STEP 1
Kontrasepsi
Berasal dari dua kata, kontra dan konsepsi. Kontra merupakan mencegah atau melawan,
konsepsi pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang menyebabkan
kehamilan,
Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah kehamilan akibat pertemuan sel telur
dan sel sperma.
Griseofulvin
Obat anti jamur sistemik. Cara kerjanya terikat pada keratin yang berpotensi pada jamur,
sifatnya fungiostatik, dapat menyebrangi plasenta.
Fibroadenoma mamae
Neoplasma jinak (belum ada metastasis) yang berbatas tegas padat berkapsul pada
payudara.
Keluarga berencana
Suatu usaha utk merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi,
misalnya suntik, IUD, program KB: dua anak lebih baik, menikah dini remaja terhenti.
Fungsi KB yang lain : menghindari kelahiran yg tidaj diingin kan serta mendapatkan
kelahiran yg diinginkan.
STEP 2
1. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi? Beserta mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi,
kelebihan, kekurangan!
2. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?
3. Apa hubungan hipertensi, DM, hepatitis kronis, Chlamidiasis terhadap penggunaan
kontrasepsi?
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi?
5. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat setelah
riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
6. Apa tujuan dari KB?
7. Apa kendala dari KB?
8. Siapa saja sasaran KB?
9. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
10. Bagaimana urutan pemilihan kontrasepsi rasional dalm pelayanan KB?
11. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?
2.
hormonal
progestin : pil, injeksi, implant
mekanisme kerja injeksi
non hormonal
amenorelaktasi (MAL) : utk ibu2 menyusui
hanya bertahan 6 bulan dgn menunda ovulasi.
ASI ekslusif selama 6 bulan, menyusui secara penuh, menyusui lebih dari
8x sehari, belum haid.
Tidak dianjurkan utk ibu2 yang kerja karena tdk menyusui teratur
Kondom mencegah sperma masuk, menghindari penyakit seksual.
Jenis kondom utk wanita pesarium : cervical cap dan diafragma vagina
setelah hubungan dibiarkan dulu selama 6 jam
Indikasi : dinding panggul kecil,
alat kontrasepsi dalam Rahim /AKDR/ IUD : emenjepit saluran tubafallopi
agar tdk terjadi fertilisasi.
indikasi: Usia reproduktif, wanita multipara, menginginkan kontrasepsi
jangka panjang, dalam keadaan menyusui, setelah melahirkan tdk
menyusui bayinaya, resiko IMS, tdk menginkan metode hormonal, tdk
Tidak dianjurkan utk ibu2 yang kerja karena tdk menyusui teratur
8. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?
Fibroadenoam mamae bisa terjadi akibat estrogen tinggi sehingga penggunaan KB
hormonal dilarang. Bila pakai estrogen lagi, bisa memunculkan fibroadenoma mamae di
posisi yang lain
Penggunaan lain dengan C-film : gel tipis, dispersi tinggi, bisa menyebar di portio uteri
dan vagina. Guna untuk berjaga-jaga
9. Apa hubungan hipertensi, DM, hepatitis kronis, Chlamidiasis terhadap penggunaan
kontrasepsi?
DM
Progesterone menyebabkan penurunan insulin, kadar glukosa meningkat, resiko DM
meningkat sehingga pemberian non hormonal baik
HIPERTENSI
Estrogen pembekuan darah meningkat aliran darah terganggu tekanan darah
meningkat sehingga pemberian non hormonal baik.
excessif level pada superoxide otak pada area rostral ventro lateral medulla di batang
otak - meregulasi blood pressure estrogen biosa menyebabkan meningkatnya ekanan
darah
CHLAMYDIA
Selama mengkonsumsi obat clamidia tdk boleh pakai KB karena akan tetap bisa hamil.
Kenapa begitu?
HEPATITIS KRONIS
Hep. A dan B tidak boleh pakai KB
10. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat
setelah riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
Akibat adanya:
o retensi cairan : suspek utama
o Increase muscle mass
o Deposit lemak
Kenapa bisa
terjadi?
11. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
Pasien A : non hormonal dan pemakaian kondom karena ada resiko IMS
Pasien B : non hormonal
12. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?
INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA
Indikator pertama
indicator kedua:
melaksanakan ibadah sesusai agama masing-masing
paling kurang makan daging, ikan atau telur
seluruh keluarga memperoleh apling kuyrang 1 stel baju baru per tahun
luas lantai rumah min. 8m2
3 bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan
fungsi masing-masing
Ada seorang atau lebih keluarga yang bekerja
13. Bagaimana pandangan KB menurut Islam dan perkembangan zaman modern?
STEP 4
STEP 7
1. Apa tujuan dari KB?
Di Indonesia, tujuan Program Nasional Kependudukan dan
keluarga berencana adalah:
a Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan
penduduk. Sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut
telah ditetapkan suatu target demografis berupa penurunan angka
fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada
tahun 1990
b Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi
falsafah hidup masyarakat Indonesia
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Tujuan umum
Penyelesaian :
Strategi dasar : dari structural harus dimantapkan terlebih dulu.
Meneguhkan kembali program didaerah
Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional : yang nantinya akan terjun ke masyarakat.
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB
Peningkatan kualitas dari prioritas program.
Penggalangan dan pemantapan komitmen.
Dukungan regulasi dan kebijakan.
Pemantauan , evaluasi dan akuntabilitas pelayanan masyarakat.
Sumber : BKKBN.1999. Kependudukan KB dan KIA.Bandung Balai Litbang
3.
Menghindari 4 terlalu : terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering, terlalu dekat.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
Peningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program
KB Nasional.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-sriasniyat-6106-3-babii.pdf
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan
yang sah yang umur istrinya antara 15 - 49 tahun. PUS merupakan sasaran utama
program KB sehingga perlu diketahui bahwa:
a. Hubungan urutan persalinan dengan risiko ibu-anak paling aman pada persalinan kedua
atau antara anak kedua dan ketiga.
b. Jarak kehamilan 2 4 tahun, adalah jarak yang paling aman bagi kesehatan ibu-anak.
c. Umur melahirkan antara 20 30 tahun, adalah umur yang paling aman bagi kesehatan
ibu-anak.
d. Masa reproduksi (kesuburan) dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Masa menunda kehamilan (kesuburan)
2) Masa mengatur kesuburan (menjarangkan)
3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi).
Masa reproduksi (kesuburan) ini merupakan dasar dalam pola penggunaan kontrasepsi
rasional.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat kontrasepsi?
Secara medis persyaratan penggunaan metode kontrasepsi dikelompokkan
dalam 4 kategori :
1.
Kondisi di mana tidak ada pembatasan apa pun dalam penggunaan
metode kontrasepsi
2.
Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan
risiko yang diperkirakan akan terjadi
3.
Risiko yang diperkirakan lebih besar daripada manfaat penggunaan
kontrasepsi
4.
b.
Diabetes; insulin dependen; dengan nefropati/neuropati/retinopati/ atau
penyakit vascular lain atau > 20 tahun telah menderita diabetes
c.Penyakit jantung iskemik
d. Stroke
e.
f.
g.
h.
HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)
i.
Sirosis hati
j.
Hepatoma
k.
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat - syarat
sebagai berikut :
a. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
b. efek samping yang merugikan tidak ada.
c. lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya.
f. cara penggunaannya sederhana.
g. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. dapat diterima oleh pasangan suami istri
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27190/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=A8EB3E3A293CD2450D8D1E28438C258D?sequence=4
Faktor pasangan
Faktor-faktor dalam
memilih metode
kontrasepsi
Faktor kesehatan
Faktor metode
kontrasepsi
Faktor pasangan
Faktor Kesehatan
Faktor metode
kontrasepsi
Minipil
Pil yang hanya mengandung progesterone saja dalam dosis kecil
yaitu 0,5mg/hari, minipill bukan merupakan penghambat ovulasi
karena selama mengkonsumsi pil ini masih bisa terjadi
ovulasi.efek utamanya pada lendir serviks sehingga nidasi
- perokok
Kontraindikasi :
- Wanita hamil
- Wanita >35tahun
- Riwayat KET, kanker, miom, stroke
F Spermatisida
Spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas dua komponen yaitu zat kimiawi
yang mampu mematikan spermatozoa; dan vechikulum yang dipakai untuk membuat tablet,
krim, atau jelly. Spermatisid berguna untuk mematikan sperma sebelum melewati serviks.
