Anda di halaman 1dari 30

STEP 7

1. Apa itu fertilitas dan fekunditas?


Fertilitas
Fertilitas atau yang sering dikenal dengan kelahiran dapat diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari penduduk (actual reproduction performance) atau jumlah anak
hidup yang dilahirkan oleh seorang atau sekelompok perempuan.
menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World
Health Organization-WHO), terdapat tiga konsep mengenai kelahiran.
 Pertama, lahir hidup (live birth), adalah kelahiran seorang bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-
tanda kehidupan pada saar dilahirkan.
 Kedua adalah lahir mati, kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling
sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.
 Konsep terakhir adalah aborsi, peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan
umur kurang dari 28 minggu baik secara sengaja maupun tidak disengaja

Fekunditas
adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

2. Bagaimana cara menghitung TFR dan angka fertilitas lainnya?

Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang
wanita selama masa reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada
tiap kelompok umur pada tahun yang bersangkutan.

Rumus:
Sumber : Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Doda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan
Hidup.P2LPTK,Jakarta

3. Apa hubungan demografi dengan fertilitas?

fertilitas memiliki hubungan yang signifikan dengan laju pertumbuhan


pendududuk. Penelitian Syaadah (2014), bahwa faktor utama pertumbuhan penduduk
adalah fetilitas. Pencegahan dan pengendalian angka fertilitas dapat menurunkan laju
pertumbuhan penduduk. Penelitian Soleha (2016), menyatakan pertumbuhan penduduk
meningkat karena tingginya jumlah kelahiran. Upaya untuk menekan pesatnya
pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah keahiran. Jumlah
kelahiran dapat di turunkan melalui penundaan usia perkawinan dan pembatasan jumlah
anak dalam keluarga.

Sumber : Jurnal Hubungan antara Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk oleh Hidayatul Ainy, et.al

4. Apa dampak dari total fertilitas stagnan?

Dampak total fertilitas stagnan

Stagnansi Total Fertility Rate (TFR) Indonesia sebesar 2,6 yang sudah berlangsung
selama 10 tahun (2002-2012) menyebabkan tidak tercapainya tujuan Keluarga berencana (KB)
sebagai dampak dari perubahan pola determinan fertilitas.

Dampak peningkatan Fertilitas yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk :

Dampak Negatif
      1. Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di negara ki
ta yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan jumlah lap
angan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang terjadi adalah bertam
bahnya jumlah pengangguran di Indonesia .

      2. Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan 
yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadai dan k
ondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing untuk mendap
atkan pemukiman yang layak , nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yan
g sudah bertahun-tahun menjadi tempat tinggalnya dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari 
nenek moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.

      3. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan. 
Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas dari m
asyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan karena unt
uk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang 
mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan , sedangkan di 
negeri kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan semua rakyatnya karena faktor ke
miskinan .

     4. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi denga
n tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja gur
u yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk berseko
lah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.

Dampak Positif
1. Berlimpah nya Sumber Daya Manusia.
         Kita bisa memanfaatkannya sebagai Sumber Daya Manusia (SDA) dari negara kita sendiri,
tanpa membutuhkan tenaga dari luar negeri untuk memakmurkan bangsa Ini sendiri dan bisa
mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke luar negeri, karena berlimpahnya ketersediaannya
Sumber Daya Manusia dari Indonesia Itu sendiri.

2. Dapat Meningkatkan Produksi.


          Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, berarti banyak pula tenaga pekerja
pekerja di Indonesia yang memproduksi suatu kebutuhan hidup untuk masyarakat Indonesia itu
sendiri, tanpa harus membutuhkan produksi dari luar negeri yang tidak kalah saing hasil
produktivitas nya.

3. Meningkatkan solidaritas antar Bangsa.


          Bertambahnya penduduk, berarti makin banyak juga aneka ragam suku bangsa di tanah air
ini, kita bisa meningkatkan solidaritas antar sesama bangsa setanah air untuk mempersatukan
jiwa tanah air, dengan bersosialisasi antar sesama, sehingga dapat mencapai tujuan bangsa
bersama sama dengan jiwa solidaritas yang tinggi.

4. Kesempatan Berwirausaha menjadi lebih besar.


         Banyaknya jumlah penduduk bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha, dalam kata lain dapat
membuka lapangan kerja baru bagi sebagian besar penduduk di Indonesia, sehingga dapat
memproduksi suatu barang atau teknologi yang berguna untuk bangsa itu sendiri, dan
memajukan bangsa Indonesia yang saat ini masih dikategorikan sebagai negara Berkembang.

Sumber : Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2004.Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017

5. Bagaimana hubungan fertilitas dengan factor kehidupan lainnya?


-Ekonomi : meningkatnya angka kelahiran akan menyebabkan peningkatan jumlah penduduk
sehingga dapat membantu perkembangan perekonomian, karena dengan meningkatnya jumlah
penduduk maka meningkat pula peranan sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan
proses produksi sehingga menambah kapasitas produksi dan menumbuhkan perekonomian.

