Fekunditas
adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang
wanita selama masa reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada
tiap kelompok umur pada tahun yang bersangkutan.
Rumus:
Sumber : Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Doda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan
Hidup.P2LPTK,Jakarta
Sumber : Jurnal Hubungan antara Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk oleh Hidayatul Ainy, et.al
Stagnansi Total Fertility Rate (TFR) Indonesia sebesar 2,6 yang sudah berlangsung
selama 10 tahun (2002-2012) menyebabkan tidak tercapainya tujuan Keluarga berencana (KB)
sebagai dampak dari perubahan pola determinan fertilitas.
Dampak Negatif
1. Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di negara ki
ta yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan jumlah lap
angan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang terjadi adalah bertam
bahnya jumlah pengangguran di Indonesia .
2. Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan
yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadai dan k
ondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing untuk mendap
atkan pemukiman yang layak , nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yan
g sudah bertahun-tahun menjadi tempat tinggalnya dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari
nenek moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.
3. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan.
Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas dari m
asyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan karena unt
uk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang
mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan , sedangkan di
negeri kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan semua rakyatnya karena faktor ke
miskinan .
4. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi denga
n tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja gur
u yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk berseko
lah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.
Dampak Positif
1. Berlimpah nya Sumber Daya Manusia.
Kita bisa memanfaatkannya sebagai Sumber Daya Manusia (SDA) dari negara kita sendiri,
tanpa membutuhkan tenaga dari luar negeri untuk memakmurkan bangsa Ini sendiri dan bisa
mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke luar negeri, karena berlimpahnya ketersediaannya
Sumber Daya Manusia dari Indonesia Itu sendiri.
Sumber : Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2004.Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
- Kesehatan :
Menurut Mantra (dalam Ali Rakhmatullah, 2015), terdapat sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat fertilitas, yaitu
- komposisi umur,
- status perkawinan,
- fekunditas, dan
(2) faktor non demografi, diantaranya ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan
status wanita, urbanisasi, dan industrialisasi.
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
8. Apa saja macam macam ukuran fertilitas tahunan?
Rumus: CBR = B / P x k
Dengan: CBR = Angka Kelahiran Kasar
B = jumlah kelahiran pada sauatu tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
k = 1000
b. Age Spesific Fertility Rate (Angka Fertiltas Menurut Umur)
Angka Fertilitas Menurut Umur menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur
dari wanita yang berada dalam kelompok umur tertentu antara 15 – 49 tahun per
penduduk wanita pada kelompok umur yang sama.
Ukuran ini lebih baik daripada ukuran CBR karena memperhatikan perbedaan
fertilitas pada tiap kelompok umur.
Rumus:
Keterangan :
CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : Konstanta
yaitu banyaknya kelahirantiap seribu wanita yang berumur 15-49 atau 15-44 tahun. Kebaikan
dari perhitungan inilebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur
15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “exposed to risk”. Kelemahannya ukuran ini tidak
membedakan resiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yangn berumur
40 tahun dianggap memepunyai risiko melahirkan yang sama besarnya denganwanita yang
berumur 40 tahun.
GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
10. mengapa pengukuran fertilitas dianggap lebih kompleks dibanding pengukuran mortalita
s?
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih
dari seorang bayi (Mantra, 2000:145).
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengkuran mortalitas, dengan
alasan sebagai berikut:
1. Akurasi data, sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang
meninggal beberapa saat setelah kelahiran tidak dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran
atau kematian dan sering juga dicatatkan sebagai lahir mati (still bith)
2. Tidak semua wanita mempunyai resiko melahirkan, yang mempunyai resiko adalah
wanita menikah yang usianya usia reproduksi.
2. Kejadian melahirkan seorang wanita dapat berkali-kali dan melibatkan dua orang
suami dan istri, dan akan lebih kompleks jika seorang wanita tersebut cerai, dan menikah
lagi.
3. Budaya mempengaruhi kelahiran terutama yang mendukung kelahiran misalnya
banyak anak banyak rezeki.
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Arsyad, Syahmida Syahbuddin & Septi, Nurhayati. 2016. Determinan Fertilitas di
Publish.
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penring untuk mengukur tinggi
rendahnyafertilitas suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan
alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.
Tingkat fertilitas menuruturutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:
K : 1000
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16. Bagaimana hubungan antara kenaikan fertilitas pada usia 15-19 tahun dengan stagnasi TF
R Indonesia?
Stagnansi Total Fertility Rate (TFR) Indonesia sebesar 2,6 yang sudah berlangsung
selama 10 tahun (2002-2012) menyebabkan tidak tercapainya tujuan Keluarga berencana (KB)
sebagai dampak dari perubahan pola determinan fertilitas.Stagnasi TFR menyebabkan ledakan
penduduk dan beban perekonomian dalam penyediaan pangan, layanan pendidikan, kesehatan
dan lapangan pekerjaan.
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 menunjukkan Total
fertility rate (TFR) Indonesia mengalami penurunan sebanyak 0,2 poin, dari 2,6 per wanita usia
subur pada SDKI Tahun 2012 menjadi 2,4 per wanita usia subur pada SDKI Tahun 2017. visi
BKKBN “Terwujudnya Penduduk Tumbuh Seimbang dan Berkualitas” yaitu menurunnya TFR
menjadi 2,1 anak pada tahun 2025, terbentuk struktur umur produktif, TFR harus terus dijaga
dan dipertahankan untuk menjaga pertumbuhan penduduk tetap seimbang dalam jangka waktu
panjang dan tidak negatif.