Cara kerjanya dengan merusak membran sel sperma dan menurunkan mobilitas sperma serta
kemampuan sperma di dalam membuahi ovum. Spermatisida terdiri dari bermacam bentuk
seperti suppositorum, jelly atau krim, tablet busa dan tisu KB. Penggunanya masih sangat
sedikit.
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk:
a Suppositorium: Lorofin suppositoria, Rendel pessaries. Suppositorium dimasukkan
sejauh mungkin kedalam vagina sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5
b
menggunakan suatu alat. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Tablet busa: Sampoon, volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu
dicelupkan kedalam air, kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin. Lama
7. Jenis kontrasepsi apa yang sesuai dengan ibu menyusui? JELASKAN ALASANNYA ?
bila mendapat makanan tambahan, berpengaruh atau tidak?
Metode Amenorea Laktasi (MAL)
a Pengertian MAL
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Setya & Sujiyatini,
2009, hal. 68). MAL menggunakan praktik menyusui untuk menghambat ovulasi sehingga
berfungsi sebagai kontrasepsi. Apabila seorang wanita memiliki seorang bayi berusia
kurang dari 6 bulan dan amenore serta menyusui penuh, kemungkinan kehamilan
terjadi hanya sekitar 2%. Namun, jika tidak menyusui penuh atau tidak amenorea, risiko
kehamilan akan lebih besar. Banyak wanita akan memilih bergantung pada metode
kontrasepsi lain seperti pil hanya progesteron serta MAL (Everett, 2007, hal. 51).
b. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari.
Belum haid.
Umur bayi kurang dari 6 bulan (Saifuddin, dkk, 2006, hal. MK-1).
b Cara kerja MAL
Proses menyusui dapat menjadi metode kontrasepsi alami karena hisapan bayi pada puting
susu dan areola akan merangasang ujung- ujung saraf sensorik, rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus, hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor
yang menghambat sekresi prolaktin namun sebaliknya akan merangsang faktor-faktor
tersebut merangsang hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon
prolaktin akan merangsang selsel alveoli yang berfungsi untuk memproduksi susu.
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin, rangsangan yang berasal dari isapan bayi
akan ada yang dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin
melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan
kontraksi pada uterus sehingga terjadilah proses involusi. Oksitosin yang sampai pada
alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras ASI yang telah terbuat keluar dari
alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang selanjutnya mengalirkan melalui duktus laktiferus
masuk ke mulut bayi (Anggraini, 2010, hal. 11-12). Hipotesa lain yang menjelaskan efek
kontrasepsi pada ibu menyusui menyatakan bahwa rangsangan syaraf dari puting susu
diteruskan ke hypothalamus, mempunyai efek merangsang pelepasan beta endropin
yang akan menekan sekresi hormon gonadotropin oleh hypothalamus. Akibatnya
adalah penurunan sekresi dari hormon Luteinizing Hormon (LH) yang menyebabkan
kegagalan ovulasi (BKKBN, 1991, hal. 8).
d. Keuntungan kontrasepsi MAL (Handayani, 2010, hal. 68)
Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
Tidak mengganggu senggama.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa proses bekerjanya hormon dalam
menghasilkan ASI adalah sebagai berikut:
1) Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke
hipotalamus.
2) Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas rem penahan prolaktin
3) Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang
kelenjar kelenjar susu di payudara.
Hormon hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai berikut :
1) Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan
estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besarbesaran
2) Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun
saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu,
sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena
dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3) Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam fisiologi laktasi,
prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini
memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI. Kadar hormon ini meningkat selama
kehamilan. Kerja hormon prolaktin dihambat oleh hormon plasenta. Peristiwa lepas atau
keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan membuat kadar estrogen dan
progesteron berangsur ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan
diaktifkannya prolaktin.
4) Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya,
seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot
halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5) Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan
banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum
melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
Refleks dalam Proses Laktasi
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar
karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan
menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi
perangsangan pada putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
makin lancar. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan
refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1 Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi
jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran
faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise
anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan
ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan
2
seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.
Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hifofisis depan tetapi
juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon
ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dindng alveolus dan dinding
saluran, sehingga ASI dipompa keluar. makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan
saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan ASI makin kecil, dan
menyusui makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu
proses menyusui tetapi juga mudah terkena infeksi. Faktor-faktor yang meningkatkan let
down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk
menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
http://eprints.undip.ac.id/43466/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_-.pdf
8. Apa hubungan riwayat operasi fibroadenoma mamae dengan pemilihan kontrasepsi yang
akan digunakan?
Griseofulvin may enhance the hepatic metabolism of estrogens, including the estrogen
component of oral contraceptives, thereby reducing the effectiveness of contraception
and causing menstrual irregularities. Therefore, an alternate or second form of birth
control may be indicated during periods of concurrent use
Mechanism
1) Metabolisme Karbohidrat
Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa, dan resistensi
insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11% pemakai yang mengalami
peningkatan gula darah menetap. Pemakai pil KB yang mengalami gangguan metabolism
karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita penyakit kencing manis
(Diabetes Melitus) khususnya orangtua dan saudara kandung, pernah mengalami Diabetes
Melitus waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolism
karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara
berarti. Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah
dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga
hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah.
2) Pada metabolisme lemak.
Perubahan metabolisme lemak pada pemakai pil KB disebabkan oleh estrogen dan progesteron,
yang masing-masing mempunyai efek berbeda. Estrogen bersifat kardioprotektif (melindungi
jantung) dan anti-aterogenik (anti pembentukan lemak), sedangkan progestron bersifat antiestrogen.
Pemakaian estogen tunggal antara lain akan menurunkan aktivitas enzim liporotein lipase,
meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), dan menurunkan kadar kolesterol
LDL(kolesterol jahat). Efek progesteron justru berbanding terbalik dengan efek estrogen
tersebut, dan efek ini tergantung pada potensi androgen-nya. Makin kuat potensi androgen-nya,
makin besar efek buruknya pada metabolisme lemak. Usaha untuk mengurangi efek ini antara
lain dengan memakai pil KB kombinasi estrogen dengan kadar progesteron yang bervariasi (pil
kombinasi sekuensial).
3) Pada sistem pembekuan darah.
Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah,sehingga akan memudahkan
trombosis (pembekuan) di pembuluh darah,dengan akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan
gangguan pada alirandarah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar
pulaefeknya. Efek ini akan makin diperbesar dengan pengaruh anti-estrogendan progesteron.
6) Pada sistem kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli dan
gangguan pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat perubahan sistem pembekuan
darah akibat estrogen, di samping efek aterosklerosis oleh pengaruh progesteron.Risiko akan
meningkat pada perokok dan berkurang bila dosis estrogen dikurangi. Risiko tromboemboli ini
tidak dipengaruhi oleh lamanyapemakaian pil KB. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat terjadi
pada5% pemakai pil KB. Hal ini dipengaruhi usia, jenis kelamin, suku danriwayat keluarga.
Tekanan darah akan meningkat secara bertahap danbersifat tak menetap. Jika hipertensi menetap
setelah pil KB dihentikan, berarti telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah
akibataterosklerosis. Penggunaan pil KB akan meningkatkan angka kejadian penyakitjantung
koroner. Risiko ini dihubungkan dengan lama pemakaian pilKB, dan adanya risiko penyakit
jantung koroner yang lain seperti usialanjut, merokok, kegemukan dan hipertensi. Penggunaan
sediaan denganestrogen dan progesteron dosis rendah akan mengurangi risiko tersebuttetapi
tidak menghilangkannya. Kejadian gangguan pada peredarandarah otak pada pengguna pil KB
lebih tinggi dibandingkan denganyang tidak memakai. Gangguan ini terutama pada pemakai pil
KB kombinasi yang berusia di atas 35 tahun perokok, dengan kadar lemak darah tinggi, dan
menderita hipertensi
Sumber :
Syarif, Amir, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi.Ed.5. Jakarta, BagianFarmakologi FK UI, pp:
451-455.