- kriminalitas : makin padatnya penduduk di suatu wilayah berpotensi meningkatkan kejadian


kriminalitas. Kepadatan penduduk dimana salahsatunya akan menimbulkan persaingan di antara
penduduk terutama yang usia kerja untuk memperoleh pekerjaan. Masalahnya, jumlah Angkatan
Kerja yang meningkat belum tentu diikuti oleh ketersediaan lapangan pekerjaan. Akibatnya,
Angkatan Kerja yang berstatus menganggur berpotensi melakukan tindakan kejahatan yang
secara langsung meningkatkan angka kriminalitas

- Kesehatan :

Sumber : Jurnal Dampak pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dan


keluarga sejahtera oleh Eny Rochaida tahun 2016
Suradji,Budi : “faktor-faktor penentu fertilitas di Indonesia, sebuah pandangan umum.
Dalam buku “Peranan Demografi dalam Pembangunan, kenangan untuk Prof.N.Iskandar.
Lembaga Dengan FEUI,1980
DirektoratAnalisisDampakKependudukan : Dampak Kependudukan Terhadap
Kriminalitas dan Keamanan Individu. 2011. BKKBN

6. Bagaimana cara menangani kenaikan fertilitas?

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan fertilitas :


1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah
angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi.

Solusi lainnya untuk mengatasi masalah pertumbuhan fertilitas antara lain :


 Pendidikan
Pendidikan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya fertilitas karena akan
mempengaruhi pola pikir dan orientasi karir seseorang. Orang yang memiliki
status pendidikan yang tinggi pada umumnya akan menunda pernikahannya
karena lebih berorientasi pada pendidikannya dan pekerjaan yang layak. Selain
itu pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai usia yang tepat
untuk merencanakan kehamilan serta mengenai pentingnya ber-KB. Sebaliknya
jika seseorang kurang memiliki tingkat pendidikan tinggi, besar kemungkinan ia
akan cenderung untuk memilih menikah di usia dini. Hal ini akan memperbesar
peluang banyaknya bayi yang lahir dalam satu keluarga serta menjadi alasan
mengapa jumlah remaja yang melahirkan kian banyak.
 Ekonomi
Jika ekonomi setip masyarakat tercukupi pasti permasalahan pendidikan
pun terselsaikan namun jika perekonomian kurang makan menjadi penyebab
timbulnya berbagai masalah mengingat Indonesia masih tergolong negara
berkembang dan tingkat perekonomian masyarakat yang masih buruk. Ekonomi
mempengaruhi fertilitas karena apabila seseorang memiliki tingkat
perekonomian buruk, segala aspek kebutuhannya seperti kebutuhan pokok dan
pendidikan akan cenderung kurang mendapat perhatian. Dengan kurangnya
pendidikan, seseorang akan cenderung menikah muda seperti faktor pendidikan
di atas. Selain itu, ekonomi akan mempengaruhi pola pikir remaja yang memiliki
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menjadi
peluang semakin besarnya minat maupun paksaan remaja untuk menikah dini.
 Lingkungan
Jika Lingkungan sekitar sangat baik dan adanya norma asusila serta
norma-agama yang kuat tentu seseorang remaja akan jauh dari hal-hal negatif
namun banyaknya jumlah remaja yang melahirkan saat ini menunjukan bahwa
lingkungan sekitarnya yang memang buruk, Selain itu Kurangnya perhatian
keluarga, khususnya orangtua merupakan permasalahan yang paling umum
terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kurangnya pengawasan menyebabkan
timbulnya keinginan remaja untuk mencari jati dari dan perhatian dengan cara
melakukan penyimpangan sosial yang bersumber dari salahnya pergaulan. Maka
solusinya tentu lingkungan yang baik adalah yang paling baik untuk
pertumbuhan anak remaja.
 Merubah pola fikir sudut pandang adat istiadat
Asumsi masyrakat mengenai banyak anak banyak rezeki serta gender
tertentu lebih tinggi derajatnya harus dapat diatasi dan harus di rubah sudut
pandang pola fikiran masyarakat bisa diatasi dengan salah satunya dengan
sosialisasi mengenai fakta bahwa memiliki banyak anak justru akan
membutuhkan banyak biaya bahkan dalam kondisi tertentu dapat
membahayakan kesehatan reproduksi ibu, lalu dengan iklan famlet atau iklan di
tv, dengan adanya hal-hal tersebut maka masyarakat jadi lebih memahami
tentang fertilitas yang tinggi justru menimbulkan banyak masalah.
 Pendidikan Sex
Pendidikan tentang sex sebenarnya penting agar anak-anak remaja paham
akan bahanyanya sex bagi remaja sehingga para remaja paham dan merasa takut
untuk meakukan sex.
 Adanya Reward utuk masyarakat
Seperti di Cina masyarakatnya akan di beri reward jika memiliki 2 anak
saja sehingga dengan adanya program ini tentu akan membuat masyarakat
memilih untuk mengikuti aturan tersebut ,dan seharusnya Indonesia bisa
mengikuti program ini sehingga dapat mengurangi pertumbuhan fertilitas.
Sumber : Jurnal analisis faktor yang berhubungan dengan fertilitas oleh sri yuniarti, et.al
tahun 2013

7. Apa saja faktor yang mempengaruhi fertilitas dari komponen demografi?

Menurut Mantra (dalam Ali Rakhmatullah, 2015), terdapat sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat fertilitas, yaitu

(1) faktor demografi yang terdiri dari:

- komposisi umur,

- status perkawinan,

- umur kawin pertama,

- fekunditas, dan

- proporsi penduduk yang berstatus kawin, dan

(2) faktor non demografi, diantaranya ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan
status wanita, urbanisasi, dan industrialisasi.

