1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur injeksi, lokasi injeksi, serta posisi yang nyaman
untuk injeksi
3. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bagian yang akan disuntik didesinfeksi, lalu menegangkan sedikit
tempat yang akan disuntik dengan menggunakan tangan kiri.
6. Ambil spuit berisi obat di dalam bak instrumen dan tusukkan jarum
dengan lubang menghadap keatas dan membuat sudut 45o dari
permukaan kulit.
7. Penghisap ditarik sedikit. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan
perlahan. (Bila ada darah, obat jangan dimasukkan).
8. Setelah obat habis, jarum dan semprit ditarik dan bekas tusukan
ditahan dengan kapas alkohol.
9. Merapikan klien dan membereskan alat.
10. Mencuci tangan
11. Mencatat hasilnya dalam buku catatan pengobatan.

EVALUASI KEPERAWATAN
4 1. Datangi kembali klien, tanyakan pada klien tentang nyeri dan rasa
terbakar yang dirasakan klien.
2. Observasi respon klien terhadap pengobatan pada 30 menit setelah
injeksi.
- Minta klien untuk menjelaskan tujuan dan efek samping obat

V. EVALUASI PSIKOMOTOR (Diisi oleh mahasiswa setelah praktikum)


Nama Klien : feby mega
Tanggal Praktikum :04 november 2020
hasil dari tindakan prosedur yang telah anda lakukan !

jawab : saya mengalami kesulitan dalam memegang spuid injeksi, dan mengalami kesulitan pada saat
menempelkan alkhohol sweb pada bagian yang telah di injeksi
VI. EVALUASI AFEKTIF (Diisi oleh fasilitator setelah praktikum)
 Disiplin
 Kreatif
 Bertanggungjawab
 Percaya diri
 Terampil
 Aktif
 Berfikir kritis
FASILITATOR MAHASISWA

( ) ( )
TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

Anda mungkin juga menyukai