Pritchard J.A, Mac Donald P.C., Gant N.F. 1991. Obstetri Williams. Ed.17.Diterjemahkan oleh
Harladi R.,dkk. Surabaya, Airlangga University Press,pp:945-954
Harbanu H., Mariyono. 2003. Pil KB pada Tubuh, Apa Pengaruhnya?. KendiriTabanan.
10. Mengapa pasien B mengeluh tidak menstruasi dan berat badan semakin meningkat
setelah riwayat penggunaan kontrasepsi suntik?
- Sudah 11. Kontrasepsi apa yang dapat digunakan untuk pasien A dan B? beserta alasannya!
Pasien FAM : Non hormonal
DM, hep. Kronis : non hormonal
12. Bagaimana cara pemberian konseling kontrasepsi yang baik?
Langkah-Langkah Konseling KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru hendaknya dapat
diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan satu
tuju tersebut tidak perlu dilakukan secara berulang ulang karena konselor harus menyesuaikan
diri dengan kebutuhan klien. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:
SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya
kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.
T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengalami
pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba
tempatkan diri kita didalam hati klien.
U : Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu
klien pada jenis kontrasepsi yang diingini.
TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan
mengajukan pertanyaan.
J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan
kembali untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan
(Saifuddin, 2006).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34413/4/Chapter%20II.pdf
cerah, bukan karena takut terhadap keterbatasan ekonomi, atau takut karena tidak dapat
makan maupun yang lainnya. Oleh sebab itu semua pasangan muslim setiap saat, setiap waktu
dianjurkan untuk menjarangkan kelahiran anak karena penyusuan dengan susu ibu dianjurkan
oleh Al-Quran dalam surat Al-Baqarah : 233
Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang maruf, seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya, janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah melihat apa yang kamu kerjakan.
Dari ayat ini bisa kita pahami, bahwa masa menyusui adalah dua tahun, apabila seorang ibu
mengandung lagi pada masa dua tahun itu, berarti seorang ibu akan memikul beban yang
sangat berat, baik fisik maupun mental, secara fisik seorang ibu yang mengandung
memerlukan tambahan gizi agar dapat memelihara daya tahan jasmaniahnya dan juga
untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya. Di samping itu bila sekaligus
menyusui anak tetapi seorang ibu sudah mengandung lagi, sebab zat makanan dibagi dua
antara bayi dengan janin yang dikandungnya. Selain jarak kelahiran harus diatur, jumlah anak
perlu direncanakan sebaik-baiknya, oleh sebab itu apabila seorang ibu mengandung pada masa
permulaan akan mengalami gejala kelainan pada mentalnya, misal merasa jijik dan benci terhadap
sesuatu yang seharusnya tidak perlu. Oleh karena itu ayat di atas menunjukkan sesuatu pengertian
yang tersirat yaitu masa dua tahun sesudah kelahiran adalah masa ibu menyusui, sehingga diatur
suatu ihtiar agar selama masa tersebut ibu tidak mengandung lagi yakni untuk menjaga kesehatan
rohaniah dan jasmaniahnya baik untuk ibu maupun anaknya
Secara umum dapat kita katakan bahwa persetujuan kalangan ulama kepada pencegahan
kehamilan (untuk mengatur jarak kelahiran) dalam program keluarga berencana
bergantung pada Illat (alasan hukum) tindakan itu. Disamping pada metode KB itu sendiri,
mengenai alasannya ulama, bertolak dari dua batasan kepada program keluarga berencana ;
pertama, program KB merupakan upaya membatasi kelahiran akibat kekhawatiran akan
keterbatasan ekonomi, takut tidak dapat makan, miskin, dan kedua, KB sebagai ihtiar mengatur
kelahiran dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak.