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
8. Apa saja macam macam ukuran fertilitas tahunan?

a. Crude Birth Rate (Angka Kelahiran kasar)


Angka Kelahiran Kasar menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam
suatu tahun tertentu. Angka ini diperoleh dengan membagi jumlah kelahiran yang
terjadi selama satu tahun dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang
bersangkutan.

Rumus: CBR = B / P x k
Dengan: CBR = Angka Kelahiran Kasar
B = jumlah kelahiran pada sauatu tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
k = 1000
b. Age Spesific Fertility Rate (Angka Fertiltas Menurut Umur)
Angka Fertilitas Menurut Umur menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur
dari wanita yang berada dalam kelompok umur tertentu antara 15 – 49 tahun per
penduduk wanita pada kelompok umur yang sama.

Ukuran ini lebih baik daripada ukuran CBR karena memperhatikan perbedaan
fertilitas pada tiap kelompok umur.

Rumus: ASFRi = Bi / Pfi x k

Dengan: ASFRi = Angka Fertilitas Menurut Umur


i = kelompok umur wanita (15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-
39; 40-44; 45-49)
Bi = jumlah kelahiran pada kelompok umur i pada suatu tahun
tertentu.
Pfi = jumlah wanita pada kelompok umur i pada pertengahan
tahun yang sama.
k = 1000
c. General Fertility Rate (Angka Fertilitas Umum)
Angka Fertilitas Umum menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 perempuan
dalam usia reproduksi (15-44 atau 15-49 tahun) untuk suatu tahun tertentu.
Angka Fertilitas Umum lebih tepat daripada Angka Kelahiran Kasar karena hanya
memperhitungkan wanita dalam usia reproduksi.

Rumus: GFR = B / Pf (15-44 atau 15-49) x k

GFR = Angka Fertilitas Umum


B = jumlah kelahiran pada suatu tahun tertentu
Pf (15-44 atau 15-49) = jumlah wanita usia 15- 44 atau 15-49 tahun
pada pertengahan tahun yang sama.
k = 1000
d. Total Fertility Rate (Angka Fertilitas Total)
Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang
wanita selama masa reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada
tiap kelompok umur pada tahun yang bersangkutan.

Rumus:

Sumber : Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia
Doda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan
Hidup.P2LPTK,Jakarta

9. Apa yang dimaksud angka tingkat fertilitas kasar dan umum?

ANGKA KELAHIRAN KASAR


yaitu banyaknya kelahiran selamasetahun tiap penduduk pada pertengahan tahun dengan
kostanta 1000. Kebaikan dari perhitungan ini hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak
yang dilahirkan dan
 
 jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Kelemahannya adalah tidak memisahkan penduduk l
aki-laki dan perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50tahun ke atas.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

CBR = L/P x 1.000

Keterangan :
CBR  : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L        : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P        : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : Konstanta

Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.


– CBR < 20, termasuk kriteria rendah
– CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
– CBR > 30, termasuk kriteria tinggi

ANGKA KELAHIRAN UMUM

yaitu banyaknya kelahirantiap seribu wanita yang berumur 15-49 atau 15-44 tahun. Kebaikan
dari perhitungan inilebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur
15-49 tahun atau sebagai penduduk yang “exposed to risk”. Kelemahannya ukuran ini tidak
membedakan resiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yangn berumur
40 tahun dianggap memepunyai risiko melahirkan yang sama besarnya denganwanita yang
berumur 40 tahun.
GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

GFR = L/(W(15-49)) x 1.000


Keterangan :
GFR            = Angka kelahiran umum
L                 = Jumlah kelahiran selama satu tahun
W(15 – 49) = Jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1.000          = Konstanta

Sumber : Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia
Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2004.Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

10. mengapa pengukuran fertilitas dianggap lebih kompleks dibanding pengukuran mortalita
s?
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih
dari seorang bayi (Mantra, 2000:145).
Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengkuran mortalitas, dengan
alasan sebagai berikut:
1. Akurasi data, sulit memperoleh data lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang
meninggal beberapa saat setelah kelahiran tidak dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran
atau kematian dan sering juga dicatatkan sebagai lahir mati (still bith)
2. Tidak semua wanita mempunyai resiko melahirkan, yang mempunyai resiko adalah
wanita menikah yang usianya usia reproduksi.
2. Kejadian melahirkan seorang wanita dapat berkali-kali dan melibatkan dua orang
suami dan istri, dan akan lebih kompleks jika seorang wanita tersebut cerai, dan menikah
lagi.
3. Budaya mempengaruhi kelahiran terutama yang mendukung kelahiran misalnya
banyak anak banyak rezeki.

