Step 1
1. Fibroadenoma adlah tumor jinak yang sering terjadi pada wanita gabungan kelenjar
glandula dan fibrosa. Karena hormone estrogen yang tinggi.
2. Terapi griseofulvin adalah obat untuk mengobati infeksi jamur pada kepala,
selangkangan, lipatan paha. Contoh tinea cruris, tinea capitis, tinea corporis
3. Kontrasepsi berasal dari kata kontra (mencegah) konsepsi (pertemuan sel telur yang
matang dan sel sperma yang bias mengakibatkan keghmilan). Kontasepsi adalah metode
atau cara untuk mencegah kehamilan sebagai akibat pertemua sel telur yang matang dan
sperma. Mecegah kehamilan dengan cara menempelya sel telur yang dibuahi ditempelkan
di endomentrium
Step 2
1. Apa saja syarat-syarat pemilhan kontrasepsi yang baik?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi kontrasepsi?
3. Apa hubunga pemilihan kontrasepsi dengan fibriadenoma, riwayat hepatitis, DM, dan
penggunaan obat antikejang?
4. Apa saja macam-macam metode kontrasepsi, efek samping dan mekanismenya, indikasi,
kontraindikasi dan kelebihan dan kekurangannya?
5. apa hubungan penggunaan terapi griseovulvin dengan penggunaan kontrasepsi?
6. Apa hubungan tanda-tanda vital dengan penggunaan kontrasepsi?
7. Kontrasepsi apa yang tepat untuk pasien tersebut?
8. Apa tujuan dan sasaran dari penggunaan kontrasepsi?
9. Bagaimana cara penggunaan tiap metode alat kontrasepsi?
10. Bagaimana tingkat efektivitas alat kontrasepsi?
11. Apa hubungan Riwayat IMS, hepatitis, hipertensi, FAM, Keganasan, DM,
Step 3
1. Apa tujuan dan sasaran dari penggunaan kontrasepsi?
Tujuan :
1) Menunda kehamilan
2) Menjarangkan kehamilan
3) Menghentikan kehamilan
4) Mengatur jarak kehamilan
Sasrannya:
- Pasangan usia subur yg ingin menunda kehamilan,
- Ibu yang punya anak banyak
- Ibu punya resiko tinggi terhadap kehmilan
Keutungan hormonal :
- Mudah didapat
- Mengguranggi nyeri haid dan kehilangan darah pada haid
Kerugian Hormonal
- Tidak cocok pada pasien yang pelupa
Kontraindikasi :
Wanita menyusui, sakit jantung, keganasan,
Efek samping : mual, pusing, Sakit kepala
IUD
Keuntungan :
Tidak ada factor lupa, metode jangka Panjang, menggurangi kunjungan ke klinik, dan
lebih murah
Kontraindikasi :
Wanita hami, infeksi saluran kemih
Efek sampingnya :
Perdarahan
Suntik
Efek samping :
Mual, BB bertambah,
Implant
Efek samping :
Menyebabkan pola haid yang tidak tertur, nyeri
Keuntungan :
Jangka lama (5 tahun)
Kontraindikasi :
Ibu hamil, perdarahan vagina, riwayat keganasan
Vasektomi
Kerugian :
Tidak bias kembali normal
Kelebihan :
Tidak mengganggu senggama
Efek samping :
Bengkak, nyeri
Tubektomi
Efek samping :
Nyeri, komplikasi lain , meningkatkan KET
Keuntungan :
Tidak menggangu senggama
Mekanisme
Pil KB Menambah hormone estrogen dan progesterone feed back negative tidak
terjadi ovulasi
Progesterone ES : PERDARAHAN secara fisiologis tidak ada kontraksi uterus
Gagal jantung aldosterone like (estrogen) retensi Na DAN air hipertensi dan
bengkak
Etinil estradiol dikonjugasi beberapa jangka Panjang tekanan darah tinggi
Progestin
1) KPS :
DMPA suntik diulang 3 bulan sekali
NETEN suntik diulang 2 bulan sekali
2) KPP
3) Implan :
implant LNG
Implan
Amenore diberikan kapan saja asal tidak berhubungan
Pasca persalinan menyusui : kurang dari 6 mgg, tidak menyusi kurang dari 21 hari
KHK
1) PIL
2) Transdermal/KHKT
3) CVKK (Cincin vagina kontrasepsi kombinasi) diberikan 20-21 hari berturut-turut
4) Suntik diulang tiap 4 mgg
Kontrasepsi darurat
1) AKDR Cu
2) PKD
- PKD upa
- Levonogestral
- Kombinasi
Standar day methode :
Metode sadar ovulasi, tidak boleh melakukan hubungan seksual pada hari ke 8 -19
Vasektomi : dapat berhasil asal pasien patuh tidak berhubungan seksual selama 3 bln.
