Anda di halaman 1dari 42

LBM 1 Bingung Memilih metode kontrasepsi

STEP 1

Kontrasepsi
Berasal dari dua kata, kontra dan konsepsi. Kontra merupakan mencegah atau melawan,
konsepsi pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang menyebabkan
kehamilan,
Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah kehamilan akibat pertemuan sel telur
dan sel sperma.

Griseofulvin
Obat anti jamur sistemik. Cara kerjanya terikat pada keratin yang berpotensi pada jamur,
sifatnya fungiostatik, dapat menyebrangi plasenta.

Fibroadenoma mamae
Neoplasma jinak (belum ada metastasis) yang berbatas tegas padat berkapsul pada
payudara.

Keluarga berencana
Suatu usaha utk merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi,
misalnya suntik, IUD, program KB: dua anak lebih baik, menikah dini remaja terhenti.
Fungsi KB yang lain : menghindari kelahiran yg tidaj diingin kan serta mendapatkan
kelahiran yg diinginkan.

STEP 2
1. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi? Beserta mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi,
kelebihan, kekurangan!
2. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?
3. Apa hubungan hipertensi, DM, hepatitis kronis, Chlamidiasis terhadap penggunaan
kontrasepsi?
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi?
5. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat setelah
riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
6. Apa tujuan dari KB?
7. Apa kendala dari KB?
8. Siapa saja sasaran KB?
9. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
10. Bagaimana urutan pemilihan kontrasepsi rasional dalm pelayanan KB?
11. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?

12. Bagaimana pandangan KB menurut Islam dan perkembangan zaman modern?


13. Jenis kontrasepsi apa yang sesuai dengan ibu menyusui?
STEP 3
1. Apa tujuan dari KB?
TUJUAN UMUM:
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga kecil yang bahagi ayg

menjadindasar terwujudnya menjadi masyarakt yg sejahtera


Tujuan khusus:
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan kontrasepsi
Menurunkan angka kematian bayi
Meningkatkan kesehtan masyarakat atau keluarga dgn cara penjarangan kelahiran bayi

2.

Apa kendala dari KB?


Rendahnya pengetahuan tentang program KB
Terbatasnya alat kontrasepsi yang digunakan oleh pria
Adanya efek samping atau masalah kesehatan akibat penggunaan kontrasepsi
Factor budaya : banyak anak banyak rezeki
Kurangnya sosialisasi masyarakat tentang KB, sehingga perlu sosialisasi yg tepat sasaran.

3. Siapa saja sasaran KB?


Pasangan yang baru menikah
Ibu-ibu yang melahirkan
Ibu-ibu yg punya resiko dalam hamil atau melahirkan
Sasaran langsung : usia subur
Sasasaran tidak langsung : lembaga kemasyarakatan, instansi, tokoh-tokoh
masyarakat agar mendukung program KB
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi?
Factor2 yang mempengaruhi:
ASEPTOR/PASANGAN
a) Umur : urutan pemilihan kontrasepi
b) Frekuensi senggama
c) Jumlah keluarga yg diinginkan
d) Kondisi kesehatan : adanya kontraindikasi dari beberapa alat kontrasepsi
e) Motivasi atau keinginan : harus sesuai jadwal agar hasilnya baik
f) Kerjasama dengan pasangannya
Metode kontrasepsi : disesuaikan dgn kemauan pasangan sendiri

Life style : BB berlebih harus disesuaikan dgn kondisi medisnya. Penggunaan


kontrasepsi bias disesuaikan dengan perbaikan life style.
Mempertimbangkan nilai-nilai budaya setempat
Persyaratan medis:
Tidak permanen
a) Kondisi tdka da batasan utk pemakaian kontrasepsi
b) Penggunaan kontrasepis lebih besar manfaatnya dari resiko yg akan dkidapatkan
c) Tidak dianjurkan kecuali tidak alat lain yg tersedia
d) Tidak boleh sama sekali
Permanen : sambil menunggu bias memilih alat kontrasepsi lainnya
a) Tidak alasan medis atau kontraindikasi apapun
b) Dapat dilakukan dengan persiapan khusus
c) Penggunaan ditunda sampai kondisi medis teratasi
d) Tindakan dilakukan oleh org2 yg berpengalaman dan alat-alat yang lengkap pula

5. Bagaimana urutan pemilihan kontrasepsi rasional dalm pelayanan KB?


Berdasarkan perencanaan keluarga
Fase menunda kehamilan : pil, IUD, sederhana, suntikan, implan
Fase Menjarangkan kehamilan : baik kalau jaraknya 2- 4 tahun jenis sama
tambahannya mini pil
Fase Tidak hamil lagi : jenis sama seperti menunda kehamilan dan ditambah jenis
steril
6. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi? Beserta mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi,
kelebihan, kekurangan!
JENIS dan mekanisme kerja :
Cara :
Metode sederhana : tanpa alat senggama terputus dan pantang berkala.
Pakai alat atau obat misal pakai kondom, vaginal tablet, dll.
Pantang berkala : senggama dihindari pada masa subur. Memberi

edukasi : keluarnya lendir encer pada vagina


Senggama terputus : mengeluarkan alat kelamin sebelum ejakulasi
metode efektif
permanen : tubektomi (wanita), vasektomi (pria)
tidak permanen : pakai AKDR, suntikan, norplan