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Arsyad, Syahmida Syahbuddin & Septi, Nurhayati. 2016. Determinan Fertilitas di

Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 11(1): 1-14.

Faqih, Achmad. 2010. Kependudukan: Teori,Fakta dan Masalah. Yogyakarta: Dee

Publish.

11. Mengapa masih diperlukan hitungan tingkat fertilitas menurut umur?

Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok-kelompok penduduktertentu,


karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut : Janis kelamin,umur, status
perkawinan atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuanmelahirkan,
Karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur(age specify
fertility rate).
Sumber : Arsyad, Syahmida Syahbuddin & Septi, Nurhayati. 2016. Determinan Fertilitas di

Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 11(1): 1-14.

12. Mengapa diperlukan standarisasi tingkat fertilitas?


Tinggi rendahnya tingat fertilitas di suatu Negara dipengaruhi oleh beberapa variable,
misalnya umur, status perkawinan atau karakteristik yang lain. Seperti halnya dengan mortalitas,
kalau kita ingin membandingkan tingkat fertilitas di beberapa Negara, maka pengaruh variable-
variabel tersebut perlu dinetralisir dengan menggunakan teknik standarisasi sehingga hanya satu
variable yang berpengaruh.Teknik standarisasi yang digunakan sama dengan teknik standarisasi
yang digunakan untuk pengukuran mortalitas. Kalau diketahui tingkat fertilitas di Negara A dan
B,dan ingin ,dibandingkan tingkat kelahiran umum di kedua Negara tersebut, maka tinggal
tingkat fertilitas menurut umur dikalikan dengan jumlah penduduk standar dari masing-masing
kelompok umur.

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Doda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan Hidup.P2LPTK,Jakarta


13. Jelaskan tingkatan fertilitas menurut urutan kelahiran !

Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penring untuk mengukur tinggi
rendahnyafertilitas suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran
tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan
alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup.
Tingkat fertilitas menuruturutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:

BOSFR : Birth Order Spesific Fertility Rate

Boi : Jumlah kelahiran urutan ke-I

Pf(15-49) : Jumlah perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun

K : 1000

Sumber : Hatmadji, Sri Harjati. 2004. Dasar-dasar Demografi. Edisi 2004.Jakarta:


Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

14. Bagaimana hubungan penggalakan program KB dengan fertilitas?


Indonesia telah melalui transisi demografi yang ditandai oleh penurunan tingkat
fertilitas dan kematian. Sebelum adanya program keluarga berencana di Indonesia pada
akhir tahun 1960an, angka fertilitas total (TFR) adalah 5,6. Selama periode berikutnya,
sejalan dengan diterapkannya program kontrasepsi dan diiringi dengan perubahan
persepsi masyarakat terhadap jumlah anak yang ideal dan usia yang ideal untuk menikah
menyebabkan terjadinya penurunan yang dramatis dalam angka fertilitas.
Jadi dengan adanya program KB ini dapat membantu menurunkan angka fertilitas total di
Indonesia.
Sumber : Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk
Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
yang Terintegrasi dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia oleh BKKBN,
Bappenas, United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/Rights_Based%20Family
%20Planning%20Indonesia.pdf

15. Apa yang dimaksud dengan pengukuran fertilitas kumulatif?


dalam pengukuran fertilitas kumulatif, diukur rata-rata jumlah kelahiran hidup laki-
lakidan perempuan yanga dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu
memasuki usiasubur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun).

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

16. Bagaimana hubungan antara kenaikan fertilitas pada usia 15-19 tahun dengan stagnasi TF
R Indonesia?

Stagnansi Total Fertility Rate (TFR) Indonesia sebesar 2,6 yang sudah berlangsung
selama 10 tahun (2002-2012) menyebabkan tidak tercapainya tujuan Keluarga berencana (KB)
sebagai dampak dari perubahan pola determinan fertilitas.Stagnasi TFR menyebabkan ledakan
penduduk dan beban perekonomian dalam penyediaan pangan, layanan pendidikan, kesehatan
dan lapangan pekerjaan.

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 menunjukkan Total
fertility rate (TFR) Indonesia mengalami penurunan sebanyak 0,2 poin, dari 2,6 per wanita usia
subur pada SDKI Tahun 2012 menjadi 2,4 per wanita usia subur pada SDKI Tahun 2017. visi
BKKBN “Terwujudnya Penduduk Tumbuh Seimbang dan Berkualitas” yaitu menurunnya TFR
menjadi 2,1 anak pada tahun 2025, terbentuk struktur umur produktif, TFR harus terus dijaga
dan dipertahankan untuk menjaga pertumbuhan penduduk tetap seimbang dalam jangka waktu
panjang dan tidak negatif.
PTS (Penduduk Tumbuh Seimbang) adalah kondisi dimana penduduk Indonesia akan
mencapai tingkat penggantian manusia (replacement level) apabila angka fertilitas total turun
mencapai 2,1.

