1. Mood : Emosi secara internal yang tidak terlihat orang lain hanya internal
diri masing-masing
2. Gangguan Bipolar : Gangguan yang menyebabkan penderita mengalami perubahan
drastic dalam emosi, suasana hati dan aktivitas dari posisi terendah ekstrim menuju posisi
tertinggi ekstrim yang terjadi beberapa hari sampai minggu
STEP 2
1. Mengapa pasien berubah mood secara signifikan?
2. Apa Klasifikasi dari gangguan mood?
3. Apa saja factor resiko yang mempengaruhi dalam scenario
4. Px Fisik dan Lab apa yang dilakukan untuk penegakan diagnosis
5. Apa saja etiologi dari gangguan ?
6. Apa dx dan DD dari scenario?
7. Bagaimana mekanisme otak dalam menerima rangsang duka dan suka?
8. Apa Tatalaksana dari kasus tsb? Dan mekanismenya
9. Bagaiman Patofisiologi dari gangguan mood?
10. Syarat syarat dari orang dikatakan gangguan mood
11. Mengapa pasien merasa tidurnya terganggu?
STEP 3
1. Bagaimana mekanisme otak dalam menerima rangsang duka dan suka?
Ada beberapa factor:
a. Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat
berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik ( norepinefrin dan serotonin ).
Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada beberapa pasien yang bunuh diri
memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta
konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti
adenilate cyclase, phsphotidyl inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi
penyebab.
Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-remaja dengan
gangguan mood telah menemukan kelainan biologis.
Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan hormon
pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan dengan anak normal
dan anak dengan gangguan mental nondepresi.
• Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah:
norepinefrin, serotonin, dopamin, GABA dan neuroendokren.
• NOREPINEFRIN.
reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.
reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlan serotonin
yang dilepaskan.
• SEROTONIN.
penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit
serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang
rendah di trombosit,
• DOPAMIN.
Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan dopamin dan
gangguan mood.
bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe 1 (D1):
hipoaktif pada depresi.
• FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.
Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan peptida
neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger),
seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—juga memiliki
relevansi penyebab ggn mood
• REGULASI NEUROENDOKRIN.
Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima
banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik.
Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon
pertumbuhan.
Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:
↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, ↓
kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), dan ↓ testosteron
pada laki-laki
b. Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari pasien gangguan
depresi berat kemungkinan 1,5 – 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama
kontrol. Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua kali
untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko empat
kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18 tahun.
c. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stess lingkungan, suatu pengalamn klinis yang telah lama direplikasikan
adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode
pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan untuk
gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan
dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 13 tahun.
Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah
kehilangan pasangan.
Bebeapa artikel teoritik mempermasalakan hubungan antara fungsi keluarga dan onset serta
perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi di dalam keluarga mungkin
mempergaruhi kecepatan pemulihan, berkurangnya gejala, dan penyesuaian pasien pasca
pemulihan.
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH), menstimulasi
pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH => pelepasan
kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja
melalui sekurangnya dua mekanisme:
- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,
beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓ pelepasan ACTH;
- mekanisme umpan balik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui reseptor
hipofisis dan adrenal.
Sumber : Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid VII, edisi Ketujuh, Binarupa Aksara,
Jakarta, 2007.
- Regulasi neuroendokrin hipotalamus (pusat pengaturan aksis neuroendokrin,
menerima berbagai input saraf melalui neurotransmitter amin biogenik).
Disregulasi neuroendokrin yang abnormal akibat fungsi neuron yg
mengandung amin biogenik yg abnormal pula. Aksis neuroendokrin yg utama
aksis adrenal, tiroid, serta hormon pertumbuhan. Kelainan lain berkurangnya
sekresi melatonin nokturnal, pelepasan prolaktin pd pemberian triptofan, kadar
basal FSH, dan LH serta kadar testosteron pd laki-laki.