hormonal
progestin : pil, injeksi, implant
mekanisme kerja injeksi

menekan GRH sehingga ovulasi tehalangi, lendir sevik kental,


mempengaruhi transport ovum di tubafallopi

kombinasi : progestin dan estrogen (pil dan injeksi)


estrogen menurunkan FSH menghambat maturasi folikel . sehingga LH
tidak terproduksi
progestron memperkuat efek estrogen, lendir cervix kental, menghambat
sperma bertemu dgn ovum

non hormonal
amenorelaktasi (MAL) : utk ibu2 menyusui
hanya bertahan 6 bulan dgn menunda ovulasi.
ASI ekslusif selama 6 bulan, menyusui secara penuh, menyusui lebih dari
8x sehari, belum haid.
Tidak dianjurkan utk ibu2 yang kerja karena tdk menyusui teratur
Kondom mencegah sperma masuk, menghindari penyakit seksual.
Jenis kondom utk wanita pesarium : cervical cap dan diafragma vagina
setelah hubungan dibiarkan dulu selama 6 jam
Indikasi : dinding panggul kecil,
alat kontrasepsi dalam Rahim /AKDR/ IUD : emenjepit saluran tubafallopi
agar tdk terjadi fertilisasi.
indikasi: Usia reproduktif, wanita multipara, menginginkan kontrasepsi
jangka panjang, dalam keadaan menyusui, setelah melahirkan tdk
menyusui bayinaya, resiko IMS, tdk menginkan metode hormonal, tdk

suka mengingat tanggal


Tubektomi : mengikat/ memotong bagian tubafallopi; dan vasektomi :
mengoklusi vas deferens

Kimiawi : memperkecil pH- sperma dimatikan


vehicle : membuat gel, krim
7. Jenis kontrasepsi apa yang sesuai dengan ibu menyusui? JELASKAN ALASANNYA ?
bila mendapat makanan tambahan, berpengaruh atau tidak?
hanya bertahan 6 bulan dgn menunda ovulasi.
ASI ekslusif selama 6 bulan, menyusui secara penuh, menyusui lebih dari 8x sehari,
belum haid.

Tidak dianjurkan utk ibu2 yang kerja karena tdk menyusui teratur

8. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?
Fibroadenoam mamae bisa terjadi akibat estrogen tinggi sehingga penggunaan KB
hormonal dilarang. Bila pakai estrogen lagi, bisa memunculkan fibroadenoma mamae di
posisi yang lain
Penggunaan lain dengan C-film : gel tipis, dispersi tinggi, bisa menyebar di portio uteri
dan vagina. Guna untuk berjaga-jaga
9. Apa hubungan hipertensi, DM, hepatitis kronis, Chlamidiasis terhadap penggunaan
kontrasepsi?
DM
Progesterone menyebabkan penurunan insulin, kadar glukosa meningkat, resiko DM
meningkat sehingga pemberian non hormonal baik
HIPERTENSI
Estrogen pembekuan darah meningkat aliran darah terganggu tekanan darah
meningkat sehingga pemberian non hormonal baik.
excessif level pada superoxide otak pada area rostral ventro lateral medulla di batang
otak - meregulasi blood pressure estrogen biosa menyebabkan meningkatnya ekanan
darah
CHLAMYDIA
Selama mengkonsumsi obat clamidia tdk boleh pakai KB karena akan tetap bisa hamil.
Kenapa begitu?
HEPATITIS KRONIS
Hep. A dan B tidak boleh pakai KB
10. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat
setelah riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
Akibat adanya:
o retensi cairan : suspek utama
o Increase muscle mass
o Deposit lemak
Kenapa bisa
terjadi?

Penggunaan kontrasepsi progestin membantu menebalkan endometrium progesterone


naik tidak menstruasi

11. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
Pasien A : non hormonal dan pemakaian kondom karena ada resiko IMS
Pasien B : non hormonal
12. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?
INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA
Indikator pertama

Anggota keluarga makan dua kali seharu atau lebih


Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas
Ruamh yang ditemapti punya atap dan dinding yang baik
Pasangan usia subur pergi ke pelayanan kontrasepsi
Usia 7-15 tahun wajib bersekolah

indicator kedua:
melaksanakan ibadah sesusai agama masing-masing
paling kurang makan daging, ikan atau telur
seluruh keluarga memperoleh apling kuyrang 1 stel baju baru per tahun
luas lantai rumah min. 8m2
3 bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan
fungsi masing-masing
Ada seorang atau lebih keluarga yang bekerja
13. Bagaimana pandangan KB menurut Islam dan perkembangan zaman modern?

STEP 4

STEP 7
1. Apa tujuan dari KB?
Di Indonesia, tujuan Program Nasional Kependudukan dan
keluarga berencana adalah:
a Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan
penduduk. Sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut
telah ditetapkan suatu target demografis berupa penurunan angka
fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada
tahun 1990
b Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi
falsafah hidup masyarakat Indonesia
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga kecil


bahagia dan sejahtera
Tujuan khusus

Meningkatkan kesadaran masyarakat atau keluarga dalam


penggunaan alat kontrasepsi
Menurunnya jumlah kematian bayi
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau keluarga dengan
cara penjarangan kelahiran bayi
Pedoman Praktis pelaksanaan kerja di puskesmas, Kartiko
Waloejono
2. Apa kendala dari KB?
Rendahnya pengetahuan tentang program KB
Terbatasnya alat kontrasepsi yang digunakan oleh pria
Adanya efek samping atau masalah kesehatan akibat penggunaan

kontrasepsi itu sendiri.