Jadi jika terjadi peningkatan fertilitas pada usia 15-49 tahun akan menyebabkan
pemerintah indonesia sulit mencapai visi terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan
berkualitas. Dikarenakan saat ini saja TFR Indonesia belum menurun sampai 2,1. jika terus
terjadi peningkatan fertilitas usia subur maka akan membuat pemerintah indonesia sulit
menurunkan TFR atau bahkan bisa tidak berubah (stagnan) ataupun malah meningkat.

Sumber : Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017

Hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Pemerintah Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (SKAP–KKBPK) tahun 2018.

17. Sebutkan macam macam pengukuran dan indikator keberhasilan fertilitas!


Untuk perhitungan tahunan sudah dibahas pada nomor 8
PERHITUNGAN FERTILITAS KUMULATIF
 CWR (Rasio Ibu Anak
Rasio antara jumlah anak di bawah 5 tahun di suatu tempat pada suatu waktu
dengan penduduk wanita usia 15-49 tahun. Jumlah anak berusia 5 tahun kebawah
mencerminkan kelahiran delama 5 tahun sebelum pencacahan..

CWR tahun 2004 sebesar 33 artinya paa tahun 2004 terdapat 33 anak usia dibawah lima
tahun pada setiap 100 wanita usia 15-49 tahun. CWR tinggi berarti di wilayah tersebut
banyak terdapat balita, dengan kata lain kelahiran yang terjadi cukup tinggi.

 NNR
NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic dari 1000 wanita
dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal dari wanita-wanita tersebut
sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat dikatakan merupakan angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita
selama masa hayatnya, dengan mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya.Cohort
adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari
1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya. Selanjutnya wanita-
wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang meninggal, misalnya berapa
wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak sampai umur 30 tahun dan seterusnya
sampai akhir umur reproduksi sesudah itu meninggal. Jadi berapakah besarnya jumlah bayi
wanita yang akan menggantikan cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya,
dengan memperhatikan kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.NRR ini
biasa ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut:

NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000 wanita akan
diganti oleh 1.390,83 bagi wanita.
Sumber :

 Gross Reproduction rate ( GRR)


Ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya
dengan catatan tidakada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya, seperti TFR, perhitungan GRR adalah sebagai berikut :
Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia

18. Sebutkan masalah utama dalam membatasi fertilitas!


Seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko
melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena
kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu
orang saja. Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas ialah tidak semua
perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan dari mereka tidak
mendapat pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai,
menjanda.Memperhatikan masalah-masalah diatas, terdapat variasi pengukuran fertilitas
yang dapat diterapkan yaitu pengukuran fertilitas tahunan, dan pengukuran fertilitas
kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur. Sedangkan
pengukuran fertilitas tahunan (vital rates/current fertility) ialah mengukur jumlah kelahiran
pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun tersebut.
Sumber : Abdurachim, Iih. 2003. Pengantar Masalah Penduduk. Bandung: Penerbit Alumni.
Rujiman. 2007. Analisis Faktor-faktor Penentu Fertilitas di Negara-negara Asia, Wahana
Hijau, Medan.

19. Apa yang dimaksud TFR, NNR, GRR?


 Total Fertility Rate
Tingkat Fertilitas Total (Total fertility Rate / TFR) TFR adalah jumlah bayi yang akan
dilahirkan oleh 1.000 wanita selama masa suburnya. Dalam praktek biasanya kita
mengerjakan hitungan TFR lewat perhitungan ASFR dengan mengalikan 5 jumlah dari
ASFR itu, yang biasanya ditulis dengan rumus:

Misalnya ASFR untuk Jawa Timur tahun 2010 dihitung dari Sensus Penduduk tahun 2010.
Total Fertility Rate (TFR ) = 5 x 399 = 1995, TFR sebesar 1995 per 1.000 wanita dalam usia
reproduksi atau 1,995 untuk seorang wanita,ini berarti dalam masa reproduksinya seorang
wanita itu mempunyai 1 atau 2 orang anak.ܴ

 Net reproduction rate (NRR)


NRR adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah cohort hypotetic dari 1000 wanita
dengan memperhitungkan banyak kemungkinan meninggal dari wanita-wanita tersebut
sebelum mengakiri masa reproduksinya. Atau dapat dikatakan merupakan angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah anak-anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita
selama masa hayatnya, dengan mengikuti pola fertilitas yang sama seperti ibunya.Cohort
adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama. Misalnya sebuh cohort terdiri dari seribu bayi perempuan, berapa dari
1000 wanita itu yang meninggal sebelum mencapai umur reproduksinya. Selanjutnya wanita-
wanita yang mencapai umur reproduksinyapun berapa yang meninggal, misalnya berapa
wanita yang hanya berkesempatan mempunyai anak sampai umur 30 tahun dan seterusnya
sampai akhir umur reproduksi sesudah itu meninggal. Jadi berapakah besarnya jumlah bayi
wanita yang akan menggantikan cohort wanita diatas sampai akhir masa reproduksinya,
dengan memperhatikan kemungkinan meninggal beberapa anggota cohort tersebut.NRR ini
biasa ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut:
NRR = 1268, ini berarti bahwa dalam satu generasi yang akan datang 1.000 wanita akan
diganti oleh 1.390,83 bagi wanita.
Sumber :