Azoospermia
Bagaimana fisiologi setelah pakai KB?
Apakah setelah vasektomi dapat ejakulasi?
6. Apa hubungan pemilihan kontrasepsi dengan fibriadenoma, riwayat hepatitis, DM, dan
penggunaan obat antikejang?
Clamidia :
Berhubungan penularan seksual, ada riwayat clamidia dapat menularkan bakteri ke orang
lain.
Jangan diberika kontrasepsi yang sintetik.
Riwayat IMS minum kontrasepsi hormanal lesi kanker pada leher Rahim
Estrogen perubahan pada epitel kuboid jadi squamous simplek yang mudah terinfeksi
dan terkena trauma
FAM :
Paparan estrogen yang lama abnormal pada payudara pertumbuhan payudara
tumor jinak
Hepatitis :
IMS yang dapat menularkan ke orang lain
Hepar memetabolisme hormone akan gagal
DM :
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah PUS yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera.
Sumber :
- Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
- Muryanta, Andang. (2010). Menggapai target MDGs dalam program KB Nasional.
4. Apa saja macam-macam metode kontrasepsi, efek samping dan mekanismenya, indikasi,
kontraindikasi dan kelebihan dan kekurangannya, cara penggunaan dan efektivitasnya?
Menurut Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
No. 24 Tahun 2017:
Pasal 38
(1) Jenis pilihan metode kontrasepsi jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) terdiri atas:
a. kontrasepsi mantap;
b. AKDR; dan
c. AKBK.
(2) Jenis pilihan metode kontrasepsi jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) terdiri atas:
a. suntikan;
b. pil; dan
c. kondom.
(3) Kontrasepsi mantap sebagaimana dimaksud pada Pasal 38 ayat (1) huruf a, terdiri
atas:
a. metode operasi wanita atau tubektomi; dan
b. metode kontrasepsi pria atau vasektomi;
Pasal 39
(1) Jenis pilihan metode kontrasepsi hormonal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
ayat (4), terdiri atas:
a. progestin; dan
b. kombinasi, terdiri dari progestin dan esteregon
(2) Jenis pilihan metode kontrasepsi non hormonal sebagaimana dmaksud dalam
Pasal 37 ayat (4), terdiri atas:
a. kontrasepsi mantap;
b. AKDR;
c. kondom; dan
d. metode amenoroe laktasi.
Pasal 40
(1) Kontrasepsi hormonal Progestin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. pil;
b. injeksi; dan
c. implan.
(2) Kontrasepsi hormonal kombinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
huruf b, terdiri atas:
a. pil;dan
b. injeksi.
(3) Kontrasepsi Mantap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf a,
terdiri atas:
a. tubektomi; dan
b. vasektomi.