Dari dua batasan diatas, kemudian lahir berbagai pandangan diantara para ulama, mengenai boleh
tidaknya melaksanakan program keluarga berencana :
1) Golongan yang menolak keras terhadap KB, bersandar pada alasan pertama yakni, pembatasan
kelahiran karna takut keterbatasan sumber sumber ekonomi. Ini tidak sesuai dengan ayat AlQuran yang menyatakan:
Artinya : Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu sendiri karna takut kelaparan, kamilah
yang memberi rizki kepada mereka itu dan kepada kamu sungguh membunuh mereka itu suatu
dosa yang besar. (Bani Israil 31) 18 Al-Quran surat Hud ayat 6
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang memberi rizki
dan doa mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya, semua tertulis
dalam kitab yang nyata. (Ijuh Mahfudz)
Dengan kata lain orang yang menjalankan keluarga berencana dikarnakan takut kekurangan
sumber-sumber ekonomi, itu tidak sesuai dengan ayat Al-Quran diatas, karna semua rizki yang
didapat oleh semua makhluk yang ada di bumi, Allah-lah yang memberi rizkinya, sehingga orang
yang menjalankan program keluarga berencana karna takut kekurangan terhadap Allah SWT yang
mengatur rezki segenap makhluk. Kecaman kepada rasa takut akan ketiadaan rezki Allah yang
banyak terdapat dalam Al-Quran dalam masalah perkawinan juga dimuat dalam Hadist Nabi :
Artinya : Barang siapa menghindari penikahan karna takut beban keluarga ia bukan golongan
kita. Di kalangan ulama juga terdapat berbagai pandangan tentang tujuan perkawinan, karna
perkawinan sebagai sarana untuk menurunkan anak cucu sebanyak-banyaknya, untuk itu biasanya
dibawakan hadist-hadist berikut :
Artinya: Hendaklah kamu kawin mengawini dan melahirkan, sesungguhnya aku banggakan
kamu di hadapan segala umat kelak di hari kiamat.
Artinya : Wanita hitam yang subur lebih baik dari wanita cantik yang tidak beranak.
Oleh karna itu, Syaikh saisut, tidak dapat menerima KB yang ditekankan pada tandidun Nas yang
sudah diketahui, memutuskan keturunan manusia atau hanya menginginkan jumlah tertentu.
2) Golongan yang menerima ide KB bersandar pada batasan program keluarga berencana yang
kedua, KB sebagai ihtiar mengatur kelahiran dengan tujuan utama meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan anak, baik kesejahteraan ekonomi maupun kesejahteraan pendidikan yang
diberikan kepada anak-anak sebagaimana sabda Rasulullah SAW : AYAT Artinya : Waktu
bertemu dengan Tuhan, tidak ada dosa yang paling besar di bawa kecuali keluarganya bodoh.
(al-Hadits) 21 Kalau melihat sabda Rasulullah diatas, di hari kiamat para pemimpin umat (Nabi)
berlomba-lomba dalam banyaknya pengikut, tetapi jangan sampai terlupakan dengan banyaknya
keturunan sehingga lupa kewajiban untuk mendidik anak sesuai kewajibannya.
Adapun untuk mencapai status keluarga sakinah maka kesejahteraan keluarga tidak hanya
mencakup kekayaan harta tetapi kesejahteraan rohani. Islam menekankan prinsip keseimbangan
antara aspek fisik dan mental. Gagasan kesejahteraan keluarga berhubungan erat dengan
usahausaha untuk meningkatkan kesejahteraan (kualitas) anak keturunannya dan jangan sekalikali meninggalkan anak keturunan yang lemah sebagaimana ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 9
: AYAT
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab
itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. AnNisa : 9) 23 Oleh sebab itu
ide keluarga berencana dapat diterima dan merupakan tujuan daripada keluarga berencana itu
sendiri.
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-mohizzuddi1567-bab3_419-4.pdf