Factor budaya banyak anak banyak rejeki

Penyelesaian :
Strategi dasar : dari structural harus dimantapkan terlebih dulu.
Meneguhkan kembali program didaerah
Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional : yang nantinya akan terjun ke masyarakat.
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB
Peningkatan kualitas dari prioritas program.
Penggalangan dan pemantapan komitmen.
Dukungan regulasi dan kebijakan.
Pemantauan , evaluasi dan akuntabilitas pelayanan masyarakat.
Sumber : BKKBN.1999. Kependudukan KB dan KIA.Bandung Balai Litbang

3.

Menghindari 4 terlalu : terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat.

Siapa saja sasaran KB?


Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
Peningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program
KB Nasional.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-sriasniyat-6106-3-babii.pdf
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan
yang sah yang umur istrinya antara 15 - 49 tahun. PUS merupakan sasaran utama
program KB sehingga perlu diketahui bahwa:
a. Hubungan urutan persalinan dengan risiko ibu-anak paling aman pada persalinan kedua
atau antara anak kedua dan ketiga.
b. Jarak kehamilan 2 4 tahun, adalah jarak yang paling aman bagi kesehatan ibu-anak.
c. Umur melahirkan antara 20 30 tahun, adalah umur yang paling aman bagi kesehatan
ibu-anak.
d. Masa reproduksi (kesuburan) dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Masa menunda kehamilan (kesuburan)
2) Masa mengatur kesuburan (menjarangkan)
3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi).
Masa reproduksi (kesuburan) ini merupakan dasar dalam pola penggunaan kontrasepsi
rasional.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi?
Secara medis persyaratan penggunaan metode kontrasepsi dikelompokkan
dalam 4 kategori :
1.
Kondisi di mana tidak ada pembatasan apa pun dalam penggunaan
metode kontrasepsi

2.
Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan
risiko yang diperkirakan akan terjadi
3.
Risiko yang diperkirakan lebih besar daripada manfaat penggunaan
kontrasepsi
4.

Risiko akan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan.

Kontrasepsi diperlukan untuk beberapa kondisi medis yang akan meningkatkan


risiko jika terjadi kehamilan, yaitu:
a.

Hipertensi (tekanan darah > 160/100/mmHg)

b.
Diabetes; insulin dependen; dengan nefropati/neuropati/retinopati/ atau
penyakit vascular lain atau > 20 tahun telah menderita diabetes
c.Penyakit jantung iskemik
d. Stroke
e.

Penyakit jantung katup dengan hipertensi

f.

Karsinoma endometrium atau ovarium

g.

Infeksi Menular Seksual

h.
HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)
i.

Sirosis hati

j.

Hepatoma

k.

Penyakit trofoblas ganas

Artikel program Kb, Universitas Sumatera Utara

Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat - syarat
sebagai berikut :
a. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
b. efek samping yang merugikan tidak ada.
c. lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya.
f. cara penggunaannya sederhana.
g. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. dapat diterima oleh pasangan suami istri
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27190/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=A8EB3E3A293CD2450D8D1E28438C258D?sequence=4

Faktor pasangan
Faktor-faktor dalam
memilih metode
kontrasepsi
Faktor kesehatan

Faktor metode
kontrasepsi

Faktor pasangan

Motivasi & Rehabilitas


- Umur
- Gaya Hidup
- Frekuensi Senggama
- Jumlah keluarga yang
diinginkan
- Pengalaman dengan
konseptivum yang lalu
- Sikap kewanitaan
- Sikap kepriaan
Kontraindikasi absolut / relatif
- Status kesehatan
- Riwayat haid
- Riwayat keluarga
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Panggul
Penerimaan & pemakaian
berkesinambungan
- Efektivitas
- Efek samping minor
- Kerugian
- Komplikasi-komplikasi
yang potensial
- Biaya

Faktor Kesehatan

Faktor metode
kontrasepsi

5. Bagaimana urutan pemilihan kontrasepsi rasional dalm pelayanan KB?

6. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi? Beserta mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi,


kelebihan, kekurangan!
A. METODE KELURGA BERENCANA ALAMIAH ( KBA )
1. Metode mukosa serviks
Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain
yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini
memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat
kelaminnya.

3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan


tanda-tanda kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lender.
Indikasi
Kontra-indikas
2. Metode suhu basal
Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi
masa subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan
untuk hamil.
4. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
5. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai
berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur,
merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.
Indikasi
Kontra-indikasi
3. Metode kalender
Keuntungan

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai


berikut:
1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6. Tidak memerlukan biaya.
7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang
berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama.
Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi.
Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan
metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawankawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal.Angka kegagalan penggunaan
metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
Indikasi
Kontra-indikasi
4. SANGGAMA TERPUTUS

Adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi


ejakulasi intra-vaginal.Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita.
Keuntungan
1. Tidak memerlukan alat/murah
2. Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
3. Selalu tersedia setiap saat
4. Tidak mempunyai efek samping
Kerugian
1. Angka kegagalan cukup tinggi ;
a. 16-23 kehamilan per 100 wanita pertahun.
b. Factor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan yang tinggi ini adalah ;
Adanya cairan pra-ejakulasi ( yang sebelumnya sudah tersimpan dalam
kelenjar prostat,uretra, kelenjar Cowper ),yang dapat keluar setiap saat dan
setiap tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa.
Kurangnya konyrol diri dari pria , yang pada metode ini justu sangat
penting.
2. Kenikmatan seksual berkurang bagi suami-istri ,sehinggah dapat
mempengaruhi kehidupan perkawinan.
Indikasi
Kontra indikasi
1. Ejakulasi premature pada pria.
5. Metode amenore laktasi (MAL )
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI, MAL sebagai
kontrasepsi bila :
a. Menyusui secara penuh, tanpa susu formula dan makanan pendamping
b. Belum Haid, sejak masa nifas selesai
c. Umur Bayi kurang dari 6 bulan
Keuntungan kontrasepsi ini adalah :
a) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan)
b) Segera Efektif.
c) Tidak menganggu senggama
d) Tidak ada efeksamping secara sistematik

e) Tidak perlu pengawasan medis


f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa Biaya
Kekurangannya :
a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusun dalam
30 menit pasca persalinan.
b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
c) Tidak melindungi terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual ) termasuk virus
hepatitis B / HIV / AIDS
Indikasi
Kontra-indikasi.
B. METODE KONTRASEPSI MODERN
a) Metode kontrasepsi modern.
1. METODE BARIER PADA PRIA ( KONDOM )
Dasar : Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia
interna wanita.
Pada masa ini , kondom yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah
lama di kenal ,kembali mendapatkan perhatian baru ,baik dalam bidang
kelurga berencana maupun dalam bidang lain.
Keuntungan kondom .
1. Mencegah kehamilan
2. Member perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seks
( PHS )
3. Dapat diandalkan
4. Relative murah
5. Sederhana, ringan ,disposable
6. Tidak memerlukan pemeriksaan medis , supervisi atau pollow-up.
7. Reversible
8. Priua ikut secara aktif dalam program KB
Kerugian kondom
1. Angka kegagalan cukup tinggi.
2. Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks

guna pemasangan kondom


3. Perlu di pakai secara konsisten ,hati hati dan terus menerus pada setiap
senggama.
Indikasi kondom
I. Pria
1. Penyakit genitalia
2. Sensivitas penis terhadap sekret vagina
3. Ejakulsi prematur
II. Wanita
1. Vaginitis,termasuk yang dalam pengobatan.
2. Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD,sedangkan pemasangan
diafragma atau kap serviks secara otomatis atau psikologis tidak memungkin.
3. Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan kedalam
vagina.
4. Metode temporer:
a. Belum mengadakan sanggama secara teratur.
b. Selama haid
c. Selama mid-siklus pada pemakaian IUD
d. Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis rendah
e. Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar dan tepat
f. Selama periode awal post-partum
g. Keengganan psikologis untuk bersenrtuhan dengan semen.
h. Keengganan psikologis atau religius untuk menggunakan suatu
kontrasepsi.

Minipil
Pil yang hanya mengandung progesterone saja dalam dosis kecil
yaitu 0,5mg/hari, minipill bukan merupakan penghambat ovulasi
karena selama mengkonsumsi pil ini masih bisa terjadi
ovulasi.efek utamanya pada lendir serviks sehingga nidasi

blastokista tidak terjadi


Kelebihan :
- Cocok untuk ibu menyusui, DM
- Dosis rendah
- Kesuburan cepat kembali
- Bisa mengurangi disminor
Kekurangan :
- Efektifitas berkurang jika dikonsumsi bersamaan dengan obat TB atau
epilepsi
- Butuh biaya
Indikasi :
- Wanita usia reproduksi 20-35 tahun
- Tekanan darah <180/110mmHg

- perokok
Kontraindikasi :
- Wanita hamil
- Wanita >35tahun
- Riwayat KET, kanker, miom, stroke

E Pessarium (Diafragma Vaginal dan Cervical Cap)


Pessarium merupakan kondom pada perempuan. Secara umum pessarium ini terbagi dua
golongan, yakni diafragma vaginal dan cervical cap. Diafragma vaginal ini merupakan alat
kontrasepsi yang terdiri dari kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis
pada pinggirnya. Pinggir diafragma mudah dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas
vagina untuk mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi bagian atas. Supaya efektif
hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi untuk pembunuh sperma.
Diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah melakukan hubungan seksual.
Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh perempuan dengan dasar panggul
yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik. Namun untuk penggunannya
perlu diperiksa dahulu ukuran difragma yang sesuai.

F Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen yaitu zat kimiawi
yang mampu mematikan spermatozoa; dan vechikulum yang dipakai untuk membuat tablet,
krim, atau jelly. Spermatisid berguna untuk mematikan sperma sebelum melewati serviks.
Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta
kemampuan sperma di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk
seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih sangat
sedikit.
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk:
a Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium dimasukkan
sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5
b

menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.


Jelly atau crme : 1) Perseptin vaginal jelly, Orthogynol vaginal jelly, 2) Delfen vaginal
crme. Jelly lebih encer daripada creme. Obat ini disemprotkan kedalam vagina dengan

menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Tablet busa: Sampoon, volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu
dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin. Lama

kerjanya 30 sampai 60 menit.