Jenis-Jenis Kontrasepsi
Hormonal
- Pil
Konsep umum dari kontrasepsi yaitu kombinasi antara progesterone dan esterogen yang
disebut dengan pil yang 99% efektif mencegah kehamilan selama pil diminum dengan
benar, terkadang memiliki efek samping seperti sakit kepala atau muntah
Ada juga progesterone pil yang lebih sedikit efek samping dan efektif mencegah
kehamilan
Indikasi : Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah
memiliki anak, ibu yang menyusui tetapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang
siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.
Kontraindikasi : Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang
hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi,
depresi berat dan obesitas.
Kerugian :
o Tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin.
o Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika
ingin mendapatkan perlindungan penuh.
o Bisa meningkatkan tekanan darah.
o Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala, mual, nyeri
pada payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal pemakaian.
o Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada bulan-
bulan pertama pemakaian.
o Dalam beberapa kasus dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan
kanker payudara.
Keuntungan :
o Mampu mengurangi gejala PMS (sindrom pramenstruasi).
o Melindungi Anda dari penyakit radang panggul.
o Mengurangi risiko fibrosis, kista ovarium, dan penyakit payudara
nonkanker.
o Sama sekali tidak mengganggu seks karena dikonsumsi dengan cara
diminum.
o Periode menstruasi lebih teratur, ringan, dan tidak terlalu menyakitkan.
o Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim, dan usus besar.
o Bisa langsung program hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB.
Efek samping : Berikut beberapa kemungkinan efek samping (yang seharusnya
tidak menjadi alasan untuk tidak melanjutkan KB) yang umum selama 3 putaran
pertama digunakan dan biasanya kemudian hilang:
o Muncul bercak-bercak darah/spotting
o Mual dan/atau pening
o Payudara menjadi lebih empuk (tidak kenyal)
o Sakit kepala ringan
o Berat badan bertambah
o Bosan, stres
o Perubahan periode menstruasi
Efektivitas :
o Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
o Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya
sperma
o Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Cara Penggunaan : OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti
petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister
pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda
mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda
Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti
jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan
terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari
kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu
ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
- Patch kontrasepsi
Selain pil ada juga cara lain untuk mengurangi pengeluaran hormon, seperti patch
kontrasepsi yang ditempel di lengan atas secara perlahan mengeluarkan esterogen dan
progesterone dan setiap patch tersebut berlangsung 1 minggu.
Indikasi : bagi yang sulit minum dengan pil
Kontraindikasi :
o Usia >35 tahun dan merokok
o Riwayat nyeri dada atau serangan jantung, stroke dan TD tinggi
o Riwayat pembekuan darah
o Riwayat kanker payudara, rahim atau hati
o BB >90kg
o Memiliki penyakit hati atau migrain
o Komplikasi terkait ginjal, mata, saraf atau pembuluh darah
o Mengalami kuning pada bagian putih mata
o Berencana menjalani operasi besar
o Konsumsi obat atau suplementas
Kerugian : satu dari 100 wanita akan hamil meskipun menggunakan patch KB dan
tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS)
Keuntungan :
o Tidak mengganggu aktivitas seksual
o Tidak perlu kerjasama pasangan
o Tidak repot digunakan tiap hari
o Koyo KB memberikan dosis hormon yang stabil
o Lebih mudah digunakan untuk wanita yang kesulitan menelan pil
o Kontrasepsi ini dapat dihentikan kapan saja dan cepat subur jika dilepas
Efek samping :
o Risiko pembekuan darah, serangan jantung, stroke, kanker hati, penyakit
kandung empedu dan tekanan darah tinggi
o Iritasi kulit
o Nyeri payudara
o Nyeri haid
o Sakit kepala
o Mual muntah
o Sakit perut
o Perubahan suasan hati
o Berat badan bertambah
o Pusing
o Jerawat
o Diare
o Kejang otot
o Infeksi dan keputihan vagina
o Kelelahan
o Retensi cairan dalam tubuh
Efektivitas :
Patch efektif untuk mencegah kehamilan, tetapi kurang efektif pada perempuan
dengan berat badan lebih dari 90 kg. Risiko menggunakan patch hampir sama
dengan risiko menggunakan COCs. Pacth tidak melindungi diri dari infeksi
menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
Cara penggunaan :
Biasanya ditempelkan di:
• perut bagian bawah seperti tampak pada gambar,
• pantat,
• lengan atas, dan
• di badan bagian atas/dada (tetapi bukan di payudara).