Aksis Adrenal
Peran kortisol. 50% pasien depresi memiliki tingkat kortikal yg
meningkat. Neuron di dalam nukleus paraventrikularmelepaskan
hormon pelepas kortikotropin (CRH)merangsang hormon
adenokotikotropik (ACTH) dari hipofisis anteriordilepaskan bersama
dg β-endorfin dan β-lipotropin( disintesis dari protein sintesis asal
prekursor yg sm dg ACTH) ACTH merangsang pelepasan kortisol dr
korteks adrenal. Umpan balik kortisol bekerja melalui dua mekanisme,
umpan balik cepatsensitif terhadap laju peningkatan kortisol bekerja
melalui reseptor kortisol pd hipokampus berkurangnya pelepasan
ACTH. Umpan balik lambatsensitif terhadap konsentrasi kortisol yg
cenderung stabil bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal.
Aksis tiroid5-10% org dg depresi sering ditemukan gangguan tiroid.
1/3 pasien dg ganggua depresif berat yg tidak memiliki aksis tiroid
normal. Ditemukan memiliki respon tirotropin dan hormon perangsang
tiroid (TSH).
Hormon pertumbuhan pasien depresi memiliki respon stimulasi
pelepasan hormon pertumbuhan tidur yg tumpul yg diinduksi klonidin
(Catapres).
a. Somatostatin menghambat asam γ-aminobutirat, ACTH,dan TSH.
Kadar somatostatin dalam cairan serebrospinal lebih rendah pada
orang dengan depresi dibandingkan dengan orang dengan skizofrenia
atau normal serta kadar yg meningkat pada mania.
b. Prolaktin pelepasan prolaktin dari hipofisis dirangsang serotonin
dan dihambat dopamin. Tidak ditemukan kelainan bermakna pada
sekresi prolaktin basal atau sirkardian pada depresi.
- Normal : serotonin jadi melatonin dan digunakan untuk mengatur tidur, ketika malam
maka merangsang melatonin di kelenjar pineal.
- Depresi : penurunan kadar serotonin prekursor melatonin berkurang tidur
terganggu
4. Apa Klasifikasi dari gangguan mood?
Menurut PPDGJ III:
F30: Episode Manik
Saat ini dalam keadaan mania, sebelum dan sesudahnya tidak ada
F31: gangguan afektif bipolar
Sebelumnya sudah menglami ggg afektif dulu
F32: episode depresif
Pasien menglami suasana perasaan yang sangat depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan
F33: gangguan depresif berulang
Episode berulang dari depresi, biasanya ada jeda antara 2 serangan
F34: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) menetap
Gangguan suasana perasaan yang berfluktuasi dan menetap
F38: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) lainnya
F39: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) YTT
F. 30 EPISODE MANIK
F30.0 Hipomania:
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi atau
berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan bertahan
melebihi siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang sesuai
dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau menyeluruh
,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
social yang biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah , sehingga terjadi aktivitas
berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur berkurang,
ide-ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution),iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar (delusion of persecution) .Waham dan halusinasi sesuai
dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).
F30.8 Episode Manik Lainnya
F30.9 Episode Manik YTT
EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOL
Hipomania Afek yang meninggi/berubah disertai
peningkatan aktifitas , menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari
berturut-turut
Mania tanpa gejala psikotik Episode berlangsung sekurang-kurangnya
1 minggu
Cukup berat sampai mengacaukan seluruh
pekerjaan atau hampir seluruh aktifitas
social yang biasa dilakukan
Aktifitas yang berlebihan,percepatan &
kbanyakan bicara,keb tdr yang berkurang,
Ide-ide perihal kebesaran/grandiose ideas
dan terlalu optimistic
Mania dengan Gejala psikotik Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik
Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaranwaham kebesaran
Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of
persecution)
Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek
tersebut (mood-congruent)
SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III,
dr. Rusdi Maslim
F. 31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik, dan
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik.
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
ringan ataupun sedang dan
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau.
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif berat
dengan gejala psikotik
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau.
F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik,hipomanik,dan
depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala
mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar
dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-
kurangnya 2minggu)
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran di masa lampau.
F. 32 EPISODE DEPRESI
F.32.0 Episode depresi ringan
F34.1 Distimia
Ciri esensial ialah afek depresi yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria
gangguan depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1)
Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan
kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (f32.) dan berhubungan dengan
masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
Diagnosis Banding : Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2)
Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21)
Skizofrenia residual (F20.5)
Pemeriksaan penunjang
Dexamethasone-suppression test.
Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasien
depresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggal
deksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama
gangguan mood daripada episode selanjutnya.
stres episode pertama => perubahan biologi otak => perubahan neurotransmiter
dan sistem pemberi signal intraneuronal
(Sinopsis Psikiatri, Kaplan-Sadock)
8. Apa dx dan DD dari scenario?
DX :
9. Syarat syarat dari orang dikatakan gangguan mood?
10. Apa saja etiologi dan factor risiko dari gangguan tsb ?
Ada beberapa factor:
b. Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat
berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik ( norepinefrin dan serotonin ).
Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada beberapa pasien yang bunuh diri
memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta
konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti
adenilate cyclase, phsphotidyl inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi
penyebab.
Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-remaja dengan
gangguan mood telah menemukan kelainan biologis.
Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan hormon
pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan dengan anak normal
dan anak dengan gangguan mental nondepresi.
• Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah:
norepinefrin, serotonin, dopamin, GABA dan neuroendokren.
• NOREPINEFRIN.
reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.
reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur jumlan serotonin
yang dilepaskan.
• SEROTONIN.
penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit
serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang
rendah di trombosit,
• DOPAMIN.
Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan dopamin dan
gangguan mood.
bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe 1 (D1):
hipoaktif pada depresi.
• FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.
Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan peptida
neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-messenger),
seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—juga memiliki
relevansi penyebab ggn mood
• REGULASI NEUROENDOKRIN.
Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus menerima
banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter amin biogenik.
Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon
pertumbuhan.
Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:
↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, ↓
kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), dan ↓ testosteron
pada laki-laki
d. Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari pasien gangguan
depresi berat kemungkinan 1,5 – 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama
kontrol. Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua kali
untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko empat
kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18 tahun.
e. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stess lingkungan, suatu pengalamn klinis yang telah lama direplikasikan
adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode
pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Hubungan tersebut telah dilaporkan untuk
gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling berhubungan
dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua sebelum usia 13 tahun.
Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah
kehilangan pasangan.
Bebeapa artikel teoritik mempermasalakan hubungan antara fungsi keluarga dan onset serta
perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi di dalam keluarga mungkin
mempergaruhi kecepatan pemulihan, berkurangnya gejala, dan penyesuaian pasien pasca
pemulihan.
Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.
peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH), menstimulasi
pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior. ACTH => pelepasan
kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik (feed back) pada jaringan kerja
melalui sekurangnya dua mekanisme:
- mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,
beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan ↓ pelepasan ACTH;
- mekanisme umpan balik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui reseptor
hipofisis dan adrenal.
Sumber : Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid VII, edisi Ketujuh, Binarupa Aksara,
Jakarta, 2007.
PENATALAKSANAAN DEPRESI
Perlu pemeriksaan medis dan psikiatris untuk menyisihkan depresi sekunder dan
berusaha untuk mengidentifikasi sindrom afektif.Selalu tanyakan tentang gambaran-
gambaran vegetatif dan evaluasi potensi untuk bunuh diri.
Rawatlah pasien-pasien yang :
mengalami ketidakmampuan akibat gangguan ini
mempunyai lingkungan rumah yag destruktif atau dukungan lingkungan yang
terbatas
berisiko bunuh diri
mempunyai penyakit medik terkait yang memerlukan penatalaksanaan
Semua pasien deprsei harus mendapatkan psikoterapi dan beberapa
memerlukan tambahan terapi fisik.Kebutuhan terapi khusus bergantung pada
diagnosis, berat penyakit, umur pasien, dan respon terhadap terapi sebelumnya.
1. Terapi Psikologik
Psikoterapi suportif selalu diindikasikan.
Berikan kehangatan, empati, pengertian dan opimistik.
Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal-hal yang membuatnya
prihatin dan melontarkannya.
Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah)-
arahkan pasien, terutama selama episode akut dan bila pasien aktif bergerak.
Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompesasi yang akan datang
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan secara
teratur tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untk selamanya.
Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda
(melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll)
Psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang dapat berguna pada pasien
depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor yang
mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.
Terapi kognitif perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan
ringan
Depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan
pengelaman -pengalaman sukses.
Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikian
-pikiran negatif dan harapan – harapan negatif. Terapi ini mencegah kekambuhan.
Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga
sampai malam berikutnya), dapa membantu mengurangi gejala – gejala depresi
mayor buat sementara.
Latihan fisik (berlari,berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme
bilologik yang belum dimengerti dengan baik.
2. Terapi Fisik
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.
Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut,
meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai
bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi.
Antipsikotik diperlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat
agitasi, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-
anti depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih :
bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut)
pada beberapa depresi psikotik
pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang
berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.
Sumber: Buku Saku Psikiatri, David A tomb
Kapsul 250 mg
Valproic acid Depakene Sirup 250mg/5ml
Tablet lepas lambat
125,250,500 mg
Rawap Inap
Indikasi:
- prosedur diagnostik,
- risiko bunuh diri atau membunuh,
- penurunan jelas kemampuan makanan atau berlindung.
- gejala berkembang cepat dan
- hancurnya sistem pendukung
Pasien sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela
perlu dibawa secara involunter/paksa.
Pasien depresif berat sering tidak mampu mengambil keputusan karena pikiran
yang melambat, negatifistik, dan putus asa.
Pasien manik sering memiliki tilikan terganggu, sehingga perawatan di rumah
sakit tampaknya sangat menggelikan bagi mereka
Terapi Psikososial
• Tiga jenis psikoterapi jangka pendek:
Terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku.
bermanfaat: gangguan depresif berat.
• Psikoterapi berorientasi psikoanalitik.
• Terapi kognitif, pada distorsi kognitif pada depresif berat.
• Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah
rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikas dan uji kognitif negatif;
mengembangkan cara berpikir altematif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali
respon kognitif dan perilaku yang baru
Terapi interpersonal.
memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami
sekarang,
Pertama, masalah interpersonal sekarang kemungkinan memiliki hubungan awal yang
disfungsional.
Kedua, masalah interpersonal sekarang adalah efektif di dalam pengobatan gangguan
depresif berat dan mungkin, secara spesifik membantu menjawab masalah.
Terapi berorientasi psikoanalitik.
Pendekatan psikoanalitik pada teori psikoanalitik tentang depresi dan mania.
Tujuan umum,
- perubahan struktur atau karakter, bukan semata-mata menghilangkan gejala.
- perbaikan kepercayaan diri, keakraban, mekanisme mengatasi, kapasitas
berdukacita, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi
Terapi keluarga, indikasi
- jika gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga
- jika gangguan mood adalah diperkembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga.
Farmokologi
• Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertaline)
• Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline)
• Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline)
Golongan “atypical” (Tradazone)
Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)
Obat ! Ach ! sedasi! hip.ort !Kejang!g.konduksi
Amitript ! ++++ ! ++++ ! +++ ! +++ ! ++++
Doxepine ! +++ ! ++++ ! ++ ! +++ ! ++
Imipram ! +++ ! +++ ! ++++ ! +++ ! ++++
Trimipra ! ++++ ! ++++ ! +++ ! +++ ! ++++
Desipram ! ++ ! ++ ! +++ ! ++ ! +++
Nortripty ! +++ ! +++ ! + ! ++ ! +++
Protripty ! +++ ! + ! ++ ! ++ ! ++++
Amoxap ! +++ ! ++ ! + ! +++ ! ++
Maprotil ! +++ ! +++ ! ++ ! ++++ ! +++
Keterangan: 1=sedikit, 2=rendah, 3=sedang, 4=tyinggi.
I. Efek Samping
1. Antidepresan klasik (trisiklik dan tetrasiklik)
3. MAO-blockers/MAOI
Kardiovaskular hipotensi ortostatik; pingsan; palpitasi; takhikardia.
SSP pusing; sakit kepala; hiperrefleksia; tremor; kejutan otot; mania;
hipomania; bingung; gangguan memori; gangguan tidur termasuk
hipersomnia dan insomnia; lemah, ngantuk, resah, overstimulasi termasuk
peningkatan gejala kecemasan, agitasi dan manic
Saluran cerna Konstipasi; gangguan salura cerna; mual; diare; nyeri
abdomen.
Lain-lain Edema; mulut kering; peningkatan transaminase serum; kenaikan
bobot badan; gangguan seksual; anoreksia; penglihatan kabur; impotensi;
menggigil.