C-Film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air. Dalam
vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan menyebar pada
porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.

7. Jenis kontrasepsi apa yang sesuai dengan ibu menyusui? JELASKAN ALASANNYA ?
bila mendapat makanan tambahan, berpengaruh atau tidak?
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
a Pengertian MAL
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Setya & Sujiyatini,
2009, hal. 68). MAL menggunakan praktik menyusui untuk menghambat ovulasi sehingga
berfungsi sebagai kontrasepsi. Apabila seorang wanita memiliki seorang bayi berusia
kurang dari 6 bulan dan amenore serta menyusui penuh, kemungkinan kehamilan
terjadi hanya sekitar 2%. Namun, jika tidak menyusui penuh atau tidak amenorea, risiko
kehamilan akan lebih besar. Banyak wanita akan memilih bergantung pada metode
kontrasepsi lain seperti pil hanya progesteron serta MAL (Everett, 2007, hal. 51).
b. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari.
Belum haid.
Umur bayi kurang dari 6 bulan (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-1).
b Cara kerja MAL
Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada puting
susu dan areola akan merangasang ujung- ujung saraf sensorik, rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor
yang menghambat sekresi prolaktin namun sebaliknya akan merangsang faktor-faktor
tersebut merangsang hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon
prolaktin akan merangsang selsel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal dari isapan bayi
akan ada yang dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin
melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan
kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi. Oksitosin yang sampai pada
alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang telah terbuat keluar dari
alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang selanjutnya mengalirkan melalui duktus laktiferus
masuk ke mulut bayi (Anggraini, 2010, hal. 11-12). Hipotesa lain yang menjelaskan efek
kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan bahwa rangsangan syaraf dari puting susu
diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek merangsang pelepasan beta endropin
yang akan menekan sekresi hormon gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya
adalah penurunan sekresi dari hormon Luteinizing Hormon (LH) yang menyebabkan
kegagalan ovulasi (BKKBN, 1991, hal. 8).
d. Keuntungan kontrasepsi MAL (Handayani, 2010, hal. 68)
Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
Tidak mengganggu senggama.

Tidak ada efek samping secara sistemik.


Tidak perlu pengawasan medis.
Tidak perlu obat atau alat.
Tanpa biaya.
e. Keuntungan non kontrasepsi MAL
1) Untuk bayi (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-2)
Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI).
Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal.
Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air dan susu formula.
2) Untuk ibu (Handayani, 2010, hal. 68)
Mengurangi perdarahan pasca persalinan.
Mengurangi resiko anemia.
Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.
f. Keterbatasan MAL (Setya & Sujiyatini, 2009, hal. 70)
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan.
Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
g. Yang boleh menggunakan MAL (Handayani, 2010, hal. 69)
Ibu yang menyusui secara eksklusif.
Bayinya berumur kurang dari 6 bulan.
Belum mendapat haid setelah melahirkan.
h. Yang seharusnya tidak memakai MAL
Sudah mendapat haid setelah bersalin.
Tidak menyusui secara eksklusif.
Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam (Setya & Sujiyatini, 2009, hal. 71;
Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK- 3).
Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi
munculnya ASI dalam sistem payudara.

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa proses bekerjanya hormon dalam
menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:
1) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke
hipotalamus.
2) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas rem penahan prolaktin
3) Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang
kelenjar kelenjar susu di payudara.
Hormon hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai berikut :
1) Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan
estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besarbesaran
2) Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun
saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu,
sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena
dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3) Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam fisiologi laktasi,
prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini
memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI. Kadar hormon ini meningkat selama
kehamilan. Kerja hormon prolaktin dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau
keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan
progesteron berangsur ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan
diaktifkannya prolaktin.
4) Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya,
seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot
halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

5) Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan
banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum
melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
Refleks dalam Proses Laktasi
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar
karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan
menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi
perangsangan pada putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
makin lancar. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan
refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1 Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi
jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran
faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise
anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan
ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan
2

seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis depan tetapi
juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon
ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng alveolus dan dinding
saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan
saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan ASI makin kecil, dan
menyusui makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu

proses menyusui tetapi juga mudah terkena infeksi. Faktor-faktor yang meningkatkan let
down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk
menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
http://eprints.undip.ac.id/43466/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_-.pdf

8. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?