- Kontrasepsi injeksi/suntik
Dengan cara menginjeksi progesterone di lengan atas dengan setiap dosis berlangsung
selama 2-3 bulan
Indikasi : Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi yang telah
mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang
hebat, dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil.
Kontraindikasi : Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,
perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu
yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.
Kerugian :
o Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
o Harus kembali ke sarana pelayanan.
o Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
o Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
o Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
o Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
o Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
o Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat
epilepsi dan obat tuberklosis.
o Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
o Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
Keuntungan :
o Sangat efektif (99,6%)
o Risiko kesehatan kecil
o Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
o Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
o Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
o Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
o Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
o Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali Cyclofem
o Mencegah kehamilan ektopik
o Jangka panjang
o Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang
telah ditentukan
o Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum
bersedia untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
Efek samping :
Amenorhe (perubahan siklus menstruasi)
Amenorhe adalah efek samping yang umum dan biasanya muncul pada suntikan
yang ketiga. Jika kemungkinan kehamilan tidak dipertimbangkan, tidak ada
asalan untuk menghentikan metode KB ini, kecuali jika klien tidak bisa
menerimanya, maka perlu dibantu untuk memilih metode KB yang lain.
Pendarahan berat dan lama (lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari
pendarahan normal selama menstruasi)
Efek samping ini juga tergolong umum setelah suntik pertama, meskipun
terdengar serius. Jika pendarahan terus berlanjut atau menjadi lebih berat,
pengobatan dengan estrogen, pil kombinasi atau obat anti inflamatori non steroid
mungkin perlu dilakukan. Untuk mencegah anemia, perlu dilihat riwayat diet
klien dan jika perlu dapat diberikan suplemen zat besi. Jika situasi ini tidak dapat
diterima klien, maka perlu ditawarkan metode KB yang lain yang lebih cocok.
Sumber : Everett, S. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif
Edisi 2. Jakarta: EGC
Sumber :
- Hartanto, H., 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
- Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihama
Sumber : Priyanti S dan Syalfina AD. 2017. Alat Kontrasepsi dan Aktivitas Seksual
Sebagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Keputihan. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 5 Nomor 3, September 2017, hlm. 371-382
b) FAM
Paparan hormon esterogen dan progesterone yang terlalu lama dapat menyebabkan
gangguan abnormal payudara wanita yang bisa menjadikan FAM.
Paparan hormon esterogen dan progesterone terlalu lama gangguan abnormal
payudara pertumbuhan jaringan payudara yang sangat sensitive terhadap hormon
esterogen risiko besar terkena tumor jinak.
c) Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit infeksi menular seksual. Dimana halnya sama seperti
dengan klamidia, jika seorang pasien belum dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut
maka tidak akan menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi seksual hepatitis
B. namun jika dinyatakan sudah sembuh dan diobati, maka mempersempit penularan
virus hepatitis B.
Both estrogens and progestogens are metabolized by the liver, but estrogens act
directly on the liver through specific receptor-mediated mechanisms, unlike
progestogens. As a result, there are theoretical concerns that the use of hormonal
contraception during infection with viral hepatitis will worsen disease by affecting
liver function. Regardless, sexually active women of reproductive age with viral
hepatitis or its sequelae are at risk of unplanned pregnancy if they have no acceptable
and effective method of contraception, and women with chronic HBV or HCV risk
fetal infection through vertical transmission if they become pregnant.
Sumber :
- Kuhl H. Effects of progestogens on haemostasis. Maturitas 1996; 24:1–19.