PTS (Penduduk Tumbuh Seimbang) adalah kondisi dimana penduduk Indonesia akan
mencapai tingkat penggantian manusia (replacement level) apabila angka fertilitas total turun
mencapai 2,1.
Jadi jika terjadi peningkatan fertilitas pada usia 15-49 tahun akan menyebabkan
pemerintah indonesia sulit mencapai visi terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan
berkualitas. Dikarenakan saat ini saja TFR Indonesia belum menurun sampai 2,1. jika terus
terjadi peningkatan fertilitas usia subur maka akan membuat pemerintah indonesia sulit
menurunkan TFR atau bahkan bisa tidak berubah (stagnan) ataupun malah meningkat.
Sumber : Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017
Hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Pemerintah Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (SKAP–KKBPK) tahun 2018.
CWR tahun 2004 sebesar 33 artinya paa tahun 2004 terdapat 33 anak usia dibawah lima
tahun pada setiap 100 wanita usia 15-49 tahun. CWR tinggi berarti di wilayah tersebut
banyak terdapat balita, dengan kata lain kelahiran yang terjadi cukup tinggi.
NNR
NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic dari 1000 wanita
dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal dari wanita-wanita tersebut
sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat dikatakan merupakan angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita
selama masa hayatnya, dengan mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya.Cohort
adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari
1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya. Selanjutnya wanita-
wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang meninggal, misalnya berapa
wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak sampai umur 30 tahun dan seterusnya
sampai akhir umur reproduksi sesudah itu meninggal. Jadi berapakah besarnya jumlah bayi
wanita yang akan menggantikan cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya,
dengan memperhatikan kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.NRR ini
biasa ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut:
NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000 wanita akan
diganti oleh 1.390,83 bagi wanita.
Sumber :
Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010 dihitung dari Sensus Penduduk tahun 2010.
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per 1.000 wanita dalam usia
reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam masa reproduksinya seorang
wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak.ܴ
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
memiliki umur pertama kawin muda, sehingga kesempatan untuk menambah jumlah anak
idealnya juga besar. Hal ini sesuai dengan budaya pada 20-30 tahun yang lalu. Jumlah anak ideal
dipengaruhi juga oleh pemakaian kontrasepsi (Triana dan Wilopo, 2007). Dalam hasil
penelitiannya juga disebutkan bahwa variabel pengetahuan KB, pilihan
fertilitas dan jumlah anak ideal yang diinginkan pasangan menunjukkan ada hubungan yang
positif dengan hambatan psikososial pelayanan kontrasepsi.
keputusan yang tepat dan efektif tentang alat kontrasepsi yang digunakan
dan keputusan melahirkan anak. Pendidikan mempengaruhi usia kawin, dengan bersekolah maka
wanita akan menunda perkawinannya, yang
21. Mengapa diperlukan peningkatan peran tokoh masyarakat dan agama untuk sosialisasi pe
nurunan angka TFR?
Untuk mengatasi permasalahan KB perlu peran dari semua lapisan kehidupan, baik pemerintah
(dari pusat-kota) hingga masyarakat itu sendiri. Kepedulian akan tujuan bersama harus
ditingkatkan. Tokoh agama dan tokoh masyarakat selama ini memiliki peran yang sangat penting
dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Tokoh agama memegang peran strategis
dalam mendukung program Keluarga Berencana (KB) terkait dengan keyakinan dan faktor sosial
budaya masyarakat. peran mereka sangat penting untuk meyakinkan masyarakat tentang program
KB. Partisipasi mereka dalam meyerukan program KB demi menekan laju pertumbuhan
penduduk serta masalah lain yang mungkin timbul sangat diperlukan untuk mendukung
sosialisasi KB di masyarakat dan membangun jaringan kuat yang mampu berinergi mendukung
program KB agar terlaksana dengan efektif dan efisien.
langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dalam
meningkatkan peran serta masyarakat untuk menerapkan isi pesan program pembangunan
KKBKP antara lain:
Sumber : https://babel.kemenag.go.id/id/berita/497500/PERAN-TOKOH-AGAMA-
DAN-TOKOH-MASYARAKAT-DALAM-MENSUKSESKAN-PROGRAM-
KEPENDUDUKAN
https://www.bkkbn.go.id/
22. Sebutkan pemecahan masalah guna menurunkan angka kelahiran!
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
24. Apa saja program RPJPN? Sebutkan faktor yang mempengaruhi penurunan angka kelahir
an!
Bagian Pembangunan Sumber Daya Manusia
VISI
Terwujudnya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia
Secara khusus, arah pembangunan jangka panjang bidang SDM adalah:
1. Peningkatan kualitas SDM, melalui peningkatan akses dan pemerataan, kualitas dan
relevansi, serta manajemen pelayanan sosial/dasar, yang mencakup kesehatan, gizi,
pendidikan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial; peningkatan kualitas tenaga
kerja; peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan hidup intern dan antar umat
beragama; dan perlindungan sosial.
2. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk melalui peningkatan pelayanan
kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga berencana
(KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta pemberdayaan keluarga menuju
terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.
3. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan, melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan
wilayah, dan pembukaan kawasankawasan industrial terpadu yang lebih banyak lagi
menampung tenaga kerja.
4. Penataan administrasi kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan, dan mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk
dan perlindungan sosial.
Sumber : https://www.bappenas.go.id/files/1814/2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf
Sumber : https://www.bkkbn.go.id/pages/tugas-pokok-dan-fungsi