9. Apa hubungan hipertensi, DM, hepatitis kronis, Chlamidiasis terhadap penggunaan


kontrasepsi?
DM

EFEK KONTRASEPSI ORAL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH


Seperti telah disampaiakan didepan, bahwa pemakaian kontrasepsi oral dapat
menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan pemakainya, yang salah
satunya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah, sebagai akibat toleransi
glukosa darah yang menurun. Hal ini akan terlihat apabila dilakukan perbandingan tes
toleransi glukosa pada pemakai kontrasepsi oral dan yang tidak memakai kontrasepsi
oral. Kadar glukosa darah pemakai kontrasepsi oral akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan yang tidak memakai. Kontrasepsi oral yang hanya mengandung
estrogen saja, tidak memiliki efek merugikan pada metabolisme glukosa, tetapi yang
mengandung progesteron menunjukkan antagonisme dengan insulin. Formulasi
kontrasepsi oral dengan progesteron dosis tinggi menunjukkan tes toleransi glukosa
yang abnormal pada pemakainya, dengan tingkat insulin yang meningkat pada ratarata pasien. Efeknya pada metabolisme karbohidrat, akan menurunkan toleransi
glukosa. Progesteron juga dapat menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat dari
sistem pencernaan makanan. Hal-hal tersebut diatas terkait dengan potensi
androgenik dari progesteron, serta tingi-rendahnya dosis progesteron
HIPERTENSI
Perempuan memiliki hormon estrogen dan progesteronfungsinya mencegah
kekentalan darah serta menjaga dinding pembuluh darah agar tetap baik.
Alat kontrasepsi hormonalketidakseimbangan pada hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuhmempermudah retensi ion natrium dan sekresi air
akibat kenaikan renin plasma dan pembentukan angiotensinmempengaruhi
tingkat tekanan darah dan kondisi pembuluh darahhipertensi (Yayasan Harapan
Kita, 2008; Max Josep Herman, 2008).
CHLAMYDIA
Kelebihan progesteronfluor albusmemperparah keputihan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bisa menyebabkan arteriosclerosis juga.
Kenapa begitu?
HEPATITIS KRONIS
Kerusakan pada hati akan mengganggu proses degradasi / pemecahan hormon steroid
seperti estrogen dan progesteron. Estrogen dirombak di hati menjadi glukoronida
dan sulfat. Sedangkan progesteron akan dirombak menjadi steroid lain (pregnandiol).
Hasil degrdasi estrogen dan progesteron akan diekskresikan kedalam urin. Jika proses
degadrasi di hati ini terganggu misal karena penyakit seperti hepatitis maka akan
trejadi hiperestrinisme (meningkatnya kadar kedua hormon itu dalam darah) dan akan
menimbulkan manifestasi klinis seperti perdarahan abnormal.

Griseofulvin may enhance the hepatic metabolism of estrogens, including the estrogen
component of oral contraceptives, thereby reducing the effectiveness of contraception
and causing menstrual irregularities. Therefore, an alternate or second form of birth
control may be indicated during periods of concurrent use

Mechanism

Ethinyl estradiol is the estrogenic component of most combined oral


contraceptives. It is metabolized in the liver by cytochrome P450 3A4,
excreted in the bile, broken down by intestinal bacteria, and then reabsorbed
as an active drug
Two suggested mechanisms for how antibiotics can affect OC effectiveness
involve liver metabolism and enterohepatic circulation. The most significant
interactions are those that occur with other drugs metabolized by the same
liver enzyme as estrogen. These would include rifampin and griseofulvin.
Both of them are potent inducer of cytochrome P450 3A4 and accelerates the
elimination of ethinyl estradiol and some progestin components, resulting in
an increased risk of OC failure. They also affects sex hormone-binding
globulin (SHBG). SHBG has a high affinity for progestins and drugs that
increase
A different method of contraception can be suggested if a woman will be
taking rifampin or griseofulvin long-term. For women who choose to use OCs
while taking these drugs, tell them they should also use a nonhormonal
method of contraception, such as condoms or abstinence, during treatment.
Another alternative is to switch to a high-dose (50 micrograms of estrogen)
pill during treatment. Suspect interference with OC effectiveness if
breakthrough bleeding and/or spotting occurs while taking these drugs
together with OCs

BP dan cardiovascular control ada peran estradiol dan progesteron berpengaruh di


system hormonal (fluid retension)
Dilengkapi sama rita yaaa
DM
Pada pemberian pil oral kombinasi, dapat terjadi gangguan penggunaan glukosa yang akan
dikompensasi oleh meningkatnya sekresi insulin.
Pada beberapa akseptor, pil ini dapat menurunkan toleransi karbohidrat, meskipun hal ini bersifat
reversibel. Gangguan ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya hormone pertumbuhan yang
sering terjadi pada tahun pertama penggunaan obat, di mana hormone pertumbuhan ini bersifat
anti insulin. Estrogen dan progestin, kedua-duanya dapat mempengaruhi metabolisme
karbohidrat, tetapi tampaknya progestinlah yang mempunyai efek lebih besar . Estrogen juga
berperan pada efek diabetogenik yang terjadi pada kehamilan

