Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurairinne

Nim : 192303101150
Kelas : 2A / A1
Absen : 45

Metode Untuk Mengatur Jarak Kehamilan Dengan Metode Alamiah (Farmakologi Dan Non-
Farmakologi)

a. Sebutkan masing-masing metode tersebut apa saja


Jawab :
1. Metode Alamiah (Non Farmakologi)
a. Sistem kalender
b. Metode pengamatan mukus serviks (Billings)
c. Metode BBT (Basal Body Temperature)
d. Metode Barrier
e. Metode tubektomi
2. Metode farmokologi.
a. Kontrasepsi dengan metode hormonal, terdiri dari:
1. Pil KB
2. Suntik KB
3. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices
(IUD)
4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
b. Spermatisida
b. Jelaskan indikasi, kontraindikasi, efeksamping, dan aturan penggunaan pada masing-
masing metode farmakologi.
Jawab :
1. Metode Alamiah (Non Farmakologi)
a. Sistem kalender
- Indikasi: untuk wanita yang dalam siklus haidnya mengalami masa subur
(ovulasi) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi sebelum atau
sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang.
Efek samping: terlalu lama berpantang kadang kala tidak terlalu lebar
(lama).
b. Metode pengamatan mukus serviks (Billings)
c. Metode BBT (Basal Body Temperature)
d. Metode Barrier
e. Metode tubektomi
2. Metode farmokologi.
a. Kontrasepsi dengan metode hormonal, terdiri dari:
1. Pil KB
a. Indikasi: untuk mencapai pengaturan siklus menstruasi dengan menggunakan
dosis estrogen dan progestin yang lebih rendah, sehingga dapat mengurangi resiko
adverse effect (DiPiro, 2005).
b. Kontraindikasi: di kontraindikasi kan untuk wanita yang sedang menyusui kecuali
pil mini karena estrogen menghambat aksi prolaktin pada reseptor jaringan
payudara, menyebabkan penurunan produksi susu dan kandungan protein (DiPiro,
2005) untuk yang pernah sakit jantung, yang menderita tumor, kelainan jantung,
hipertensi, migrain hebat, sedang memakai obat rifampisin atau obat epilepsi
dikarenakan mempunyai efek menurunkan kadar plasma hormon
kontrasepsi(Hartanto,2004).
c. Efek samping: jerawat, tidak haid (amenorrhoe), perdarahan bercak, mual, sakit
kepala, payudara nyeri, dan BB bertambah.
d. Aturan penggunaan: Pil KB harus diminum tiap hari agar efektif karena zat yang
terkandung di dalam pil KB di metabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa
minum 1 kali, maka segera minum pil yang terlupa saat teringat, dan minumlah pil
untuk hari itu seperti biasanya .
2. Suntik KB
a. Indikasi: Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi
ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan
kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien klien dengan
konta indikasi pemakaian estrogen, dank lien yang sedang menyusui. Klien
yang mendekati menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
b. Kontra indikasi: penggunaan kontrasepsi suntik di kontraindikasi kan untuk
wanita yang diduga hamil, menderita perdarahan ginekologi yang tidak
diketahui sebabnya, menderita tumor, menedrita penyakit jantung, hati,
hipertensi, kencing manis (penyakit metabolisme). Menderita penyakit paru-
paru berat juga di kontraindikasi kan pada penggunaan kontrasepsi suntikan
(Rukanda dkk, 1933).
c. Efek samping: gangguan haid, Leukhorea atau keputihan, galaktorea, jerawat,
rambut rontok,perubahan BB, perubahan libido.
d. Aturan pemberian: suntik KB 1 bulan dilakukan dalam satu kali dosis bulanan
dalam siklus setiap 28-30 hari sekali.
3. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)
a. Indikasi: usia reproduktif, keadaan nulipara, menyusui dan ingin menggunakan
alat kontrasepsi, setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya, resiko rendah
ims tidak menghendaki metode hormonal setelah mengalami abortus dan tidak
mengalamı infeksi .
b. Kontra indkasi: wanita hamil, wanita yang mengalami gangguan perdarahan,
wanita yang mengalami peradangan alat kelamin, kecurigaan tumor ganas di alat
kelamin (Rukanda dkk, 1993). Wanita yang mempunyai rahim yang terlalu kecil,
alergi terhadap tembaga, menderita anemia berat, dan mengalami kesakitan waktu
juga termasuk kontraindikasi pemakaian IUD (Sundquist, 1993)
c. Efeksamping: pada saat pemasangan terasa nyeri, mual muntah, bisa terjadi
infeksi dan penyakit radang panggul pada perempuan yang menderita infeksi
menular seksual.
d. Aturan pemakaian:
4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
a. Indikasi: Usia reproduksi, telah memilikd anak ataupun yang belum, menghendaki
kontrasepsi yang memiliki efektifitas inggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panajng, pasca persalinan dan tidak menyusui, pasca keguguran,
tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterlisasi, riwayat kehamlan
ektopik, anemia bulan sabit (sel sabit), tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil G.
b. Kontra indikasi: hamil atau diduga hamil, perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya,  benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara,
tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi,  miom uterus dan kanker
payudara,  gangguan toleransi glukosa
c. Efek samping: pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta anemorea. timbulnya keluhan-keluhan nyeri kepala, peningkatan
atau penurunan berat badan,  nyeri payudara,  perasaan mual, pening atau pusing
kepala, dll.
d. Aturan pemakaian: dosis bagi seseorang yang ingin menggunakan implanon
adalah sebesar 68 mg yang kemudian akan dimasukkan kedalam kulit serta batas
maksimal penggunaan dalah 3 tahun. Spermatisida

Referensi:

https://www.anakciremai.com/2015/11/makalah-kesehatan-tentang-kontrasepsi.html
https://ririnam.blogspot.com/2015/05/makalah-alat-kontrasepsi-keluarga_27.html
https://halosehat.com/merk-obat-a-z/merk-obat-i/implanon#:~:text=Dosis%20bagi
%20seseorang%20yang%20ingin%20menggunakan%20Implanon%20adalah,waktu
%203%20tahun%20maka%20Implanon%20harus%20segera%20dilepas.

Anda mungkin juga menyukai