 Gross Reproduction rate ( GRR)


Ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya
dengan catatan tidakada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya, seperti TFR, perhitungan GRR adalah sebagai berikut :

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demoggrafi Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia

20. Apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya TFR?

 Jumlah Anak yang Diinginkan

Jumlah anak yang diinginkan dipengaruhi oleh pemikiran akan


kelanjutan kehidupan anak dimasa depan, kondisi ekonomi dan kesehatan

reproduksi ibu. Kemungkinan lainnya, wanita yang memiliki anak banyak

memiliki umur pertama kawin muda, sehingga kesempatan untuk menambah jumlah anak
idealnya juga besar. Hal ini sesuai dengan budaya pada 20-30 tahun yang lalu. Jumlah anak ideal
dipengaruhi juga oleh pemakaian kontrasepsi (Triana dan Wilopo, 2007). Dalam hasil
penelitiannya juga disebutkan bahwa variabel pengetahuan KB, pilihan

fertilitas dan jumlah anak ideal yang diinginkan pasangan menunjukkan ada hubungan yang
positif dengan hambatan psikososial pelayanan kontrasepsi.

 Pendidikan WUS dan Suami/Pasangan

Pendidikan merupakan indikator yang mengambarkan modal sosial dari

sumberdaya manusia dan hasil pembanguan sosial ekonomi. Tingkat

pendidikan berpengaruh terhadap wawasan dan pengetahuan ibu. Semakin

tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin banyak informasi kesehatan

yang diperoleh. Pengetahuan ibu yang semakin baik digunakan mengambil

keputusan yang tepat dan efektif tentang alat kontrasepsi yang digunakan

dan keputusan melahirkan anak. Pendidikan mempengaruhi usia kawin, dengan bersekolah maka
wanita akan menunda perkawinannya, yang

berdampak pada penundaan untuk memiliki anak.

Sumber : A. Mahendra. 2017. Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas di Indonesia

21. Mengapa diperlukan peningkatan peran tokoh masyarakat dan agama untuk sosialisasi pe
nurunan angka TFR?
Untuk mengatasi permasalahan KB perlu peran dari semua lapisan kehidupan, baik pemerintah
(dari pusat-kota) hingga masyarakat itu sendiri. Kepedulian akan tujuan bersama harus
ditingkatkan. Tokoh agama dan tokoh masyarakat selama ini memiliki peran yang sangat penting
dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Tokoh agama memegang peran strategis
dalam mendukung program Keluarga Berencana (KB) terkait dengan keyakinan dan faktor sosial
budaya masyarakat. peran mereka sangat penting untuk meyakinkan masyarakat tentang program
KB. Partisipasi mereka dalam meyerukan program KB demi menekan laju pertumbuhan
penduduk serta masalah lain yang mungkin timbul sangat diperlukan untuk mendukung
sosialisasi KB di masyarakat dan membangun jaringan kuat yang mampu berinergi mendukung
program KB agar terlaksana dengan efektif dan efisien. 

langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dalam
meningkatkan peran serta masyarakat untuk menerapkan isi  pesan program  pembangunan
KKBKP antara lain:

1. Mengarahkan masyarakat untuk melaksanakan Pokjadu KKBKP yang dilakukan oleh


BKKBN
2. Membimbing masyarakat untuk melaksanakan program Pokjadu pada Keluarga
Pembangunan pada aspek pendidikan moral keagamaan bagi Anak – anak, Remaja dan
Lansia,
3. Mengawasi masyarakat untuk dapat menerapkan program pokjadu KKBKP yang mudah
dan terarah sehingga terbentuk Keluarga Pembangunan yang berakhlakul karimah,
4. Mengevaluasi program pokjadu KKBKP  sesuai yang direncanakan oleh TOGA  dalam
masa program kerja jangka pendek, menengah maupun panjang.

Sumber : https://babel.kemenag.go.id/id/berita/497500/PERAN-TOKOH-AGAMA-
DAN-TOKOH-MASYARAKAT-DALAM-MENSUKSESKAN-PROGRAM-
KEPENDUDUKAN
https://www.bkkbn.go.id/
22. Sebutkan pemecahan masalah guna menurunkan angka kelahiran!

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan fertilitas :


1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi.