1) Metabolisme Karbohidrat
Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa, dan resistensi
insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11% pemakai yang mengalami
peningkatan gula darah menetap. Pemakai pil KB yang mengalami gangguan metabolism
karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita penyakit kencing manis
(Diabetes Melitus) khususnya orangtua dan saudara kandung, pernah mengalami Diabetes
Melitus waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolism
karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara
berarti. Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah
dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga
hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah.
2) Pada metabolisme lemak.
Perubahan metabolisme lemak pada pemakai pil KB disebabkan oleh estrogen dan progesteron,
yang masing-masing mempunyai efek berbeda. Estrogen bersifat kardioprotektif (melindungi
jantung) dan anti-aterogenik (anti pembentukan lemak), sedangkan progestron bersifat antiestrogen.
Pemakaian estogen tunggal antara lain akan menurunkan aktivitas enzim liporotein lipase,
meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), dan menurunkan kadar kolesterol
LDL(kolesterol jahat). Efek progesteron justru berbanding terbalik dengan efek estrogen
tersebut, dan efek ini tergantung pada potensi androgen-nya. Makin kuat potensi androgen-nya,
makin besar efek buruknya pada metabolisme lemak. Usaha untuk mengurangi efek ini antara
lain dengan memakai pil KB kombinasi estrogen dengan kadar progesteron yang bervariasi (pil
kombinasi sekuensial).
3) Pada sistem pembekuan darah.
Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah,sehingga akan memudahkan
trombosis (pembekuan) di pembuluh darah,dengan akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan
gangguan pada alirandarah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar
pulaefeknya. Efek ini akan makin diperbesar dengan pengaruh anti-estrogendan progesteron.
6) Pada sistem kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli dan
gangguan pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat perubahan sistem pembekuan
darah akibat estrogen, di samping efek aterosklerosis oleh pengaruh progesteron.Risiko akan
meningkat pada perokok dan berkurang bila dosis estrogen dikurangi. Risiko tromboemboli ini
tidak dipengaruhi oleh lamanyapemakaian pil KB. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat terjadi
pada5% pemakai pil KB. Hal ini dipengaruhi usia, jenis kelamin, suku danriwayat keluarga.
Tekanan darah akan meningkat secara bertahap danbersifat tak menetap. Jika hipertensi menetap
setelah pil KB dihentikan, berarti telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah
akibataterosklerosis. Penggunaan pil KB akan meningkatkan angka kejadian penyakitjantung
koroner. Risiko ini dihubungkan dengan lama pemakaian pilKB, dan adanya risiko penyakit
jantung koroner yang lain seperti usialanjut, merokok, kegemukan dan hipertensi. Penggunaan
sediaan denganestrogen dan progesteron dosis rendah akan mengurangi risiko tersebuttetapi

tidak menghilangkannya. Kejadian gangguan pada peredarandarah otak pada pengguna pil KB
lebih tinggi dibandingkan denganyang tidak memakai. Gangguan ini terutama pada pemakai pil
KB kombinasi yang berusia di atas 35 tahun perokok, dengan kadar lemak darah tinggi, dan
menderita hipertensi
Sumber :
Syarif, Amir, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi.Ed.5. Jakarta, BagianFarmakologi FK UI, pp:
451-455.
Pritchard J.A, Mac Donald P.C., Gant N.F. 1991. Obstetri Williams. Ed.17.Diterjemahkan oleh
Harladi R.,dkk. Surabaya, Airlangga University Press,pp:945-954
Harbanu H., Mariyono. 2003. Pil KB pada Tubuh, Apa Pengaruhnya?. KendiriTabanan.
10. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat
setelah riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
- Sudah 11. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
Pasien FAM : Non hormonal
DM, hep. Kronis : non hormonal
12. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?
Langkah-Langkah Konseling KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru hendaknya dapat
diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan satu
tuju tersebut tidak perlu dilakukan secara berulang ulang karena konselor harus menyesuaikan
diri dengan kebutuhan klien. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:
SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya
kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.
T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengalami
pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba
tempatkan diri kita didalam hati klien.
U : Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu
klien pada jenis kontrasepsi yang diingini.
TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan
mengajukan pertanyaan.
J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan
(Saifuddin, 2006).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34413/4/Chapter%20II.pdf

13. Bagaimana pandangan KB menurut Islam dan perkembangan zaman modern?


Dalam mengikuti Keluarga Berencana harus disertai dengan niat, karena niat dalam Islam
mempunyai peranan sangat penting, niat yang dimaksud hanya ditujukan semata-mata untuk
kesejahteraan lahir dan batin, dan meningkatkan taraf hidup demi masa depan yang lebih

cerah, bukan karena takut terhadap keterbatasan ekonomi, atau takut karena tidak dapat
makan maupun yang lainnya. Oleh sebab itu semua pasangan muslim setiap saat, setiap waktu
dianjurkan untuk menjarangkan kelahiran anak karena penyusuan dengan susu ibu dianjurkan
oleh Al-Quran dalam surat Al-Baqarah : 233
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang maruf, seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya, janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah melihat apa yang kamu kerjakan.
Dari ayat ini bisa kita pahami, bahwa masa menyusui adalah dua tahun, apabila seorang ibu
mengandung lagi pada masa dua tahun itu, berarti seorang ibu akan memikul beban yang
sangat berat, baik fisik maupun mental, secara fisik seorang ibu yang mengandung
memerlukan tambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaniahnya dan juga
untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya. Di samping itu bila sekaligus
menyusui anak tetapi seorang ibu sudah mengandung lagi, sebab zat makanan dibagi dua
antara bayi dengan janin yang dikandungnya. Selain jarak kelahiran harus diatur, jumlah anak
perlu direncanakan sebaik-baiknya, oleh sebab itu apabila seorang ibu mengandung pada masa
permulaan akan mengalami gejala kelainan pada mentalnya, misal merasa jijik dan benci terhadap
sesuatu yang seharusnya tidak perlu. Oleh karena itu ayat di atas menunjukkan sesuatu pengertian
yang tersirat yaitu masa dua tahun sesudah kelahiran adalah masa ibu menyusui, sehingga diatur
suatu ihtiar agar selama masa tersebut ibu tidak mengandung lagi yakni untuk menjaga kesehatan
rohaniah dan jasmaniahnya baik untuk ibu maupun anaknya
Secara umum dapat kita katakan bahwa persetujuan kalangan ulama kepada pencegahan
kehamilan (untuk mengatur jarak kelahiran) dalam program keluarga berencana
bergantung pada Illat (alasan hukum) tindakan itu. Disamping pada metode KB itu sendiri,
mengenai alasannya ulama, bertolak dari dua batasan kepada program keluarga berencana ;
pertama, program KB merupakan upaya membatasi kelahiran akibat kekhawatiran akan
keterbatasan ekonomi, takut tidak dapat makan, miskin, dan kedua, KB sebagai ihtiar mengatur
kelahiran dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak.