- Sitruk-Ware R. Pharmacological profile of progestins. Maturitas 2004; 47:277–
83
For women with chronic hepatitis, two studies offer data to suggest that COC use
does not increase the rate or severity of fibrotic progression or development of
hepatocellular carcinoma. Although these data are limited, they are consistent with the
findings from studies of the noncontraceptive use of estrogens and/or progestogens as
enzyme-inducing therapy for treatment of acute hepatitis, chronic hepatitis and/or
cirrhosis of the liver.
These studies differ from the studies that met the inclusion criteria for this review in
that either they studied postmenopausal women or noncontraceptive doses of
estrogens and/or progestogens. High-dose oral medroxyprogesterone acetate has been
found to lower serum transaminase levels and decrease liver fibrosis in three studies.
Estradiol alone has been found to reduce serum transaminase levels and liver
inflammation in a group of mostly postmenopausal women with chronic hepatitis.
Sumber :
- Rautio A, Sotaniemi EA, Pelkonen RO, Luoma PV. Treatment of alcoholic
cirrhosis with enzyme inducers. Clin Pharmacol Ther 1980; 28:629–37.
- Sotaniemi EA, Hynnynen T, Ahlqvist J, Ahokas JT, Puoskari U, Pelkonen I.
Effects of medroxyprogesterone on the liver function and drug metabolism of
patients with primary biliary cirrhosis and chronic active hepatitis. J Med
1978;9:117–28.
- Kremer A, Rios B, BrunoM, Heinrichs G. Use of medroxyprogesterone in human
hepatic cirrhosis.ActaGastroenterol Latinoam1985;15:25–31.
- Guattery JM, Faloon WW, Biery DL. Effect of ethinyl estradiol on chronic active
hepatitis. Ann Intern Med 1997;126:88.
- Guattery JM, Faloon WW. Effect of estradiol upon serum enzymes in primary
biliary cirrhosis. Hepatology 1987;7:737–42.
d) Diabetes Melitus
Kontrasepsi hormonal mengandung steroid hormon esterogen dan progesterone
kontrasepsi suntik Penggunaan kontrasepsi jangka panjang berlawananan
dengan kerja insulin mengakibatkan gangguan pancreas kerja pancreas berat
memproduksi insulin akan menjadi tidak berfungsi pankreasnya insulin
menurun berkurangnya jumlah glukosa ke sel menumpuk dalam darah kadar
glukosa darah meningkat
Glukosa darah meningkat terjadi akibat perubahan berat badan hormon yang
dikandungnya mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak
tertumpuk dibawah kulit.
Sumber : Rahma S, Mursyidah A, Rauf YY. 2019. Kadar Gula Darah Pengguna
Kontrasepsi Hormonal. Jambura Nursing Journal (JNJ). Vol. 1, No. 2, July 2019
e) Obat-obatan kejang
Penggunaan metode kontrasepsi implant progesterone atau pil progesteron pada
wanita dengan epilepsi yang mengkonsumsi obat antikonvulsan yang sifatnya dapat
memicu kerja enzim, termasuk tidak reliable, namun untuk wanita dengan obat yang
lain selain lamotrigine dan yang disebutkan di atas, dapat digunakan kontrasepsi
tersebut. Pil kombinasi yang mengandung kurang dari 50 mikrogram estrogen dapat
berhubungan dengan peningkatan insiden breakthrough bleeding dan atau kontrasepsi
yang gagal dan harus dihindari.
Sumber :
- BADAN POM RI. Pusat Informasi Obat Nasional. Kontrasepsi Hormonal
Kombinasi. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-7-obstetrik-ginekologik-dan-saluran
kemih/73-kontrasepsi/731-kontrasepsi-hormonal-kombinasi. Diakses 17 April 2020.