Solusi lainnya untuk mengatasi masalah pertumbuhan fertilitas antara lain :


 Pendidikan
Pendidikan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya fertilitas karena akan
mempengaruhi pola pikir dan orientasi karir seseorang. Orang yang memiliki
status pendidikan yang tinggi pada umumnya akan menunda pernikahannya
karena lebih berorientasi pada pendidikannya dan pekerjaan yang layak. Selain
itu pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai usia yang tepat
untuk merencanakan kehamilan serta mengenai pentingnya ber-KB. Sebaliknya
jika seseorang kurang memiliki tingkat pendidikan tinggi, besar kemungkinan ia
akan cenderung untuk memilih menikah di usia dini. Hal ini akan memperbesar
peluang banyaknya bayi yang lahir dalam satu keluarga serta menjadi alasan
mengapa jumlah remaja yang melahirkan kian banyak.
 Ekonomi
Jika ekonomi setip masyarakat tercukupi pasti permasalahan pendidikan
pun terselsaikan namun jika perekonomian kurang makan menjadi penyebab
timbulnya berbagai masalah mengingat Indonesia masih tergolong negara
berkembang dan tingkat perekonomian masyarakat yang masih buruk. Ekonomi
mempengaruhi fertilitas karena apabila seseorang memiliki tingkat
perekonomian buruk, segala aspek kebutuhannya seperti kebutuhan pokok dan
pendidikan akan cenderung kurang mendapat perhatian. Dengan kurangnya
pendidikan, seseorang akan cenderung menikah muda seperti faktor pendidikan
di atas. Selain itu, ekonomi akan mempengaruhi pola pikir remaja yang memiliki
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menjadi
peluang semakin besarnya minat maupun paksaan remaja untuk menikah dini.
 Lingkungan
Jika Lingkungan sekitar sangat baik dan adanya norma asusila serta
norma-agama yang kuat tentu seseorang remaja akan jauh dari hal-hal negatif
namun banyaknya jumlah remaja yang melahirkan saat ini menunjukan bahwa
lingkungan sekitarnya yang memang buruk, Selain itu Kurangnya perhatian
keluarga, khususnya orangtua merupakan permasalahan yang paling umum
terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kurangnya pengawasan menyebabkan
timbulnya keinginan remaja untuk mencari jati dari dan perhatian dengan cara
melakukan penyimpangan sosial yang bersumber dari salahnya pergaulan. Maka
solusinya tentu lingkungan yang baik adalah yang paling baik untuk
pertumbuhan anak remaja.
 Merubah pola fikir sudut pandang adat istiadat
Asumsi masyrakat mengenai banyak anak banyak rezeki serta gender
tertentu lebih tinggi derajatnya harus dapat diatasi dan harus di rubah sudut
pandang pola fikiran masyarakat bisa diatasi dengan salah satunya dengan
sosialisasi mengenai fakta bahwa memiliki banyak anak justru akan
membutuhkan banyak biaya bahkan dalam kondisi tertentu dapat
membahayakan kesehatan reproduksi ibu, lalu dengan iklan famlet atau iklan di
tv, dengan adanya hal-hal tersebut maka masyarakat jadi lebih memahami
tentang fertilitas yang tinggi justru menimbulkan banyak masalah.
 Pendidikan Sex
Pendidikan tentang sex sebenarnya penting agar anak-anak remaja paham
akan bahanyanya sex bagi remaja sehingga para remaja paham dan merasa takut
untuk meakukan sex.
 Adanya Reward utuk masyarakat
Seperti di Cina masyarakatnya akan di beri reward jika memiliki 2 anak
saja sehingga dengan adanya program ini tentu akan membuat masyarakat
memilih untuk mengikuti aturan tersebut ,dan seharusnya Indonesia bisa
mengikuti program ini sehingga dapat mengurangi pertumbuhan fertilitas.
Sumber : Jurnal analisis faktor yang berhubungan dengan fertilitas oleh sri yuniarti, et.al
tahun 2013

23. Apa saja yang termasuk indicator kependudukan?


Indikator kependudukan terbagi menjadi 2 yaitu:
- Komponen demografi
a. Jumlah, distribusi, komposisi
 Laju pertumbuhan penduduk yaitu perubahan jumlah penduduk disuatu
wilayah tertentu setiap tahunnya.
1 pt
r= ln ( ) , ket: Pt = jumlah penduduk tahun 1
t p0
P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar
t= selisih tahun Pt dan P0
r = laju pertumbuhan penduduk
Jika nilai r> 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0 artinya
pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk
dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan penduduk
dari tahun sebelumnya.
 Tingkat kepadatan penduduk (KP) adalah perbandingan dari jumlah penduduk
dibagi dengan luas wilayahnya
P
KP= , ket : KP=kepadatan penduduk , P= jumlah penduduk, L= Luas
L
wilayah/daerah
 Sex ratio yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan dalam suatu wilayah negara.
jumlah penduduk laki−laki
Sex ratio = x 100
jumlah penduduk perempuan
 Dependency ratio (angka beban ketergantungan) yaitu angka yang
menunjukkan beban ketergantungan penduduk usia produktif pada suatu
wilayah.
jumlah penduduk usianon produktif
Depedency Ratio = x 100
jumlah penduduk usia produktif
b. Kelahiran (fertifilitas)
 CBR (Crude Birth Rate Angka Kelahiran Kasar) yaitu banyaknya bayi yang
lahir setiap 1.000 penduduk selama satu tahun
 ASFR (Age Spesific Fertinity Rate) yaitu banyaknya keluhan selama setahun
per 1.000 wanita pada kelompok umur tertentu.
 GFR (General Fertility Rate) yaitu banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk
wanita yang berbeda dalam usia produktif (15-29 tahun) dalam kurun waktu
setahun.
 TFR (Total Fertility Rate)
 GRR (Gross Reproductive Rate)
 NRR (Net Reproductive Rate)
c. Kematian (Mortalitas)
 CDR (Crude Death Rate) yaitu banyaknya bayi yang mati setiap setiap 1.000
penduduk selama satu tahun.
 ASDR(Age Spesific Death Rate) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
kematiansetiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu 1
tahun.
 CFR (Case Fatility Rate)
 IMR (Infant Mortality Rate) yaitu angka yang menunjukkan bnyaknya
kematian bayi (anak yang umurnya dibawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran
bayi hidup dalam satu tahun.
 CMR (Child Mortality Rate)
 MMR (Material Mortality Rate)
d. Perpindahan migrasi
 Angka Migrasi Masuk > Disduk, BPS
 Angka Migrasi Keluar > Disduk, BPS
 Angka Migrasi Netto > Disduk, BPS
 Angka Migrasi Risen > BPS
 Angka Migrasi Seumur Hidup > BPS
 Tingkat Urbanisasi
 Urbanisasi
 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota
 Tempo Urbanisasi
- Komponen Non Demografi
A. KESEJAHTERAAN
 Persentase Penduduk Miskin
 Persentase Keluarga Pra Sejahtera + Sejahtera
 Indeks Pembangunan Manusia (HDI) :
- Indeks Harapan Hidup
- Indeks Pendidikan (Melek Huruf + Lama Sekolah)
- Indeks Daya Beli
B. KETENAGAKERJAAN
 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
 Tingkat Pengangguran Terbuka
 Setengah Pengangguran

Sumber : Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
24. Apa saja program RPJPN? Sebutkan faktor yang mempengaruhi penurunan angka kelahir
an!
Bagian Pembangunan Sumber Daya Manusia
VISI
Terwujudnya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia
Secara khusus, arah pembangunan jangka panjang bidang SDM adalah:
1. Peningkatan kualitas SDM, melalui peningkatan akses dan pemerataan, kualitas dan
relevansi, serta manajemen pelayanan sosial/dasar, yang mencakup kesehatan, gizi,
pendidikan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial; peningkatan kualitas tenaga
kerja; peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan hidup intern dan antar umat
beragama; dan perlindungan sosial.
2. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk melalui peningkatan pelayanan
kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga berencana
(KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta pemberdayaan keluarga menuju
terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.
3. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan, melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan
wilayah, dan pembukaan kawasankawasan industrial terpadu yang lebih banyak lagi
menampung tenaga kerja.
4. Penataan administrasi kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan, dan mendorong terakomodasinya hak-hak penduduk
dan perlindungan sosial.

ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005–2025


A. MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG BERAKHLAK MULIA, BERMORAL,
BERETIKA, BERBUDAYA, DAN BERADAB
B. MEWUJUDKAN BANGSA YANG BERDAYA-SAING :
 Membangun Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
 Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Berdaya Saing Global
 Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju
 Reformasi Hukum dan Birokrasi
C. MEWUJUDKAN INDONESIA YANG DEMOKRATIS BERLANDASKAN HUKUM
D. MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN, DAMAI DAN BERSATU
E. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN
F. MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ASRI DAN LESTARI
G. MEWUJUDKAN INDONESIA MENJADI NEGARA KEPULAUAN YANG MANDIRI,
MAJU, KUAT DAN BERBASISKAN KEPENTINGAN NASIONAL
H. MEWUJUDKAN INDONESIA YANG BERPERAN AKTIF DALAM PERGAULAN
INTERNASIONAL

Sumber : https://www.bappenas.go.id/files/1814/2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf

25. Sebutkan fungsi dan tugas dari BKKBN!

BKKBN mempunyai tugas:

“Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan


penyelenggaraan keluarga berencana”

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang KKB;


 Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB;
 Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;
 Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB;
 Penetapan perkiraaan pengendalian penduduk secara nasional;
 Penyusunan desain Program KKBPK;
 Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);
 Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan
Usia Subur (PUS) nasional;
 Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga
 Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan
tingkatnasional dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB dan
Kesehatan Reproduksi (KR);
 Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan
dan kesejahteraan keluarga;
 Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
nasional dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan
keluarga;
 Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan
KB (PKB/PLKB);
 Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk
dankeluarga berencana; dan
 Pembinaan, pembimbingan dan fasilitas di bidang KKB.
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:

 Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;


 Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkunganBKKBN;
 Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
 Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.

Sumber : https://www.bkkbn.go.id/pages/tugas-pokok-dan-fungsi

Anda mungkin juga menyukai