Dari dua batasan diatas, kemudian lahir berbagai pandangan diantara para ulama, mengenai boleh
tidaknya melaksanakan program keluarga berencana :
1) Golongan yang menolak keras terhadap KB, bersandar pada alasan pertama yakni, pembatasan
kelahiran karna takut keterbatasan sumber sumber ekonomi. Ini tidak sesuai dengan ayat AlQuran yang menyatakan:
Artinya : Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu sendiri karna takut kelaparan, kamilah
yang memberi rizki kepada mereka itu dan kepada kamu sungguh membunuh mereka itu suatu
dosa yang besar. (Bani Israil 31) 18 Al-Quran surat Hud ayat 6
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang memberi rizki
dan doa mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya, semua tertulis
dalam kitab yang nyata. (Ijuh Mahfudz)
Dengan kata lain orang yang menjalankan keluarga berencana dikarnakan takut kekurangan
sumber-sumber ekonomi, itu tidak sesuai dengan ayat Al-Quran diatas, karna semua rizki yang
didapat oleh semua makhluk yang ada di bumi, Allah-lah yang memberi rizkinya, sehingga orang
yang menjalankan program keluarga berencana karna takut kekurangan terhadap Allah SWT yang
mengatur rezki segenap makhluk. Kecaman kepada rasa takut akan ketiadaan rezki Allah yang
banyak terdapat dalam Al-Quran dalam masalah perkawinan juga dimuat dalam Hadist Nabi :
Artinya : Barang siapa menghindari penikahan karna takut beban keluarga ia bukan golongan
kita. Di kalangan ulama juga terdapat berbagai pandangan tentang tujuan perkawinan, karna
perkawinan sebagai sarana untuk menurunkan anak cucu sebanyak-banyaknya, untuk itu biasanya
dibawakan hadist-hadist berikut :
Artinya: Hendaklah kamu kawin mengawini dan melahirkan, sesungguhnya aku banggakan
kamu di hadapan segala umat kelak di hari kiamat.
Artinya : Wanita hitam yang subur lebih baik dari wanita cantik yang tidak beranak.
Oleh karna itu, Syaikh saisut, tidak dapat menerima KB yang ditekankan pada tandidun Nas yang
sudah diketahui, memutuskan keturunan manusia atau hanya menginginkan jumlah tertentu.
2) Golongan yang menerima ide KB bersandar pada batasan program keluarga berencana yang
kedua, KB sebagai ihtiar mengatur kelahiran dengan tujuan utama meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan anak, baik kesejahteraan ekonomi maupun kesejahteraan pendidikan yang

diberikan kepada anak-anak sebagaimana sabda Rasulullah SAW : AYAT Artinya : Waktu
bertemu dengan Tuhan, tidak ada dosa yang paling besar di bawa kecuali keluarganya bodoh.
(al-Hadits) 21 Kalau melihat sabda Rasulullah diatas, di hari kiamat para pemimpin umat (Nabi)
berlomba-lomba dalam banyaknya pengikut, tetapi jangan sampai terlupakan dengan banyaknya
keturunan sehingga lupa kewajiban untuk mendidik anak sesuai kewajibannya.
Adapun untuk mencapai status keluarga sakinah maka kesejahteraan keluarga tidak hanya
mencakup kekayaan harta tetapi kesejahteraan rohani. Islam menekankan prinsip keseimbangan
antara aspek fisik dan mental. Gagasan kesejahteraan keluarga berhubungan erat dengan
usahausaha untuk meningkatkan kesejahteraan (kualitas) anak keturunannya dan jangan sekalikali meninggalkan anak keturunan yang lemah sebagaimana ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 9
: AYAT
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab
itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. AnNisa : 9) 23 Oleh sebab itu
ide keluarga berencana dapat diterima dan merupakan tujuan daripada keluarga berencana itu
sendiri.

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-mohizzuddi1567-bab3_419-4.pdf

A. Profil suhu basal, pada kondisi seperti apa?


B. Patofisologi dan bagaimana mekanisme terjadi fibroadenoma?
C. Sebuah sel rusak dimatikan oleh mekanisme tubuh apa yang terjadi? Mitosis sel
bila satu sel bertemu sel lainnya
D. Water tension bisa terjadi karena? Zat kimia yg bertanggung jawab dalam water
retension? Yaitu aldosterone, di bagian dan zona apa? Perbedaan hormone steroid di
ovarium dan korteks medial
E. Afinitas insulin terhadap glukosa, maksudnya ? reseptor insulin terhadap .
Glucose transporter 4
F. Hasil akhir dari konseling? Target yang dicapai apa?
G. KB pandangan Islam? Harus ada fondasinya (syariah (ada 5) dan tujuannya)
Menjaga anak dan keturunan (makosit alsyariah, ada 4)

Anda mungkin juga menyukai