- MIMS Indonesia
Namun dengan adanya esterogen fisiologis dalam tubuh terjadi kompensasi dalam
tubuh menyebabkan vasodilatasi tekanan darah menjadi normal
Sumber :
- Widyaningsih A dan Isfaizah. 2019. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Terhadap
Tekanan Darah di Puskesmas Leyangan Tahun 2018. Indonesian Journal of
Midwivery (IJM) Volume 2 Nomor 1 hal 5-10
- Ribeiro. CMM. 2018. Effects of different hormonal contraceptives in women’s blood
pressure values. Rev Bras Enferm [Internet]. 2018;71(suppl 3):1453-9.
- Brito, Milena. 2011. Hormonal contraception and cardiovascular system. Arq. Bras.
Cardiol. Vol.96 no.4 Sao Paulo Apr.2011. Epub Feb 25, 2011.
B. Suntik KB progestin
Jenis kontrasepsi ini bisa digunakan 6 minggu setelah persalinan dan penggunaannya
harus diulangi setiap 12 minggu. Jika memutuskan untuk berhenti menggunakan
suntik KB progestin, maka harus menunggu selama setahun atau lebih untuk bisa
hamil kembali.
Namun, suntik progestin kerap dikaitkan dengan penurunan kepadatan tulang jika
digunakan dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan untuk
menggunakan suntik progestin lebih dari 2 tahun.
E. Kondom
Penggunaan kondom dapat dikatakan sebagai metode kontrasepsi yang paling aman
bagi ibu menyusui. Selain dapat mencegah kehamilan, kondom juga dapat mencegah
penyakit menular seksual.
Saat menggunakan kondom, dipastikan memilih kondom dengan pelumas yang larut
dalam air, sebab pelumas yang berbahan dasar minyak bisa membuat kondom
menjadi lebih mudah rusak.
F. Kontrasepsi diafragma
Alat kontrasepsi berbentuk kubah yang terbuat dari karet atau silikon ini ditempatkan
di leher rahim. Pemasangan biasanya dilakukan 6 minggu setelah persalinan.
Alat kontrasepsi ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan dan tingkat
efektivitasnya akan lebih tinggi jika digunakan bersamaan dengan gel spermisida (zat
untuk mematikan sel sperma).
G. Amenore laktasi
Selain menggunakan alat atau obat, dapat menggunakan metode kontrasepsi alami,
seperti amenore laktasi. Tindakan yang perlu dilakukan hanyalah menyusui bayi
secara eksklusif langsung dari payudara tanpa bantuan pompa atau botol ASI.
Meski aman untuk ibu menyusui, metode ini hanya efektif dilakukan bila seorang ibu
belum haid kembali setelah melahirkan. Ibu harus memberikan ASI setidaknya 3
hingga 4 jam sekali pada siang hari dan 6 jam sekali pada malam hari.
Sumber : Sridhar, A. & Salcedo, J. (2017). Optimizing Maternal and Neonatal Outcomes
with Postpartum Contraception: Impact on Breastfeeding and Birth Spacing. Maternal
Health, Neonatalogy and Perinatology. 3, pp. 1.
Penjelasan:
Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA/KB dengan menunjukkan kartu
kepesertaan BPJS Kesehatan (Bagi yang sudah menjadi peserta JKN) dan
mendapat K/I/KB serta hasil data klien dan pelayanan dicatat pada K/IV/KB dan
register kohort KB.
Dokter dan atau Bidan memberikan konseling kepada klien untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki
Apabila Dokter dan atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayanan KB yang
dikehendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling pemilihan metode
lain yang sesuai atau dirujuk ke FKRTL dengan membuat surat rujukan Setelah
klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus untuk
pelayanan suntik, IUD, implan dan atau vasektomi perlupersetujuan secara tertulis
dengan menandatangani formulir informed consent, apabila klien tidak setuju
perlu diberikan KIP/Konseling ulang. Setelah pelayanan KB, dokter dan bidan
memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan kepada
klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali