Anda di halaman 1dari 2

Selulosa

senyawa organic  dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari
beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa.

adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan. Selulosa adalah senyawa paling


berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun. Ikatan glikosidik selulosa berbeda
dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi beta.

Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100 – 1000 unit βD-glukosa. Proses
polimerisasi melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik 1 - 4 antarmolekul glukosa. Pada dinding
sel tanaman, fibril selulosa membentuk rantai paralel yang saling bersilangan antarlayer. Fibril tersebut
juga membentuk matriks dengan hemiselulosa, pektin dan ekstensin. Rantai paralel selulosa pembentuk
mikrofibril memiliki ikatan hidrogen antar rantai.

Dinding sel tumbuhan sebagian besar terdiri dari selulosa. Komponen polisakarida penting
lainnya pada dinding sel tumbuhan adalah pektin dan lignin. Tidak seperti dinding sel bakteri, dinding sel
tumbuhan mengandung sangat sedikit protein dan peptida. Selulosa adalah polisakarida struktural.
Selulosa merupakan karbohidrat yang paling melimpah di dunia. Selulosa merupakan komponen utama
dinding sel yang mengelilingi sel tumbuhan. Batang dan cabang dari kebanyakan sel tumbuhan terdiri
dari sebagian besar selulosa. Serat katun hampir semuanya Minda Azhar 99 selulosa, kayu sekitar
separuhnya selulosa. Karena kekuatannya, selulosa digunakan untuk berbagai macam tujuan. Selulosa
adalah komponen sejumlah material sintetik termasuk kertas kaca ‘cellophane’ dan bahan pakean. Kita
sangat kenal dengan selulosa sebagai komponen utama kertas.

Seperti amilosa, selulosa adalah polimer linier dari residu glukosa tetapi pada selulosa residu
glukosa dihubungkan oleh ikatan β-(1→4) bukan α-(1→4). Perubahan ikatan α-(1→4) pada amilosa
menjadi β-(1→4) pada selulosa menghasilkan perbedaan struktur yang mengakibatkan perbedaan sifat
yang besar. Selulosa merupakan polimer unit β-D-Glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida β-
(1→4) (Gambar 57). Ikatan glikosida β-(1→4) juga terdapat pada sellobiosa, suatu disakarida dua residu
glukosa. Molekul selulosa bervariasi ukurannya. Molekul selulosa mengandung sekitar 300 sampai lebih
dari 15.000 residu glukosa. Selulosa yang paling besar diketahui diproduksi oleh alga Valonia yang
mengandung 26.000 residu glukosa. (Moran et al., 2012:243)

Selulosa merupakan komponen struktural dinding sel tumbuhan. Ikatan glikosida β-(1→4) pada
selulosa mengakibatkan konformasi kaku yang mana residu glukosa dirotasi relatif 180º dengan glukosa
tetangganya. Struktur tidak bercabang dari polimer selulosa dan ikatan glikosida β-(1→4)
memungkinkan molekul selulosa berbentuk panjang, rantai lurus paralel yang dinamakan fibril. Pada
fibril terdapat ikatan hidrogen yang banyak di dalam dan di antara rantai selulosa. Fibril sangat kaku dan
bergabung bersama oleh ikatan hidrogen di dalam rantai dan antar rantai 100 BIOMOLEKUL SEL selulosa
membentuk element fibril. Element fibril bergabung membentuk mikrofibril dan selanjutnya
membentuk mikrofibril selulosa. Dengan demikian, tidak mengherankan selulosa adalah elemen
struktural dinding sel yang kuat, kaku dan tidak larut di dalam air.

Kitin

  adalah karbohidrat penyusun eksoskeleton artropoda . Kitin terdiri atas monomer glukosa


dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni menyerupai kulit, tetapi akan mengeras ketika
dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin telah digunakan
untuk membuat benang operasi yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau sayatan
sembuh. 

Polisakarida yang struktur dan fungsinya mirip selulosa adalah kitin. Kitin adalah homopolimer
linear mirip selulosa. Kitin merupakan biopolimer yang melimpah di alam setelah selulosa. Biopolimer ini
merupakan komponen utama arthopoda dan rangka luar dari serangga, kepiting, dan kulit udang,
dinding kebanyakan fungi dan alga merah. Struktur molekul kitin mirip selulosa. Persamaan antara
selulosa dengan kitin adalah ikatan antara monomernya yaitu ikatan glikosida pada posisi -(1-4).
Perbedaan antara kitin dengan selulosa terletak pada atom C nomor 2 setiap monomernya. Pada
selulosa terikat gugus hidroksil (-OH), sedangkan pada kitin berupa gugus asetamida (-NHCOCH3). Kitin
tidak larut dalam air, asam encer, basa encer, alkohol atau pelarut organik lainnya. Polisakarida ini dapat
larut dalam asam klorida pa, asam sulfat pa. Adanya kitin dapat dideteksi dengan reaksi warna Van
Wesslink. Pada cara ini kitin direaksikan dengan I2-KI memberikan warna coklat, kemudian jika
ditambahkan asam sulfat, warna berubah menjadi violet. Perubahan warna dari coklat menjadi violet
menunjukkan reaksi positip adanya kitin. Gambar 63 adalah kitin yang diisolasi dari kulit udang. Kitin
adalah homoglikan dengan pengulangan unit residu -NAcetylglucosamine (GlcNAc) yang berikatan β-
(1→4) (Gambar 64). Setiap residu GlcNAc dirotasikan relatif 180º dengan GlcNAc tetangganya. Residu
GlcNAc pada untai berdekatan dari kitin membentuk ikatan hidrogen satu sama lain menghasilkan fibril
linear dengan kekuatan besar. Mr kitin sekitar 1,2x106. Kitin sering bergabung dengan senyawa
nonpolisakarida seperti protein dan material inoragnik.

Anda mungkin juga menyukai